Perubahan baru

Beberapa jam kemudian. Tibalah mreka dirumah sakit.

Dokter langsung menangani melati, mengambil tindakan oprasi pada punggungnya yang luka cukup dalam.

Dokter sangat heran melihat luka pada tubuh melati, banyak goresan seperti tusukan duri tajam, namun dokter tidak menemukan adanya duri ataupun bekas kayu didalam luka melati.

_

Tiga sosok berjubah putih itu datang lagi. Masuk kedalam mimpi melati.

"Yang mulia putri melati,, ikutlah pulang bersama kami, dunia ini sangat bahaya untuk kau tinggali." Ujar mahluk berjubah itu.

"Mau apa kalian.?!!  Dari mana kalian tau namaku.?" Teriak melati.

"Yang mulia putri melati, ditubuhmu terdapat suatu tanda yang membuat kami mengenalimu, sebelumnya tanda itu hilang, namu sekarng muncul kembali.

Ditubuh yang mulia terdapat beberapa kekuatan yang belum yang mulia ketahui, namun tidak akan lama lagi, kekuatan itu akan muncul, ada beberapa elemen dalam tubuh yang mulia." Ucap sosok tersebut.

"Tidak...!!  Aku tidak percaya..!!  Pergi kalian..!!  Pergi..!!"

Melati berteriak kencang dan langsung sadar dari koma nya setelah operasi.

Kenzo yang berada didekat melati langsung menyadari bahwa melati sudah sadar. Ia segera mendekati melati.

"Mel.. Kamu sudah sadar.? Sukurlah, aku panggilkan dokter dulu ya." Kezo meninggalkan melati untuk memanggil dokter.

Melati hanya diam dengan pandangan yang kosong.

Hmmm.. Mimpi itu datang lagi, apa sebenarnya arti mimpi itu.? Siapa mereka.?Mengapa mereka memanggilku yang mulia.?

Dokter tiba, dan langsung memeriksa keadaan melati, dokter sangat kaget dengan hasilnya.

"Gimana keadaan melati dok.?"  Tanya kenzo.

"Baik, Sangat baik, Lukanya sudah mulai mengering, detak jantung normal, dan semuanya sudah normal. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi." Jelas dokter

"Sukurlah dia cepat sadar, aku sangat cemas" Kenzo merasa lega.

"Ini adalah mukjizat, hanya dalam beberapa menit saja dia sudah sadar dari koma, dan lukanya pun mengering secepat itu, bahkan bisa dikatakan dia sudah sembuh total." Tambah dokter.

"Kalau begitu. Apa dia sudah boleh pulang dok.?"

"Tentu.. Hari ini juga langsung bisa pulang."

"Baiklah dok. Terimakasih."

Setelah dokter pergi, kenzo mendekati melati.

"Mel.. Kamu kenapa? diam saja dari tadi. Kamu hari ini sudah boleh pulang loh. Aku bantu kamu ya?"

"Kak ken. Apa orang tuaku sudah tau kalau keadaanku begini?" Tanya melati masih dalam pandangan kosong.

"Emm.. Itu.. Maaf mel, guru pembimbing tidak mengizinkan  untuk memberitahu keluarga kamu, karna tidak ingin mereka khawatir, tapi kamu tenang saja, pak fery yang bertanggung jawab atas oprasi kamu." Jelas kenzo.

"Tidak apa kak, lebih baik mereka tidak mengetahuinya. Nanti mereka mencemaskanku.

Kak. Nanti sore saja antar aku pulang, siang ini aku mau ketaman kota dulu, aku mau menyendiri dulu."

"Baiklah, aku antar kamu ya. Aku akan menjaga kamu dari kejauhan, kamu kan baru saja sembuh, takutnya terjadi apa-apa" Kenzo menatap mata melati.

"Baiklah terserah kak kanzo saja."

_

Sore hari, kenzo mengantar melati ke taman kota. Dari kejauhan ia mengawasi melati yang tengah duduk terdiam dibangku taman.

"Apa sebenarnya yang terjadi pada melati dan bella tadi malam?, kenapa tubuh bella bisa seperti itu. Apa yang menyerang mereka?  Aku ingin sekali bertanya pada melati, tapi takutnya dia masih shok mengingat hal itu." Gumam kenzo.

Melati tertunduk diam dalam pandangan kosong yang lagi duduk dibangku taman kota.

"Mahluk apa itu sebenarnya?  Dia sungguh menyeramkan. Bagaimana keadaan bella, kenapa kak kenzo tidak mau memberi tahuku. Apa aku harus mencari bella?"

Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sudah sore, namun melati masih duduk dibangku taman tanpa mengubah posisi dengan pandangan kosong.

"Mel. Pulang yuk, sudah sore. Aku antar kamu ya.?" Tiba-tiba kenzo datang mendekati melati membuatnya kaget.

"Kak ken? Baiklah, ayo kita pulangl."

Setibanya dirumah melati, ia mengetuk pintu. Namun tidak ada jawaban.

"Mel, sepertinya dirumah kamu tidak ada orang." Ujar kenzo.

"Iya. Ayah dan bunda pasti sibuk dengan kerjaanya. Ya sudah, ayo masuk dulu kak."

Saat melati dan kenzo masuk, seorang asisten rumah tangga muncul dari dapur dan menyapa kedatangan mereka.

"Selamat datang nona, tuan." Ucap pembantu yang bernama bik mirna itu.

"Iya bik. Oh iya bik, apa ayah sama bunda lagi kerja?  Ini kan hari minggu.?" Tanya melati pada bik mirna.

"Iya non.. Nyonya dan tuan dinas keluar kota dua hari yang lalu. Sepertinya hari ini mereka pulang non."

"Oh begitu? Bik tolong buatkan kak kenzo minum ya."

"Baik non." Bik mirna melangkah ke dapur sambil berpikir ada yang berubah dari anak majikan nya itu.

Beberapa saat kemudian, bik mirna kembali lagi dengan membawa makanan ringan dan secangkir teh. "Tuan ken, ini tehnya, silahkan diminum."

"Baik bik, terimakasih ya."

"Sama-sama tuan,, bibik kebelakang dulu ya."

Ketika bik mirna pergi, kenzo memulai percakapannya dengan melati.

"Mel.. Apa aku boleh menanyakan apa yang terjadi digunung waktu itu?"

"Maaf kak. Aku tidak ingin membahas itu. Dan tolong jangan ungkit lagi soal itu." Sahut melati tertunduk.

"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi. Sepertinya kamu sudah pulih, aku pulang dulu ya mel."

"Iya kak, terimakasih sudah banyak membantuku hari ini." Ujar melati tersenyum.

Setelah kenzo pulang, melati langsung menuju kamarnya. Ia duduk didepan meja riasnya sambil bercermin.

"Haah? Aku lupa kaca mataku kemana ya?" Melati baru menyadari kalau dia tidak menggunakan kaca mata lagi.

"Mataku tidak buram lagi kalau kalau tidak menggunakan kacamata.? Aku akan mencoba membaca buku untuk mengetahuinya."

Melati membaca buku tanpa menggunakan kacamatanya. Dan benar, dia bisa melihat tulisan dengan jelas.

"Waahh.. Benar! Aku bisa melihat tulisan ini dengan sangat jelas tanpa kacamata" Melati begitu riang namun heran dengan matanya.

"Tapi, sepertinya  warna mataku agak berubah ya.? Jadi lebih coklat terang, tadinya memang coklat, tapi tidak seterang ini. Aku baru menyadari kalau dari tadi aku tidak menggunakan kacamata."

Tiba-tiba melati merasakan panas pada punggungnya. "Aduuhh.. Punggungku panas sekali. Ada apa ya?"

Melati merasakan panas pada luka dipunggung nya, diapun merabanya dengan pelan.

"Wahh.. Tanganku..!!  Seperti kena setrum, panas sekali. Kenapa ya.?"

Melati merasakan ada yang aneh pada tubuhnya sambil menatap kedua telapak tangannya.

Dia mengingat kembali kejadian tadi malam.

"Tadi malam aku terlempar jauh akibat pukulan dari ekor mahluk itu. Sakitnya sampai ketulang, terasa tertusuk duri tajam. Aku merasa seperti disengat listrik dan panas seperti terbakar.

Tapi mengapa aku bisa pulih begitu cepat?Apakah benar kata orang yang ada dalam mimpiku itu, bahwa aku mempunyai kekuatan? Tapi bagaimana aku bisa percaya?

Tapi.. Jika dia benar,, aku akan mencoba nya."

Melati mencoba mengeluarkan kekuatan melalui telapak tangannya dan mengarahkannya keatas. Namun tidak ada hal yang terjadi.

"Ahh.. Sudahlah. Mungkin itu memang cuma mimpi saja."

Dari bawah, terdengar orang tua melati sudah kembali. Ia pun bergegas keluar dari kamarnya.

"Melati.. Sayang..!!" Panggil bunda melati.

"Waah, Ayah, Bunda. Kalian baru pulang?"

"Iya sayang. Ayah dan bunda membawakanmu buah tangan." Ucap ayah melati kepada putri semata wayangnya itu sembari memberikan bungkusan yang berisi boneka kesukaan melati.

"Wahh.. Boneka beruang.!  Aku suka. terinakasih ayah, bunda."

"Iya sayang sama'sama. Oh iya. Bagaimana pendakian kamu? Kenapa pulang cepat?"

"Iya, karna ada sebuah insiden yang aku alami bersama bella, makanya kita membatalkan pendakian ini." Jelas melati.

Orang tuanya kaget, dan meminta melati untuk menceritakannya.

Melati pun menceritakan kejadian yang menimpanya dan bella dihutan gunung tersebut. Ayah dan bunda melati sangat kaget mengetahui putrinya mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu.

"Ayah. Bunda, kalian percaya kan apa yang melati ceritakan?"

"Iya sayang. Bunda dan ayah percaya kok. Anak bunda tidak pernah berbohong." Timpal bundanya.

"Bunda.. Apa kalian tidak menyadari ada perubahan dariku,?"

"Perubahan apa sayang?" Tanya ayahnya.

"Kalian lihat mataku. Aku bisa membaca tanpa menggunakan kaca mata lagi. Dan warna mataku juga berubah menjadi coklat terang."

"Hah? Iya ya.. Kenapa bisa begini?" Tanya bunda melati bingung.

"Mel. Apa sebelumnya kamu pernah merasakan atau mengalami sesuatu?"  Tanya ayah melati.

"Iya.. Saat aku tidur ada tiga sosok yang datang menghampiriku, dan mereka menyebutku yang mulia tuan putri melati. Mereka mengatakan kalau ditubuhku terdapat beberapa elemen kekuatan. Tapi aku tidak percaya." Jelas melati.

"Kalau begitu.. Kamu harus hati-hati, jangan terlalu sering keluar rumah, dan jangan ikut mendaki lagi." Sahut ayah melati.

"Sayang, Bunda kekamar dulu ya. Kita mau istirahat. Nanti malam kita bahas lagi." Ujar bunda melati sambil mengecup keningnya.

_

Malam harinya.

"Bun.. Bagaimana ini? Apa benar mereka akan membawa melati? Sepertinya waktunya sudah dekat." Ujar ayah melati

"Tidak.!!  Bunda tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bunda akan melakukan cara apapun supaya melati tetap bersama kita. Dia anak kita satu-satunya."

"Tapi kita tidak bisa menentang mereka bun. Ini sudah takdir.!"

"Tidak.!!  Dulu kita pernah menghilangkan tanda itu, tapi kenapa mereka bisa menemukan melati, apa tanda itu sudah muncul lagi?" Sahut bunda melati.

"Kita akan mengetahuinya setelah kita melihatnya, nanti bunda pura-pura saja melihat luka pada punggungnya."

"Baiklah.. Ayo kita tidur dulu, besok kita pikirkan lagi caranya."

Tiga sosok berjubah itu muncul dalam kamar mereka.

"Aku ingatkan sekali lagi pada kalian, jangan pernah mencoba untuk menghilangkan tanda itu lagi dari tubuh yang mulia putri melat. Kalau tidak, kalian akan tahu akibatnya.

Mata yang mulia putri melati sudah mulai berubah, itu tandanya semua kekuatanya sudah aktif.

Tunggu saat dia berumur 23 tahun, matanya akan menjadi warna perak, siapapun tidak bisa lagi menghalangi langkah dan keinginanya."

"Tidak.!! "

Ayah dan bunda melati bangun secara bersamaan, dengan keringat yang bercucuran, mereka mengalami mimpi yang sama.

"Yah.. Apa mimpi kita sama lagi?" Tanya bunda.

"Iya. 3 sosok itu muncul lagi dalam mimpi untuk memperingati kita, sebaiknya kita pasrah saja."

"Tidak! Bunda tidak setuju, bagaimana pun melati itu anak kita. Sudahlah, bunda bangun dulu mau liat melati."

Tak terasa, pagi datang begitu cepat. Mimpi itu memang nyata, karna selalu datang.

Bunda pun ke kamar melati untuk melihatnya.

"Mel.. Apa bunda boleh melihat luka dipunggungmu."

"Baiklah bun."

Melati yang kebetulan baru selesai mandi langsung menunjukan lukanya pada bunda nya.

Bunda melati bukan ingin melihat luka pada punggung anaknya itu melainkan ingin melihat tanda pada lehernya. Wajah bunda kaget setelah melihat tanda itu muncul kembali dan lebih terang, bentuknya pun sudah sangat jelas.

•••

BERSAMBUNG

Like. Komen. Vote.🙏

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

lanjutkan

2022-07-21

0

ARA

ARA

kalau koma cuma beberapa menit, lebih masuk akal kalau disebutkan 'tak sadarkan diri karna pengaruh bius waktu operasi'..kata koma lebih kepada keadaan kritis dan urgency..
lagi pula Melati masih "sadar" saat ke Rumah sakit😊

2022-02-02

1

Kristiana Subekti

Kristiana Subekti

kok Bella nya g ad kabar Thor....🙏😊

2021-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!