CHAPTER 13

🍃 Happy reading 🍃

***

Sudah seminggu Key hidup di sini. Sebuah desa atau lebih seperti perkumpulan kecil. Rumah dari dedaunan dan ranting. Makanan dari buah-buahan atau daging hewan di hutan. Satu pemimpin bernama Ekot.

Laki-laki dengan perawakan gagah dan wajah datar itu terlihat sering melirik Key. Mata tajam bulat kecoklatan seperti singa. Sedangkan lelaki yang selalu di sebelahnya adalah lelaki yang membawanya kesini. Saat itu ia tak sadarkan diri lalu mereka membawanya kesini. Pemuda gagah itu terlihat seperti tangan kanan Ekot. Key sering mendengar mereka memanggilnya dengan nama Purok.

Awalnya Key risih, semua orang di sini melihatnya dengan tatapan ... Entah. Kadang ada sorot kekaguman, tak jarang ada sorot ketakutan. Key bingung. Apa ia terlihat menakutkan? Seminggu hidup di sini tentu belum bisa membuatnya mengerti bahasa mereka. Bahasa yang sangat kuno menurut Key, aneh dan Key rasa mungkin bahasa itu sudah punah.

Key menangkap sesosok lelaki tua dengan janggut putih di dekat perapian menatapnya tajam. Meski belum paham bahasa mereka, Key cukup mengerti, bahwa lelaki itu sering di panggil dengan sebutan bue.

Dalam bahasa Dayak yang Key tau, bue itu artinya kakek. Sebelumnya Key mengira bahwa hutan ini adalah hutan di Kalimantan Timur. Beberapa orang yang Key yakin suku pedalaman ini seperti menguatkan praduganya. Suku Dayak.

Dayak sebenarnya adalah sebutan dari koloni Belanda pada masa penjajahan dulu. Sejarah juga mengenal suku Kutai. Suku yang juga sebenarnya adalah saudara dari suku Rumpun Ot danum. Suku ini yang paling di kenal dalam sejarah Indonesia.

Entahlah, segalanya hanya praduga di otak kecil milik Key. Tak bisa ia pastikan. Tapi Key diam dan memperhatikan. Ia juga di berikan pakaian yang mereka sebut saei inoq. Rok dan sebuah kain buruk yang menutupi dadanya. Sederhana tapi tetap nyaman di tubuhnya.

Key tersentak ketika ada yang menyentuh bahunya. Ia lalu menatap pemuda bermata hitam itu dengan kedua alis yang bertaut. Ia memberikan kode untuk mengikutinya.

Sekarang Key di sini, di hadapan bue dengan tatapannya yang mengintimidasi. Beberapa orang mengilinginya. Terlihat Ekot dan Purok di antara mereka. Key sedikit takut.

Malam ini sangat gelap. Suasana dinginnya malam dan hembusan angin cukup membuat buku kuduk meremang. Para wanita dan anak-anak tidak pernah keliatan keluar dari tempatnya (sebuah gubuk kecil dari daun kering dan ranting).

Key lalu menatap lelaki tua di hadapannya. Menatapnya dengan wajah datar. Entah apa yang mereka lakukan padanya, Key sudah pasrah. Selama seminggu bukan tidak pernah ia mencoba melarikan diri. Tapi ia selalu berhasi di tangkap Purok. Lalu Purok menggendongnya kembali ke tempat ini.

Ia menyesal kenapa harus meninggalkan hutan wilayah Utara dan justru memilih ke Selatan. Tapi bagaimana lagi? Ia adalah seorang gadis yang selalu ingin tau. Nampaknya memang benar bahwa hutan di Selatan terlihat hidup tentu saja karena ada mereka di sini.

Lelaki tua di hadapannya terdengar menghembuskan napas berat. Lalu menatap langit malam dengan tubuh bergetar. Key tersentak dan sedikit mundur. Beberapa saat hanya seperti itu. Lalu beliau menatap Key dengan tatapan yang sekali lagi sulit di mengerti.

***

Sudah sangat lama rasanya Key hidup bersama mereka. Entahlah berapa hari? Berapa minggu atau bulan. Key tidak menghitungnya. Beberapa kali Key ikut mereka berburu.

Mereka memakai tombak yang merupakan kayu dengan ujung runcing. Dan satu hal yang Key tau, mereka juga memasang perangkap. Perangkap yang dulu mengikat Tutul merupakan milik mereka. Mengenai Tutul, makhluk mungil itu terus mengikuti Key. Jika Key tidur, ia akan berada di samping Key.

Seperti hewan peliharaan jinak. Bahkan Key pernah bangun dengan bangkai ular di sebelahnya. Cukup besar hampir seperti Tutul. Saat itu Key melihat kaki kiri depannya terluka, membuat Key tau bahwa yang membunuh ular itu adalah Tutul. Yap. Makhluk itu juga melindunginya.

Hari ini ia memutuskan untuk kembali ke hutan wilayah Utara. Meskipun suku pedalaman ini baik dan sudah sangat lama bersama mereka, Key tetap merasa sulit beradaptasi. Key berjalan ke arah Ekot. Ia sudah bisa menggunakan bahasa mereka. Ekot di kelilingi beberapa pemuda yang biasanya bertugas berburu di hutan. Itu sebabnya Key menyimpulkan sendiri bahwa Ekot adalah pemimpin di sini.

"Aku akan kembali ke Utara," ucap Key tenang dan lancar dengan bahasa mereka. Bisa di lihat Key, semua pasang mata yang mendengarnya terlihat membesar. Terkejut mungkin ketika tau Key dengan cepat bisa bahasa mereka.

"Apa ada yang menganggumu?" suara itu dari Ekot, kedua sudut bibirnya terangkat. Menyunggingkan senyum manis tapi seperti seringai yang mengerikan di mata Key.

"Tidak, aku hanya ingin pulang." tanpa menunggu jawaban siapapun, Key melangkahkan kakinya. Karena baginya tak ada yang bisa mengatur keputusan hidupnya. Ia bahkan memutuskan hidup di hutan dan meninggalkan ayahnya sendiri. Hati Key sedikit tercubit mengingat hal itu.

"Tunggu!" suara itu milik Purok. Key membalikkan tubuh dan menatap semua orang yang sudah berdiri menatapnya. Ada yang aneh dengan tatapan mereka!

"Kau harus bertemu dengan bue dulu." Key mengangkat satu alisnya. Apa pentingnya menemui lelaki tua itu? Tapi Key kemudian menyadari bahwa suku ini menganggap bue sebagai tetua. Orang yang di hormati mereka. Tentu seharusnya Key berpamitan bukan?

Key mengangguk sembari tersenyum. Lalu Ekot dan Purok berjalan mendahuluinya. Key mengikuti lalu mereka sampai di gubuk milik bue. Lelaki itu duduk dengan mata terpejam dan dahi yang berkerut dalam. Seolah ada yang menganggu pikirannya.

Key duduk manis di hadapan bue. Hening tercipta. Lalu kedua mata di hadapannya terbuka. Menatap Key dengan tatapan lembut.

"Kau sangat cerdas heh?" nada suara ejekan di susul tawa terkikik aneh. Apa maksudnya?

"Kau bisa bahasa kami, hanya dengan beberapa minggu." Key menatap lelaki tua di hadapannya dengan salah satu sudut bibir terangkat. Jadi itu maksudnya? Key hanya merasa ia cepat bisa karena selalu mendengar mereka berbicara. Kau akan bisa bahasa apapun dengan cepat ketika hidup di lingkungan bahasa tersebut 'kan?

"Tidak juga. Seharusnya perlu waktu tahunan atau beberapa bulan." kedua mata Key membesar menatap lelaki tua itu? Bagaimana ia tau apa yang Key pikirkan? Jadi lelaki ini peramal? Atau cenayang?

"Dengar, aku hanya perantara. Aku menyampaikan pesan dari mulank lalu menyampaikannya pada mereka." bue melirik Ekot dan Purok yang ada di samping Key dengan ekor matanya.

"Aku kesini hanya ingin berpamitan padamu bue." Key tersenyum manis. Menyembunyikan keresahan. Hatinya mulai merasakan bahwa ia tak bisa pergi dari sini.

"Sayangnya, kau tak bisa lari."

Hah? Apa maksudnya lari? Key ingin pulang, bukan lari.

"Rumahmu sangat jauh 'kan? Hutan ini bukan sesuatu yang bisa kau sebut pulang. Utara atau Selatan sama saja."

Baiklah ini aneh. Key menatap bue dengan tajam. Lelaki ini bahkan menyahuti segala ucapannya yang ada di dalam hati.

"Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Mulank mengatakan bahwa kau putri dari hutan ini. Kau terlahir dari hutan dan menjadi Penguasa hutan dengan segala roh yang ada di sini."

Key terkesiap. Apa maksudnya? Siapa mulank?

Bersambung

Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗

Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^

Terimakasih atas apresiasi

kalian semua ❤

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

menarik ceritanya,👍

2020-09-26

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

roh penjaga hutan kah?...mulank....itu,

2020-04-27

1

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

good

2020-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!