Mahasiswa Baru 2

Hari-hari berat Nana di kampus terus berjalan. Nana yang pada awalnya merasa senang karna bisa diterima di Universitas Negeri XX, sekarang menjadi frustasi. Dia merasa minder berada di antara teman-teman sekelasnya.

Kok mereka pinter-pinter banget sih ? Dibandingkan mereka apalah aku ini. Hiks. Saat menyadari kualitasnya tidak sebanding dengan teman-temannya.

Di SMA Nana adalah salah satu murid unggulan. Namun saat di kampus dia bertemu teman-teman dari berbagai daerah yang juga berprestasi, membuat Nana merasa menjadi rendah diri. Ya, mungkin karna standar pendidikan disetiap daerah mempunyai perberbedaan, membuat kualitas peserta didiknyapun menjadi berbeda-beda.

Rendah diri bukan berarti membuat Nana menjadi terpuruk. Namun hal itu dijadikan Nana semangat untuk belajar lebih keras lagi, agar bisa mengimbangi teman-teman di kelasnya. Jangankan mengingat sang calon suami, menengok orang tuanya di kampung halamanpun tidak terlintas dipikirannya. Karna waktunya habis untuk belajar meski di akhir pekan. Hingga semester pertama perkuliahan hampir berakhir.

Namun ada baik juga, Nana menyibukan diri dengan belajar. Jadi tidak ada kesempatan untuknya melakukan tebar pesona dikampus. Ya walaupun Nana memang tidak berniat melakukan itu.

Selain belajar sendiri, Nana juga sering diskusi dengan Naila karna beberapa mata kuliah mereka satu kelompok untuk presentasi di kelas. Itu juga yang menjadi alasan mereka menjadi dekat.

Naila yang seorang anak tunggal dan merasa kesepian merasa bersyukur dapat mengenal Nana dan teman di kostnya. Naila juga sering menghabiskan waktu di kost Nana saat jam istirahat atau waktu jeda jam kuliah.

" Dek, aku pingin kost disini, apa masih ada kamar kosong?" Ucap Naila yang sedang tidur nikmat di springbed 2 in 1 kamar kost Nana.

" Sabar nunggu aku wisuda dulu, Nay..." Ucap Tia mahasiswi semester akhir yang juga teman sekamar Nana.

" Iya, mbak Nay... kan kost ini kamarnya dah penuh semua. Tapi kenapa mbak Nay pingn ngekost ? Bukannya enakan dirumah? Lagian kan jarak dari rumah ke kampus paling cuma setengah jam nyampe."

" Kamu kan tau, Ayah sama Bundaku jarang dirumah. Yang bantu2 dirumah kalau sore juga pulang. Dirumah sepi. Enakan disini kalau bobok bisa sambil peluk-peluk kamu kayak gini." Naila menarik tubuh Nana yang duduk dipinggiran kasur. Mempraktekan apa yang barusan Ia ucapkan.

" Hih, dasar kalian ini pasangan mesum. Bikin orang jadi nggak fokus ngerjain skripsi aja!" Tia menyingkirkan meja labtopnya lalu merebahkan diri di lantai.

" Halah, mbak Tia... bilang aja kalau males." Nana dan Naila kompak mentertawakan Tia yang memang sedang malas-malasan mengerjakan sekripsinya.

***

Selesai makan siang dan sholat duhur Nana dan Naila menggunakan sepeda motor masing-masing mengangkut Maimunah dan Renata kembali ke kampus. Karna hari ini mereka ada jam kuliah siang. Mereka berjalan bersama menuju kelas yang berada dilantai dua menggunakan tangga. Mereka memang jarang sekali menggunakan fasilitas lift di kampusnya.

Cinta karna cinta, jangan tanyakan mengapa, tak bisa jelaskan, karna hati ini telah bicara**. Suara dering ponsel Nana. Membuat Naila, May dan Renata bersamaan menatap kearahnya seperti sedang meu dijadikan terdakwa.

" Idih... anak kecil, nada deringnya gitu amat sih...." Oceh Renata, memancing tawa May dan Naila juga Azam yang tidak mereka sadari sedang berjalan di belakang mereka.

Walau usia Nana hanya terpaut dua sampai tiga tahun dari teman-temannya, namun dia selalu diperlakukan selayaknya adik kecil oleh mereka, terutama oleh Naila dan Renata. Padahal jika dilihat dari postur tubuh, Renata kalah besar dan tinggi dari Nana.

" Hehehe." Nana malu.

Itukan lagu yang kita nyanyikan waktu OSPEK.

Azam seperti mendapat harapan baru. Setelah dia mendapat penolakan dari Nana.

Azam beranggapan bahwa Nana memilih lagu itu sebagai dering ponselnya, untuk mengingatkan tentang kenangan saat pertama kali mereka dipertemukan. Namun anggapan Azam tidaklah 100% merupakan kebenaran. Terlepas lagu itu merupakan soundtrak yang mengiringi kisah cintanya bersama Ardi, Nana memang menyukai syair lagu itu.

Episodes
1 Drama Perpisahan
2 Tentang Nana
3 Teman Perjalanan
4 Rumah
5 Zen dan Keluarga
6 Zen dan Keluarga 2
7 Mantan Teridah
8 Konspirasi Penolakan Lamaran
9 Konspirasi Penolakan Lamaran 2
10 Ibu Terjebak
11 Nana Sakit
12 Nana Sakit 2
13 Menerima Lamaran
14 Jurusan Yang menyesatkan
15 Mahasiswa Baru
16 Firasat Zen
17 Mahasiswa Baru 2
18 Jangan diangkat
19 Mendatangi Nana
20 Tidak dikenali
21 Canggung
22 Perpisahan Pertama
23 Saling Mengenang
24 Alasan Lain Kegelisahan Nana
25 Nasi Goreng Made in Nana
26 Senyuman di Wajah Zen
27 Senyuman di Wajah Zen 2
28 Aku Takut... by : Nana
29 Libur Telah Tiba
30 Mimpi Basah ?
31 Hadiah Untuk Nana
32 Bertemu Rif'an
33 Rumah Sakit
34 Rumah Sakit 2
35 Rumah Sakit 3
36 Rumah sakit 4
37 Rumah Sakit 5
38 Merenungkan Sikap Nana
39 Kedatangan Tamu Istimewa
40 Salah Sangka
41 Menjenguk ???
42 Mendatangkan Zen Untuk Nana
43 Mendatangkan Zen Untuk Nana 2
44 Bukan Sedang Berkencan
45 Pikiran Mesum Nana
46 Surat Cinta Dari Zen
47 I Love You Calon Imamku
48 Sayang dan Cinta
49 Menengok Keponakan Baru
50 Takbir Mursal ( Takbir Keliling )
51 Syawalan
52 Kekecewaan Nana
53 Kekecewaan Nana 2
54 Cari Pacar Lagi
55 Bidadari Vs Bidadari
56 Dia Aisyah
57 Rumah Kost
58 Sakit Karna Menahan Rindu
59 Ratunya Bidadari
60 Yank, Hujan Turun Lagi
61 Susu dan Jahe
62 Berpisah Itu Menyakitkan
63 Si Manis Jembatan Ancol
64 Memilih Hadiah Untuk Mamam
65 Susah Tidur
66 Meminta Pertanggungjawaban
67 Gayung Baru Ibu
68 Nana vs Ayah Ibu
69 Kejutan Untuk Zen
70 Ciuman Di Jari Nana
71 Kejutan Untuk Zen 2
72 Tanggal Pernikahan
73 Perdebatan
74 Pelampiasan Nana
75 Over Dosis?
76 Malam Itu...
77 Rumah Calon Mertua
78 Merasa Minder
79 Akad Nikah
80 Kapan Nikahnya?
81 Voicenote
82 Mencari Nana
83 Batal Berbaikan Dengan Masa Lalu
84 Teman Sekelas Nana
85 Tisu Gulung
86 Pengganggu
87 Perang Batin
88 Mumum Tak Tahan
89 Pasangan Dholim
90 Penasaran
91 Kehebohan Keluarga Zen
92 Ngajak Gelut
93 Pesan Berantai Zen
94 Kejantanan Zen
95 Mengecat Kamar Tidur
96 Puskesmas
97 Puskesmas 2
98 Puskesmas 3
99 Menunda
100 Nana-Nana Lain
101 Presentasi
102 Hamil Duluan
103 Rumah Mantan
104 Nana Dan Ibu Mertua
105 Menuju Hari 'H'
106 Menuju Hari 'H' 2
107 Hari 'H'
108 Hari 'H' 2
109 Kedatangan Sang Mantan
110 Sudah Sah
111 Nana Ketagihan
112 Drama Sang Pengantin
113 Menuntut Hak-nya (Zen)
114 Membuka Kado
115 Mumum Ikhlas
116 Menyesal
117 Pecel Terong
118 Siaran Langsung Author
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Drama Perpisahan
2
Tentang Nana
3
Teman Perjalanan
4
Rumah
5
Zen dan Keluarga
6
Zen dan Keluarga 2
7
Mantan Teridah
8
Konspirasi Penolakan Lamaran
9
Konspirasi Penolakan Lamaran 2
10
Ibu Terjebak
11
Nana Sakit
12
Nana Sakit 2
13
Menerima Lamaran
14
Jurusan Yang menyesatkan
15
Mahasiswa Baru
16
Firasat Zen
17
Mahasiswa Baru 2
18
Jangan diangkat
19
Mendatangi Nana
20
Tidak dikenali
21
Canggung
22
Perpisahan Pertama
23
Saling Mengenang
24
Alasan Lain Kegelisahan Nana
25
Nasi Goreng Made in Nana
26
Senyuman di Wajah Zen
27
Senyuman di Wajah Zen 2
28
Aku Takut... by : Nana
29
Libur Telah Tiba
30
Mimpi Basah ?
31
Hadiah Untuk Nana
32
Bertemu Rif'an
33
Rumah Sakit
34
Rumah Sakit 2
35
Rumah Sakit 3
36
Rumah sakit 4
37
Rumah Sakit 5
38
Merenungkan Sikap Nana
39
Kedatangan Tamu Istimewa
40
Salah Sangka
41
Menjenguk ???
42
Mendatangkan Zen Untuk Nana
43
Mendatangkan Zen Untuk Nana 2
44
Bukan Sedang Berkencan
45
Pikiran Mesum Nana
46
Surat Cinta Dari Zen
47
I Love You Calon Imamku
48
Sayang dan Cinta
49
Menengok Keponakan Baru
50
Takbir Mursal ( Takbir Keliling )
51
Syawalan
52
Kekecewaan Nana
53
Kekecewaan Nana 2
54
Cari Pacar Lagi
55
Bidadari Vs Bidadari
56
Dia Aisyah
57
Rumah Kost
58
Sakit Karna Menahan Rindu
59
Ratunya Bidadari
60
Yank, Hujan Turun Lagi
61
Susu dan Jahe
62
Berpisah Itu Menyakitkan
63
Si Manis Jembatan Ancol
64
Memilih Hadiah Untuk Mamam
65
Susah Tidur
66
Meminta Pertanggungjawaban
67
Gayung Baru Ibu
68
Nana vs Ayah Ibu
69
Kejutan Untuk Zen
70
Ciuman Di Jari Nana
71
Kejutan Untuk Zen 2
72
Tanggal Pernikahan
73
Perdebatan
74
Pelampiasan Nana
75
Over Dosis?
76
Malam Itu...
77
Rumah Calon Mertua
78
Merasa Minder
79
Akad Nikah
80
Kapan Nikahnya?
81
Voicenote
82
Mencari Nana
83
Batal Berbaikan Dengan Masa Lalu
84
Teman Sekelas Nana
85
Tisu Gulung
86
Pengganggu
87
Perang Batin
88
Mumum Tak Tahan
89
Pasangan Dholim
90
Penasaran
91
Kehebohan Keluarga Zen
92
Ngajak Gelut
93
Pesan Berantai Zen
94
Kejantanan Zen
95
Mengecat Kamar Tidur
96
Puskesmas
97
Puskesmas 2
98
Puskesmas 3
99
Menunda
100
Nana-Nana Lain
101
Presentasi
102
Hamil Duluan
103
Rumah Mantan
104
Nana Dan Ibu Mertua
105
Menuju Hari 'H'
106
Menuju Hari 'H' 2
107
Hari 'H'
108
Hari 'H' 2
109
Kedatangan Sang Mantan
110
Sudah Sah
111
Nana Ketagihan
112
Drama Sang Pengantin
113
Menuntut Hak-nya (Zen)
114
Membuka Kado
115
Mumum Ikhlas
116
Menyesal
117
Pecel Terong
118
Siaran Langsung Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!