The Magic

Hari ini melati pergi kekampus dengan mobil kesayangannya yang berwarna merah itu.

Biasanya mahasiswa selalu memandangnya sebelah mata, walau pun dia orang kaya. Tapi sekarang...

Dia sudah berubah. Melati melangkah berjalan masuk kampus, tampilanya begitu menawan, rambutnya berwarna coklat pekat, terurai panjang.

Baju terusan seksi diatas lutut yang berwarna putih. Dan yang paling penting, sudah tidak ada lagi kacamata yang menutupi mata coklatnya yang indah itu.

"Waahhh.. Apakah itu melati? Kenapa dia bisa cantik sekali?" Ujar setiap orang yang melihatnya.

Semua mata tertuju padanya saat ia melintas. Melati bagaikan seorang dewi yang sangat cantik.

"Kenapa mereka memandangku seperti itu? Apa ada yang salah dengan ku? " Pikir melati dalam hati, karna ia baru sadar bahwa dia jadi perhatian banyak orang.

"Ehh.. Itu kak kenzo? Kak kenzo! Tunggu!" Melati bergegas menghampiri kenzo.

"Mel. Ada ap..." Kenzo menghentikan ucapannya.

Wahh.. Melati kok cantik sekali hari ini, wajahnya cerah  Sekali.

"Kak. Aku mau tanya. Dari kemarin aku belum tau kabar bella. Apa kak kenzo bisa memberitahuku?"

"Baiklah. Tapi kita bicara di kekantin saja sambil sarapan."

Melati dan kenzo bergegas menuju kantin kampus.

"Mel.. Apa kamu benar-benar ingin tahu keadaan bella kemarin?" Tanya kenzo menatap melati.

"Iya, ceritakan saja. Aku tidak apa-apa."

"Baiklah. Saat itu kami menemukan bella pada pukul sembilan malam, didalam hutan yang sudah sangat jauh dari tenda kita, bahkan jaraknya pun sangat jauh dengan keberadaan kamu malam itu.

Disekujur tubuhnya banyak sekali luka-luka, dan juga ada bekas gigitan sesuatu dilehernya." Jelas kenzo singkat.

"Kak. Apakah dia masih hidup? Apakah bella masih bisa diselamatkan?" Tatap melati.

Kenzo hanya diam, ia takut menceritakanya, melihat melati begitu cemas.

"Kak kenzo. Jawab! Apa bella masih selamat?!" Ulang melati.

"Kak. Tolong.! Tolong ceritakan semuanya, aku akan mencoba menerima apa pun yang terjadi  padanya." Tegas melati.

"Baiklah.. Bella sudah tiada." Jawab kenzo lemas.

"Apa?? Tapi bagaimana keadaanya saat kalian menemukanya?" Tanya melati, matanya mulai berkaca-kaca.

"Saat itu tubuh bella sangat mengenaskan, darahnya kering, tangan dan kakinya kaku, seperti terbelit sesuatu. Dan yang paling mengherankan adalah seluruh tubuhnya hangus seperti terbakar, tapi wajahnya masih seperti semula, tidak luka ataupun gosong." Lanjut kenzo.

"Sesadis itukah? Aku tidak menyangka. Mengapa bella pergi secepat ini. Semua ini salahku, kalau saja aku tidak mengajaknya untuk mencari mata air, pasti dia masih disini. hiks..hiks.." Melati merunduk menyalahkan dirinya sendiri.

"Mel.. Ini bukan salah kamu, ini sudah takdirnya. Sekarang bella sudah dimakamkan. Dia sudah tenang disana?" Kenzo mengusap bahu melati untuk menenangkannya.

"Kak.. Bisakah kamu menemaniku berkunjung ke makam bella sore nanti?"

"Aku akan menemanimu.

Baiklah, ayo kita masuk kelas sekarang"

Kenzo dan melati pergi ke kelas setelah menghabiskan makan. sementara kenzo pergi ke kelas temannya.

Saat melati memasuki kelas, tubuhnya jadi basah kuyup akibat di guyur air yang jatuh dari dalam ember di atas pintu kelas.

Tapi melati tidak kaget lagi, karna setiap hari mereka selalu menjahilinya dengan berbagai cara.

"Heeiii semuanya! Lihat nih.. Si cupu sudah datang." Ujar teman sekelas melati.

"Hei, dia itu bukan cupu lagi loh, sekarang dia sudah cantik tanpa kaca mata nya. Haha" Timpal lainnya.

"Memangnya kenapa kalau dia sudah cantik, palingan juga dia menggunakan softlens, secara kan dia anak orang kaya. Hahaha."

"Bener tuh. Sekali udik, tetap saja udik.

Ayo kita jambak dia seperti biasa. Hahaha"

Melihat kelakuan mereka. Amarah melati memuncak.

"Cukup!! Hentikan!!."

Melati teriak sekencangnya, gelombang suara yang keluar dari mulutnya membuat semua lampu pada ruangan kelas pecah dan terbakar hangus.

Baju melati yang basah itu tiba-tiba menjadi kering, matanya berubah menjadi perak seketika, namun kembali lagi kesemula.

Melati sadar dengan apa yang dilakukanya, dia langsung pergi meninggalkan ruangan kelas.

_

Setibanya dibelaknag kampus, melati menangis.

"Apa yang terjadi?  Apa yang sudah aku lakukan?

Apa benar aku mempunyai kekuatan?"

Melati berdiam diri cukup lama hingga ia lelah.

Tiba-tiba semuanya gelap, seakan melati berada ditempat yang sangat luas tiada batas.

"Dimana aku?  Apa aku bermimpi lagi? Tapi barusan aku ditaman belakang kampus." Ujarnya bingung.

"Ini bukan mimpi." Jawab seseorang.

Putri menoleh ke belakangnya. tiga sosok berjubah itu kembali lagi.

"Kalian?  Mau apa lagi kalian?  Apa maksud kalian kalau ini bukan mimpi?."

"Benar. Ini bukan mimpi, kamilah yang membawa roh yang mulia kemari." Ujar mahluk itu sambil membungkukkan tubuhnya.

"Apa tujuan kalian sebenarnya?" Tegas melati.

"Tadi yang mulia sudah mengeluarkan kemampuan yang berelemen listrik."

"Apa?  Tidak, itu hanya kebetulan saja." Bantah melati.

"Bukan yang mulia, itu tadi bukan kebetulan. Kami melihat setiap kejadian. Kekuatan yang mulia akan keluar jika yang mulia memusatkannya disatu sisi. Dan kekuatan itu bisa keluar dari mana saja.

Jika yang mulia memahaminya, pasti bisa dilakukan dengan cara yang benar." Jelas mahluk berjubah itu.

"Berhenti memanggilku yang mulia!.

Aku tidak percaya pada kalian. Aku tidak ingin ada kekuatan apa pun.!"

"Yang mulia jangan cemas, kekuatan yang mulia tidak akan melukai orang jika yang mulia tidak menginginkannya. Justru kekuatan itu bisa melindungi yang mulia dari orang yang berniat jahat."

"Tidak.!  Sudah ku bilang. Aku tidak percaya.!!  Sekarang pergi kalian.!" Teriak melati.

"Baiklah yang mulia, kami ingatkan lagi, jika yang mulia ingin mengeluarkan kekuatan itu fokuslah pada satu titik, dan kekuatan itu bisa keluar dari mana saja seperti yang mulia lakukan tadi mengeluarkannya dari gelombang suara.

Belajarlah yang mulia putri melati.! Masih banyak kekuatan yang belum kamu ketahui.

Kami akan menunggumu berumur 23 tahun, saat itu mata yang mulia akan menjadi perak tepat pada hari ulang tahun yang mulia putri. Tapi kami tetap mengawasi yang mulia, kami akan muncul jika yang mulia memanggil kami atau yang mulia dalam keadaan bahaya.

Kami pamit yang mulia putri melati.

Satu lagi. Saat umur 23 tahun nanti, maka muncul tanda bunga melati putih dikening yang mulia, tapi yang bisa melihatnya hanya kami, yang mulia putri, dan juga orangtua yang mulia.

Ingat pesan kami. Kami undur diri yang mulia."

Mahluk berjubah itu menghilang secara bersamaan.

_

Sore hari, kenzo yang cemas karna dari pagi tidak melihat melati, ia pun langsung mencarinya.

Sedangkan melati baru saja sadarkan diri. "Aku pasti mimpi lagi." Batin melati.

Kenzo datang mendekati melati, kemudian menepuk pundaknya.

"Ehh. Kak kenzo.? Ada apa.?"

"Mel. Apakah kita akan pergi ke pemakamanya bella.?" Tanya kenzo tersenyum.

"Hah.? Aku belum kelas loh kak. Ini kan masih pagi." Sahut melati heran.

"Ini sudah sore mel."

"Apa? Perasaan aku baru aja duduk disini." Gumam melati.

"Mel.. Tadi pagi aku mencarimu kemana mana. kukira kamu sudah pulang duluan. Ternyata kamu rebahan disini."

"Apa mungkin aku tidur selama itu.?" Batin melati.

"Ya sudah kak.. Ayo kita ke pemakaman bella."

Mereka berdua pun bergegas ke pemakaman umum.

"Bel.. Maafkan aku.. Aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini padamu, ini salah ku, aku tidak menjagamu dengan baik.. Maafkan aku.. Hikss.. Hiks."

Melati menangis sejadi jadinya diatas makam bella, dia sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi. ia menyalahkan dirinya terus menerus.

Kenzo juga turut cemas dengan melati.

"Mel.. Kita pulang yuk. Hari sudah mulai gelap." Kenzo mencoba menenangkan melati, ia merangkulnya sembari membantu melati berdiri.

"Kak.. Aku tidak ingin pulang, lagi pula ayah dan bunda pasti belum pulang kerja." Jawab melati tersedu-sedu, air matanya masih bercucuran"

"Baiklah. Kamu mau kemana.?? aku akan menemanimu."

"Tidak... Lebih baik kak kenzo pulang, aku ingin sendiri dulu, aku takut akan menyakitimu." Timpal melati.

"Mel. Aku tidak takut apa pun..  Akuu...."

"Cukup! Maafkan aku kak. Tapi aku benar-benar ingin sendiri, tolong jangan cari aku." Tegas melati sedikit emosi.

"Baiklah. Aku akan pergi.. Tapi kamu jangan menyalahkam dirimu sendiri lagi." Kenzo pergi menjauh meninggalkan melati yang masih di pemakaman.

_

Langit mulai gelap, guntur sudah terdengar kuat, rintik hujan turun berdatangan, menyerbu semua orang dibawahnya.

Melati pergi berlari sambil menangis menuju danau yang ada didekat area pemakaman.

"Tiidak!!!  Ini adalah salahku.!! Aku kehilangan sahabatku itu semua karna aku.!

Tiiiiiddaaaaaaaaaakkkkk.!!!!!

Melati teriak sekencang kencangnya ditepi danau itu, untuk mengeluarkan semua amarah dan rasa penyesalanya.

Tiba-tiba gelombang air menggulung ketengah danau.

"Haah.. Kenapa.??  Kenapa gelombang airnya ketengah, bukanya ketepi danau.?

Apakah ini karna kekuatanku.? Aku tidak percaya.?

Heh.. Kalau begitu.? Aku akan mencobanya.!

"Baiklah aku mengingat pesan dari orang yang ada dalam mimpiku itu.. Fokuskan pikiran..!!

Fokus,,, arahkan tangan kedepan,, pusatkan kekuatan."

Air danau menggumpal, menggulung gulung tinggi keudara, bagaikan ular yang saling membelit.

Kemudian melati menghentikan atraksinya itu.

"Haaahhh...!!!  Ini benar benar terjadi.!!  Aku tidak menyangka.!! Apa ini kekuatan baruku.?? Aku akan memanggil mereka..

"Heii.. Kalian..!!  Cepatlah muncul.!!  Aku tau kalian pasti melihatku barusan kan.?? Cepat keluar orang orang berjubah putih.'

Ketiga sosok itu muncul lagi didepan melati"

"Hormat kami yang mulia."

Mereka tertunduk memberi hormat pada melati.

"Hah.. Kalian benar-benar datang?

Berarti selama ini aku tidak bermimpi.??"

"Tentu saja tidak yang mulia, karna kami tidak bisa berbicara langsung dengan yang mulia, tanpa diminta, maka dari itu kami hanya bisa mengajak roh yang mulia, seakan akan dalam keadaan bermimpi.?"

"Baiklah,, sekarang aku percaya pada kalian semua.

Kalian sudah melihat apa yang aku lakukan tadi kan?  Apakah itu kekuatanku yang baru.??"

"Benar yang mulia.!!  Itu adalah kekuatan dari elemen air. Jika yang mulia mempelajarinya dengan rajin, maka yang mulia bisa mengendalikan air sesuka hati."

"'Benarkah.??.."

"Tentu.!!  Apakah yang mulia tau.?? , kalau kekuatan listrik yang mulia itu berhubungan dengan petir..??"

Melati hanya diam, mencoba memahami dan mulai mempercayai.

•••

BERSAMBUNG...

like. Komen, vote

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

woow lanjutkan

2022-07-21

0

Kristiana Subekti

Kristiana Subekti

syukaaa 😀😀😀

2021-09-06

1

Natasha Nfa

Natasha Nfa

Wiihh Lereen juga y bisa Mempunyai kekuatan Seperti itu di jaman Modern..👏👏🤣👍

2021-06-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!