Melati masih berdiam diri ditepi danau, bajunya basah kuyup akibat hujan. Petir-petir berdatangan seakan memecah telinga. Namun melati tidak menghiraukan itu, yang ada dipikiranya saat ini hanya kata-kata yang diucapkan dari tiga sosok berjubah itu.
"Jika memang benar aku mempunyai banyak kekuatan yang belum aku ketahui, maka aku akan mencari tahu sendiri, aku akan mempelajarinya dengan dalam."
Melati mengingat kembali yang dikatakan oleh orang orang itu bahwa kekuatan listrik berhubungan dengan petir.
"Bagaimana bisa? Bukankah dua elemen ini berbeda?" Gumam melati
"Memang berbeda, tapi dua elemen ini mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama bisa membakar, membunuh, dan menghanguskan. Ini hampir sama, hanya saja tempatnya yang berbeda, dilangit, dan dibumi, jika waktunya tiba, yang mulia akan menggunakan yang dilangit yaitu petir, karna kekuatannya lebih besar dari listrik.
Jika yang mulia lebih menggunakan petir, yang mulia pasti bisa membunuh iblis yang ada dibumi." Ujar sosok itu yang tiba-tiba muncul.
"Kalian? apa maksudnya?"
"Apa yang mulia tidak pernah bertemu denganya? Dia sangat ganas, mempunyai ekor panjang, gigi tajam, dan berbulu hitam." Lanjut sosok itu.
"Hah.? Apakah bentuk iblis seperti itu.?" Tanya melati.
"Benar, iblis mempunyai satu mata, dua tanduk, dan telinga runcing."
"Um.. Aku pernah bertemu dengan mahluk yang hampir sama seperti yang kalian katakan, tapi dia tidak punya tanduk, matanya pun ada dua." Jelas melati.
"Dimana yang mulia menemuinya?"
"Aku melihatnya saat dia sedang membunuh sahabatku bella. Saat itu kami sedang mendaki gunung." Sahut melati.
"Hem.. Yang mulia lihat itu bukanlah iblis yang ganas, melainkan anak iblis." Ujar yang lainnya.
"Belajarlah yang rajin yang mulia, maka kamu bisa membunuhnya untuk membalaskan dendam sahabatmu itu.
Dan... Hati hati.. Iblis bisa berubah wujud.
Dia bisa saja ada disekitar manusia.
Kami pamit undur diri yang mulia."
Setelah mereka pergi, melati sangat ingin mengetahui semua kekuatannya, ia berambisi untuk membunuh iblis itu
"Baiklah.. Aku akan mempelajarinya.
Petir!! Datanglah!" Teriak melati sambil menadahkan tangan menatap langit.
Duuaaarr... Duuaarr...
Suara gemuruh petir terdengar keras.
"Heh.. Bagus.. Inilah saat nya."
Melati melompat saat petir muncul, dan dia mencoba menangkapnya.
"Hiaaaaa...!!
Hah? Dapat?" Dengan rasa tak percaya, ia berhasil menangkap petir.
Petir sudah ditangannya, kemudian ia melemparnya ke pohon ditepi danau. Pohon itu tumbang seketika, batangnya hancur berkeping-keping, daunnya hangus terbakar.
"Hem.. Aku berhasil.!" Ujarnya girang.
Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang melati. Dan berjalan mendekatinya.
"Mel.!! Apa yang kamu lakukan ditengah derasnya hujan ini?"
Melati pun menoleh. "Ehh.. Kak Zio?
Kenapa kakak bisa ada disini?" Tanya melati gugup, karna ia takut kalau ketua osis itu mengetahui bahwa dia mempunyai kekuatan.
"Ohh.. Tadi aku dari pemakaman mengunjungi alm. Ibuku.
Saat mau pulang, aku melihat seseorang ditengah hujan, makanya aku hampiri kesini, ternyata itu kamu.
Apa kamu belum mau pulang, mau ikut bersama ku?" Ujar zio si ketua osis itu.
"Eh.. Tidak.. tidak. Kak zio pulang saja duluan, aku masih ingin sendiri disini sambil menikmati hujan."
"Oh. Baiklah. Aku tidak akan maksa. Kalau gitu, aku pulang dulu ya. Jangan pualng terlalu larut." Zio mengusap rambut melati, membuatnya bingung.
"Baiklah. Terimakasih kak." Sahut melati tersenyum.
"Hem.. Malam ini aku tidak akan pulang, aku akan mencari tau secepatnya semua kekuatan itu.
Aku telpon bunda dulu."
Melati menelpon orang tuanya untuk memberutahukan bahwa ia tidak pulang.
"Malam ini aku sendirian disini, semoga tidak ada orang.
Aku harus mencari tau elemen itu. Setahuku ada beberapa elemen yaitu air,api, tanah, kayu dan angin.. Apakah ada elemen petir? tapi aku bisa menangkap petir.?
Yah.. Baiklah. Aku sudah mengetahui air dan patir.
Jadi sekarang aku tinggal mencari sisanya. Akan aku mulai dari angin, mumpung masih hujan, anginnya masih kencang."
Melati berlatih keras dan hampir semua elemen sudah ia ketahui.
"Huh.. Aku sudah mencoba semuanya kecuali api. Karna dalam keadaan hujan tidak mungkin bisa.
Dan.. Sekarang aku akan menggabungkanya jadi satu, apa aku bisa?
Kalau tidak dicoba tidak akan tahu.
Pasti itu memerlukan tenaga yang kuat. Tapi aku harus mencobanya apapun resikonya."
_
Hari sudah pagi, semalaman melati berlatih tiada henti, sudah berbagai cara yang ia gunakan untuk mencari dan mendapatkan kekuatan.
Ia sudah mencoba untuk terbang, melompat, bahkan mencampur semua elemen menjadi satu. Tahap demi tahap yang dipelajarinya membuatnya makin mengetahui untuk mengeluarkan dan mengendalikan kekuatanya hanya dalam satu malam saja.
"Huh. Sudah pagi. Aku harus pergi kekampus, tapi bajuku sangat kotor dan basah karna keringat.
Aku hanya perlu mengeringkanya dengan kekuatanku, dimobil ada jaket, aku akan pergi ke mall sebentar untuk membeli baju sebelum kekampus."
Melati bergegas menuju mall dengan mobilnya.
Beberapa menit kemudian, ia selesai memilih baju. Saat ia hendak keluar mall, tiba-tiba ada teriakan ricuh dari lantai dasar mall.
"Tolong...!!! Ada api..!!"
"Tolong..!! Kebakaran..!!"
"Semuanya...!! Keluar.. Cepat..!! Apinya makin membesar."
Melati panik saat terjadi kebakaran, karna ia masih berada di lantai tiga.
"Bagaimana ini? kebakaranya ada dibawah, Bagaimana caranya aku keluar dari sini.? Bisa mati aku lama-lama terperangkap disini." Gumam melati.
"Tolong.. Tolong selamatkan kami.. Tolong.!!"
Seseorang berteriak minta tolong dari bawah.
Mendengar orang itu, melati makin panik, apa yang harus dilakukanya.
"Bagaimana ini? Kasihan sekali orang itu, sepertinya ada anak kecil. Jangankan menolong mereka, aku sendiri saja tidak tau bisa selamat atau tidak. Hemm... Gimana ya.?" Melati diam sambil memikirkan cara untuk keluar.
"Oh Iya. Aku lupa.! Astaga, sekarang kan mempunyai kekuatan.
Tapi bagaimana caraku menolong mereka? apa aku akan menerobos api? Atau.. Ahh tapi aku tidak mau mereka mengenaliku."
Tanpa sengaja melati melihat pakaian yang tergantung di manekin.
"Ehh.. Itu dia..!! Aku hanya perlu mengganti bajuku, cukup pakai masker dan kacamata, mereka tidak akan mengenaliku lagi.
Baiklah.. Bersiap.!! Aku akan menyelamatkan kalian semua.!"
Melati mengeluarkan semua tenaganya untuk mengarahkan semua air yang ada dikolam renang di atas mall, dan juga seluruh saluran air yang ada ke arah kobaran api.
Loncat dari atas kebawah sambil mengendalikan air, menyirami api yang berkobar sangat besar itu.
Dan. Beberapa menit kemudian api sudah padam dengan cepat, barulah mobil pemadam kebakaran tiba.
Melati langsung mengganti pakayannya segera, dan langsung meninggalkan mall tersebut menuju kampusnya. sedangkan keadaan di mall masih ricuh karna ada beberapa orang yang melihat aksinya, mereka sangat heran mahluk apa itu.
Karna mereka tidak melihatnya dengan jelas akibat kabut asap yang tebal. Tapi beruntung, tidak ada orang yang merekam kejadian itu.
_
Tibalah melati di depan kampusnya.
"Fiuh..!! Untung aku bisa datang tepat waktu. Tapi, aku sangat senang bisa membantu orang, semoga kekuatanku berguna bagi kebaikan." Gumamnya sambil tersenyum bangga.
Saat melati membuka pintu mobilnya, seseorang terjatuh karna menabrak pintu mobil melati yang terbuka.
"Ma. Maaf.. Aku tidak sengaja. Aku tidak melihat ada orang, kamu tidak apa apa kan?"
"Iya.. Aku tidak apa-apa kok?" Jawab orang tersebut.
"Apa kamu terluka? Perlu kuantar ke klinik?" Ujar melati cemas.
"Eh tidak perlu. Aku baik-baik saja..Kalau boleh tau, nama nona siapa.?"
"Namaku melati. Kalau kamu ada yang luka, cari saja aku.
Baiklah, aku pergi dulu, temen ku sudah menunggu." Melati melanjutkan langkah berjalan masuk kampus.
"Jelas-jelas tadi tidak ada orang saat aku mau parkir, tapi kok tiba-tiba orang itu jatuh didekat pintu mobilku ya? Apa aku salah lihat?
Aneh sekali.. Tapi siapa dia.? Sepertinya aku belum pernah melihatnya." Gumam melati sepanjnag jalan.
_
Dalam kelas, dosen pun sudah bersiap untuk mengajar.
"Semuanya. Hari ini akan ada dua mahasiswa pindahan pendatang baru yang kebetulan ada kelas disini. Silahkan masuk."
Dua orang itu masuk ke kelas, pria dan wanita.
"Silahkan perkenalkan diri kalian." Ucap dosen wanita tersebut.
"Hah? Bukankah dia orang yang diparkiran tadi kan? " Batin melati.
"Hai semuanya.!
Perkenalkan, namaku Zeno. Dan ini adikku" Ujar pria tampan itu.
"Haii namaku Karen. Kita pindahan dari kampus Z. Semoga kita semua bisa berteman baik." Sambung karen tersenyum manis.
"Baiklah, silahkan kalian duduk dibangku yang kosong itu, Karen kamu duduk didekat melati, zeno kamu duduk didekat Kenzo." Ujar sang dosen.
"Baik buk." Zeno dan karen duduk di tempat yang di sarankan dosen, mereka pun mulai berinteraksi dengan baik.
Jam kelas selesai, kenzo mengajak melati ke kantin bersama.
"Heii melati, kenzo. Apa aku dan kan zeno boleh ikut?" Ujar karen.
"Oh. Tentu saja dong. Ayo kita pergi." Sahut melati riang.
Melati dan karen mulai akrab.
Saat di kantin, sudah tidak ada tempat yang kosong, kecuali satu meja.
"Ehh itu ada yang kosong, tapi sepertinya ada satu orang deh." Ujar melati.
"Tidak apa, kita minta barengan aja."
"Eh.. Ternyata yang duduk disitu kak zio." Melati dan yang lainnya mendekat ke meja zio.
"Apa kita boleh bergabung?" Tanya melati pada zio yang sedang makan.
"Melati.? Kenzo? Silahkan.. Silahkan.
Em.. Siapa dua orang ini.?" Timpal zio.
"Oh ini temen baru kita, dia siswa yang baru pindah. Namanya zeno dan karen, mereka kakak adik." Jelas kenzo.
"Ohh begitu." Jawab zio singkat.
Karen dan zeno menatap tajam kearah mata zio.
"Ehem... Ayo silahkan duduk semuanya, silahkan pesan makan kalian." Ucap kenzo pada teman teman nya sembari membuka kertas menu dimeja.
Zeno dan karen nampak tidak menyukai zio. kenapa?
•••
BERSAMBUNG
Like. Komen. Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Oi Min
Zeno dan Karen turunan iblis kah??dan Zio mngkin pelindung Melati??? Ato sejenis dg Zeno??? Kita lihat nnti
2021-02-02
1
Friska~Time travel lovers
aku kok lupa ada zio
2020-11-11
1
Kha Nancy
iblis nyamar
2020-10-25
16