2 tahun berlalu..
Mahda yang kini tengah di sibukkan dengan persiapan haflah akhirus-sanah terlihat hilir mudik. Santri putri angkatan takhasus mulai mendekor panggung untuk penampilan, di bantu oleh beberapa santri putra. Dalam acara besar seperti ini sudah jelas santri putra akan ikut serta membantu.
"Mahda, kamu jadi pengantin kan?" tanya Vivi.
Pengantin, istilah santri yang akan tampil dan sudah lulus lalaran, entah itu juz 'amma atau Qur'an.
"Na'am mba" jawab Mahda.
"Udah gih latihan aja, gak usah bantuin, kecapean nanti takut ngedrop pas waktu nya!" titah Vivi.
"Gak papa lah bantu dikit-dikit, latihan nanti malem ba'da isya" tolak Mahda.
"Ya kher kalo begitu" pasrah Vivi.
Mahda pun terus membantu mengupas bahan-bahan masakan atau sebagai nya bersama santri yang lain.
Pagi-pagi sekali para santri sudah di sibukan dengan berbagai kegiatan persiapan acara. Acara hari ini rencana akan di mulai pukul 8 pagi hingga selesai.
Mahda yang merangkap sebagai bendahara merasa sangat di sibukan dalam setiap acara, apalagi kali ini ia ikut serta tampil.
Sebuah panggung dengan dekorasi berwarna putih dengan aksen bunga mawar dan berbagai bunga berwarna putih pula, menambah megah dekorasi tersebut, menyuguhkan dekorasi bernuansa putih mengartikan suci dan sakral juga kekhidmatan.
Sebuah glass floor sepanjang 10 meter untuk tempat berpijak nya para pengantin juga wisudawati berjalan tak luput dari hiasan bunga berwarna putih tersebut.
Dengan memakai abaya berwarna hitam dengan hiasan tile berwarna pink fanta, para santri tengah di rias sedemikian rupa. Tak tanggung tanggung, bu Nyai memanggil 6 perias sekaligus untuk merias para santri putri nya, menjadikan mereka benar-benar seperti pengantin.
Melilitkan phasmina senada vareasi abaya nya, Mahda tampak seperti putri dari timur tengah, persis seperti Haniyah sewaktu muda dulu. Menempelkan bros yang terbuat dari bunga melati sebagai pertanda ia akan tampil hari ini.
(Ma'af gak munculin visual nya, takut kecewa sama pilihan saya🙏 Silahkan berfantasi sesuai imajinasi dan pilihan masing-masing🤗)
Aula mesjid mulai di padati oleh tamu undangan juga para wali santri. Sesuai peraturan, santri di larang menghampiri keluarga nya, pun sebalik nya sebelum acara selesai.
Sementara menunggu acara di mulai, team hadroh terlebih dahulu mengisi acara dengan membawakan beberapa sholawat. Mahda yang kebetulan sebagai vocalis utama harus absen karna diri nya tengah menyiapkan diri untuk tampil sesaat lagi.
Acara yang di nanti-nanti pun di mulai, ustadzah Nur selaku pembawa acara mulai memberikan sambutan dan mendikte satu per satu acara. Hingga acara inti pun di mulai.
Para santri berbaris, berjejer rapih dari mulai aula putri menuju panggung. Saat lagu Rohman ya Rohman yang di lantunkan oleh Sheikh Mishary Rasyid Al-Afasy mulai menggema, satu persatu santri mulai melangkahkan kaki nya. Menapaki glass floor yang memanjang menuju panggung. Saweran bunga melati terlihat di beberapa titik, di hambur seiring para santri menuju panggung yang di lengkapi dekorasi serba putih tersebut.
Satu persatu santri di panggil nama beserta binti juga alamat nya. Mahda yang berada di barisan depan saat setelah duduk, dapat melihat Yemma Haniyah, hameh juga jiddah Ita nya duduk di antara para wali santri.
Hati bergetar tatkala para santri bergantian melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, suara merdu dan cengkok yang telah di latih sedemikian rupa menggema di pondok tersebut.
Haniyah menitihkan air mata melihat anak gadis nya kini telah lulus Al Qur'an bil ghoib. Mengingat bagaimana susah nya ia dulu membujuk Mahda masuk ke sini, seperti diri nya dulu, ah rasa nya seperti bernostalgia.
Satu lagi yang membuat Haniyah menitihkan air mata nya, Mahda kembali menjadi juara 1 di kelas nya.
Maasyaa Alloh, Tabarakallah
Ucap Haniyah tak henti-henti.
Mahda berlari menghampiri Haniyah dengan Syahadah juga piala di tangan nya. Memeluk Yemma tercinta nya juga mengucapkan terima kasih karna telah mengantarkan nya ke tempat ini. Tak lupa, Mahda juga berterima kasih atas suport yang selalu Mahda berikan selama ini. Haniyah menepati janji nya untuk tidak melupakan Mahda dan terus menyambangi nya meski kini ada hadir nya Sulthan Aly.
Jangan aneh ya ada Aly lagi, they are Ali's family
Lulu dan jiddah Ita pun bergantian memeluk Mahda, merasa bangga dengan gadis yang dulu nya pecicilan juga barbar namun agamis tersebut.
Haniyah memberikan sebuah buket uang pecahan 100 ribuan juga bunga mawar kesukaan sang gadis yang telah ia siapkan di dalam mobil.
Mahda sontak kegirangan melihat hadiah-hadiah yang Yemma dan juga Yebba nya berikan, belum lagi dari jiddah Ita dan hameh Lulu yang menghadiahi nya abaya Turkey yang ia pesan langsung dari negara asal, tanpa melalui Zein terlebih dahulu.
Zein pun tak luput memeluk erat anak gadis kesayangan nya.
Jadi al mar'atu sholihah ya nak, amalkan ilmu yang udah Mahda dapet.
Bisik Zein lalu mencium ke dua pipi Mahda.
"Gak mau ngucapin atau ngasih hadiah bang?" tanya Mahda pada Aly yang terlihat santai-santai saja di depan pintu mobil.
Aly mengendikan badan nya dan masih terus memasang wajah cuek.
"Iiihhh. " Mahda menghentak-hentakan kaki nya kesal.
"Iya iya, sini ade gak jadi" ejekan Aly pada Mahda setiap mereka bertemu.
"Menyebalkan" gerutu Mahda seraya memeluk abang tampan nya tersebut.
Aly pun mendo'akan yang terbaik untuk Mahda.
"Cepet zuad (nikah) ye" bisik Aly dan spontan di hadiahi cubitan oleh Mahda.
******
Waktu menunjukan pukul 3 dini hari saat Mahda mengerjapkan mata nya. Rutinitas setiap hari yang ia lakukan di pondok. Buru-buru Mahda bangun lalu melipat selimut milik nya dan bergegas ke hammam (kamar mandi) sebelum pasukan yang lain menyerang, bisa-bisa ia mandi tak tenang.
Sholat tahajud lalu berdo'a dan bertadarus walau hanya beberapa ayat Mahda lakukan setiap hari sembari menunggu waktu subuh tiba.
Adzan subuh pun berkumandang, membangunkan setiap insan yang masih terlelap dalam mimpi nya untuk menunaikan kewajiban nya pada sang pencipta. Dengan langkai yang santai Mahda bergegas ke mesjid putri yang hanya berjarak beberapa meter saja di depan asrama, hanya perlu melewati taman di depan asrama.
Duduk istiqomah di tempat nya dan mengikuti membaca do'a fajar sebelum sholat subuh dan wirdul latif selepas sholat subuh. Berlomba, berperang melawan godaan syaiton yang membumbui mata setiap insan agar kembali mengantuk, kembali memejamkan mata nya.
Setelah pendidikan nya selesai Mahda sedikit agak santai, seperti pagi ini, jadwal mengajar pagi nya kosong dan masuk di waktu pelajaran ke 2.
"Gak masuk Da?" tanya ustadzah Nur.
"Eh, enggak ustadzah" jawab Mahda yang tengah memotong tempe untuk makan siang nanti.
"Pelajaran ke 2 masuk ya, sama ustadz Novel" ucap ustadzah Nur.
"Iya ustadzah" jawab Mahda.
Ustadzah Nur pun berlalu dan Mahda melanjutkan pekerjaan nya.
"Da, di panggil bu Nyai" ucap Vivi yang baru saja keluar dari rumah bu Nyai.
"Bu Nyai, ada apa ya?" tanya Mahda heran.
"Gagian, nanti bu Nyai hawas (marah), ada tamu tuh" titah Vivi.
Mahda pun segera mencuci tangan lalu masuk ke dalam rumah bu Nyai menuju ruang tamu. Berjalan dengan ke dua lutut seperti kebiasaan para santri jika akan menghadap guru nya.
"Mahda" panggil bu Nyai.
Hati Mahda seketika dag dig dug tak karuan. Ia takut jika bu Nyai akan menghukum nya, tapi ia mengingat kembali bahwa ia tak melanggar peraturan saat ini.
*****
Kira-kira kenapa Mahda di panggil ya?🤔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
wuah ada apa nih kok mahda di panggil bu nyai
2022-06-15
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
lebih baik memang gak ada visual takut kecewa pembaca karena sudah terlalu nyaman seperti ini tanpa visual
2022-06-15
0
Rinjani
ada yg mau ta'aruf apa Ngehidbah 😄😄🤣☝️
2022-05-29
0