CHAPTER 12

🍃 Happy reading 🍃

***

Key lalu menarik akar rambat di tangannya. Berusaha membuat buaya itu berhenti. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Buaya liar ini mengamuk, bergerak mengibaskan ekornya yang panjang. Berusaha membuat Key terjatuh.

Key tidak menyerah, ia tidak boleh jatuh dari atas sini, karena ketika itu terjadi kemungkinan besar tubuh mungilnya langsung di lahap oleh buaya ini. Buaya yang terlihat jauh lebih besar dari buaya biasanya.

Makhluk ini semakin mengamuk. Tubuhnya berada setengah di air setengah di daratan. Sebuah batu pipih tempat Tutul tadi minum. Key menyadari bahwa buaya ini ketakutan karena tombak mereka.

"Hentikan! Turunkan tombak kalian!"

Semua orang di sana menautkan alisnya dan saling pandang.

Sialan! Mereka tidak nengerti bahasaku sepertinya!

Key menggerutu dan mengumpat di dalam hati, membuat konsentrasinya buyar dan pegangannya mengendor.

"Aaaaa!"

Teriakannya menggema di seluruh hutan saat tubuh mungilnya terbang. Entah bagaimana gerakan buaya itu. Hingga membuatnya terpelanting ke depan, bukan jatuh ke air.

Key masih memejamkan mata. Berpikir mungkin ia sudah mati tapi rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya membuka mata secara perlahan.

Yang pertama kali ia lihat kedua mata hitam menatap tajam dirinya. Ia baru menyadari bahwa ia di atas tubuh lelaki ini. Tubuhnya yang kekar dan dada bidangnya membuat Key pikir ia jatuh di atas tanah atau batu yang keras.

Key mengerjapkan mata. Berusaha tersadar. Kedua mata hitam itu menatap ke bawah, agak menunduk.

Mata coklat Key membulat sempurna. Menatap tajam wajah tampan di hadapannya sembari tangan kanan menutup dadanya. Tapi kemudian ia menyadari bahwa yang pemuda itu lihat bukan dadanya tapi tangan kirinya yang mencengkram dada pemuda itu!

Key cepat bangkit dan langsung mencari sosok buaya tadi. Ia masih di sana dengan kedua mata tajam menatap satu persatu tombak yang mengarah ke arahnya. Ada kilat ketakutan di mata buaya itu, Key menangkap itu.

Dengan sigap tubuh mungilnya berdiri di depan buaya itu, entah apa yang dipikirkan gadis ini, tapi ia hanya merasa harus melindungi. Menghalangi semua laki-laki yang mengarahkan tombaknya. Ketika Key berbalik. Buaya itu menghilang.

Matanya mengedarkan pandangan. Dan di ujung matanya ia melihat ekor buaya itu. Rupanya saat Key menghalangi para lelaki tadi, sang buaya langsung menenggelamkan diri dan pergi.

Key menghembuskan napas lega. Lalu menatap mereka sekilas dengan acuh lalu melangkah ke arah Tutul yang berlindung di balik batu. Makhluk itu nampak ketakutan. Key kemudian membawanya ke pelukan. Mengelus kepalanya dengan perlahan dan penuh kasih sayang.

"Tenanglah Tutul."

Key berdiri dan melangkah ingin pergi, tapi semua orang tadi menghalanginya. Hingga sosok pemuda dengan mata hitam lekat mendekat padanya. Menatap tajam tubuhnya dari bawah ke atas. Kedua mata itu seperti elang, tajam dan tampan.

Pemuda itu mendekatkan tubuhnya. Lalu memajukan wajahnya. Hidungnya yang mancung hampir bersentuhan dengan hidung Key. Gadis itu menelan saliva. Dadanya berdegup kencang.

Pemuda itu kemudian mengelilinginya sembari mengendus leher Key. Membuat Keysa merinding. Napasnya bahkan terdengar di telinga gadis itu.

Cukup lama pemuda itu terdiam di belakangnya sembari mengendus. Entah apa yang di lakukannya Key tidak mengerti. Cukup lucu ketika ia sangat berani tinggal di hutan dan melawan binatang buas dan berbisa tapi sekarang nyalinya justru ciut karena seorang pemuda.

Dengan sisa keberaniannya Key berbalik dan wajahnya justru menubruk dada bidang itu. Key memang hanya sebatas dada dari pemuda tinggi ini.

Key meringis sembari mengusap pelan pelipisnya. Lalu menatap kedua manik mata berwarna hitam pekat itu dengan tajam. Kemudian matanya beralih pada dada bidang yang keras itu. Mengapa tubuh laki-laki ini sangat keras? Ia seperti menubruk sebuah kayu yang keras!

Telunjuk Key bergerak spontan, menekan dada itu. Mencucuknya dengan gerakan lambat. Menyadari bahwa aktivitasnya adalah hal yang sangat konyol. Ia langsung menarik tangannya dan menatap pemuda itu dengan mengerjap gugup.

Tangan pemuda itu lalu terangkat. Telunjuknya mengarah ke dada Key. Saat tangan itu semakin mendekat, dada Key juga berdetak semakin cepat!

Bersamaan dengan telunjuk itu berada di tengah dadanya. Mata Key serasa berkunang-kunang. Semuanya berubah menjadi gelap. Ia tak sadarkan diri.

Bersambung

Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗

Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^

Terimakasih atas apresiasi

kalian semua ❤

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kwrennnnnnnn...kek tarzannnnn

2020-04-27

2

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

hebat lanjtkan

2020-04-12

0

wardah

wardah

aduhhh... apa yg terjadi... up lgi thor..

2020-04-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!