malam tiba.
setelah selesai makan Asti kembali ke kamarnya.
Asti sebenarnya bingung harus apa, sejak pagi tadi Asti selalu mengingat ingat perkataan orang tuanya.
Asti bingung harus apa, Asti pun memutuskan untuk memeriksa tugas sekolahnya, tapi Asti lupa bahwa dia sudah mau tamat. tidak ada tugas saat mau tamat, kalau pun ada tugas itu sudah dikumpul.
makin frustasi Asti dibuat karena dia masih terngiang ngiang akibat omangan ibunya.
ahhhh,,, kenapa sih aku masih terngiang dengan kata kata mama. kenapa mama ingin pacaran disaat hati ku sudah nyaman dengan kesendirian ini!!!
ngomel Asti dalam hati.
cobaan apa ini??? Tuhan??? disaat hati memilih untuk menjaga dia dengan baik, memperbaiki akhlak sampai dia Dateng melamar ku. kenapa harus begini?? disaat orang tua lain tidak mengizinkan anaknya pacaran, kenapa orang tua ku ingin aku pacaran?? astaga,,,
kuat astiii kuatttt
gumam Asti dalam hati.
tak terasa air mata mulai menetes membasahi bantalnya. ada trauma yang sebenarnya Asti alami, yang orang tuanya tidak tau.
Asti bingung harus kepada siapa ia curhat, dia ingin curhat dengan dini namun karena lagi berantem gak jelas, Asti tak berani mengecat dini.
bolak balik Asti memegang HP nya hanya karena ragu. bolak balik Asti ingin memberitahu kan dini, namun gengsi membuatnya mengurungkan niatnya.
akhirnya Asti memutuskan untuk mengecat dini dan melupakan gengsinya.
"Din, kali ini kita lupakan marahan kita. aku ingin curhat" pinta Asti.
dengan cepat dini membalasnya
"baiklah, kamu mau curhat apa?"
tanya dini yang memang tau bahwa kawannya tidak akan curhat jika masalahnya tidak besar.
"Din,, mama ku ingin aku pacaran"
mulai curhat Asti.
dini yang membacanya terlihat senang, namun Asti yang melihat respon dari kawannya itu sangat menyebalkan.
"yaudah tunggu apalagi? gass kan lah!"
Asti membalas
"tapi kau tau kan, gimana aku? aku gak bisa terbuka dengan laki laki. aku cuek dengan laki laki. aku gak mau pacaran!"
dini membacanya merasa geram melihat temannya ini.
"ehh pe'akk luhh. udah gas! kan orang tua udah kasih izin. apalagi? aku aja kepengen kayak kau tapi tau lah orang tua ku terlalu kekang"
"yaudah yok kita tukeran"
cetus Asti.
dini merespon
"iii kalau bisa tukeran, aku pun mau! karena gak bisalah makannya terima nasib"
Asti yang curhat dengan dini merasa belum bisa curhat dengan leluasa. karena Asti tahu bahwa yang didalam otak dini itu adalah kebebasan berpacaran.
akhirnya Asti memutuskan untuk ngechat sahabatnya, mereka bersahabat sudah lama.
saat hendak mengechatnya Asti mendapatkan pesan dari dini.
"jadi gimana as? loh akan pacaran kan??"
Asti yang membacanya langsung kesal, sebenarnya nya sengaja dini nanya begitu karena ingin menggoda temannya.
tak lama kemudian pesan dibalas
"*aku pikir pikir dulu lah pening soalnya abis siap ujian jadi masih,, aduhhh"
"ooh mikir pacaran*" dini yang membalasnya tertawa. merasa Menang.
sedangkan Asti yang membacanya mengirimkan emoji diam.
lalu Asti segera membuka obrolannya dengan sahabat nya.
"assalamualaikum" kirim Asti.
"waalaikumsalam, ada apa as?" balas sahabatnya.
"aku mau curhat?? butuh pendapat!!" balas Asti.
"pendapat apa Asti?? curhat lah!" balas sahabatnya nya.
"wi, aku bingung harus dari mana. pokoknya intinya gini aku dikasih izin pacaran sama orang tua ku?" balas Asti
"ya, bagus lah kek gitu. jarang jarang loh orang tua kasih anaknya pacaran? aku aja kepengen!" balas sahabatnya.
saat membacanya Asti bergumam dalam hatinya.
emang ya gak sahabat dekat gak teman sama aja, otaknya pada pacaran!! heran!!.
lalu Asti membalasnya.
"apa nya yang bagus??" tanya Asti.
"ya bagus lah berarti orang tua sudah percaya pada kau. lagian gimana bisanya sih ibu ngasih kau pacaran??" balas sahabatnya.
Asti pun mencerita kan semuanya secara detail.
"lihatlah hanya karena alasannya agar aku bisa merasa kan cinta, kan Gilak tuh orang tua!"
kirim Asti.
"OOO gitu, ya kalau aku sih yaudah pacaran aja gapapa selama itu masih wajar dan orang tua mu ngizini gak masalah"
balas sahabatnya.
"tapi kan kamu tau semua yang ku alami? aku masih trauma wi?? aku gak mau pacaran!" balas Asti.
"terus kamu maunya apa?" tanya sahabatnya.
"aku mau nya langsung nikah, habis nikah pacaran kan enak wi??" jawab Asti.
"yaudah gini semua keputusan ada ditangan mu Asti, kalau memang kamu gak mau pacaran yaudah itu hak mu kalau pun mau pacaran ya lakukan asal orang tua tau dan dalam batas wajar" jelas sahabat Asti.
"kenapa si wi, setiap kita ingin memperbaiki
akhlak harus ada aja ujiannya? bingung deh wi"
"apa mungkin ini adalah cobaan bagi iman dan janjiku wi?"
tanya Asti kepada sahabat nya.
"mungkin, menjadi lebih baik itu sulit as,, kamu harus melewati rintangan nya dulu! agar kamu bisa menghargai proses kamu saat kamu berhasil!"
balas sahabatnya.
"aku yakin kamu bisa menghadapi ini, jika kamu lakukan ini karena Allah. pasti dia akan bantu kamu menjaga janjimu! yakin lah. jadi jangan terlalu khawatir lagi ya?" jelas sahabat nya lagi.
Asti membalasnya
"kalaupun aku pacaran?? aku gak punya teman laki laki juga wi! siapa yang mau ku dekati. jangan kan ngedeketin, kadang ada yang chat aku aja gak pernah ku balas! kalau pun ku balas cuma paling ada apa? hah. gitu doang"
sahabat nya yang membaca pesan Asti tertawa, melihat Asti terlalu jujur dan polos.
"yaudah nanti aku jari kamu sama agar gak cuek dengan cowok,, tenang aja ada sahabat mu!"
sahabatnya membalas nya dengan begitu bangga dan pede.
"okelah sahabatku, kutunggu kedatangan mu! Oo iya kamu kapan ke sini?" tanya Asti.
"paling nanti lah pas puasa atau libur libur ini, gak jadi jadi yang kita nengok sunset" kirim sahabatnya.
"kamu yang gak jelas? katanya bulan kemarin pas tahun baru! tapi enggak jadi" balas Asti sedikit kesal.
"ya maaf lah kan kita bisa berencana namun Tuhan yang menentukan nya" balas sahabatnya yang sok bijak.
"iya aku paham kok tenang aja" balas Asti.
"yaudah aku tidur duluan ya, lagian kan udah makan kamu tidur juga jangan dipikirin kali entar bebel tuh otak. bisa pecah! see you,,, good night ,,, assalamualaikum"
balas sahabatnya mengakhiri obrolan.
"yaudah see you too,,, good night to,,, makasih sudah mendengarnya. waalaikumsalam"
balas Asti dan akhirnya Asti pun bisa tidur dengan nyenyak.
sahabat Asti yang ini tuh namanya Dewi, dia adalah sahabat Asti dari Asti usia enam tahun alias dari kelas satu SD.
mereka terpisahkan oleh jarak, namun syukur nya mereka masih bisa ketemu walaupun hanya diwaktu libur atau lebaran saja.
mereka sempat juga putus kontak karena memang internet yang saat itu tidak belum secanggih sekarang.
pernah lost kontak hampir tiga tahun saat SMP namun sering jumpa saat SMP di hari lebaran. dan sekarang mereka pun bisa saling ngobrol walaupun jarak yang memisahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments