CHAPTER 3

🍃 Happy reading 🍃

***

"Apa aku harus terus berdandan seperti ini?" gerutu Keysa dengan kesal sambil menatap dirinya di depan cermin. Dua pelayannya baru saja selesai mendandani dirinya.

Keysa memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Ia tengah memakai gaun berwarna biru muda yang seksi, memperlihatkan kedua pundaknya yang putih dan rambutnya di gerai indah. Sebuah pita biru juga melingkar di kepalanya. Wajahnya yang cantik semakin cantik dengan polesan make up tipis.

"Maaf nona, ini perintah Tuan," sahut Aliya lalu melangkah keluar kamar Keysa di ikuti satu pelayan lagi.

Keysa diam. Selalu itu yang di dengarnya ketika ia menolak di perlakukan berlebihan seperti ini. Ia menatap dirinya. Terlihat seperti seorang gadis bangsawan. Pikirannya kembali mengingat Sari dan Vano.

Dadanya tiba-tiba sesak, ia sangat merindukan mereka. Meski Sari kadang keterlaluan tapi Keysa cukup tau Sari sebenarnya sangat menyayanginya. Semua itu jelas terlihat. Seringkali di tengah malam Sari masuk ke kamar Keysa dan mengusap lembut rambut Keysa.

Matanya juga sembab berurai air mata. Kemudian Sari mencium pipi Keysa lalu melangkah pergi dari kamarnya. Entahlah! Kadang Keysa merasa kakaknya Sari seperti orang lain jika membentak dan memukulnya.

Keysa menghela napas kasar. Ia juga merindukan ayahnya yang entah ada di mana. Ayahnya seringkali bilang hanya pergi bekerja. Usaha apa yang di jalankan ayahnya ia juga tidak tau. Kedua kakinya lalu melangkah turun dan ke perpustakaan.

***

LONDON

Seorang laki-laki paruh baya tengah termenung dangan raut wajah kesedihan dan sorot mata lelah. Kedua matanya menatap gedung-gedung pencakar langit yang terlihat jelas dari kaca apartemennya.

Laki-laki itu terlihat mengingat sesuatu, kemudian tangannya yang mulai keriput mengusap wajahnya dengan kasar. lalu, ia menekan pelipisnya yang terasa sakit. Bulir air nampak keluar dari sudut matanya.

Ia masih memejamkan mata dan keheningan di ruang itu lenyap ketika suara langkah kaki terdengar.

"Aaron."

Aaron tetap memejamkan mata. Ia enggan membuka mata karna dari suara wanita itu ia juga tau siapa yang datang.

"Aaron! What happens?" ucap Hana kemudian dengan nada khawatir. Melihat mata laki-laki yang di sayanginya mengeluarkan air mata.

"Nothing," sahut Aaron datar sembari membuka mata dan kemudian mengusap air matanya lalu kembali menatap gedung- gedung pencakar langit. Bukan itu yang sedang ia lihat. Tapi ia sedang melamun.

"Aaron! Tell me please," ucap Hana lembut sambil meraih tangan Aaron.

"Are you okay?" imbuhnya kemudian

"Leave me alone!" sahut Aaron acuh sembari menepis tangan Hana.

"But ...."

"Please Hana, l'm fine," potong Aaron kemudian.

Hana kemudian meninggalkan aparteman Aaron. Laki-laki paruh baya yang disayanginya. Tentu saja karna laki-laki itu yang suka memberinya uang sebagai imbalan atas tubuhnya.

Ia kemudian berjalan menunggu taksi sembari memasang raut wajah kesal. Hana sengaja tidak membawa mobilnya karna biasanya setelah permainan ranjangnya dengan Aaron, laki-laki yang sudah berumur 53 tahun itu pasti mengantarnya pulang ke apartemennya.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil BMW sport berwarna merah berhenti di depannya. Laki-laki di dalam mobil itu membuka pintu mobil dan Hana masuk dengan patuh.

"Who are you?" tanya Hana dengan senyuman menggoda.

"Of course I'm human," sahut laki-laki itu sembari tertawa kecil.

"I'm David," imbuhnya kemudian sembari mengulurkan tangannya dan di sambut Hana. David kemudian menarik Hana dan melumatt bibirnya dengan lembut.

"Hana," ucap Hana kemudian setelah pagutan mereka lepas. Wanita itu pikir David mungkin sama seperti Aaron. Mereka bahkan terlihat seumuran. Laki-laki kaya yang ingin tubuhnya. Tapi bukan itu yang sebenarnya David inginkan.

***

"Catherine, please ... help me," ucap Aaron memelas pada wanita paruh baya yang terlihat seumuran dengannya.

"I love my daughter," imbuhnya kemudian.

"Setiap ayah tentu sangat mencintai putrinya," sahut Catherine datar.

"Tapi kau juga sangat salah Aaron! Kau telah menghancurkan masa depan ribuan putri orang lain," imbuh Catherine kemudian dengan keras. Membentaknya.

"Aku tau aku salah! Aku menyadari itu sejak bertahun-tahun lalu!" sahut Aaron dengan mata berkaca-kaca.

Catherine diam dan kemudian ia menghela napas kasar. Wanita paruh baya itu tampak berpikir keras. Bagaimanapun Aaron adalah sahabatnya sejak remaja. Mana mungkin ia tidak berusaha menolongnya

"Baiklah akan ku coba," ucap Catherine pasrah.

"Thank you very much Catherine!" sahut Aaron dengan mata berbinar. Ia sekarang mempunyai harapan agar putrinya Keysa terlindungi.

"But ... I Can't promise," tutur Catherine tegas.

Aaron mengangguk, ia mengerti Catherine tidak bisa memastikan. Tapi Aaron tidak bisa kehilangan harapan. Ia sangat mencintai Keysa. Apapun akan di lakukannya untuk putri kesayangannya. Matanya kembali berkaca-kaca. Ia sangat menyesal atas apa yang di lakukannya dulu.

***

"Aku mohon ... Beritahu aku Aliya!" ucap Keysa dengan tatapan puppy ayes.

"Maaf Nona," sahut Aliya sopan.

Keysa menghela napas kasar. Ia benar-benar di buat pusing dengan tingkah seluruh pelayan dan pengawal bahkan koki di rumah ini! Tidak ada yang ingin memberitahu Keysa bahwa sebenarnya ia ada di mana. Key tau ia sedang di tengah hutan dan ia sangat ingin tau mengapa ia harus di sini! Tidak bisakah ia seperti gadis lain? Masuk Universitas lalu menikah?

Kedua kaki Key kemudian melangkah keluar rumah. Ia lalu berkeliling rumah. Gaun princess yang di pakainya benar-benar membuatnya kesusahan berjalan.

Ia menatap pagar kawat yang menjulang tinggi di hadapannya. Pagar ini berdiri melindungi seluruh rumah. Mungkin untuk menghalau para hewan buas di hutan itu. Matanya kemudian memperhatikan pohon di luar pagar kawat rumahnya.

Ada buah bergelantungan di sana. Keysa mencoba lebih dekat untuk mengamati buah itu. Beberapa saat kemudian kedua bola matanya membulat sempurna.

"Aliya! Panggil pengawal cepat!" titah Keysa pada pelayan setia yang selalu menemani nya. Ia memang selalu lebih dekat pada Aliya karna Aliya memiliki umur yang tidak jauh darinya.

Aliya kemudian pergi dan datang dengan dua pengawal di kedua sisinya. Raut wajah Aliya terlihat kusut. Keysa jelas bisa menduga bahwa Aliya habis di marahi oleh para pengawal ayahnya karna meninggalkan Keysa sendirian di sini. Ya! Meski cuma di belakang rumah!

"Ambilkan buah itu!" titah Keysa sembari tangannya menunjuk buah yang di lihatnya.

"Tapi Nona, tuan melarang kami keluar dari pagar ini," sahut pengawal berkumis tebal.

"Aku tidak peduli! Ambilkan itu atau aku adukan pada ayah kalian tidak patuh padaku!" ancam Key sembari menyeringai lebar.

Kedua pengawal saling beradu pandang. Lalu kemudian mereka berdua memanjat keluar dari pagar dan memanjat pohon tersebut untuk mengambilkan buah yang di inginkan sang putri.

Setelah mereka mendapatkan buah itu beberapa, mereka kembali memanjat masuk ke kawasan rumah tuan mereka yang sangat mereka hormati. Keysa menatap buah yang sudah ada di tangannya dengan senyuman manis.

"Kau lihat Aliya? Aku benar ini buah ihau!" ucap Keysa semangat.

Kedua pengawal dan Aliya menyernyitkan dahinya. Mereka tidak tau maksud Keysa.

Key kemudian memandangi mereka. Lalu mereka berempat melangkah ke halaman depan rumah. Sebuah taman kecil dan indah ada di sana. Key duduk di bangku taman itu lalu memandangi Aliya dan kedua pengawal dengan seksama.

"Ini adalah buah ihau," ucap Keysa sembari tangannya mengupas kulit buah.

"Itu terlihat seperti kelengkeng," sahut Aliya sembari memperhatikan buah di tangan Keysa yang kulitnya sudah di kupas.

Keysa kemudian memakan buah tersebut, serentak mereka bertiga membulatkan matanya sempurna.

"Manis sekali!" gumam Keysa

"Ini buah ihau, biasa juga di sebut buah mata kucing," ucap Keysa kemudian. Ia lalu memberi mereka buah ihau, mereka ber empat memakan buah itu sampai habis.

"Kalian sebenarnya tidak tau bukan? Kita ada di mana," ucap Keysa santai.

"Selama in, aku kira kalian tidak ingin memberitahuku! Tapi ternyata karna kalian memang tidak tau," imbuhnya kemudian.

"Kami di bawa kesini dengan penutup mata," ucap Aliya tanpa sadar. Kedua pengawal itu melototkan mata padanya. Aliya menangkup bibirnya dengan telapak tangan mungilnya.

"Aku sudah tau kita ada di mana," ucap Keysa sembari menyeringai. Aliya dan kedua pengawal menatap Keysa dengan tatapan penuh tanya.

Bersambung.

Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗

Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^

Terimakasih atas apresiasi

kalian semua ❤

Terpopuler

Comments

BELLE AME

BELLE AME

Pasti di kalimantan.. awokokoko...

2020-05-23

3

BELLE AME

BELLE AME

Semangat

2020-05-23

1

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

ahli.biologi dilawan....,

2020-04-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!