"Tidak perlu, aku sudah cukup puas dengan semua makanan ini," ujar Han Shu.
"Apa kau tidak memesan makanan juga?" tanya Han Shu.
"Aku tidak lapar. Aku datang kesini hanya ingin mengobrol denganmu dan juga membayar semua makananmu."
"Mengobrol? Tentang apa? Aku akan menghabiskan makananku terlebih dahulu. Jika tidak mengobrol sekarang, sepertinya tidak bisa karena aku akan sibuk mulai sekarang."
"Baiklah, aku akan menunggumu menghabiskan makananmu."
Han Shu dengan cepat menghabiskan semua makanannya. Setelah selesai, Han Shu meminum sebotol arak dalam satu tegukkan.
GLEK... GLEK... GLEK....
"Aaahhh, baiklah sekarang apa yang ingin kau obrolkan denganku?" tanya Han Shu dengan masih memegang botol araknya.
"Mengapa arak ini terasa seperti air biasa? Apa ini benar-benar arak? Ini hanya air biasa tetapi pelayan itu menamakannya arak, ini penipuan." Batin Han Shu tidak puas.
"Apa kau sedang tidak mabuk? Setahuku arak itu sangat kuat, bahkan hanya dalam satu gelas saja kultivator-kultivator kuat akan mabuk olehnya." Lin Yun sedikit penasaran dengannya.
"Hah? Kukira ini hanya air biasa. Ternyata ini benar-benar arak. Apa disini tidak ada arak yang lebih kuat lagi? Aku belum merasa terpuaskan hanya dengan air biasa ini." Han Shu tidak mengira kalau itu benar-benar arak.
"Tunggu sebentar, aku akan menanyakannya. pada pelayan." Lin Yun bangkit dan beranjak pergi menemui pelayan.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Lin Yun kembali dengan membawa sebotol arak di tangannya.
"Ini arak berusia seratus tahun. Saat ini, uangku hanya bisa membelikanmu arak ini. Aku harap ini cukup untuk memuaskanmu." Lin Yun menuangkan araknya kedalam gelas.
Harga dari arak berusia seratus tahun adalah 1000 koin emas. Walaupun Lin Yun berasal dari keluarga besar, dia tidak dimanjakan oleh keluarganya.
"Terima kasih."
Han Shu segera meminum arak itu tetapi dia masih merasa tidak puas hanya satu gelas saja. Dia kemudian meminta araknya lagi.
"Cepat tuangkan lagi."
Lin Yun kembali menungkan araknya.
"Tuangkan lagi."
"Lagi."
Hingga akhirnya arak itu hanya tersisa setengah botol saja.
"Cepat berikan saja botol arak itu padaku." Han Shu mengambil botol arak dari Lin Yun. Kemudian dia langsung meneguk araknya dalam satu tegukan lagi.
"Aaahhh, ini lebih baik." Han Shu sedikit merasa mabuk.
"Aku ingin menegaskan sesuatu."
"Menegaskan apa?" tanya Lin Yun Penasaran.
"Kau tidak boleh memberitahu siapapun tentangku kalau tidak aku akan membunuhmu dan juga Kakekmu." Han Shu tiba-tiba mengeluarkan sedikit intimidasi di sekitar Lin Yun hingga dia merasa merinding karena intimidasinya.
"Aahh, baiklah."
"Sepertinya dia tidak main-main," batin Lin Yun.
"Sebelum mengobrol apa aku boleh tahu siapa namamu?" tanya Lin Yun.
"Namaku Han Shu."
"Han Shu? Apa kau Pangeran Pertama!? Maaf karena telah lancang." Lin Yun terkejut setelah mendengar namanya.
"Hah? Pangeran Pertama? Siapa dia? Apa namanya sama denganku?" Han Shu berpura-pura tidak mengenalnya.
"Apa kau bukan Pangeran Pertama?"
"Aku benar-benar tidak tahu mengenainya. Lagian kalaupun aku mengenalnya aku tidak peduli." Han Shu terus berbohong.
"Ohh begitu ya... Sepertinya kau benar-benar tidak mengenalnya. Kalau begitu sekarang aku akan memperkenalkan diri. Namaku Lin Yun berasal dari Keluarga Lin." Lin Yun mempercayainya.
"Bodoh! Aku akan memanfaatkan keluarga Lin untuk kepentinganku sendiri," batin Han Shu menyeringai.
"Apa benar Keluarga Lin tidak mendukung satupun Pangeran?" Han Shu ingin mengetahui dari orangnya langsung.
Sebelumnya dia telah bertanya kepada pengunjung ketika berada di Paviliun Obat. Keluarga Lin termasuk kedalam 7 Keluarga Besar di Kekaisaran Han tetapi mereka tidak memberikan dukungannya pada Pangeran siapapun. Hingga Keluarga Besar lain banyak menekannya agar mereka memberikan dukungannya kepada Pangeran tetapi tidak pernah berhasil.
"Dari mana kamu mengetahuinya?" Lin Yun sedikit mendekat untuk bertanya.
"Aku bertanya pada seorang pengunjung di Paviliun Obat sebelumnya."
"Hahh, ternyata kabar itu telah tersebar luas... Memang benar Keluargaku tidak memberikan dukungannya kepada Pangeran." Lin Yun menghembuskan nafas panjangnya.
"Apa kau tahu alasannya?"
"Aku tidak tahu. Ini masalah internal keluargaku, walaupun aku mengetahuinya aku tidak akan memberitahumu."
"Apa aku memintamu untuk menjawabnya? Aku hanya ingin mengecek kebenarannya saja," ujar Han Shu.
"Baiklah lupakan saja tentang hal itu. Apa kau sudah memikirkan permintaan kecilmu itu? Aku tidak ingin berhutang budi padamu," tanya Lin Yun.
"Aku masih belum memikirkannya. Mungkin satu bulan lagi aku akan memberitahumu," jawab Han Shu.
"Apa! Satu bulan lagi!" Lin Yun terkejut.
"Kalau ada sesuatu yang membuatku tertarik akan semakin cepat. Tapi saat ini tidak ada, jadi kau tunggu saja satu bulan kedepan."
"Membuatmu tertarik...?" Lin Yun memikirkan sesuatu.
"Aahh, aku baru ingat sesuatu. Tujuh hari lagi akan ada sebuah pelelangan di Rumah Lelang Awan Putih. Apa kau mau melihatnya bersamaku? Mungkin ada sesuatu yang membuatmu tertarik di sana."
"Hmmp, baiklah aku akan pergi bersamamu. Sekarang aku akan pergi keluar untuk meningkatkan kultivasiku. Apa kau bisa mengantarku ke tempat yang terdapat banyak binatang buas? Kalau kau tidak mau, kau bisa memberitahu lokasinya saja."
"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu ke sana. Aku harus menjaga Kakekku untuk sementara waktu. Kau bisa mencarinya di Hutan Monster lokasinya hanya berjarak 10 mil ke utara dari Kota Angin."
"Cukup dekat, aku harus mencari Binatang Buas kuat dan mengambil Esensi Darahnya untuk membuat sebuah pil agar kultivasiku dapat meningkat dengan cepat," batin Han Shu.
Han Shu beranjak pergi menuju Hutan Monster. Sebelum pergi, dia mengingatkan Lin Yun untuk membayar makanannya.
"Jangan lupa bayar semua makananku itu."
"Iya, aku tidak akan lupa tentang itu." Lin Yun sedikit kesal karena Han Shu selalu mengingatkan tentang hal yang sama berulang kali.
"Sekarang aku akan kembali ke kamar untuk melihat kondisi kesehatan Kakek," batin Lin Yun.
Lin Yun membayar semua makanan dan minuman yang di pesan oleh Han Shu. Kemudian dia beranjak pergi menemui Kakeknya.
Setibanya di dalam kamar.
"Apa kesehatan Kakek sudah lebih baik?" tanya Lin Yun.
"Ya, Yun'er. Kesehatan Kakek sudah lebih baik. Ayo kita kembali ke rumah." Ajak Kakeknya.
Kakek Lin Yun bangkit dari rebahannya dengan dibantu oleh Lin Yun. Kamudian dia berjalan dengan perlahan-lahan untuk membiasakannya.
Setelah mulai terbiasa, mereka beranjak pulang ke kediamannya. Setibanya di kediaman, mereka bertemu seseorang dari Keluarga Lin yang seumuran dengan Kakek Lin Yun yaitu Lin Wu, Paman dari Lin Yun. Lin Wu bertanya tentang keadaan dari Kakek Lin Yun yang bernama Lin Feng. Sebenarnya Lin Wu memiliki ambisi sangat besar untuk menjadi Pemimpin Keluarga, tetapi karena tidak ada yang mendukungnya dia menjadi putus asa dan mencoba melupakan ambisinya.
"Apa Anda sedang tidak sehat? Sepertinya kau sedang terluka. Apa seseorang dari Keluarga Besar lain yang menyerangmu hingga untuk berjalan saja kau sudah kesulitan," tanya Lin Wu
"Ya, seseorang telah menyerangku tapi aku tidak tahu siapa mereka. Untung saja lukaku tidak terlalu parah."
"Sebaiknya Anda beristirahat saja terlebih dahulu. Aku akan pergi keluar sebentar." Lin Wu meninggalkan mereka berdua.
"Ayo Kek, kita masuk!"
"Sial! Mengapa dia tidak mati saja!" batin Lin Wu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Mahayabank
Yaudah..lanjuuut trooozz 👌👌👌
2023-09-04
0
Mahayabank
👍👍👍👌👌
2023-09-04
0
#Elg
serakah ujungnya berkhianat....
2022-04-24
1