Syafi segera turun, dan berpindah duduk ke kursi mobil bagian depan bersama Mayfa. Raut wajah Mayfa masih terlihat sangat kesal, perlahan mobil Mayfa meninggalkan Area parkira Mesjid. Mobil yang Mayfa kendarai melaju membelah jalanan, menuju Duta Mall. Mengantar Dirga untuk bertemu rekan kerjanya. Perjalanan lancar, Perlahan Mobil Mayfa memasuki parkiran Duta Mall. Menemukan tempat parkir Mayfa segera memarkirkan mobilnya.
“Ya! Off!” teriak petugas penjaga parkir.
Mereka melepaskan sabuk pengaman yang terpasang. Mayfa mengintip Dirga lewat kaca spion yang ada di depannya.
“Kalau mau memandangi Kak Dirga, biar puas lihat langsung ui, jangan ngintip!” goda Syafi.
“Hilih!” Mayfa kesal, kenapa mahkluk di sampingnya ini begitu aneh, gak ketemu kangen, kalau ketemu bawaannya pengen gelud aja. Mayfa menoleh kearah Dirga. “ Kak, boleh minta nomer teleponnya, gak?” tanya Mayfa pada Dirga.
“Uhukkk!” goda Syafi.
“Ya salam … aku minta nomer ponsel Dirga, supaya mudah cari dia kalau kita terpisah.” Mayfa kesal, Syafi terus menggodanya.
“Sekarang perempuan kudu gesit, kalau gak gesit target ke lain hati,” ucap Syafi.
“Eh, kak Dirga itu mau ketemu rekan kerja dia, jadi kalau kita bosen, kita bisa jalan-jalan. Jadi pas kak Dirga selesai, tinggal janjian ketemu di mana lewat telepon,” jelas Mayfa.
“Kak Dirga, rekan kerja kakak cewek cantik, apa cowok ganteng?” tanya Syafi.
“Setahu aku rekan kerja aku laki-laki, kalau ganteng atau tidak, aku tidak tahu, karena belum pernah bertemu,” ucap Dirga.
“Sepertinya aku akan betah, kamu jangan takut May,” ledek Syafi.
Mayfa menghempaskan kasar punggungnya untuk bersandar di sandaran kursi mobilnya. “Fiy, ingat kamu ini akan nikah, masa lo gombal!” protes Mayfa.
“Bisa di jeda nggak geludnya? Soalnya rekan aku sudah menunggu di Restoran yang ada dalam Mall ini,” sela Dirga.
Ketiganya segera turun dari mobil, berjalan ber iringan memasuki Area Mall. Tujuan mereka Restoran tujuan Dirga. Dirga masih sibuk memainkan ponselnya, untuk menanyakan posisi patner kerjanya.
“Pak Dirga ….” Sapaan itu mengalihkan perhatian Dirga yang tadi fokus dengan ponselnya. Dirga menoleh kearah sumber suara.
“Kang Adian Thayank ….” Teriak Syafi.
Adian sangat terkejut melihat Mayfa dan Syafi ada di depan matanya. “ Waw, kalian benar-benar soulmate, di mana saja pasti bersama,” ucap Adian.
“Abang emmpp—” Syafi tidak bisa meneruskan kata-katanya, Marfa membekap mulutnya dengan kekuatan telapak tangannya.
“Pleas! Jangan lepas bucin lo lagi, lo ini sudah mau nikah,” tegur Mayfa.
“Jadi kalian ngilang karena salah satu dari kalian akan nikah?” Adian sungguh terkejut.
“Tadinya, Mayfa yang harusnya nikah sama calon suami aku, saat kami bertemu, calon suami Mayfa, dia terpukau sama kecantikan aku, dan dia meminta ganti rugi, karena aku telah meluluh lantahkan hatinya, ganti ruginya aku harus jadi istri dia. Maafkan aku thayank … sampaikan perminta maaf-an aku pada kak madu, kalau aku tidak bisa membantunya untuk mencintai Abang Thayank ….” Dengan expresi sedih yang di buat-buat.
“Dasar ratu drama!” maki Mayfa.
“Kita gak salah Bang, yang salah itu aku, karena terlalu manis dan mempesona.” Tanpa memerdulikan wajah-wajah yang kesal, Syafi menarik salah satu kursi lalu duduk dengan santai di sana.
Mayfa mendekati Adian. Menyenggol lengan Adian dengan sikutnya. “Boleh di cekik nggak ni orang?”
“Penggal aja lehernya,” jawab Adian.
“Lah gimana caranya? Dia licin, kayak belut, geli gua Bang,” celoteh Mayfa.
“Mudah, tinggal baca bismillah, lalu pegang kepalanya, dah ‘khekkk!” Adian memperagakan dengan gerakan tangan isyarat memotong leher.
"Aku ini manusia bukan ayam potong!" protes Syafi.
“Bisa kita mulai pekerjaan kita?” sela Dirga, dengan raut wajah yang serius.
Menyadari tujuan mereka kemari untuk pekerjaan Dirga, Adian dan Mayfa seketika membisu, segera duduk di tempat yang mereka tuju. Adian merasa bersalah, melupakan atasnnya karena bercanda dengan Syafi, sedang yang memulai bercada nampak santai dan kalem.
“Bisa Anda perlihatkan rekaman video, pembangunan perumahan kemaren?” tanya Dirga.
Adian Berusaha tampil santai, Adian mengatur napasnya untuk memulai berbicara. “Maaf, Pak. Bukankah videonya sudah saya kirim?”
“Iya, Anda memang mengirm Video, tapi bukan Video yang saya minta,” jawab Dirga.
Adian langsung menbuka laptopnya, lalu memeriksa file yang dia kirim malam itu."Alamakkk!" Adian kaget saat melihat video apa yang tekirim.
“Jangan bilang Abang kekirim video hiya-hiya, jangan nonton video begitu bang, dosa! Dosa kalau nggak berbagi sama Syafi,” ocehnya, dia langsung mendekati Adian untuk melihat video apa yang tekirim buat Dirga.
“Tidakkk Rohman! Kenapa video itu!” memasang expresi wajah aneh.
“Video apaan emang?” Mayfa kepo.
“Video artis korea, konser di Indonesia." Wajah Syafi terlihat kaku dan tegang menyadari videonya bernyanyi saat acara ulang tahun di Restoran waktu itu terkirim pada Dirga.
“Sudah, jangan bahas itu video siapa, sini video yang saya minta,” pinta Dirga.
Karena reaksi Dirga begitu serius, Adian tidak berani melanjutkan candaanya dengan Syafi, Adian segera memperlihatkan Video perkembangan pembangunan perumahan pada atasannya, suasana benar-benar serius, Mayfa dan Syafi memilih fokus dengan ponsel mereka daripada pusing mendengari diskusi dua orang yang ada di depan mata mereka.
Akhirnya, urusan dua orang itu selesai, terlihat Adian dan Dirga saling berjabat tangan. Melihat Adian dan Dirga sudah berdiri, Syafi dan Mayfa juga ikut berdiri.
“Dah selesai, Bang?” tanya Syafi.
Dirga menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan Syafi. Dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Masih sore, toko perhiasan masih buka nggak ya?” tanya Dirga.
“Perhiasan? Buat apa Bang … bagi aku mah asal Abang setia itu lebih dari cukup,” oceh Syafi.
“Dirga ini, sahabat calon suami Syafi, tetap saja ni anak gombalin Dirga.” Mayfa menjelaskan pada Adian, siapa Dirga bagi Syafi.
“Bukan aku yang mau belikan kamu, tapi tadi tante Leti telepon Arnaff, meminta kalian untuk beli cincin kawin. Karena Arnaff gak di izinin paman kalau pergi sama kamu, makanya aku yang diminta paman buat nemenin kamu,” terang Dirga.
“Ya jelas Paman Ardhin takut kak, secara Syafi gitu loh, bisa-bisa si Arnaff dia perkosa,” ledek Mayfa.
“Kalau begitu, selamat berbelanja, saya izin undur diri,” ucap Adian. Adian berpamitan pada Dirga,
Mayfa dan Syafi.
“Aku nggak nyangka, Abang sangat cinta sama aku, sampai-sampai amm--" mulut Syafi di bungkam Dirga dengan telapak tangannya.
"Pleas ... jangan di bahas!' pinta Dirga.
Syafi mengacungkan satu jempolnya sambil menganggukkan kepalanya. Dirga berusaha meredakan ledakkan dalam dirinya, saat dia menyadari dirinya berani merangkul Syafi sambil membekap mulut Syafi, perlahan Dirga melepaskan Syafi dari rangkulanya.
Syafi menoleh kearah Adian. "Bang ... aku akan nikah Bang, Abang jangan nangis ya … aku tau kalau Abang itu gak bisa tidur sambil minum kopi kalau teringat aku,” goda Syafi.
“Permisi semua.” Adian lebih memilih pergi meninggalkan Restoran itu, sebelum angin bucin yang berhembus dari Syafi, semakin deras.
“May, kalau kamu nemenin kami belanja, takutnya kamu pulang ke malaman, gak apa-apa?” tanya Dirga.
“Insya Allah, nggak apa-apa kak,” jawab Mayfa.
“Kak, kakak jangan usir Mayfa, karena kalau kita pergi tinggal kita berdua, kalau laki-laki dan perempuan Cuma berdua, maka yang ketiga Syetan. Walau godaan Mayfa lebih dahsyat dari godaan Syetan, dan kesesatan dia lebih sadis dari syetan, aku lebih memilih Mayfa aja, karena Mayfa nggak goib,” ledek Syafi.
“Bukan begitu, Aul … tapi tante Leti, ehh Paman Ardhin meminta supaya sekalian saya temeni kamu untuk membeli buat hantaran, biar kamu memilih sendiri buat hantaran kamu,” terang Dirga.
“Kuy kalau begitu, jangan lama-lama.” Syafi langsung menarik tangan Dirga dan Mayfa bersamaan. Dua orang itupun pasrah mengikuti tarikan tangan Syafi.
Dirga selalu memandangi tangannya yang di pegang oleh Syafi, dia tidak menoleh pada keadaan sekitar. Tangannya dalam genggaman tangan Syafi, itu hal yang paling indah saat ini bagi Dirga. Seakan dunia berpusat di arah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Jasmine
jd kasihan bgt pd nasib dirga yg mencintai tanpa berbalas..cinta bertepuk sebelah tangan
2022-11-27
0
Fatma ismail
Dirga..jodoh gak kemana
2021-07-02
2
🐊⃝⃟SUMI🐊⃝⃟🐊⃝⃟(HIATUS)
moga Dirga menemukan kebahagiaan nya
2021-02-27
1