Sudah 2 minggu hubungan mereka terjalin dengan baik walaupun dengan susah payah menjalin hubungan dengan cara diam-diam.
Tetap aja Maminya Celine mau memisahkan mereka berdua.
Celine pun pergi menemui Dimas di kampus. Sebelum dia pergi,Maminya menghampiri Celine.
“Mau pergi menemui Dimas lagi,hah?"
Celine memutar matanya dengan jengah.
“Kalo iya,kenapa?"
“Bagus..pergilah sana menemui anak miskin itu,tapi jangan salahkan Mami kalo terjadi
sesuatu dengan cowok kamu itu".
Celine mengepalkan tangannya dengan perkataan Maminya tersebut.
"Apa maksud Mami..apa Mami mau mengancam ku dengan menyuruh orang membunuh Dimas",ucap Celine dengan
berapi-api.
"Sebelum kalian berdua berpisah apa pun akan Mami lakukan demi anak Mami".
kalo Mami sayang anak,seharusnya Mami merestui kami berdua".
"Mami sayang sama anak-anak Mami. Makanya Mami mau kamu mencari pasangan yang sepadan dengan keluarga kita. bukan anak miskin kayak cowok kamu sekarang.
Kalau kamu tidak memutuskan hubungan dengan anak itu,jangan salahkan mami jika dia dan keluarganya akan hancur dan tinggal di jalanan",ucap Mami Celine dengan antusias.
Mata Celine pun berkaca-kaca dengan ancaman Maminya.
"Mami kejam..Mami egois. Mami hanya mementingkan diri sendiri. Tidak mementingkan anaknya. Yang ada dipikiran mami hanyalah harta dan kekayaan. Bagi kami,Mami bukan yang terbaik buat kami".
Celine menangis dihadapan Maminya dan berlari ke kamarnya.
Celine hanya terdiam dan merenungi ancaman sang Mami. Dia tahu kalau Maminya tidak main-main dengan ancaman tersebut.
Celine pun bingung apa yang akan dia lakukan. Dia mencintai Dimas. Tetapi dia juga gak mau terjadi apa-apa dengan Dimas.
Celine menangis dengan hati yang hancur. Dia tidak mengerti dengan pikiran maminya.
Celine begitu mencintai Dimas. Tapi pada akhirnya perjalanan cintanya sendiri dirusak oleh Maminya sendiri.
Setelah habis menangis,Celine yang emosi tanpa berpikir panjang langsung berangkat ke Singapura di mana dulunya dia menuntut ilmu di sana. Saking emosinya dia tidak memikirkan hati Dimas.
Sakit..itulah yang dirasakan Celine. Mengapa Maminya bisa bisa sekejam ini hanya karena Dimas bukan orang berada.
“Maafkan aku Dimas,kita harus berpisah. Aku tidak mau Karir kamu hancur di tangan Mami",batin Celine dalam hati.
Sebelum berangkat ke bandara,Celine menelepon Dimas.
Dimas:"Hallo sayang,kita ketemuan di tempat biasa ya"
Celine:"maafkan aku Dimas. Kita bisa ketemuan di bandara nggak?"
Dimas sangat kaget mendengar perkataan Celine. Dia tidak salah dengar kan.
Dimas:"Apa kamu bilang,apa aku nggak salah dengar?"
Celine:"kamu gak salah dengar. Aku serius dengan ucapan aku. Kita ketemuan di bandara 1 jam lagi".
Celine mematikan teleponnya. Lalu dia menelepon taksi dan memberitahu alamat rumahnya.
Tidak berselang lama taksi pun datang. Celine memberitahukan kepada pelayan rumah kalau dia berangkat ke Singapore untuk menenangkan hatinya.
Sesampai di raksi,Celine mulai merenungkan hubungannya dengan Dimas dengan wajah yang sedih. Tetapi dia tidak boleh egois. Dia juga harus memikirkan nasib Dimas jika hubungan mereka tetap berlanjut. Dengan rasa sedih dan sakit,Celine mantap berpisah dengan Dimas.
.
.
.
Pada saat di bandara,Celine menunggu Dimas di cafe bandara.
Dimas yang sudah sampai di bandara mencari Celine. Lalu dia menemukan cafe yang di maksud Celine. Dan menuju tempat di mana Celine menunggu.
“Hai sayang,sudah lama menunggu?”
Celine yang melihat Dimas pun langsung menangis dan memeluknya.
Dimas bingung dengan tingkah Celine. Dia merasa ada yang aneh dengan Celine.
“Ada apa,sayang. Kenapa kamu menangis?”
Celine melepaskan pelukannya dan merasa dirinya sudah tenang.
Setelah Celine sudah tenang,barulah dia berbicara dengan Dimas.
“Dimas...setelah aku pikir-pikir kita pisah aja”.
Bagai petir di siang bolong,Dimas langsung terdiam dan lemas. Seperti biasa dia tetap bersikap tenang.
“Kenapa",tanya Dimas dengan heran.
Celine yang terlihat sedih lalu menunduk. Dia tidak mau dilihat Dimas kalau dirinya terlihat kacau.
“Aku akan lama tinggal di Singapura. Kita nggak akan ketemu dalam waktu yang lama. Maka itu aku mau pisah sama kamu”.
“Kan kita bisa Video Call yank. Kalo aku libur ngajar nanti aku akan berkunjung kamu ke Singapura”.
Celine menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. Dia melihat kesedihan yang ada di wajah Dimas.
“Nggak Dimas,kita tetap pisah. Jujur,aku benar-benar sayang sama kamu. Terima kasih telah menjadi pendamping aku yang setia. Terima kasih karena kamu sudah banyak bersabar mendampingi aku. Terima kasih. Jangan cari aku. Temukan kebahagian kamu setelah ini”.
Celine langsung berlari ke dalam bandara sambil menangis. Sedangkan Dimas diam mematung. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.
Celine memutuskan Dimas tanpa alasan yang jelas.
.
.
.
Sedangkan di ruang tunggu di dalam bandara,Celine masih menangis sesenggukan. Dia tidak menyangka harus mengorbankan hubungannya dengan Dimas akibat ulah Maminya yang kejam.
Celine memblokir nomor Dimas agar Dimas tidak mencarinya. Lalu dia menghubungi adiknya Vinka kalau dia berangkat ke Singapura. Vinka pun terkejut mendengar ucapan kakaknya.
Vinka bertanya kepada kakaknya kenapa mendadak ke Singapura.
Celine menceritakan semuanya ke Vinka akibat ulah Maminya. Dia tahu Maminya bisa nekat menghancurkan karir Dimas dan keluarga Dimas. Mami Celine memang orang yang amat kejam. Dia bisa menghalalkan segala cara apa yang Maminya inginkan termasuk mengorbankan kedua anaknya.
Vinka sangat geram dengan ulah Maminya. Dan lihat saja nanti,suatu saat Vinka akan menjelaskan ke Dimas agar dia tidak salah paham kenapa Celine memutuskan Dimas.
Pesawat telah mendarat,Celine masuk ke pesawat tersebut dengan wajah yang terlihat sedih. Lalu dia duduk termenung di dekat jendela pesawat.
Sedangkan di tempat lain,Dimas pulang dari bandara dan mengendarai mobilnya menuju ke apartemen.
Hati Dimas benar-benar sangat hancur waktu Celine mengatakan kalau mereka harus berpisah.
Setelah berpikir,akhirnya Dimas memutuskan untuk menenangkan diri dari hubungan ini. Besok dia harus bertemu Erick untuk mengajukan pengunduran dirinya. Untuk apa dia bertahan di sini sedangkan kenangannya bersama Celine ada di kampus ini.
.
.
.
Keesokan harinya, Dimas pergi ke kampus untuk menemui Erick. Dia sudah bertekad untuk mengundurkan diri dari dunia mengajar dan kembali ke kampung halamannya untuk menata dirinya kembali.
Dimas masuk ke lift naik ke lantai 5. Di sana dia ketemu sama sekretaris Erick,Nindy.
“Nin,bapak ada",tanya Dimas dengan raut wajah gusar.
“Bapak lagi keluar. Mungkin sebentar lagi ke sini. Pak Dimas masuk saja. Ada Pak Joe di dalam,Nindy memberitahu ke Dimas”.
“Ok Nin,thank you ya”.
Dimas langsung masuk ke dalam ruangan Erick.
Tok...tok...tok...
Pintu terbuka sendiri melalui remote.
Dimas masuk ke dalam dan bertemu dengan Joe.
“Dimas"...sapa Joe.
“Hai Joe,Erick mana",tanya Dimas.
“Erick lagi meeting dengan beberapa orang dan sebentar lagi ke sini”.
Baru saja mereka mengobrol tiba-tiba Erick datang.
Erick berjalan ke arah mereka berdua. Dan langsung duduk di sofa singlenya.
Erick tahu kalau Dimas datang ke kantor pasti ada sesuatu yang tidak beres.
“Ada apa Dim",tanya Erick.
Dimas menunduk sebentar lalu melihat Erick dengan wajah yang gusar.
“Rick,gua mau mengundurkan diri dari sini”
Erick dan Joe kaget mendengar perkataan Dimas. Erick menatap Joe dengan tajam. Sedangkan Joe Cuma mengangkat bahunya.
“Kenapa loe mau berhenti",Dim tanya Joe dengan heran.
Akhirnya Dimas pun menceritakan hubungan cintanya dengan Celine yang kandas. Sedangkan Erick dan Joe mendengar dengan serius.
Setelah Dimas selesai bercerita,Erick menatap Dimas yang sedang sendu. Erick berdiri di dekat Dimas dan menepuk bahunya sambil memberi saran.
“Menurut gua Dim,Celine mau pisah sama loe itu karena Celine melindungi loe. Gua yakin Celine masih sayang sama loe. Dia sengaja mengorbankan cinta kalian karena dia tidak mau kamu bermasalah dengan Maminya”.
“Tapi Rick,kalo emank dia sayang sama gua otomatis kita bisa menghadapi Maminya bersama-sama. Bukan memilih meninggalkan gua kayak gini",Dimas merasa udah putus asa.
“Gua setuju sama Erick,Dim. Gua yakin dia pisah sama loe pasti ada alasannya sendiri. Ya mungkin ini sudah takdir loe harus berpisah sama Celine, come on,bro...tata hati loe lagi..mulailah move on..gua yakin pasti ada yang lebih baik dari Celine"..ungkap Joe yang memberi semangat ke Dimas.
“Gini aja dech Dim,anak-anak mulai UAS kan 2 bulan lagi. Setelah itu libur semester. Gua kasih loe cuti dulu sampai akhir semester. Setelah semester baru dimulai loe mulai mengajar lagi,gimana?”
“Loe nggak perlu berhenti. Itu juga kan cita-cita loe menjadi dosen. Gua nanti bilang ke dekan kalo loe cuti dan gua akan bikin surat cutinya. Biar dekan yang akan cari pengganti loe sementara”.
“Ya Dim,sayang kalo loe berhenti. Walaupun loe udah punya usaha di Bandung tapi kan setidaknya lumayan juga punya penghasilan tambahan menjadi dosen. Buat masa depan loe nanti",ungkap Joe menambahkan perkataan dari Erick.
Dimas termenung. Dia memejamkan matanya sebentar. Lalu membuang nafasnya. Memikirkan apa yang teman-temannya ucapkan.
Setelah itu Dimas membuka matanya dan melihat Erick dengan penuh percaya diri.
“Baiklah kalo itu maunya kalian. Gua setuju. Gua akan mengambil cuti sampai akhir semester. Setelah UAS selesai,gua akan pulang Bandung. Gua juga mau renovasi rumah orang tua gua dan melihat usaha gua yang di kelola orang tua dan adik gua".
Joe dan Erick tersenyum dengan bangga.
“Gitu baru sahabat kita. Gua yakin loe pasti bisa. Selama loe cuti tata hidup loe kembali”.
“Pulanglah ke Bandung. Kumpul kembali bersama keluarga loe. Pastinya orang tua dan adik loe kangen sama loe",Erick menepuk bahu Dimas dan berjalan ke kursi kebesarannya”.
Dimas tersenyum dan bangga mempunyai kedua sahabatnya. Di saat dia terpuruk,sahabatnya lah yang menguatkannya.
Sekian dulu ya cerita Dimas dan Celine. Di chapter selanjutnya kita kembalikan lagi ke cerita Erick bersama Clarisa dan teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
uups
panjang bngtz cerita Dimas ma celine
2021-11-23
1
Bu Fit
hadir bawa boom like
2020-07-17
0