Keputusan?

Mahda berjalan dengan anggun, dengan kepala menunduk seperti hal biasa nya para santri putri lakukan ketika keluar dari gerbang hitam, dengan sesekali mengecek ponsel nya yang ia pegang di tangan kanan nya.

Berjalan menuju rumah Sofia yang jarak nya tak jauh dari rumah nya. Hanya berbeda blok.

Sesekali ia mengangkat sedikit kepala nya, takut tiba-tiba ia menabrak tiang listrik atau telpon yang diam tak mau beranjak dari tempat nya.

Namun langkah nya terhenti saat tak sengaja Mahda melihat sosok yang ia kenal melintas di depan nya, lebih tepat nya melintas berlawanan arah.

Loh, ka Haidar udah reja' (pulang) tah? Ko gak ngabarin?

Batin Mahda saat Haidar melintas namun tak menghiraukan nya. Ia tahu Haidar pasti melihat diri nya, tapi kenapa mengacuhkan nya? Aneh. Fikir Mahda.

Biarlah, nanti ana tanyakan.

Batin nya lagi.

Tak perlu waktu lama, Mahda telah sampai di depan rumah sahabat karib nya tersebut.

"Assalamu'alaikum" ucap Mahda sopan dari depan rumah.

Celingak celinguk melihat sekeliling rumah yang terlihat sepi.

"Astaghfirulloh-al 'adhzim" ucap Mahda terkejut saat kembali memutarkan badan nya dan mendapati Sofia tengah berdiri di depan nya.

"Wa'alaikum salam" timpal Sofia sebagai jawaban salam Mahda tadi dengan posisi wajah yang di dekatkan pada Mahda.

"Isshhh, muke lo" sambung Mahda dengan mentoyor dahi Sofia agak lebih menjauh dari wajah nya.

"Kangen ya? Baru balek dah keluyuran" ledek Sofia.

"Pede, orang kita mau silaturahmi masa gak boleh? Ya udah, gue pulang lagi nih" ancam Mahda.

"Gitu aja marah, yok masuk tuan putri Mahda Qaireen" ucap Sofia dengan menekankan nama lengkap Mahda.

Mahda mendelikan mata nya jengah dengan perkataan teman nya ini. Ia pun masuk dan tanpa sungkan nya seperti di rumah sendiri, Sofia pun memaklumi nya karna dia pun sama hal nya dengan Mahda jika bertamu ke rumah nya.

*****

"Yemma, Yebba, mau ngapain?" tanya Aly seraya menaikan sebelah alis nya dengan melipat ke dua tangan di dada nya.

Melihat Yemma nya berjalan sambil di peluk oleh Yebba nya menuju kamar, Aly takut terjadi sesuatu yang tak di inginakan pada siang hari di bulan Romadhon saat ini. Apalagi Aly tahu, Yebba nya tengah gencar merayu istri nya yang tak lain Haniyah untuk memiliki momongan lagi di usia nya yang tidak muda lagi.

"Mau ke kamar bang" jawab Zein santai tanpa melepaskan pelukan nya pada Haniyah.

"Jangan ngaco deh, ini bulan Romadhon inget! Sanksi nya harus puasa 3 bulan berturut-turut atau memerdekakan budak" jelas Aly.

Zein pun mengurai pelukan nya dan berjalan ke arah anak sulung nya yang sudah tumbuh dewas.

"Abang fikir Yemma dan Yebba mau ngapain?" tanya balik Zein dengan menaikan sebelah alis nya seraya menepuk bahu Aly.

Gaya sama yang di miliki ke dua nya.

"Hmm, bi-kin Aly part 2 kan?" tanya Aly gugup sekaligus takut, keberanian nya tiba-tiba menciut saat Zein menghampiri nya.

"Fikiran mu" jawab Zein pendek lalu menarik tangan Haniyah menuju kamar nya.

"Yebba mau minta di pijit sama Yemma mu bang. Urusan dedek bayi itu rahasia. Lagi pula Yebba mu ini masih waras, mana mungkin melakukan nya di siang bolong bulan suci kaya gini" jelas Zein panjang lebar.

"Apa abang pengen cepet punya adik lagi?" sambung Zein menggoda Aly.

Aly tak menjawab, ia malah menjauh dari mereka. Sementara Haniyah terkekeh melihat kelakuan putra sulung nya tersebut.

"Apa yakin ingin menambah?" tanya Haniyah serius.

"Dengan senang hati Baba akan berusaha" jawab nya pede di sertai kedipan genit.

"Yamma udah tua loh, Ba" cicit Haniyah.

"Tapi masih terlihat cantik, juga agresif" timpal Zein yang di hadiahi cubitan panas oleh Haniyah.

Zein pun meneruskan tujuan awal nya, meminta di pijit oleh Haniyah. Badan nya terasa remuk setelah perjalanan kemarin menjemput ke 2 anak nya dari pesantren lalu bersilaturahmi ke pesantren nya dahulu di kota C.

Jadi itulah imbalan yang Zein inginkan dari Haniyah kali ini.

Hayoooo, mana yang udah mikir ngeres tentang imbalan nya?🤭🤭🤭

🍀🍀🍀🍀🍀

"Lo tahu sejak kapan ka Haidar pulang, Sof?" tanya Mahda pada Sofia saat setelah berhasil mendaratkan diri nya di atas tempat tidur Sofia.

Sudah seperti biasa, Mahda lebih suka menghabiskan waktu nya di kamar, di atas tempat tidur.

"Kapan ya? Gak tahu juga, gak merhatiin. Kenapa emang?" tanya balik Sofia.

"Tadi ketemu di jalan, tapi kaya cuek gitu ya" jawab lirih Mahda.

"Hih, jadi gimana? Kapan kata nya mau ngekhithbah lo?" tanya Sofia lagi.

"Entahlah" jawab Mahda pasrah.

Rasa nya Mahda semakin cape menanyakan kapan Haidar akan meminang nya. Jawaban nya akan tetap sama, ana belum siap, masih ingin mengaji.

Padahal Mahda hanya ingin kepastian, toh diri nya juga masih harus menyelesaikan pendidikan nya di pesantren. Meski lompat kelas, ia tetap harus kompeten menyelesaikan pendidikan nya hingga lulus.

Sofia pun segera mengambil alih suasana setelah melihat Mahda yang murung. Bercanda dan tertawa melepas rindu dengan sahabat nya tersebut. Melupakan sedikit waktu tentang dia yang tak tentu tujuan nya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Assalamu'alaikum..

Mahda, al 'afwu.. Ana rasa ini memang tidak sopan, tapi ana harus mengatakan nya. Ma'af seribu ma'af, ana rasa hubungan ini cukup sampai di sini. Ana lebih nyaman jika hubungan kita sebatas adik kaka, bukan pasangan..

Wassalam , Haidar

🍀🍀🍀🍀🍀

Tangan Mahda bergetar dan mata nya berkaca-kaca melihat pesan yang baru saja masuk di ponsel nya. Angan-angan nya semasa liburan sirna sesaat setelah menerima pesan tersebut.

Baru saja ia akan bertanya bagaimana keputusan Haidar kali ini, namun belum sempat ia bertanya Haidar terlebih dahulu memberi kabar pahit pada diri nya.

Pun dengan hubungan mereka selama ini hanya sekedar chattingan tanpa pertemuan. Pertemuan nya hanya di persimpangan jalan, itu pun jika bertemu, cukuplah dengan itu semua. Mahda takut jika harus bertemu lalu mendapat amukan dari Yebba belum lagi Yemma nya yang sekarang keras. Dan sejauh ini pun, ke dua orang tua nya tidak sama sekali mengetahui hubungan ke dua nya.

Apa karna aku terus mendesak nya jadi nya ka Haidar ilfil sama aku? Ih, kan aku cuma pengen kepastian, yang jelas gitu.

Ucap Mahda lirih.

Ia kecewa, namun seperti nya tak mendalam. Entahlah, kenapa seperti ini? Tak ada rasa galau berlebihan seperti wanita pada umum nya.

Mungkinkah perasaan ku memudar?

Cicit Mahda lagi.

Senang atau sedikah kini yang harus ia tunjukan? Senang tak ada lagi yang membebani hati, karna jujur, meski tak ada pertemuan khusus di antara ke dua nya, Haidar selalu melarang apa-apa yang berkaitan dengan Mahda dan lawan jenis nya bahkan dengan teman perempuan nya sekalipun. Risih rasa nya belum apa-apa sudah banyak peraturan dan larangan.

Sedih nya? Sedih tak ada lagi yang membuat hati nya berbunga-bunga jika bertemu di jalan, tak ada yang membuat hati nya berdebar tatkala membayangkan diri nya dan dia jika sampai ke pelaminan.

Selesai sudah. Tak ada lagi harapan tentang ke dua nya.

*****

Langit sore berwarna merah di hiasi rintikan air hujan yang membasahi bumi. Layung senja.

Mahda yang tengah duduk di saung samping rumah nya tampak melamun.

"Kenapa?" tanya Aly dan duduk di samping sang adik.

"Tumben" ucap Mahda heran melihat Aly yang duduk di sàmping nya.

Pasal nya tak biasa nya Aly peduli terhadap nya, apalagi menanyai nya saat ia terpuruk.

"Putus?" tanya Aly langsung tanpa basa basi.

"Siapa?" balik tanya Mahda so kebingungan.

"Haidar" jawab Aly dengan nada cuek nya.

"Kata siapa?" tanya Mahda lagi.

"Nebak aja" jawab Aly lagi.

"Hmm.." timpal Mahda tak memuaskan Aly.

"Bersyukurlah! Satu dosa yang akan menjerumuskan akhir nya putus. Fokus dulu belajar, ngaji, khidmah, insyaa Alloh barokah. Nanti ada yang lebih dari dia nyantol" jelas Aly seraya mengacak kepala Mahda yang tertutupi kerudung.

Mahda tersenyum dan mencerna baik-baik apa yang di katakan kakak nya. Benar ada nya, satu faktor yang membuat nya mendekati zina kini telah sirna.

Perihal kenapa Haidar meminta putus, Mahda tak menanyakan nya. Biarlah, itu urusan nya. Mengungkit nya akan menjadikan hati Mahda hawatir, hawatir tak bisa move on.

Terpopuler

Comments

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

kalau melihat kaka adex seperti itu jadi pengen punya abang juga tapi apa daya yang anak perempuan pertama hanya jadi angan saja

2022-06-15

1

Rinjani

Rinjani

Sofia pasti deh gegara tp Mahda akan dpt yg lebih semoga ya Yemma pasti gak marah😄😄🤣

2022-05-29

0

thata

thata

Apa haidar ada papa sama Sofia??

2022-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Drama Sebelum Berangkat
2 Kembali Berdrama
3 Dilema Santri Baru
4 Nambah Anak?
5 Khotmil
6 Rutinitas
7 Liburan atau Boyong?
8 Mahda dan Yemma
9 Keputusan?
10 Sisa Rasa
11 Kisah Yang Sama
12 Gak Jadi
13 Bangga
14 Pindahan
15 Di Paksa?
16 Mode Hawas
17 Memberikan Waktu
18 Nyaman atau Hilang
19 Tanpa Kabar
20 Bukan Pelipur
21 Kecewa
22 Pamit
23 Penjelasan
24 Hilal
25 Tamu
26 Curiga
27 Titipan
28 Dadakan
29 Datang Lagi
30 Keluar
31 Di jodokan
32 Sakit (Mahda)
33 Perasaan
34 Pertemuan
35 Salah Dugaan
36 Khitbah (1)
37 Khitbah (2) Plus
38 Di Kamar Pengantin
39 Awalan
40 Rindu
41 Salah Orang
42 Berkunjung
43 Hampir Lupa
44 Bersama Mertua
45 Kesurupan?
46 Mulai Bangkit
47 Kamar Mama Balgis
48 Selanjutnya....
49 Nama Panggilan
50 Berkunjung Ke Rumah Yemma, Yebba
51 Penjelasan Ustadz Tampan
52 Pawang Nya
53 Antara Berhenti atau Menyelesaikan
54 Gosip Menjengkelkan
55 Pohon Kersem
56 Haflah (Persiapan)
57 Haflah (Acara Puncak)
58 Rencana Menjual
59 Soto Ayam
60 Kembali Pulang
61 Perkara Ketek
62 Liburan Keluarga (part 1)
63 Liburan Keluarga (part 2)
64 Kebetulan?
65 Perubahan Jadwal
66 Insiden
67 Semuanya adalah Takdir
68 Sulungnya Umma & Abi
69 Abi Syihab?
70 Sudah Mema'afkan
71 Cukup Penjelasan Ini..!
72 Jangan Bermimpi..!!
73 Drama Pembalasan
74 Jodoh atau Kematian
75 Tau Semuanya
76 Mulai Persiapan
77 Malam Tafarukan
78 3 Acara (Pengajian, Siraman, Henna Night)
79 Persiapan (Hari H)
80 Raja Dan Ratu Sehari
81 Ancaman Ipar
82 Drama Pengantin
83 Rencana
84 Merajuk dan Jatuh
85 Memulai Perjalanan
86 Hari Terakhir
87 Positano
88 Pindah Negara
89 Cappadocia
90 Haramain
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Drama Sebelum Berangkat
2
Kembali Berdrama
3
Dilema Santri Baru
4
Nambah Anak?
5
Khotmil
6
Rutinitas
7
Liburan atau Boyong?
8
Mahda dan Yemma
9
Keputusan?
10
Sisa Rasa
11
Kisah Yang Sama
12
Gak Jadi
13
Bangga
14
Pindahan
15
Di Paksa?
16
Mode Hawas
17
Memberikan Waktu
18
Nyaman atau Hilang
19
Tanpa Kabar
20
Bukan Pelipur
21
Kecewa
22
Pamit
23
Penjelasan
24
Hilal
25
Tamu
26
Curiga
27
Titipan
28
Dadakan
29
Datang Lagi
30
Keluar
31
Di jodokan
32
Sakit (Mahda)
33
Perasaan
34
Pertemuan
35
Salah Dugaan
36
Khitbah (1)
37
Khitbah (2) Plus
38
Di Kamar Pengantin
39
Awalan
40
Rindu
41
Salah Orang
42
Berkunjung
43
Hampir Lupa
44
Bersama Mertua
45
Kesurupan?
46
Mulai Bangkit
47
Kamar Mama Balgis
48
Selanjutnya....
49
Nama Panggilan
50
Berkunjung Ke Rumah Yemma, Yebba
51
Penjelasan Ustadz Tampan
52
Pawang Nya
53
Antara Berhenti atau Menyelesaikan
54
Gosip Menjengkelkan
55
Pohon Kersem
56
Haflah (Persiapan)
57
Haflah (Acara Puncak)
58
Rencana Menjual
59
Soto Ayam
60
Kembali Pulang
61
Perkara Ketek
62
Liburan Keluarga (part 1)
63
Liburan Keluarga (part 2)
64
Kebetulan?
65
Perubahan Jadwal
66
Insiden
67
Semuanya adalah Takdir
68
Sulungnya Umma & Abi
69
Abi Syihab?
70
Sudah Mema'afkan
71
Cukup Penjelasan Ini..!
72
Jangan Bermimpi..!!
73
Drama Pembalasan
74
Jodoh atau Kematian
75
Tau Semuanya
76
Mulai Persiapan
77
Malam Tafarukan
78
3 Acara (Pengajian, Siraman, Henna Night)
79
Persiapan (Hari H)
80
Raja Dan Ratu Sehari
81
Ancaman Ipar
82
Drama Pengantin
83
Rencana
84
Merajuk dan Jatuh
85
Memulai Perjalanan
86
Hari Terakhir
87
Positano
88
Pindah Negara
89
Cappadocia
90
Haramain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!