🍃 Happy reading 🍃
***
Seorang gadis yang tengah tertidur nyaman di dahan pohon besar sambil menyenderkan tubuhnya di batang pohon itu pula nampak pulas. Tak peduli suara berbagai macam binatang di sana. Seolah jiwanya memang sudah menyatu di hutan ini.
Tiba-tiba kedua matanya membuka dengan gerakan spontan dan napas tersengal-sengal. Keysa kemudian menatap ke sekililingnya dengan bingung lalu menarik napas pelan.
Bulan menampakkan sinarnya dengan indah. Kegelapan hutan menjadi berkurang, setidaknya membuat Key sedikit bisa mengontrol ketakutannya. Matanya lalu membulat sempurna.
"Tutul! Kau di mana?"
Menyadari bahwa pertanyaannya adalah hal bodoh, ia menutup mulutnya. Kemudian Keysa baru ingat bahwa Tutul mungkin mencari makan. Karena ia salah satu jenis hewan nocturnal.
Key lalu duduk tegap dengan kakinya di biarkan bergelantungan, matanya menatap kosong ke sembarang arah. Ia memikirkan tentang mimpi yang baru saja menganggu tidurnya. Mimpi yang begitu aneh dan penuh misteri.
Keysa lalu berusaha melupakan itu. Untuk apa ia memikirkan sesuatu yang hanya di sebut bunga tidur? ia kemudian mengedarkan pandangan. Angin malam sedikit membuatnya kedinginan, tapi ia menghiraukan. Beberapa saat kemudian kantuk menyerangnya, lalu mulai memejamkan mata hingga ....
"Aaaaaaa!"
Teriakannya begitu terdengar paling nyaring di antara suara binatang malam di seluruh hutan. Key masih menumpu tubuhnya yang hampir terjatuh dengan memegang kuat salah satu dahan kecil. Jika ia terlambat menjangkau dahan itu sedikit saja, mungkin ia sudah akan jatuh dan mengalami cidera yang sangat parah karena jatuh dari pohon yang sangat tinggi ini.
Dengan sekuat tenaga ia meraih lagi satu dahan yang lebih besar dengan tangannya yang lain. Gagal! Ia kembali mencoba.
Ayo Key! Kau harus menyelamatkan dirimu sendiri!!
Sekali lagi ia mencoba meraih dan berhasil bersama dengan senyumnya yang merekah indah. Sedetik kemudian senyumannya sirna. Raut wajahnya berubah. Ada sorot ketakutan di dalam matanya. Seekor ular berwarna hitam tengah menatapnya tajam. Key terkesiap.
Kedua tangannya masih di tempatnya, tapi ia bingung harus bagaimana! Ular itu lalu mendekat. Mata Key lalu menatap tajam kedua mata hewan itu. Dengan gerakan cepat ia meraih kepalanya lalu menghempaskan jatuh ke bawah.
Key sekarang sudah duduk aman dan matanya terus menatap ke bawah. Ular hitam itu seperti jenis chilindro phis ruffus. Ular primitif yang biasa di sebut ular berkepala dua karena ekornya yang mengembang ketika ia merasa terancam.
"Apa aku menyakitinya?"
Key bergumam sendiri ketika mengingat bahwa ular itu tidak berbisa dan cenderung menghindari manusia. Tapi sorot matanya yang tajam serta tubuhnya yang berwarna hitam mengkilat dengan garis kuning membuat Key ketakutan dan spontan melemparnya tadi. Tapi ular itu biasanya hidup di tanah, di dalam lubang lalu mengapa ada di atas pohon seperti dirinya? Key menoleh ketika merasa ada sesuatu di sebelahnya.
"Kau mengangetkanku Tutul!" Key berdecak kesal dan menatap Tutul yang tidak peduli.
Keysa lalu ingin tidur kembali, tapi matanya menangkap sesosok makhluk yang bertengger di dahan yamg berbeda dari dahannya tapi di pohon yang sama.
"Mustahil!" Key memperhatikan makhluk itu, di bawah sinar rembulan yang agak meredup ia kurang yakin. Tapi ciri-ciri burung itu sama seperti burung purba dengan nama rangkong gading.
Burung istimewa ini dipercaya sebagai tingang, tajak, atau tajay atau simbol “alam atas” yaitu alam kedewataan.
Salah satu faktor mengapa burung purba ini sudah kritis spesiesnya adalah masa berkembang biaknya yang membutuhkan waktu lama.
Rangkong gading membutuhkan waktu relatif lebih lama daripada rangkong jenis lainnya di Asia, yakni sekitar 180 hari atau enam bulan untuk menghasilkan satu anak.
Beberapa saat kemudian pohon yang ia tempati banyak kedatangan tamu. Sama seperti burung yang ia lihat. Burung Rangkong Gading. Mereka mengelilinginya. Seolah Key di tengah mereka dan mereka melindunginya.
Key lalu teringat mimpinya.
***
Keysa berlarian dengan tawa renyah. Ia masih di hutan ini dan mampu bertahan hidup sudah beberapa hari. Keysa melupakan kehidupannya yang lalu, ia begitu menikmati hidupnya yang sekarang. Tutul selalu mengikutinya kemana pun.
Hutan ini seperti menyambutnya. Beberapa buah dan sumber air dari sungai membuatnya tidak pernah kekurangan apapun. Meski beberapa kali ia bertemu hewan yang menakutkan
Seperti ular berbisa atau kucing besar. Ia mampu melawannya. Setiap kali Keysa berhasil melawan ataupun kadang menyelamatkan diri dengan berlari, beberapa burung Rangkong Gading pasti ada di sekitarnya. Seolah terus mengawasinya.
Bukan hanya itu yang membuat Keysa heran. Hewan-hewan di hutan ini adalah hewan purba yang sunah punah ribuan tahun lalu, dan juga ada beberapa hewan yang terancam punah.
Key tidak terlalu memperdulikan hal itu, lagi pula hutan ini sangat luas. Mungkin saja memang tidak pernah di jamah tangan kotor manusia sehingga hewan-hewan yang punah masih terlihat banyak di hutan ini.
Hari ini Keysa memutuskan untuk lebih mengenal hutan ini. Beberapa hari ia hanya berkeliaran di hutan sebelah Utara. Ia ingin ke Selatan. Entah mengapa daerah itu membuatnya penasaran.
Beberapa kali ketika matahari terbenam ia menatap ke arah hutan Selatan. Ia merasa seolah daerah itu sangat hidup. Entah apa yang di rasakannya ia tak mengerti. Tapi ia sudah bersiap dengan baik jika menemukan hewan buas ketika menelusuri daerah itu.
"Ayolah pemalas!" Key tertawa menatap Tutul yang nampak terus meringkuk.
"Jika kau tak ingin ikut, ya sudah!" kedua kakinya melangkah menjauh dari pohon yang sudah seperti tempat tinggalnya.
"Apa yang kau lakukan Tutul, lepaskan aku!" Key berusaha melepaskan gigitan Tutul di kakinya. Makhluk itu seolah melarangnya. Gigitan Tutul tidak membuatnya kesakitan, Key seperti sudah terbiasa dengan gigitan atau cakaran temannya ini.
Beberapa saat kucing itu melepaskan dan mengambil posisi di sebelah Key dengan tatapan tajam seperti berdiri tegap.
"Ooo jadi kau memutuskan untuk ikut hmm?" Key tersenyum lalu melangkah, ia sangat tidak menduga dengan kehidupannya sekarang. Beberapa hewan di sekitarnya sudah seperti temannya. Mereka tidak merasa terancam sedikitpun.
Key terus berjalan hingga sesekali berhenti ketika lapar atau melihat buah yang bisa di makannya. Dengan kecerdasannya yang luar biasa gadis ini tau betul bagaimana buah yang beracun dan yang bisa di makan.
Jika ia menemukan buah aneh, Key tidak akan langsung memakannya. Tapi ia akan cepat memakannya jika melihat monyet atau hewan apapun memakan buah itu, karena itu pertanda buah itu tidak beracun.
Kakinya terus melangkah ke arah Selatan dengan kedua sudut bibir terangkat sempurna. Gadis ini tidak menyadari bahwa ia sedang menuju tempat yang luar biasa. Sebuah tempat di mana takdirnya di gariskan oleh Sang Pencipta.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗
Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^
Terimakasih atas apresiasi
kalian semua ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ardika Silvianawati
keren ceritanya bnyk muatan pengetahuan dong
2022-09-22
0
Ikodona Ummyhamda
serasa nonton film tarzanita
2020-10-04
2
Kenzi Kenzi
hewan2 purba,.
..menuju ke perkampungan purba....
2020-04-27
1