CHAPTER 14

🍃 Happy reading 🍃

***

Key sekarang duduk di salah satu dahan besar dekat tempat tinggal suku pedalaman itu. Tempat yang sudah menjadi tempat tinggalnya juga. Ia menatap hutan dengan tatapan datar, kembali pikirannya terlintas apa yang di katakan bue.

"Mulank adalah roh 'asar' alias roh yang memang sudah di turunkan dari 'atas' sana. Mereka ini di bagi menjadi beberapa kelompok lagi untuk menjaga hewan-hewan di hutan dan pepohonan."

Itu kata bue waktu itu. Key menghembuskan napas kasar. Apa maksudnya ia terlahir dari hutan? Ia putri hutan? Key mengacak rambutnya dengan kesal.

"Hey!"

Key tersentak lalu mencari asal suara. Di bawah sana Purok berdiri dengan kedua alis yang bertaut.

"Purok! Apa kau tau siapa atau apa itu mulank?" Key berteriak supaya pemuda itu mendengarnya. Pemuda itu lalu terdiam kemudian memanjat pohon di hadapannya dan duduk di sebelah Key.

"Mulank adalah roh baik. kami memujanya."

Key diam. Ah mereka 'kan suku pedalaman? Tentu masih menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

"Apa kau tetap akan pergi?" tanya Purok dengan nada pelan. Wajah tampannya sedikit membentuk guratan sedih.

"Entahlah ...."

"Bue bilang kau harus tetap bersama kami. Karena para roh akan melimpahi kami dengan segala makanan dan minuman yang tiada batas."

"Sebelum aku datang, bukankah kalian tetap merasakan hal seperti itu? Hutan ini memiliki makanan dan minuman yang banyak dan luar biasa," sahut Key sembari menatap dalam kedua mata hitam itu. Matanya seperti lubang hitam.

"Ya, tapi benar-benar lebih berlimpah saat kau bersama kami," ucap Purok sembari tersenyum.

"Hmm ...." deheman itu hanya peralihan dari kegugupan Key ketika mendapat senyuman dari Purok. Ia lalu segera menatap ke arah lain. Tak ingin terlalu lama menatap kedua mata hitam yang seperti lubang itu. Ketika menatapnya Key merasa terisap ke dalam dimensi lain. Terisap dan terseret dalam sebuah perasaan asing. Tapi perasaan yang sangat menyenangkan.

Key tersentak ketika merasa sentuhan di pucuk kepalanya. Sebuah tangan kekar mengusap kepalanya dengan lembut.

"Kenapa kau terlihat berantakan? Biasanya sangat bersih dan rapi," ucap Purok sembari tersenyum dan tangannya membenarkan rambut pirang milik Key. Rambut yang memiliki warna berbeda dari rambutnya. Ia tak menyangkal ucapan bue yang mengatakan Key putri dari hutan.

Ia sangat berbeda. Rambut pirang bergelombang yang terurai cantik dan mata cokelat tajam. Kulit putih bersih dengan tubuh mungil manis. Kadang mata itu nampak berbinar ketika mereka mendapat buruan.

Purok lalu sedikit menundukkan wajahnya dan menatap Key dalam.

"A-Ada apa?" Key tergagap karena detak jantungnya yang sangat cepat ketika wajah Purok sangat dekat di depan matanya.

"Kau bahkan berubah warna." kedua mata hitam Purok menatap Key dengan takjub.

"Berubah warna?"

"Pipimu memerah." tangan Purok mengusap lembut pipi Key dan menatap dalam kedua mata cokelat itu.

Key menelan saliva dengan susah payah. Berubah warna yang di maksud Purok adalah pipinya yang merona malu! Ah pasti sekarang pipinya semakin merona.

"Kau sangat cantik ...." ucap Purok dengan sorot mata lembut. Tanpa sadar wajahnya lebih maju. Key pun begitu. Semakin dekat wajah mereka, semakin berdegup kencang pula jantung Key. Rasanya seperti meloncat ingin keluar dari tempatnya. Hidung mereka yang mancung sudah bersentuhan lalu

"Purok!"

Serentak Key maupun Purok tersadar lalu menjauhkan diri dengan canggung. Purok lalu mencari asal suara yang memanggilnya. Terlihat dari kejauhan Hanyi mencarinya sembari terus berteriak. Hanyi salah satu temannya dan merupakan tangan kiri Ekot. Ekot adalah pimpian mereka sekaligus kakak dari Purok. Yap. Mereka bersaudara.

"Aku akan kesana." Key mengangguk singkat.

"Ku harap kau menuruti apa yang di katakan mulank."

Key kembali menatap Purok dengan tatapan datar.

"Jika kau membantahnya, Mulank akan marah dan tidak melindungimu dari roh jahat di sini."

Key mengangguk lalu tersenyum.

"Aku khawatir padamu." tangan Purok kembali mengusap lembut rambut Key lalu memanjat turun dan mendatangi Hanyi. Meninggalkan Key yang terpaku dengan pipi yang sudah 'berubah warna'.

***

Beberapa pemuda sedang berdiri mengelilingi Ekot dan bue di sebelahnya. Biasanya hal ini terjadi ketika akan ada hal penting atau keputusan besar dari Ekot.

"Gadis itu berbeda dari kita."

Suara bue tidak membuat Purok buyar dari lamunannya. Ia kembali mengingat tadi saat bersama gadis pirang itu. Ia belum tau siapa namanya. Tapi entah mengapa ada desir tak biasa di hatinya ketika menatap wajah yang berubah warna itu.

"Purok!"

"Ya?" Purok menyahut dengan spontan.

"Gadis itu apa kalian semua tau siapa namanya?" tanya Ekot dengan raut wajah serius dan mata berbinar. Membuat Purok bingung dan curiga. Ini kedua kalinya ketika ia melihat mata kakaknya itu berbinar.

Sebelumnya ia melihat ketika ia di angkat menjadi pemimpin atau kepala suku di sini. Meski saat itu ia masih muda, tapi mendiang ayah mereka sudah percaya sepenuhnya pada Ekot.

"Namanya Ki."

"Tidak, namanya Yi."

"Akuu rasa namanya Ni."

Suara gaduh langsung tercipta. Mereka menyebutkan satu persatu nama yang jelas sangat jauh dari nama Key. Lidah mereka tak terbiasa untuk menyebut Key (dibaca: Kei)

"Namanya sulit di ucapkan," sahut Purok yang langsung di benarkan oleh semua pemuda di sana.

"Baiklah apapun namanya bukan itu yang akan aku sampaikan." Ekot tersenyum penuh arti melirik bue.

"Bue mengatakan gadis itu putri hutan. Ia cantik dan cerdas. Fisik yang juga berbeda dari kita."

Semua diam menyimak setiap kalimat yang di ucapkan Ekot. Tak bisa di pungkiri bahwa gadis pirang itu bersih dan cantik. Beberapa wanita di suku mereka juga putih tapi tak bersih. Sedangkan kecerdasan, Key sangat cerdas bagi mereka.

Bagaimana tidak? Pernah seorang bocah lelaki mengalami demam selama dua hari. Ibunya sudah pasrah tapi Key datang dan memeriksa bocah itu. Ia lalu mengobatinya dengan sebuah daun tanpa berkata apapun. Esoknya bocah itu kembali sembuh dan bermain seperti biasanya. Sejak saat itu semua orang menyukai Keysa.

"Jadi, agar kita di limpahkan berkat dari mulank dan alasan utamanya agar ia tetap tinggal di sini maka bue dan aku memutuskan untuk menjadikan dia istriku."

Semua orang terkesiap terutama Purok.

Bersambung

Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗

Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^

Terimakasih atas apresiasi

kalian semua ❤

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

sodara rebutan 1 cwe...ekot-purok,...hayoooo siapa yg menang,....m

2020-04-27

1

Alam Bumi

Alam Bumi

smngt

2020-04-11

1

wardah

wardah

yahh thor.. sma purok aj lah...

2020-04-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!