Bab 3 Uhuk

Syafi berulang kali mengatur napasnya. Agar berhenti tertawa. Entah … jika bersama Mayfa walau hanya melihat jempol Mayfa rasanya tawanya tidak bisa berhenti. Entah kenapa hal itu sangat lucu.

"Ya sudah … begini saja … kamu minta izin sama bu Je, kalau kamar kamu di tempatin buat Ayah kamu, nah … selama Ayah kamu masih di sini. Kamu tidur di kamar aku. Kalau Ayah kamu yang pindah ke kamar aku, aku kasian …." oceh Syafi.

"Kasian karena kamar lu jorok?" ledek Mayfa.

"Bukan … kasian kalau Ayah kamu gak sabaran pengen nikahin aku, secara pesona aku itu luar biasa." Syafi memasang wajah sok cantik.

"Astaghfirullah … teman kamu ini langka, Fa …." Pak Said menggeleng melihat kelakuan Syafi yang pedenya ketinggian.

"Jangan mandang lama-lama Ayah … kalau Ayah jatuh cinta, Ayah yang repot. Restu dari mama Mayfa belum kita dapat." Syafi menelungkupkan wajahnya keatas meja. Merasa puas membuat Mayfa kesal.

"Arggggt!" Mayfa mencekik leher Syafi.

"Uhukkk! Anak tiri gak ada akhlak, sekarang anak tiri yang nyiksa mak tiri bukan mak tiri yang menyiksa anaknya!" rengek Syafi.

"Anak tiri modern, ya gini … masih minat lu jadi mak tiri gua?" Mayfa melepaskan tangannya dari leher Syafi. "Kasian tanganku yang suci jadi ternoda …." oceh Mayfa.

Syafi membenarkan rambutnya yang acak-acakkan karena ulah Mayfa. "Kapan kamu antar Ayah kamu ke kost? Sekalian minta izin dulu. Kalau orang tua yang datang mah pasti di kasih izin sama bu kost."

"Sekarang aja, Ayah aku pasti capek." ucap Mayfa.

"Sana, kamu minta izin sama bu Erli," usul Syafi.

Setelah mendapatkan izin dari pemilik Restoran. Mayfa dan Ayahnya pergi menuju kost-an yang selama ini Mayfa tempati. Beruntung kost-an itu memiliki parkiran khusus yang luas. Sehingga Mayfa tidak perlu pusing memikirkan untuk memarkir mobil Ayahnya. Keduanya belum turun dari mobil.

"Selama ini kamu sembunyi di sini?" Tangan Pak Said masih memegang setiran mobilnya.

"Maaf Ayah …  Mayfa tidak bisa menerima perjodohan itu. Mayfa harap Ayah mau mengerti. Pernikahan nanti Mayfa yang menjalaninya, bukan Ayah." Mayfa segera turun dari mobil. Dia melangkah cepat menuju kediaman khusus milih ibu kost mereka. Bu Jaenab. Yang akrab di panggil bu Je.

"Assalamu'alaikum." salam Mayfa.

"Wa'alaikum salam." Seorang wanita cantik keluar sambil menggendong putranya yang berumur tiga tahun. "Mayfa? Tumben sendiri, Syafi mana?"

"Syafi masih kerja bu. Saya pulang karena saya minta izin sama sama bu Je."

"Izin apa?"

"Perkenalkan, ini Ayah saya …." tunjuk Mayfa pada laki-laki yang bediri di sampingnya. "Beliau baru datang dari kota Banjarmansin. Saya minta izin, agar Ayah saya bisa menginap beberapa hari di kost saya. Saya nanti pindah ke kamar Syafi selama Ayah menginap di sini."

"Kamu urus izin sama Pak RT dulu, kalau di kost mah, selama itu anggota keluarga pasti saya kasih izin," ucap bu Jaenab.

"Ayah … Ayah duduk dulu di sini, siniin KTP Ayah, aku mau ke rumah Pak RT dulu." Mayfa menadahkan tanganya menunggu benda yang dia pinta. Setelah mendapat benda yang dia maksud, Mayfa segera pergi menuju rumah Pak RT mengurus izin menginap buat Ayahnya.

"Pak, saya izin kedalam ya …."

"Silakan, bu. Saya numpang duduk di sini sambil nunggu Mayfa," ucap Pak Said.

Hampir 30 menit menunggu, akhirnya Mayfa menampakkan kembali batang hidungnya. Terlihat membawa selembar kertas putih. "Ayok Ayah … ikut aku, ini izin sudah di dapat."

"Apa perlu pamit sama ibu kost kamu dulu?" tanya Pak Said.

"Hemm, gak usah Ayah. Sepertinya ibu kost lagi riweh, kesini kan cuma minta izin dia."

Pak Said segera mengikuti langkah kaki putrinya, hingga mereka sampai di sebuah bagunan bertingkat dua. Melewati banyak pintu berjejer, hingga sampai di pintu paling ujung.

"Ini kamar aku, Ayah. Ayah istirahat dulu, aku mau kerja lagi. Nanti malam aku pulang bawain makan malam buat Ayah. Kamar mandi segalanya lengkap di dalam."

"Selama ini kamu bekerja sebagai pelayan Restoran?" Gurat kesedihan terlihat jelas di wajah Pak Said.

"Tapi, aku bahagia Ayah. Di sini aku punya teman yang gak perduli siapa aku dan darimana aku. Satu lagi … aku tidak akan bisa menerima perjodohan, selama Ayah tidak membatalkan perjodohan, selama itu pula aku gak akan pulang." Mayfa mengusap air mata yang terlanjur menetes lagi. "Assalamu'alaikum, Ayah. Aku balik kerja."

"Wa'alaikumsalam." Pak Said memilih masuk kedalam kost-an Mayfa. Rasanya punggungnya pegal, selama 3 hari menempuh perjalanan menelusuri Hulu Sungai Tengah. Harapannya bisa menemukan anak keempatnya. Akhirnya kerja kerasnya selama 3 bulan ini membuahkan hasil. Setelah pencariannya dari propinsi kota, pelosok Banjarmasin, hingga sampai di kota kecil ini. "Alhamdulillah Ya Allah …." Segala puji syukur selalu terucap dari lisan Pak Said. Sangat bahagia bisa menemukan Mayfa yang menjadi borunan keluarga selama tiga bulan ini.

***

Setelah meninggalkan Ayahnya di kost-an. Mayfa naik ojek online menuju Restoran. Sesampai di sana, keadaan mulai terlihat ramai. Karena jam menuju Ashar ini, Restoran mulai di penuhi anak-anak SMA yang baru pulang sekolah. Mereka kumpul bersama sekedar ghibahin tugas sekolah yang tiada habisnya. Kadang Ghibah betapa ganteng guru mereka. Ada juga yang sekalian mengerjakan tugas kelompok mereka.

"Kak Mayfa dari mana?" Sapaan itu berhasil menyita perhatian Mayfa.

"Kakak pulang ke kost tadi bentaran," jawab Mayfa.

Di ujung sana, Syafi sibuk membagikan jus yang di pesan para pelajar yang menempati meja di sana. "Makin ganteng aja kamu Ilham …." puji Syafi. Yang dipuji hanya mengukir senyuman di wajahnya.

"Kakak makin yakin ini. Kakak jomblo gini karena nungguin jodoh kakak berproses menuju dewasa," goda Syafi. "Awh!" Ringisan itu lolos dari mulut Syafi. Belum izin undur diri Syafi terpaksa mengikuti tarikan yang berpusat pada ikatan rambutnya. Syafi memeluk erat nampan kosong yang dari tadi dia pegang. "May …." jerinya.

Mayfa melepaskan cengkramannya dari rambut Syafi. "Fiy … pleas kurangin!" pinta Mayfa.

"Maaf, gak bisa …."

"Tu anak masih kecil, masa lu gombalin juga ...."

"Sudah balig umur segitu, bukan kecil."

"Pleas Fiy, kurangin! Kamu ini perempuan, aku takut suatu saat orang malah merendahkan harga diri kamu karena ke-isengan kamu ini." Mayfa sangat kesal jika mendengar cacian orang pada Syafi.

"Aku memang rendah, di rendahin orang wajar. Aku gak sedih. Kita tidak bisa memaksa orang agar suka sama kita, biar aja orang ber-agumen dengan pikiran mereka masing-masing."

"Aku gak suka Fiy … karena mereka yang nilai kamu jelek, mereka belum kenal siapa kamu."

"Biar aja … aku tetap jadi diri aku sendiri. Aku memilih menikmati hidup dengan senyuman dan kebahagiaan. Ogah ah kalau galau-galau dan sedih-sedihan. Karena bahagia dan sedih itu sama-sama gratis!"

"Ya salam … waktu bonus istirahat dari saya masih kurang ya? Perasaan di Restoran, atau di kost-an kalian ghibah … mulu! Gak ada habisnya apa bahan ghibahan kalian?" tegur Erli, pemilik Restoran ini.

Sontak kedua gadis itu segera menjalankan tugas mereka.

 

Terpopuler

Comments

Cahaya Warna

Cahaya Warna

HST tempat teman sy looh, teman satu kelas di kampus 😁

2022-09-27

0

Raihan Nailah

Raihan Nailah

salam kenal dari negara kandangan

2022-03-31

0

Rose_Ni

Rose_Ni

ayah mayfa kalau balik ke BJM mampir dikota kandangan ya...😊

2022-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2 Bab 2 Sendal Jepit
3 Bab 3 Uhuk
4 Bab 4 Motor Matic
5 Bab 5 Belum Ada Level
6 Bab 6 Thayank ....
7 Bab 7 Calon Madu
8 Bab 8 Kembaran?
9 Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10 Bab 10 Aw-Aw
11 Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12 Bab 12 Mandi Madu
13 Bab 13 Menepi
14 Bab 14 Jangan Cemburu
15 Bab 15, Gesit
16 Bab 16, Berarti Bagi Saya
17 Bab 17 Rambut Basah
18 Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19 Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20 Bab 20 mengakui Perasaan
21 Bab 21 Sendu
22 Bab 22 Apa Itu Cinta
23 Bab 23 Tergantung Niat
24 Visual bayangan Ala Athor
25 Bab 24 Malu-Malu Sapi
26 Bab 25 Hancur
27 Bab 26 Cengeng
28 Bab 27 Tekad
29 Bab 28 Masih Berduka
30 Bab 29 Bagai Salju
31 Bab 30 Anda Siapa?
32 Bab 31 Doarrr!
33 Bab 32 Selalu Benar
34 Bab 33 Cukup Saya
35 Bab 34 Solusi
36 Bab 35 Kacau
37 Bab 36 Rekan Somplak
38 Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39 Bab 38 Percuma
40 Bab 39 Aku Akan Berubah
41 Bab 40 Apakah Aib?
42 Bab 41 Pelangi
43 Bab 42
44 Bab 43 Tunggu Thayank
45 Bab 44 ice Coffe
46 Bab 45 Kita Sempurnakan
47 Bab 46 Blue
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49 Mematung
51 Bab 50 Kita Selesaikan
52 Bab 51 Kapan Lagi?
53 Bab 52 Enggan
54 Bab 53 Terserah
55 Bab 54 Fiy ... Bangun
56 Bab 55 Masih Bersegel
57 Bab 56 Kenapa?
58 Bab 57 Maju Mundur Cantik
59 Bab 58 Sudah Berakhir
60 Bab 59 Aku Kalah
61 Bab 60 Kakak Menang
62 Bab 61 Amblas
63 Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64 Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65 Bab 64 Siapa Lagi
66 Bab 65 Nenek Sihir
67 Bab 66 Baru Mengetahui
68 Bab 67 Impas
69 Bab 68 Bee
70 Bab 69 BonChap
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73 Mimpi Buruk
75 Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80 Memandang
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101 Syafi!
103 Bab 102
104 Bab 103 Lega
105 Bab 104
106 Bab 105 Anak Sultan
107 Bab 106 Romi
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110 Flash back 1
112 Bab 111 Flash Back 2
113 Bab 112
114 Promo Karya Baru
115 Bonchap 1
116 Bonchap 2
117 Bonchap 3
118 Bonchap 4
119 Bonchap 5
120 Bonchap 6
121 Bonchap 7
122 Bochap 8
123 Bonchap 9
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2
Bab 2 Sendal Jepit
3
Bab 3 Uhuk
4
Bab 4 Motor Matic
5
Bab 5 Belum Ada Level
6
Bab 6 Thayank ....
7
Bab 7 Calon Madu
8
Bab 8 Kembaran?
9
Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10
Bab 10 Aw-Aw
11
Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12
Bab 12 Mandi Madu
13
Bab 13 Menepi
14
Bab 14 Jangan Cemburu
15
Bab 15, Gesit
16
Bab 16, Berarti Bagi Saya
17
Bab 17 Rambut Basah
18
Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19
Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20
Bab 20 mengakui Perasaan
21
Bab 21 Sendu
22
Bab 22 Apa Itu Cinta
23
Bab 23 Tergantung Niat
24
Visual bayangan Ala Athor
25
Bab 24 Malu-Malu Sapi
26
Bab 25 Hancur
27
Bab 26 Cengeng
28
Bab 27 Tekad
29
Bab 28 Masih Berduka
30
Bab 29 Bagai Salju
31
Bab 30 Anda Siapa?
32
Bab 31 Doarrr!
33
Bab 32 Selalu Benar
34
Bab 33 Cukup Saya
35
Bab 34 Solusi
36
Bab 35 Kacau
37
Bab 36 Rekan Somplak
38
Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39
Bab 38 Percuma
40
Bab 39 Aku Akan Berubah
41
Bab 40 Apakah Aib?
42
Bab 41 Pelangi
43
Bab 42
44
Bab 43 Tunggu Thayank
45
Bab 44 ice Coffe
46
Bab 45 Kita Sempurnakan
47
Bab 46 Blue
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49 Mematung
51
Bab 50 Kita Selesaikan
52
Bab 51 Kapan Lagi?
53
Bab 52 Enggan
54
Bab 53 Terserah
55
Bab 54 Fiy ... Bangun
56
Bab 55 Masih Bersegel
57
Bab 56 Kenapa?
58
Bab 57 Maju Mundur Cantik
59
Bab 58 Sudah Berakhir
60
Bab 59 Aku Kalah
61
Bab 60 Kakak Menang
62
Bab 61 Amblas
63
Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64
Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65
Bab 64 Siapa Lagi
66
Bab 65 Nenek Sihir
67
Bab 66 Baru Mengetahui
68
Bab 67 Impas
69
Bab 68 Bee
70
Bab 69 BonChap
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73 Mimpi Buruk
75
Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80 Memandang
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101 Syafi!
103
Bab 102
104
Bab 103 Lega
105
Bab 104
106
Bab 105 Anak Sultan
107
Bab 106 Romi
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110 Flash back 1
112
Bab 111 Flash Back 2
113
Bab 112
114
Promo Karya Baru
115
Bonchap 1
116
Bonchap 2
117
Bonchap 3
118
Bonchap 4
119
Bonchap 5
120
Bonchap 6
121
Bonchap 7
122
Bochap 8
123
Bonchap 9

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!