Lanjut tanpa kabar semalaman, pagi ini ucapan Ari tidak di balas, memang Intan sengaja sekali, 3 jam kemudian ucapan paginya Ari yang tidak Intan balas, akhirnya Ari menelphone Intan.
'hallo' ucap Ari dengan sok manis berasa tidak ada salah.
'assalamualaikum' ucap Intan
'walaikumsalam sayang, saya sudah di depan planet ban ini' ucap Ari
'ngapain, memang tidak dinas kamu?' ucap Intan
'hehe service motor, dinas ijin dulu ini, jalan yuk' ucap Ari
'tidak aah males' ucap Intan
'sepatu gimana yang? kalau ada 2 ya, teman saya mau no 43' ucap Ari
'1 saja belum kelar, sudah menambah, sudah aah assalamualaikum' ucap Intan
'haha walaikumsalam' ucap Ari
Tambah jengkel kan, berasa Ari tidak bersalah, telephone hanya tanya sepatu, siangnya tepat di pukul 14:20 menit Ari ucapin 'selamat siang sayang'. Di pukul 18:41 menit Ari chattin lagi 'malam sayang'. Intan membalasnya satu jam kemudian, saat Intan terbangun dari tidurnya.
'mau tanya sepatu? belum ada, nanti di kabarin kalau sudah ada' ucap Intan
'astagfirullah, sayang kamu gitu amat, saya nanyain kamu lah' ucap Ari
'mau tanya apa?' ucap Intan
'kabar kamu sayang' ucap Ari
'masih penting kabar aku?' ucap Intan
'ko gitu seh kamu sekarang' ucap Ari
'tidak suka, ya sudah' ucap Intan
'ya sudah' ucap Ari
'sudah ni, tidak ada lagi yang mau ditanyakan?' ucap Intan
Sehabis Intan bertanya seperti itu, Ari cepat banget balesnya, kaya Arifin paham gitu, 'astagfirullah, kamu kepingin apa seh?'
Untung Ari masih menjawab seperti itu, jika jawabanya tidak ada lagi, niatnya akan Intan blokir nomor Ari.
Biarin saja, Intan memang sengaja karena Intan malas dengan Ari yang semaunya sendiri, dari jawaban Ari itu intan tetap meluruskan biar selesai masalahnya dan biar Ari tidak mengulanginya lagi.
'hanya pingin di hargai sama kamu' ucap Intan
'masalah semalam?' tanya Ari pada Intan
'iya' ucap Intan dengan simpel' ucapk
'Iya maaf saya salah, tapi saya tidak ketemuan sama cewek seperti yang kamu bilang, saya lagi ada teman angkatan saya di SMA dulu' ucap Ari
'aku sih terserah, kamu mau ketemu teman siapa saja itu hak kamu' ucap Intan
'iya maaf, saya tidak kasih kabar kamu' ucap Ari
'aku semalam chatting kamu tanya masih dinas, cuman di read saja, aku tanya kamu sampai menelphone kamu berkali-kali baru kamu angkat' ucap Intan dengan ketus
Di buat jengkel Ari dua jam tidak angkat telephone Intan, Intan sih tidak curiga kemana-mana pikirannya, hanya saja memang menghkawatirkan Ari takut telat makan
'handphone saya di meja kamar, saya sama teman saya lagi ngobrol di kantin' ucap Ari
'ya sudah, sudah lewat juga' ucap Intan
'ya kamu masih ngambek, besok saya piket' ucap Ari
'ya sudah, jalanin saja aktifitas kamu seperti biasa, tanggungjawab mu ko itu' ucap Intan
'saya minta maaf, kalau saya memang tipikal jarang hubungin pasangan, ego saya memang disitu' ucap Ari
'iya terserah kamu saja, mau gimana' ucap Intan
'ya terserah kamu saya mah' ucap Ari
Lagi-lagi Intan di buat jengkel Ari masih bisa bilang terserah, setelah buat kesalahan, akhirnya Intan memutuskan untuk mengalah deh, keliatannya Ari juga sudah tahan emosi buat imbangi Intan.
'ya sudah, mau kabarin atau tidak, terserah' ucap Intan
'sudah lah, kamu tenangin diri kamu dulu'perintah Ari untuk Intan
'aku memang kenapa tenangin diri?' ucap Intan
'banyak pikiran kamu sayang' ucap Ari
'manusia di kasih otak buat berpikir, aku kaya gini ke kamu itu karena aku sayang sama kamu, aku peduli sama kesehatan kamu, khawatir takut kamu telat makan, kegiatan banyak lagi kondisi kaya gini, aku tidak mau kamu lemah, aku cuman pingin di hargai selagi aku masih ada di dekat kamu, kalau kamu tidak suka sama cara aku, ya tidak apa-apa bilang saja, aku mundur' ucap Intan
Intan memang selalu bilang pada Ari, takut tidak sanggup kalau buat jalanin hubungan dengan tentara, tapi Ari yang selalu minta Intan untuk terus bertahan.
'memang saya menyuruh kamu mundur, kan tidak sayang. yang salah memang saya, maaf kemarin saya memang banyak salah' ucap Ari
'iya, jangan gitu lagi ya, aku tidak suka, maaf kalau aku terlalu khawatir' ucap Intan
'iya maaf saya selalu buat kamu khawatir' ucap Ari
'aku gini orangnya kalau sudah sayang' ucap Intan
'saya juga tidak ada maksud kaya gitu' ucap Ari
'iya sudahlah, kamu sudah dewasa ini, kita tau mana yang terbaik' ucap Intan
Iya namanya juga hubungan, harus tau sampai akar terjeleknya seperti apa, kalau memang mau serius.
Ya sudah Intan mengalah, Ari juga sudah mintan maaf, berusaha membangun suasana asik lagi sama Ari, Intan memang sengaja buat Arim menyepelehkan Intan lagi. itu angap saja Intan abis memberi peringatan pada Ari.
'Jelek banget memang ko' ucap Intan
'membalas dengan emoticon mewek' ucap Ari
'tidak usah mewek, malu sama seragam mu' perintah Intan
'tidak apa-apa hanya kamu yang tau' ucap Ari
masa yang lain harus tau kalau kamu mewek pakai seragam, turun lah nanti repotasi mu.
'ah biarin, memang lemah saya di depan kamu, tidak berani mencium tidak boleh lemah, nanti siapa yang jadi sandaran aku kalau kamu ikut lemah juga.
'haha patung' ucap Adi
ya sudah besok aku pacaran sama patung aja, gak perlu tanya kabar lagi, tidak perluh khawatir ingetin makan.
'ya tidak begitu juga kali bu' ucap Intan
'terus gimana pak, saran yang baik?'ucap Intan
'aah kamu mah minta di manja lagi nih, efek tidak ketemu seminggu.
Ari mulai menggoda Intan, senjatanya apa lagi yang di keluarkan, bilang saja terus terang kalau memang mau ketemu, tidak usah mengalihkan Intan yang di manja.
'ah, aku sudah biasa tidak di manja juga, tadi kalau kamu sudah tidak ada pertanyaan lagi, aku mau blokir' ucap Intan
'astagfirullah, sampai segitunya' ucap Ari
'haha iya buat apa aku peduli, tapi yang di peduliin malah cuek' ucap Intan
'astagfirullah, iya maaf saya cuek gini, tapi saya sayang kamu, memang masalah kabar-kabar suka gini saya, maaf sayang' ucap Ari
'kalau kamu lagi dinas tidak kabarin, tidak masalah sih, ya sudah memang aku yang harus terbiasa saja kali ya sama sikap cuek kamu, tapi kalau nantinya kita sama-sama cuek gimana? aku juga sayang, tapi aku tidak mau kalau tidak di hargai' ucap Intan
'siap ibu komandan, laksanakan' ucap Intan
Intan tertawa dengan jawaban Ari, bisa-bisanya Ari memanggil Intan Ibu komandan, akhirnya Intan pengakuan juga deh pada Ari.
'maaf ya, aku tegas' ucap Intan
'iya orang hukum (emoticon mewek)' ucap Ari
'kalau sudah sama kamu, titel aku tetap tidak ada apa-apanya, kamu yang tetap bakal aku hormati ko, kan kamu yang nanti bakal jadi kepala keluarganya' ucap Intan
'beda lagi ini sayang haha' ucap Ari
'nah, gitu dong, jadi jangan bawa-bawa hukum' ucap Intan
'haha tapi titel belakang itu keren (emoticon jempol)' ucap Ari
'haha gara-gara kejebur di fakultas hukum, kerja ku di legal jadi banyak seni kebentuk deh aku jadinya, kaku, tegas, galak, tapi gimana dong itu semua tuntutan, tapi di sisi lain aku penyayang ko' ucap Intan
'jadi istri bakalan galak ini, galak-galak sayang ku galak haha' ledekan Ari pada Intan
'kerjaan saja, kalau sudah jadi istri ya bakalan tunduk sama suami, mau gimana pun nanti surga ku pindah di suami, tapi aku lihat dulu ya suami ku kaya apa haha' ucap Intan
'haha iya kan saya tidak sia-siain kamu' ucap Ari
'jangan dong, nanti aku rapu, hubungan itu ibarat pondasi, yang kuat yang akan bertahan, makanya kita harus kerjasama buat bikin pondasi kokoh, jangan muda di guncang' ucap Intan
'ya sudah kalau gitu, saya ngaduk semen, kamu nata bata sayang.' ledek Ari pada Intan
'siap, berarti tergantung yang mengaduk semennya dong, kalau yang ngaduknya pas pasti tidak akan roboh batanya haha' ucap Intan
'iya tergantung dua elemen itu sih' ucap Ari
Semakin gila ternyata Ari dengan bercanda seperti itu, suasana antara Ari dan Intan asik kembali, Intan memang gitu orangnya gampang marah, gampang juga kasih maaf.
Memaafkan kesalahan orang lain, walau bukan pasangan sendiri, itu sama saja mencari persaudaraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ɳσҽɾ
Lanjut author terlove....
De geest van mijn lieve auteur 🥳🥳🥳
think u ❤️ Dilema ❤️
2021-04-11
2