Tentang Nana

Nalal Muna adalah nama lengkap Nana. Gadis berumur tujuh belas tahun yang baru saja menerima surat kelulusan dari tingkat SMA di salah satu kota di provinsi Lampung.

Dia menggunakan hijab sebagai identitas dirinya. Karna yang dia tau, itu merupakan suatu kewajibannya sebagai seorang muslimah. Alasan lain yang mendasar yaitu, dia merasa cantik saat mengenakan hijab dikepalanya. Sedangkan baju panjang yang Ia kenakan dalam keseharian, memberikan perlindungan pada kulit putihnya dari sengatan matahari.

Tapi kenyataannya Nana memang cantik bukan hanya semata karna hijab. Mata lebar dihiasi bulu mata lentik serta memiliki bibir tebal berwarna merah alami tanpa sentuhan lipstik. Merupakan dua bagian yang mampu menjabarkan sebuah kecantikan hakiki, dan juga menjadi daya pikat tersendiri dari gadis bernama Nana.

Dia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Jumlah anak yang cukup fantastik untuk generasi sekarang. Dan Nana sangat beruntung, menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarganya. Dikelilingi empat saudara lali-laki, membuat Nana tumbuh menjadi gadis tomboy dimasa kecilnya.

Dari kecil dia mendapatkan semua yang diinginkannya, bukan karena menjadi anak manja tetapi karna dimanjakan. Kasih sayang begitu melimpah Ia dapatkan, terutama dari sosok Ayah. Yang lama mendambakan kehadiran anak perempuan untuk menjadi oase dalam keluarganya

***

" Dek, kalau nerusin SMP nya di Lampung tempat mas Rahmat gimana?" Pertanyaan yang diajukan Sholeh pada Nana sebelum ke Lampung.

Saat itu Nana barulah lulus Sekolah Dasar dikampung tempat tinggalnya. Dan belum pernah berpisah lama dengan kedua orang tuanya. Namun dengan polosnya Nana menyetujui usulan Sholeh. Bahkan tidak ada rasa takut dimatanya.

" Adek mau kok, sekolah di tempatnya mas Rahmat. Malah enak disana, airnya kan manis." Nana pernah berkunjung kesana sebelumnya. Membaningkan mata air disana dengan mata air di kampungnya yang merupakan daerah pesisir laut.

Sholeh terkejut sendiri mendengar jawaban Nana. " Beneran ??? Nanti kamu nangis lagi disana, karna jauh dari Bapak sama ibu." Meyakinkan kembali jawaban dari Nana.

" Eemmm." Nana mengedarkan bola mata dan menunjuk-nunjuk pelipis, tanda dia sedang memikirkan ucapan Sholeh.

" Ya nggak papa. Nanti kan, kalau kangen bisa telfon. Kalau masih kangen, ya Bapak Ibu suruh nengokin adek di tempatnya mas Rahmat lah... Ya kan? Ya kan?" Nana bangga dengan jawabannya. Karna merasa terlihat pintar dengan jawaban yang Ia pilih.

Sholeh merasa terharu sekaligus gemas dengan adik perempuannya. Sampai tak bisa menahan untuk tidak menciumi pipi nan gembil milik Nana, lalu memeluknya. Tidak peduli, meski adik perempuannya sudah beranjak remaja.

Keesokan harinya, Sholeh menyampaikan niat yang sudah disetujui oleh Nana untuk membawanya ke Lampung kepada kedua orang tuanya. Namun mereka menolak dengan tegas apa yang disampaikan Sholeh. Setelah Sholeh memberikan alasan yang cukup kuat sebagai bahan pertimbangan, barulah mereka berpikir ulang tentang keputusannya.

Ayah memilih bertanya langsung pada Nana. Akhirnya Ayah memutuskan untuk memberikan restunya pada Nana yang akan melanjutkan SMP di Lampung, tempat anak pertamanya tinggal.

Keputusan ini diambil setelah menimbang baik buruk nya unruk Nana. Mengingat buruknya akses jalan utama kampung mereka. Serta jauhnya jarak dari pemukiman sampai sekolahan yang sebelumnya menjadi tujuan Nana. Karna di kampungnya hanya ada sekolah dasar dan TPQ. Rencana awal, Nana akan dimasukan ke asrama atau pesantren yang dekat dengan sekolahan. Namun masih saja ada keraguan juga kehawatiran di hati orang tua Nana.

***

Malam sebelum keberangkatan Nana ke Lampung, menjadi malam yang panjang untuk kedua orang tuanya. Tidak satupun diantara mereka yang dapat memejamkan mata. Pandangan mata Ibu, hanya ditujukan pada anak perempuan yang sedang terlelap di sampingnya.

" Pak..." Ibu memanggil lirih suaminya. Takut jika suaranya dapat membangunkan Nana.

" Hhmm..." Jawab singkat Ayah.

" Besok coba tanyain lagi ke Nana ya, Pak!"

" Mau tanya apa lagi toh, Bu..? Apa gak lihat, anakmu semangatnya sampai begitu. Saat tau kalau besok diajak Sholeh berangkat ke Lampung."

" Tapi, Pak..." Ucapan Ibu yang tidak terselesaikan.

" Bu, doakan saja anakmu. Dia punya kemauan sekolah, biarkan dia melakukan apa yang dia mau." Kata-kata yang seharusnya menenangkan, malah membuat hati ibu jadi merintih kesakitan.

Adzan subur berkumandang. Nana bangun dan segera berlari ke mushola dekat rumah, seperti biasa. Tanpa mengetahui kegundahan yang sedang mencambuk hati kedua orang tuanya. Bahkan mata sembab Ibu karna menagisinya semalampun tidak diperhatikan lagi oleh Nana.

Selesai mengaji Qur'an bersama teman-temannya selepas sholat subuh. Dengan wajah bahagia dia mengajak semua teman-temannya mengaji untuk bersalaman, sebagai tanda perpisahan. Bahkan Nana sempat mampir kerumah Embah Uti yang menjadikannya sebagai cucu kesayangan sepanjang masa untuk berpamitan, mesti tidak disuruh oleh Ayah maupun Ibu.

Waktu keberangkatan tiba. Ibu seakan tidak mampu melepas pelukannya pada Nana.

" Udah toh, Bu... adek mau pamit sama bapak." Pintanya pada Ibu yang terasa sangat lama mendekapnya. " Nanti kalau ketinggalan bis gimana?" Ucapan Nana membuat ibu lemas lalu melepaskan pelukannya.

" Bapak adek pamit..." Menyodorkan tangannya setelah menemukan Ayahnya di ruang TV. Tanpa melihat anak kesayangannya bahkan cenderung memalingkan wajah, Ayah menyerahkan tanggan yang langsung disambut kecupan di punggungnya oleh Nana.

Tadi kayak lihat matanya bapak ada airnya deh ! Guman Nana dalam hati, sambil menaiki sepeda motor yang dikendarai Sholeh.

Apa yang dilihat Nana adalah sebuah kenyataan yang sedang Ayahnya coba tutupi. Kenyataan bahwa orang yang paling terluka melepas kepergian Nana adalah Ayah. Jangankan mengantar Nana ke depan rumah dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, memandang wajah Nana saat berpamitan saja tak mampu ayah lakukan.

Note :

- Embah Uti \= Sebutan untuk Nenek dalam bahasa Jawa

Terpopuler

Comments

Anna Susiana

Anna Susiana

ayo lanjut menyimak ceritanya

2023-02-28

0

Priska Anita

Priska Anita

Lanjut

2020-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Drama Perpisahan
2 Tentang Nana
3 Teman Perjalanan
4 Rumah
5 Zen dan Keluarga
6 Zen dan Keluarga 2
7 Mantan Teridah
8 Konspirasi Penolakan Lamaran
9 Konspirasi Penolakan Lamaran 2
10 Ibu Terjebak
11 Nana Sakit
12 Nana Sakit 2
13 Menerima Lamaran
14 Jurusan Yang menyesatkan
15 Mahasiswa Baru
16 Firasat Zen
17 Mahasiswa Baru 2
18 Jangan diangkat
19 Mendatangi Nana
20 Tidak dikenali
21 Canggung
22 Perpisahan Pertama
23 Saling Mengenang
24 Alasan Lain Kegelisahan Nana
25 Nasi Goreng Made in Nana
26 Senyuman di Wajah Zen
27 Senyuman di Wajah Zen 2
28 Aku Takut... by : Nana
29 Libur Telah Tiba
30 Mimpi Basah ?
31 Hadiah Untuk Nana
32 Bertemu Rif'an
33 Rumah Sakit
34 Rumah Sakit 2
35 Rumah Sakit 3
36 Rumah sakit 4
37 Rumah Sakit 5
38 Merenungkan Sikap Nana
39 Kedatangan Tamu Istimewa
40 Salah Sangka
41 Menjenguk ???
42 Mendatangkan Zen Untuk Nana
43 Mendatangkan Zen Untuk Nana 2
44 Bukan Sedang Berkencan
45 Pikiran Mesum Nana
46 Surat Cinta Dari Zen
47 I Love You Calon Imamku
48 Sayang dan Cinta
49 Menengok Keponakan Baru
50 Takbir Mursal ( Takbir Keliling )
51 Syawalan
52 Kekecewaan Nana
53 Kekecewaan Nana 2
54 Cari Pacar Lagi
55 Bidadari Vs Bidadari
56 Dia Aisyah
57 Rumah Kost
58 Sakit Karna Menahan Rindu
59 Ratunya Bidadari
60 Yank, Hujan Turun Lagi
61 Susu dan Jahe
62 Berpisah Itu Menyakitkan
63 Si Manis Jembatan Ancol
64 Memilih Hadiah Untuk Mamam
65 Susah Tidur
66 Meminta Pertanggungjawaban
67 Gayung Baru Ibu
68 Nana vs Ayah Ibu
69 Kejutan Untuk Zen
70 Ciuman Di Jari Nana
71 Kejutan Untuk Zen 2
72 Tanggal Pernikahan
73 Perdebatan
74 Pelampiasan Nana
75 Over Dosis?
76 Malam Itu...
77 Rumah Calon Mertua
78 Merasa Minder
79 Akad Nikah
80 Kapan Nikahnya?
81 Voicenote
82 Mencari Nana
83 Batal Berbaikan Dengan Masa Lalu
84 Teman Sekelas Nana
85 Tisu Gulung
86 Pengganggu
87 Perang Batin
88 Mumum Tak Tahan
89 Pasangan Dholim
90 Penasaran
91 Kehebohan Keluarga Zen
92 Ngajak Gelut
93 Pesan Berantai Zen
94 Kejantanan Zen
95 Mengecat Kamar Tidur
96 Puskesmas
97 Puskesmas 2
98 Puskesmas 3
99 Menunda
100 Nana-Nana Lain
101 Presentasi
102 Hamil Duluan
103 Rumah Mantan
104 Nana Dan Ibu Mertua
105 Menuju Hari 'H'
106 Menuju Hari 'H' 2
107 Hari 'H'
108 Hari 'H' 2
109 Kedatangan Sang Mantan
110 Sudah Sah
111 Nana Ketagihan
112 Drama Sang Pengantin
113 Menuntut Hak-nya (Zen)
114 Membuka Kado
115 Mumum Ikhlas
116 Menyesal
117 Pecel Terong
118 Siaran Langsung Author
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Drama Perpisahan
2
Tentang Nana
3
Teman Perjalanan
4
Rumah
5
Zen dan Keluarga
6
Zen dan Keluarga 2
7
Mantan Teridah
8
Konspirasi Penolakan Lamaran
9
Konspirasi Penolakan Lamaran 2
10
Ibu Terjebak
11
Nana Sakit
12
Nana Sakit 2
13
Menerima Lamaran
14
Jurusan Yang menyesatkan
15
Mahasiswa Baru
16
Firasat Zen
17
Mahasiswa Baru 2
18
Jangan diangkat
19
Mendatangi Nana
20
Tidak dikenali
21
Canggung
22
Perpisahan Pertama
23
Saling Mengenang
24
Alasan Lain Kegelisahan Nana
25
Nasi Goreng Made in Nana
26
Senyuman di Wajah Zen
27
Senyuman di Wajah Zen 2
28
Aku Takut... by : Nana
29
Libur Telah Tiba
30
Mimpi Basah ?
31
Hadiah Untuk Nana
32
Bertemu Rif'an
33
Rumah Sakit
34
Rumah Sakit 2
35
Rumah Sakit 3
36
Rumah sakit 4
37
Rumah Sakit 5
38
Merenungkan Sikap Nana
39
Kedatangan Tamu Istimewa
40
Salah Sangka
41
Menjenguk ???
42
Mendatangkan Zen Untuk Nana
43
Mendatangkan Zen Untuk Nana 2
44
Bukan Sedang Berkencan
45
Pikiran Mesum Nana
46
Surat Cinta Dari Zen
47
I Love You Calon Imamku
48
Sayang dan Cinta
49
Menengok Keponakan Baru
50
Takbir Mursal ( Takbir Keliling )
51
Syawalan
52
Kekecewaan Nana
53
Kekecewaan Nana 2
54
Cari Pacar Lagi
55
Bidadari Vs Bidadari
56
Dia Aisyah
57
Rumah Kost
58
Sakit Karna Menahan Rindu
59
Ratunya Bidadari
60
Yank, Hujan Turun Lagi
61
Susu dan Jahe
62
Berpisah Itu Menyakitkan
63
Si Manis Jembatan Ancol
64
Memilih Hadiah Untuk Mamam
65
Susah Tidur
66
Meminta Pertanggungjawaban
67
Gayung Baru Ibu
68
Nana vs Ayah Ibu
69
Kejutan Untuk Zen
70
Ciuman Di Jari Nana
71
Kejutan Untuk Zen 2
72
Tanggal Pernikahan
73
Perdebatan
74
Pelampiasan Nana
75
Over Dosis?
76
Malam Itu...
77
Rumah Calon Mertua
78
Merasa Minder
79
Akad Nikah
80
Kapan Nikahnya?
81
Voicenote
82
Mencari Nana
83
Batal Berbaikan Dengan Masa Lalu
84
Teman Sekelas Nana
85
Tisu Gulung
86
Pengganggu
87
Perang Batin
88
Mumum Tak Tahan
89
Pasangan Dholim
90
Penasaran
91
Kehebohan Keluarga Zen
92
Ngajak Gelut
93
Pesan Berantai Zen
94
Kejantanan Zen
95
Mengecat Kamar Tidur
96
Puskesmas
97
Puskesmas 2
98
Puskesmas 3
99
Menunda
100
Nana-Nana Lain
101
Presentasi
102
Hamil Duluan
103
Rumah Mantan
104
Nana Dan Ibu Mertua
105
Menuju Hari 'H'
106
Menuju Hari 'H' 2
107
Hari 'H'
108
Hari 'H' 2
109
Kedatangan Sang Mantan
110
Sudah Sah
111
Nana Ketagihan
112
Drama Sang Pengantin
113
Menuntut Hak-nya (Zen)
114
Membuka Kado
115
Mumum Ikhlas
116
Menyesal
117
Pecel Terong
118
Siaran Langsung Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!