Setelah Ari turun piket, Ari masih seperti biasa apsen pagi di handphone Intan sudah terlihat, sambil mengingatkan Intan untuk siap-siap berangkat kantor, Intan kelupaan info pada Ari soal ini, kalau Intan masih work from home, karena memo dari pimpinan belum ada turun untuk divisi Intan.
Sehabis naik piket 24 jam, Intan membiarkan Ari beristirahat, karena memang kurang tidur juga tidak baik buat kesehatannya, walaupun Intan bukan orang kesehatan, tapi Intan paling peduli buat kesehatan.
Dari beberapa hari setelah bergantinya waktu, rasa rindu Intan pada Ari malah semakin menjadi, sebaliknya pun sama, Ari memiliki perasaan yang rindu dengan Intan.
Pas malam harinya, kebiasaan Intan kalau sudah pukul 7 malam selalu chatting Ari, hanya sekedar menanyakan apakah masih sibuk?! Karena Intan memang bawel, supaya Ari tidak telat untuk makan malam.
Sekiranya di pukul 10 malam baru di kabarin Ari, kalau Ari habis brifing. entah Intan langsung menembak pembicaraan Ari dengan kalimat 'mau tugas luar lagi ya', karena sebelum dari beberapa hari itu Intan dapet mimpi, jika Ari kecelakaan saat bertanding, ya semoga saja ini tidak akan terjadi apa-apa untuk tugas luar Ari. Ari langsung meledek Intan.
'luar mana, luar negara?'ucap Ari
'kemana, aku di tinggalin tugas jauh?' ucap Intan
'tidak ko masih di bumi'ledek Ari
'ya masa di angkasa' ucap Intan
'haha internet masih ada' ledek Ari
'memang ada, jangan buat aku penasaran' ucap Intan
'tugas negaranya juga harus di sebutin sayang?' ucap Ari
'tidak usah deh, aku dukung, semangat ya' ucap Intan
Setelah di buat penasaran dengan hal itu, Intan menjadi semakin rewel, sungguh bener-bener rewel Intan. Karena Intan tidak mau hal yang di dalam mimpi itu terjadi dengan Ari, Intan bermimpi Ari itu ciderah di bagian lutut yang entah banyak sekali darahnya seperti orang tertembak, posisinya pun sedang di lapangan, sunggu intan terpikirkan hal itu.
Intan tidak sanggup untuk merahasiakan hal ini dengan Ari, tapi Intan pun tidak mau jika Ari tau malah menjadi hal ini beban buat Ari.
Semakin bergabtinya hari kode-kode untuk keberangkatan semakin jelas, yang tiba-tiba Ari menanyakan tas ransel kakak sepupuh Intan, tanyain sepatu polisi dan bahkan sibuk dengan kegiatan yang Ari rahasiakan dari Intan.
Iya gimana tidak Intan ketakutan, Intan baru bertemu orang yang bisa bikin nyaman hatinya, setelah 3 tahun Intan memilih sendiri tanpa percintaan, karena mengobati hati yang sakit tergores itu sulit, pengalaman Intan sebelumnya itu terkadang membuat Intan ragu untuk mencoba melangka kembali.
Intan berpikir untuk melewati cerita masa lalu, sekarang Intan hanya ingin focus untuk masa depan Intan bersama Ari, iya Ari yang saat ini menjadi pasangan Intan. dari beberapa hari setelah di beritahu Ari, Intan seperti biasa bawel, sungguh bawel sekali.
'berapa lama tugasnya?' ucap Intan
'insyallah sebentar sayang'ucap Ari
'amin ya allah' ucap Intan
'paling lama 6 bulan, bisa jadi tanpa kepastian' ucap Intan
Rasanya di bilang gitu sama Ari, seperti jantung Intan terasa di tusuk dan pingin menangis. tapi Intan berpikir, Intan tidak boleh lemah di hadapan Ari, Intan harus kuat, supaya Ari kuat untuk melangkah dalam bertugasnya.
'semangat ya dinas nanti, aku selalu berdoa supaya kamu cepat selesai tugas, kembali dengan keadaan tanpa kekurangan apapun, doa ku selalu menyertai langka kaki mu' ucap Intan pada Ari
'siap sayang'ucap Ari di sertakan emoticon kiss
'kalau aku nanti kangen gimana?' ucap Intan
'sholat aja sayang' ucap Ari
'kalau aku mau peluk gimana?'ucap Intan
'berdoa, doa mu mengantikan pelukan untuk saya'ucap Ari
Intan mulai melupakan mimpi itu, di bantu oleh adeknya Satria Mahendra yang masih menjadi mahasiswa di fakultas psikologi.
'Bukan semua profesi itu sudah memiliki resiko', Kita ambil contoh kecilnya driver online, dia tidak berangkat ke medan perang, tetapi jika sudah waktunya kecelakaan di jalan, itu sudah menjadi resikonya bukan?' ucap Satria
'Nah jika abang Ari sudah memilih cita-citanya seperti itu, abang Ari tau apa resikonya yang akan terjadi, bisa jadi hal yang terburuk, jika terjadi dengan abang Ari, iya gugur di medan perang' ucap Satria
'Mba Intan juga resikonya banyak kan dalam bekerja di dunia hukum, tapi mba Intan juga sudah berpikir dengan matang, hal apa yang akan mba Intan lakukan. Jadi jangan khawatir, tenang aja mba Intan, kita percaya kalau abang Ari mampu menyelesaikan tugas negaranya' ucap Satria
Dan Intan mulai berpikir hal baik saja, insyallah semua akan baik-baik saja, Intan percaya sama Ari, Ari mampu, Ari terlatih, Ari kuat, Ari bisa dan Ari akan kembali untuk Intan.
Maklum saja ya ini hal pertama dalam hidup Intan, mendampingin seorang tentara, apa lagi ini adalah pasukan khusus, jadi masih belum ada pengalaman dalam hidup Intan, masih perluh untuk beradaptasi.
Satria memang juara deh, berhasil sudah menenangka pikiran Intan, cocok memang untuk menjadi seorang psikolog. Banyak membantu memberi masukan untuk Intan selama berjalan dengan Ari, Satria ini berusaha supaya Intan terus yakin melangkah untuk mencoba jatuh cinta kembali.
Setelah beberapa hari dengan kesibukan masing-masing, tepat hari sabtu ini, layar handphone Intan berbeda dengan biasanya, tidak ada ucapan dari Ari, Intan pun tidak ingin menyapa Ari lebih dulu, gengsi Intan teramat tinggi.
Pikiran Intan hanya 'aaah paling nanti juga mencari, biarlah malas juga menghubunginya lebih dulu'. Supaya Intan membiasakan dirinya juga, nanti Ari pergi bertugas tanpa komunikasi.
Baru selesai berpikir seperti itu, masuk chatting Ari, ko terasa kontak batin Ari dengan Intan bermain ya.
'sayang, lagi apa sayang 'ucap Ari
'rebahan sambil baca, kamu lagi apa?' ucap Intan
'baca apa? Baca komik' ucap Ari
'baca novel, kenapa?'ucap Intan
'tanya kabar mu toh sayang, sudah makan?' ucap Ari
'sudah alhamdulillah' ucap Intan
'libur ya sayang?' ucap Ari
'ya ini kan sabtu' ucap Intan
'di kirain saya lembur hehe' ledek Ari pada Ari
'tidak lah, senin - jumat, selebihnya libur' ucap Intan
'kaya PNS saja kamu sayang' ucap Ari
'beda dong, PNS jam 4 sudah selesai kantor' ucap Intan
Sapaan pagi ini rada asing buat Intan, Ari sepertinya tau jika ada sesuatu dengan Intan, berusaha agar Intan tidak merasakan hal negatif, sore itu Ari kontrol kembali, menyapa Intan.
'sore sayang' ucap Ari
'sore, lagi apa ri?' ucap Intan
'tiduran sayang, kamu lagi apa?' ucap Ari
'sama, tidak latihan?' ucap Intan
'malas gerak ini, masih di tempat kemarin ini saya' ucap Ari
'waah, ya sudah lanjutkan' ucap Intan
'males gerak karena tidak boleh kemana-mana, standby disini sayang haha' ucap Ari
'nikmatin aja lah' ucap Intan
'tidak bisa di nikmatin'ucap Ari
'inget, kontrak mati dengan ibu pertiwi' ledek Intan
'hahaha siap, mandi sayang' ucap Ari
'aku sudah mandi, kamu kapan berangkat' ucap Intan
'belum sayang, dines kaya gini dadakan semua' ucap Ari
Akhirnya Intan tidak tahan menyampaikan unek-unek yang ada di pikirannya, Intan tidak kuat menahannya sendirian, Intan bongkarlah yang Intan sembunyikan setelah beberapa hari dengan hal mimpi itu.
'aku takut' ucap Intan
'takut kenapa sayang?' ucap Ari
'takut hal buruk terjadi sama kamu, kamu inget tidak waktu itu aku tanya, ada kegiatan main bola tidak?' ucap Intan
'tidak ada kan sayang' ucap Ari
'itu sebelumnya aku mimpi, kamu di lapangan, dengkulnya cedera banyak darahnya kaya abis ketembak' ucap Intan
'astagfirullah' ucap Ari
'terus besoknya kamu bilang habis berifing langsung ku tembak dengan kalimat, kamu mau tugas luar ya' ucap Intan
'haha tenang sayang, tidak akan kenapa-napa ko' ucap Ari
'amin ya allah, jaga diri mu baik-baik ya disana' ucap Intan
Kalau Intan sedang panik dan ketakutan sendiri jawabanya hanya 'tenang sayang tidak akan terjadi apa-apa'.
Kemudian Intan malah semakin tidak karuan, bilang 'kangen, kamu tidak kangen apa sama aku', padahal saat itu Ari sedang berifing, kesel sih di jawab Ari 'focus dinas dulu, nyangkut nyawa ini sayang'.
Ah, Intan malah terpancing dengan kalimat itu, kemudian Intan lontarkan lagi kalimat 'ya sudah, aku tidak jadi kangen, focus saja dengan dinas mu, jangan hubungin ku lagi'. sehabis Intan lontarkan kalimat itu pada Ari, kemudian Ari malah sedikit menyentil Intan.
'kamu ko gitu seh? memang saya mau dines kaya gini, tidak sayang, saya juga ini perintah, kamu tidak tau posisi saya sayang ku' ucap Ari
'ya sudah, jalanin saja, sudah resiko dari pekerjaan mu, jalanin dengan ikhlas, aku bantu doa dari sini' ucap Intan
Setelah jawaban Intan sampai di handphone Ari, kemudian Ari merenda lagi.
'saya juga kangen sama kamu sayang, tapi kamu jangan berpikir negatif terus dong sayang ku' ucap Ari
'maaf aku terlalu takut, maaf juga kalau aku ngebebanin pikiran kamu' ucap Intan
'iya sayang' ucap Ari
Setelah itu Ari meminta Intan untuk datang ke tempat di mana Ari standby, 'kalau kangen sini dateng saja'
Masa Intan kangen sampai nyamperin orang berdinas, itu hal yang tidak mungkin terjadi. Intan menjawab dengan ketus pada Ari, 'ngapain, jagain kamu, mending aku rebahan di kasur lebih empuk looh'.
Kemudian tidak lama dari percakapan mereka, Ari pamit pada Intan. 'Sayang, nanti lagi ya, saya mau ambil senjata dan perlengkapan lainnya'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ɳσҽɾ
Salam Sweet dari 💕 Dilema 💕 dan Like nya...
Think u ❤️❤️❤️
2021-04-09
1