Sore hari, mereka semua keluar dari kampus. Melati mengajak karen untuk pulang bersama.
"Re, kalian berdua tinggal dimana.?" Tanya melati.
"Kami tinggal di rumah sewaan, didekat sini kok! Mau mampir?"
"Boleh, tapi lain kali aja ya ren. Soalnya aku ada kerjaan. Aku mau pergi sama kak kenzo." Timpal melati.
"Ohh begitu. Baiklah. Kapan-kapan kita main bersama ya."
"Oke. Kalau gitu kita pulang duluan ya."
"Mel tunggu sebentar.!" Karen menahan tangan melati.
"Ada apa ren.?"
"Aku cuma mau tanya. Apa kamu kenal baik dengan orang yang bernama zio itu tadi.?"
"Dia itu ketua ekskull. Dia juga anak dari orang yang berinvestasi paling besar dikampus ini.. Memangnya kenapa?" Ujar melati heran.
"Tidak apa-apa. Cuma tanya saja.
Tapi sebaiknya kamu jaga jarak dengannya." Timpal karen.
"Karen. Dia itu senior kita, dia orang baik kok." Bantah melati.
"Mel. Aku cuma mengingatkanmu saja. Tapi itu terserah kamu sih."
"Terimakasih sudah mencemaskanku. Aku pulang dulu ya." Melati menepuk pundak karen dengan senyuman.
Saat melati dan kenzo pergi menjauh.
Karen dan Zeno berjalan pulang kerumah mereka.
"Heii zeno apa kamu tahu ada yang aneh pada orang bernama Zio itu.?"
"Hei Karen, panggil aku kakak! Tidak sopan kamu ya!" Tegas zeno.
"Hah? Emang harus ya aku panggil kamu kakak?"
"Tidak harus juga sih, tapi nanti kamu bisa keceplosan di depan melati kalau kamu tidak membiasakan panggil aku kakak. Nanti misi kita akan ketahuan." Timpal zeno
"Ya.. Ya..,! Oke sekarang kembali ke topik. Bagaimana menurutmu dengan pertanyaanku tadi?"
"Zio ya? Aku baru sekali melihatnya, sepertinya ada aura yang kuat dalam tubuhnya, tapi aku tidak bisa membacanya." Jelas zeno.
"Nah. Itu dia yang aku takutkan. Itu adalah aura jahat, tapi semoga saja bukan."
"Semoga saja. Tapi mengapa kita tidak bisa melihat auranya ya?, semua orang dikampus ini bisa kita terawang kecuali dia, ini benar-benar aneh. Kita harus waspada." Pungkas zeno.
"Iya kak. Apa dia juga bisa melihat kita ya?"
"Tidak, karna kita mempunyai perisai yang tebal. Karen, aku minta kamu dekati Zio, mata-matai dia, tapi jangan sampai ketahuan."
"Baiklah, ini pekerjaan mudah."
_
Disisi lain.
Melati mengajak kenzo untuk pergi melihat pemandangan disekitar danau.
"Kak ken.. Kita sudah berteman selama lebih dari tujuh tahun ini, sejak kita masih SMP, apa kakak percaya padaku.? Dan apa aku bisa mempercayai kak ken.?" Ujar melati.
"Mel. Apa yang kamu maksud.? Tentu saja kita saling percaya. Aku percaya padamu, dan kamu juga bisa mempercayaiku kok." Timpal kenzo tersenyum.
"Kak. Apa kamu mempunyai rahasia?"
"Hah? Rahasia apa mel?"
"Tidak. Aku berharap bahwa tidak ada yang kakak sembunyikan dariku."
"Apa maksudmu mel? Tidak ada yang aku sembunyikan satu pun darimu." Jelas kenzo.
"Oh ya? Tapi maaf, aku tidak percaya." Timpal melati.
"Hah.? Kenapa mel? apa aku berbuat salah.?" Sahut kenzo.
"Kak kenzo, tolong jujur padaku, ada apa ditubuh kakak?"
"Aku tidak mengerti yang kamu katakan mel.?" Bantah kenzo.
"Kemarin malam. Saat aku tidak pulang, aku pergi ketepi danau. Di waktu tengah malam, aku naik kegedung yang paling tinggi untuk melihat kota dari ketinggian, tapi aku melihat sesuatu dari rumah kak ken.
Ada cahaya yang berkilauan, karna penasaran aku pun pergi kerumah kak ken secara diam-diam. dan.. Aku melihat kak ken sedang bermain api dihalaman belakang rumah, tentu saja api itu sangat tunduk pada mu.
Kak tolong jawab. Tolong jelaskan, sebenarnya siapa kamu? Apa kamu benar-benar kak kenzo yang aku kenal?"
Ucapan melati membuat ken bingung.
"Mel.. Maaf.. Mengenai itu aku memang mempunyai satu elemen yaitu api. Maaf kalau selama ini aku merahasiakanya darimu." Kenzo merunduk, jujur pada melati.
"Hah.? Jadi benar, kak ken mempunyai kekuatan.? Kalau begitu berarti kita sama." Timpal melati.
"Maksud kamu.?"
"Kak, apa pendapatmu kalau seseorang mempunyai lebih dari satu elemen atau bahkan mempunyai 6 elemen.?" Tanya melati serius.
"Hah? Haha. Mel.. Mel.. Mana ada orang didunia ini mempunyai 6 elemen, bahkan dewi langit pun hanya 5 elemen.
Tapi kalau beneran ada, berarti dia orang yang sangat spesial." Timpal kenzo seakan tidak percaya.
"Hmm.. Ternyata begitu. Tapi aku mempunyai semua itu, apa kau percaya?"
"Hah? Aku akan sulit mempercayainya." Sahut ken.
"Baiklah. Semoga malam ini akan hujan deras. Kak, aku belum pernah mencoba kekuatan api, apa kau bersedia untuk mengajariku?"
"Tentu saja, aku sudah menguasainya sejak kecil." Timpal kenzo.
"Hah? Apakah kekuatan kak kenzo ini ada sejak lahir?"
"Aku juga kurang tau, tapi menurut cerita orang tuaku, dulu rumahku pernah kebakaran, papa dan mama panik berlari keluar rumah, mereka lupa bahwa aku masih tidur didalam kamar, namun setelah api berhasil dipadamkan, mereka menemukanku di atas tempat tidur yang sudah hangus terbakar itu, tapi anehnya aku tidak apa-apa, bahkan bajuku pun masih utuh.
Mulai saat itu aku sangat kebal terhadap api, saat aku berusia 7 tahun, aku tidak sengaja meniup api ulang tahunku dengan kuat sehingga apinya membesar terbang keatas loteng, tapi entah mengapa tanganku bergerak sendiri, api itu kemudian membentuk satu gumpalan dan jatuh kekolam." Jelas kenzo.
"Hm.. Masuk akal. Tapi aku? Aku tidak tahu dari mana kekuatan ini berasal, bahkan aku pun baru-baru ini menyadarinya."
"Tidak apa, nanti kau juga terbiasa.
Ayo kita pulang. ini sudah gelap.
Nanti malam kita bertemu lagi disini untuk belajar. Apa perlu aku mengantarmu?"
"Tidak perlu kak. Aku bawa mobil kok."
Kenzo dan melati pun pulang ke rumah masing-masing.
_
Malam hari, di rumah zeno.dan karen.
"Zen. Aku kerumah zio dulu ya."
"Hei sudah ku bilang, panggil aku kakak.!"
"Fiuh..!! Iya.. Iya.. Kakak zeno yang tampan. Aku pergi dulu."
lIya tapi jangan pulang terlalu larut, masih ada tugas yang harus kita selesaikan."
"Baiklah."
Aku harus pergi kerumah zio tanpa diketahuinya, aku ingin tahu apa yang dia lakukan.
Karen menggunakan kekuatannya dan pergi kerumah zio.
"Nah. Sekarang aku sudah diatap rumah zio, disini aku bisa leluasa melihatnya."
Karen mencoba mengintip dari celah atap.
"Hah.Ini.? Apa ini mungkin? Tidak.. Aku harus pergi sekarang, ini bisa celaka."
Entah apa yang dilihat oleh karen dari atap rumah zio, tapi dia terlihat sangat kaget. Dan langsung meninggalkan tempat itu.lalu pulang kerumahnya.
"Hei ren.. Kau sudah kembali.? Apa yang kau temui disana?" Tanya zeno.
"Kak.. Sepertinya dia ada sesuatu." Karen menceritakan semua yang dilihatnya pada kakak nya itu.
"Baiklah kalau begitu, aku sudah mengerti. Sekarang kita pergi dulu, ada yang harus kita perhatikan malam ini."
"Biak kak.!"
_
Ditepi danau, terlihat melati sudah datang menunggu kenzo untuk berlatih, sambil menunggu, dia sambil belajar menggunakan kekuatan airnya dari tepi danau yang sepi dan gelap. Hanya sinar bulan yang menerangi.
"Hei mel.. Sudah lama datang?" Kenzo yang muncul dari belakang melati.
"Ah.. Kak kenzo? aku kaget."
"Mel aku bisa minta tolong?
Tolong jangan panggil aku dengan sebutan kakak, panggil kenzo saja, biar lebih akrab." Ujar kenzo tersenyum.
"Apaan sih, aku sudah terbiasa memanggilmu kakak, karna kau lebih tua dariku."
"Aku hanya tua beberapa bulan saja darimu, panggil aku kenzo ya."
"Baiklah kenzo.?" Sambil tersenyum melati menatap kearah kenzo.
"Hem. Kamu sangat manis saat lagi tersenyum."
"Biasa saja. ehh gerimis?"
Hujan makin lebat, angin pun makin kencang, hampir tiap malam ada badai didekat danau, petir pun mulai berdatangan.
"Inilah yang kutunggu."
"Ken,, kamu lihat itu? banyak sekali petir diatas kepala kita. Apa kamu tidak mau menghindar.?" Ujar melati.
"Iya ya. Aku juga agak takut sih."
"Hm.. Kamu lihat ya? Aku akan melakukan yang belum pernah dilihat orang."
Saat petir muncul, melati terbang menggunakan angin, dia menangkap petir itu dengan tangan kakannya, dan meletakannya di dalam pohon yang besar, kemudian melati mengangkat pohon tersebut menggunakan kekuatan tanahnya, lalu pohon itu meledak diudara, kekuatan angin menggulung serpihan serpihan ledakan itu supaya tidak menyebar, lalu kekuatan air membungkusnya, dan menenggelamkanya kedalam danau.
Danau itu terlihat seperti mendidih.
"Wah.. Mel.. Apa yang barusan kamu lakukan? Aku tidak percaya. Sebenarnya ada berapa kekuatan elemen dalam tubuhmu.?" Ujar kenzo terperangah.
"Ada 6." Jawab melati singkat.
"Hah??" Kenzo benar-benar tidak percaya itu.
Dari ketinggian ada beberapa orang yang mengintai mereka berlatih, namun melati tidak menyadarinya. Tapi kenzo merasakannya.
Kenzo mulai memperluas pendengaran sensitif telinganya, dan mempertajam tatapanya.
Dia mendapati ada yang sedang mengintai mereka.
"Mel. Kita berlatih ketempat lain saja. kamu kan mau belajar elemen api, disini hujan, tidak bisa mengeluarkan itu."
"Tapi ken.?"
"Sudah, ikut aku saja kita cari tempat yang lebih aman dan lebih luas. Sekarang kita naik ke dahan pohon itu, gunakan kekuatan angin kamu supaya bisa terbang dengan cepat".
"Baiklah.., sekarang.!! Terbang.!!"
"Berani menyusul kamu ya? Aku akan memberimu pelajaran." Batin kenzo sambil melihat kearah belakang, dan menjulurkan tangannya untuk mengeluarkan api.
"Ehh.. Kok, dia jatuh sendiri, aku kan belum mengeluarkan kekuatanku.? " Ucapnya heran.
"Ken, ada apa? Kenapa kamu melihat kebelakang terus.?" Tanya melati.
"Tidak ada-apa apa mel. Ayo jalan lagi."
_
Keesokan paginya, karen mendekati zio yang baru saja datang kekampus.
"Hai kak zio, selamat pagi.!" Senyum semeringah terpancar indah di wajah karen.
"Eh karen? selamat pagi. kamu lebih cantik hari ini."
"Terimakasih atas pujian dari kak zio. Apa kakak mau kekantin bersamaku. Aku belum sarapan dirumah tadi."
"Baiklah,, biar aku yang bayar ya."
"Terima kasih, kak zio baik sekali ya." Timpal karen riang.
"Sudah. Jangan terlalu suka memuji, ayo kita kekantin."
_
Setelah selesai makan.
"Kak sudah waktunya masuk kelas, aku bayar dulu ya." Melati bergegas menuju kasir.
"Ehh.. Ini pakai uangku saja, nih ambil kamu bayar sana." Zio memberikan uangnya pada melati.
"Baiklah." Melati pun memberikan uang itu pada kasir.
"Ternyata benar." Ucap karen dalam hati
"Kak zio, sudah kubayar, aku ke kelas dulu ya, aku sudah ditunggu melati."
Saat karen masuk kelas. ia tidak mendapati kenzo dan zeno disana.
"Hai mel. Eh.. Kak zeno sama kenzo mana?"
"Mereka beda kelas,, mereka pindah jurusan, mengikuti kak zio." Jelas melati.
"Oh begitu.? Jadi sekarang kita berdua saja?"
"Tidak masalah, Kamu mau lihat tugas aku tidak? aku sudah mendesign nya." Pungkas melati sembari menyodorkan bukunya.
"Wahh. design kamu bagus sekali." Puji karen kagum.
"Ya iyalah, karna aku dibantu magic." Batin melati.
"Tapi kenapa kamu gambar gunung? bukannya kita disuruh untuk desain baju ya.?"
"Kamu lupa ya, kata dosen kemarin tema nya bebas tau, makanya aku gambar gunung, karna ada sesuatu disana." Timpal melati.
"Hah?" Karen bingung terperangah
•••
BERSAMBUNG
Like. Komen. Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Susan Elga Pontoh
lanjutkan
2022-06-29
0
Oi Min
Ternyata iblisnya sepertinya Zio.....bukan Zeno ato Karen
2021-02-02
6
Namja Gans
gw curiga sma Zio,kyk nya deh..
ah kyk iya bener dia
2020-09-16
14