Tapi gak mungkin deh dia kemari. Mana bisa? Yang ada jadi masalah.
Gumam Mahda.
"Siapa ya?" tanya Mahda memastikan sebelum seseorang tersebut membalikan badan nya se-persekian detik kemudian.
"HaMi.." ucap Mahda girang saat tau siapa sosok laki-laki tersebut.
"Hay ponakan HaMi. Kef hal (apa kabar)?" tanya Irfan.
Ya, lelaki tersebut adalah Irfan yang Mahda panggil HaMi. Hale, Ami. Sengaja Mahda menggabungkan 2 kata panggilan tersebut. Jika dari pihak Haniyah maka ia akan memanggil nya Hale, dan dari Zein maka ia harus memanggil nya Ami, dan dari pada bersiteru gara-gara sebuah panggilan maka Mahda memutuskan untuk menggabungkan nya.
"Alhamdulillah kher HaMi" jawab Mahda sembari mencium tangan Irfan.
"HaMeh" sapa Mahda dan kembali mencium tangan Lulu.
Apa itu HaMeh? Sudah jelas pergabungan 2 kata yang Mahda ciptakan sendiri, Halaty Ameh.
"Betah Da? Ma'af HaMi baru bisa jenguk sekarang" tutur Irfan.
"Betah gak betah sih, ya mau gimana lagi, di nikmatin aja" jelas Mahda.
"Semua yang mondok bakal ngerasain ko Da. Ada betah, ada gak betah nya, nama nya juga pindah tempat. Harus adaptasi segala macem, tapi ya bismillah" tutur Irfan.
"Nggih pak Yai" timpal Mahda namun kata-kata nya seolah meledek.
"Jir, di nasehatin malah ngeledek. Anak sapa sih?" cibir Irfan.
"Anak nya yamma Hani sama yabba Zein, tapi sifat nya kaya HaMi Irfan" cetus Mahda polos.
"Dasar" cebik Irfan kesal.
Sementara itu Mahda dan Lulu terkekeh melihat Irfan yang kesal.
Tanpa mereka sadari, sebuah mobil berwarna putih mulai memasuki gerbang. Memasuki area di mana tempat besuk para santri putri, dan lebih tepat nya lagi Mahda tengah berada di sana.
"Rame bener, ngomong apaan sih?" tanya Haniyah tiba-tiba mengejutkan Irfan dan yang lain nya.
"Allah kareem, ngagetin lu. Kaya setan dateng tiba-tiba" cerocos Irfan.
"Ck, lo kira gue setan" decik Haniyah sebal lalu duduk di samping Lulu.
"Gak di mana gak di mana, berdebat mulu kalau ketemu" cetus Zein dan duduk di samping sang putri, Mahda.
"Yebba" ucap Mahda manja dan memeluk nya.
"Mama ko gak ikut, Bang?" tanya Lulu.
"Mama ikut sama Abi ke sebrang" jawab Zein.
"Oh" timpal Lulu yang hanya ber-OH ria.
Sementara itu Mahda terlihat menjahili Lufia, anak ke dua pasangan Irfan dan Lulu. Lagi-lagi, kekonyolan pasangan Irfan dan Lulu timbul. Anak ke dua tersebut mereka beri nama Lufia yang mereka ambil dari nama Lulu dan Irfan.
"Kau kapan nambah lagi anak Han?" tanya Irfan tiba-tiba.
"Ndak, dua anak cukup. Udah pada gede juga, bentar lagi laki gue bakal ngewaliin nih bocah" jawab Haniyah panjang sembari menunjuk ke arah Mahda.
"Nambah satu, dua lagi gak papa kok Ma" timpal Zein yang berangsur mendekati Haniyah dan mengedipkan sebelah mata nya.
"Ishh, mau nya" cebik Haniyah.
"Gak papa kali mbak, mbak kan masih muda. Masih cocok kok buat nimang anak sebelum cucu, iya kan Mahda? Mau kan punya adek lucu kaya Lufia?" cerocos Lulu dengan menggoyang-goyangkan tubuh nya bak ulat bulu.
"Boleh. Asal jangan lupain Mahda aja" balas Mahda.
"Nah kan, nanti lo lahiran pas gue lagi ke beyt lo lagi. Seperti ke 2 anak lo yang lahir harus pas ada HaMi nya" cetus Irfan.
"Amit-amit deh" ucap Haniyah bergidik sendiri.
Seolah mengingatkan pada kelahiran anak-anak nya yang lahir selalu bertepatan dengan ada nya Irfan.
***
Dengan hati-hati dan super waspada, Mahda mencoba mengambil ponsel nya yang berada di tas di dalam mobil milik orang tua nya.
Mengaktifkan nya lalu berseluncur menuju aplikasi biru. Mengirimkan beberapa pesan kepada seseorang yang amat ia sayangi selama ini setelah keluarga nya.
Memanfaat nya waktu yang hanya sekejap untuk berkirim pesan dan bertanya kabar tentang nya yang berada di sana. Di pesantren yang berbeda.
Tak lupa Mahda mencurahkan rasa rindu nya juga mewanti-wanti orang tersebut agar selalu menjaga kesetiaan nya walau pun jarak memisahkan.
2 tahun lebih sudah mereka menjalani ikatan cinta ini, mereka berharap bisa membawa nya hingga ke pelaminan. Semoga Gusti Allah meridhoi.
***
Haniyah dan Lulu tampak berjalan mendekati mobil setelah sowan kepada bu Nyai. Mahda grasak grusuk segera mematikan ponsel nya lalu menyimpan nya kembali ke dalam tas sebelum sang ibu melihat nya.
"Uhhh anak cantik" ucap Mahda sesaat setelah Haniyah dan Lulu membuka pintu mobil.
"Fia gak rewel kan Da?" tanya Lulu.
"Enggak HaMeh, nih dia anteng dari tadi" jawab Mahda sembari mencubit gemas anak Lulu dan Irfan.
"Tuh mbak lihat, Mahda gemes sama Fia. Kasih adik gih!" ucap Lulu.
"Itu lagi itu lagi. Gak ada yang lain apa Dek bahasan nya?" kesal Haniyah.
"Lulu cuma ngasih saran loh mbak. Rumah segede gedong di isi cuma berdua, sepi banget" tambah Lulu.
Haniyah terdiam mendengar ucapan Lulu. Memang benar kadang ia merasa sepi semenjak keberangkatan Mahda ke pesantren. Apalagi saat Zein harus pergi keluar, terasa amat sepi. Memang ia tak sendiri, ada mbak yang tinggal di rumah nya namun tetap merasa sepi. Haniyah terkadang sungkan meminta mbak untuk sekedar menemani nya jika saat waktu nya beristirahat.
Selain Zein suami nya, sang ibu mertua pun selalu mendesak diri nya agar mempunyai lagi seorang anak mumpung usia nya masih belum begitu tua.
"Nanti di fikir-fikir lagi" ucap Haniyah mengakhiri.
***
Setelah merasa puas bertemu, Haniyah dan semua nya pamit pulang. Rasa haru kembali terasa saat satu persatu anggota keluarga nya meninggalkan Mahda kembali. Rasa nya ia ingin berteriak untuk ikut pulang bersama mereka. Namun apalah dia, tak akan bisa sebelum waktu nya tiba.
Mahda berjalan gontai dengan 4 kantung makanan besar di tangan nya. Mengerucutkan bibir nya dengan kaki sedikit menendang tas yang ia bawa.
Selesai meletakan ke 2 tas tersebut, Mahda berjalan menuju gerbang pembatas santri putra dan putri di antar Sofia, berniat untuk memberikan makanan pada sang kakak, Aly.
Dor! Dor! Dor!
"Santri, tolong panggilin bang Aly dong, ini adek nya!" pinta Mahda.
"Aly mana ya?" tanya seorang santri di balik gerbang tersebut.
"Aly Zein" jawab Mahda ketus.
"Fadhol (silahkan), tunggu sebentar!" timpal nya lagi.
Tak selang lama munculah yang di tunggu-tunggu. Lelaki berparas tampan yang mewarisi ketampanan yebba nya, Aly Zein.
"Nih buat abang, so-so-an sibuk, ngerjain gue" gerutu Mahda.
"Lah, abang kan emang tadi harus masuk Da. Di mintain tolong dikit aja ngegerutu kamu" balas Aly.
"Fulus nya mana?" lanjut Aly.
"Nih"
Mahda menyerahkan amplop berisi jatah uang bulanan sang kakak. Sebelum pergi Aly terlebih dahulu menghitung uang nya, takut di korupsi oleh sang adik.
"Pas, syukron hally" goda Aly dan seketika menghilang dari hadapan Mahda sebelum cubitan panas mendarat di tangan nya.
"Sial" ucap Mahda kesal.
***
Yang kangen pasangan Zein juga Irfan, udah kan? Malem lanjut Mahda lagi ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Rinjani
Mahda anak Zein yg tiap Hani lahiran pasti ada Irfan🤭🤭🤭🤣😄...Aly yang buat setres sampai di bawa mahkluk alien
2022-05-28
0
Yani Ciut Kiut
mahda dan aly jgn pny adik lg thorrr,,,mending cucu ajjjj buat mahda zuad,,,,heeeee😊😊😊😊😊
2021-08-17
1
Umi Jasmine
visual mahda , aly zein, lulu, irfan thoor
2021-06-28
0