Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari silih berganti minggu dan bulan. Kini tak ada lagi tangisan dilema santri baru di pojok ruangan, hanya ada canda tawa dan kehangatan sebagai keluarga.
Ibu Nyai sering berkata jika semua santri adalah anak nya, santri putra sebagai kakak dan santri putri sebagai adik. Maka dari itu, tak aneh jika dalam lingkup ini menjadikan kesemua nya seperti benar-benar keluarga meski lahir dari rahim yang berbeda.
Hampir satu tahun bulat Mahda menimba ilmu di pesantren ini, tanpa pulang sekalipun. Sial nya, sewaktu liburan maulid ia tak di izinkan pulang oleh Bu Nyai. Alasan nya sungguh menohok, ia di rangkap menjadi santri dalam maka dari itu ia tak di izinkan pulang saat itu, padahal jika di fikir-fikir ia sebenarnya bukan santri dalam, ah entahlah mungkin itu akal-akalan Yemma nya yang meminta Bu Nyai untuk tak memulangkan nya saat libur maulid.
Perih Mahda rasakan saat santri yang lain pulang namun ia harus tetap berada di pondok bersama santri yang lain nya. Untunglah ada benda pipih yang bisa menghiburnya di kala suntuk.
Ya memang, jika saat libur para santri yang berada di pondok di perkenankan untuk membawa benda pipih tersebut.
Mahda pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia segera meminta untuk di kirimkan benda pipih berwarna pink milik nya.
Saling berkirim pesan dengan makhluk Tuhan berparas tampan yang berada di pesantren berbeda.
[Musytaq]
Satu pesan ia kirimkan pada pria bernama lengkap Muhammad Haidar. Seorang adik dari ustadz pemilik pesantren di daerah M dan juga bisa di katakan teman dekat Yebba nya.
[Musytaq elaik]
Balas pesan tersebut.
Seketika Mahda meronta, tubuh nya menggelinjang saat pesan tersebut masuk ke gawai nya. Bahagia tiada tara ia rasakan dalam hati nya. Bagaimana tidak? Sekian lama tak bisa bertegur sapa akhir nya kini bisa melepas rindu meski hanya sebatas kalimat dalam sebuah pesan.
***
Tepat 2 semester di pesantren Mahda bisa menyelesaikan lalaran juz 'amma nya. Acara Khotmil Juz 'amma bil ghoib pun di gelar dengan mengundang para wali santri juga sederet ustadzah dari luar pesantren.
Sebuah panggung yang di dekorasi bak pelaminan terpampang jelas di hadapan semua wali santri yang sudah duduk di tempat yang di sediakan.
Sementara di belakang sana, Mahda terlihat sibuk melilitkan kerudung phasmina nya sebelum tampil di atas panggung.
Sebelum acara di mulai, grup hadroh di persilahkan untuk mengisi acara seraya menunggu para wali santri hadir semua.
Beruntunglah Mahda mempunyai warisan suara emas dari Yemma dan Yebba nya, menjadikan nya sebagai vokalis hadroh putri di pesantren nya kini.
Mahda dan santri yang lain pun segera menampilkan kemampuan nya masing-masing. Sesekali para wali santri ikut terhanyut dan melantunkan bait-bait sholawat yang Mahda lantunkan.
Suara nya kaya ngehipnotis kita. Merdu banget
Ucap salah seorang wali santri.
Acara pun di mulai dengan 2 orang master of ceremony membacakan rentetan acara. Satu persatu acara di kedepankan hingga tibalah acara puncak, Khotmil Juz 'Amma bil ghoib dan Khotmil Al Qur'an bil ghoib.
Rasa bangga terpancar dari tatapan Haniyah pada Mahda. Putri yang amat manja juga menjengkelkan nya akhir nya bisa menyelesaikan lalaran juz 'amma nya kurang dari satu tahun.
Ucapan syukur terus Haniyah lafalkan tatkala Mahda kembali membacakan surah giliran nya.
Tak berhenti di situ, Haniyah kembali merasakan kebanggaan kepada putri nya tatkala Mahda di sebut sebagai juara kelas.
Allahumma sholli 'ala Sayyina Muhammad
Ucap Haniyah dengan mengelap setitik air mata yang mengembun di pelupuk mata nya.
***
"Yemma" pekik Mahda lalu berlari menghampiri Haniyah yang tengah berbincang dengan Aly dan juga Zein.
"Uh.." ringis Haniyah saat Mahda menubruk diri nya lalu memeluk nya erat.
"Aku juara, aku juara, Ma. Banggakan? Iya kan? iya dong!" cerocos Mahda.
"Iya Yemma bangga" jawab Haniyah dan mengelus pucuk kepala Mahda.
"Ko B aja? Gak histeris atau apa gitu?" tanya Mahda sedikit kesal.
Tadi nya ia berandai-andai bahwa Yemma nya akan merasa bangga lalu memuji, menyanjung nya dan lain nya. Nyata nya, nihil.
"Sayang, Yemma bangga, sangat bangga. Gak nyangka anak gadis nya Yemma yang ngeselin, yang selalu bikin Yemma darting bisa seberprestasi ini" jelas Haniyah dengan ke dua tangan memegang pundak Mahda.
Seketika senyuman manis menyungging dari bibir manis Mahda. Akhirnya, ia bisa merasakan di puji oleh sang ibu setelah berabad-abad hanya sang kakak yang selalu ibu nya sanjung.
"Terus pertahankan! Apapun yang Mahda berikan, Yemma dan Yemma selalu bangga dan bersyukur. Tapi, yang terpenting bagi Yemma, kamu rajin belajar dan dapet ilmu yang bermanfa'at, berkah" jelas Haniyah lagi.
Mahda memangut tanda mengerti akan penjelasan ibu nya.
***
Hari menjelang magrib tatkala semua wali santri benar-benar pulang, bubar meninggalkan pesantren juga anak mereka di dalam nya.
Mahda kembali menitihkan air mata melepas ke dua orang tua nya kembali tanpa ia ikut serta. Ia harus bertahan beberapa minggu lagi sebelum pulang dengan mereka.
"Ndak usah nangis, cengeng ah" cibir Aly.
"Ck, siapa juga yang nangis" decik Mahda.
"Lah, itu apa yang turun dari mata?" ucap Aly.
Mahda langsung mengusap ke dua ujung mata nya, mengusap air mata yang sebentar lagi akan meluruh ke pipi mulus nya.
"Nah loh, mewek kan" ucap Aly lagi.
"Huh, dahlah gue masuk dulu. Assalamu'alaikum" pamit Mahda akhir nya.
"Wa'alaikum salam" jawab Aly.
Mahda dan Aly pun kembali ke asrama masing-masing. Menjalankan kembali aktivitas nya seperti biasa. Namun kali ini sedikit berbeda, mereka harus membereskan dan membersihkan terlebih dahulu bekas acara tadi siang.
Satu kata, melelahkan tapi harus semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Bilqis Salsabila
mana upnya thorr
2021-06-17
0
Idatul Fitriyah
kenapa nggak up lagi kak... ditunggu2 loh... bagus ceritanya... jngan lama-lama up nya... ok, 😉😉
2021-05-28
0
Suprapti
lanjut
2021-05-26
0