Bab 11 Hatiku Masih Terkurung

Syafi lebih memilih menyiapkan untuk makan siang nanti. Di dalam lemari khusus tempat bibinya menyimpan makanan, di sana terlihat banyak menu masakan yang tersusun. Perlahan Syafi menata semua menu yang dia temukan diatas meja makan.

“Emak-emak mah, asal pekerjaan dia di bantu lupa sama kekesalannya,” gerutu Syafi. Gerakannya begitu gesit bergerak kesana-kemari. Meja makan yang tadi kosong kini sudah di penuhi makanan dan lainnya. Baru saja selesai menata makanan, tiga orang memasuki ruang makan.

“Wah … anak mak sekarang ….” Kamal mengacungkan dua jempol buat Syafi.

“Iya dong … kan bentar lagi punya suami.” Syafi tersenyum lebar.

“Sudah, jangan debat dulu. Ayo kita makan siang dulu,” usul Ardhin.

Semua orang menempati kursi mereka masing-masing. Tidak ada pembicaraan semua menikmati makanan mereka. Sesekali Dirga melirik kearah Syafi.

Gadis yang menawan, andai calon suaminya bukan Arnaff, sudah aku culik kamu Fiy. Sayang … calon suamimu adalah sahabatku. Diammu sungguh membuat hati teduh, kehebohanmu membuat jiwa meronta. Gerutu hati Dirga.

Melihat Syafi seperti akan menoleh padanya, Dirga segera membuang pandangan matanya kearah lain. Akhirnya makan siang mereka selesai. Kamal tersenyum lebar melihat Dirga makan lumayan banyak.

“Akhirnya … rasa rindu saya selama 7 tahun ini terobati,” ucap Dirga sambil me-lap bagian mulutnya dengan tisu.

“Maaf kalau tidak seenak dulu,” ucap Kamal.

“Kalau mak yang sedia-in mah, air putih saja rasa jus,” puji Syafi.

“Aku setuju.” Dirga menambahi.

Ardhin tersenyum. “Dirga, ayok kita tunaikan tugas dzuhur dulu,” ajak Ardhin.

Dirga segera berdiri, lalu mengikuti Langkah kaki Ardhin. Sedang Syafi segera membereskan piring bekas makan, juga menyimpan lauk yang belum habis di makan. Kamal juga membantunya.

“Sudah ma, biar Aul aja, mak istirahat sana.”

“Bantu kamu dulu.”

“Sebentar lagi, Aul akan pergi dari sini, izinkan Aul membantu pekerjaan emak,” pintanya.

Kamal meletakkan piring yang dia pegang keatas meja lagi. Dia langsung menarik keponakannya kesayangannya dalam pelukannya. “ Padahal mak gak ikhlas nikahin kamu sama tu duda. Tapi, ini lamaran bagus, kalau di tolak

takut kena karma.” Kamal menumpahkan air matanya, semakin erat memeluk Syafi.

“Mak  ….” Ringis Syafi. Keduanya larut dalam pelukan mereka.  Merasa cukup menumpahkan segala rasa, Kamal segera melepaskan pelukannya.

"Duda ya Mak? Pengalaman atuh ya mak?" Mengedipkan matanya pada Kamal.

"Kamu ...." Kamal mencubit Syafi, kesal dengan expresi genit Syafi.

"Ampun Mak ...."

"Ini yang pasti Mak rindu dari kamu, Aul." kamal mengusap air matanya, dia segera menuju kamar mandi untuk menunaikan tugas dzuhurnya, sedang Syafi lanjut membersihkan meja makan dan mencuci piring. Selesai semua tugasnya, Syafi segera melaksanakan kewajibannya.

Jam menunjukkan jam 2 siang, Dirga duduk sendirian di ruang tamu yang ada di rumah Ardhin. Segelas teh es manis dan kue traditional menemaninya. Jemari tangan Dirga begitu sibuk menari diatas keaboard laptop.

Samar terdengar kehebohan dari arah luar, penasaran dengan keadaan di luar, Dirga segera mematikan laptopnya, melangkahkan kakinya untuk memeriksa sumber suara keramaian itu. Setelah sampai di teras rumah, tidak jauh terlihat sekumpulan anak muda berkumpul di  Pos Ronda. Satu yang menyita perhatian Dirga, Syafi begitu larut dengan kehebohan itu sambil mengacungkan dua jempol ke udara  di-iringi dengan tarian kakunya.

🎶🎶🎶🎶

Suka-suka, joget di pinggir jalan, suka-suka nyanyi di pinggir jalan, bernyanyi walau bukan dangdut asli yang penting goyangnya … asyik-asyik, berjoget walau bukan dandut asli yang penting kita bisa heepiii .....

🎶🎶🎶🎶🎶

Dirga tersenyum melihat Syafi selepas itu. “Wanita itu, seakan tidak punya beban dalam hidupnya, beruntung sekali Arnaff karena ditakdirkan berjodoh denganmu, Fiy,” gerutu Dirga.

“Yang paling beruntung adalah wanita yang menjadi istri kamu nanti, Dirga.” Suara yang tidak asing di telinga Dirga. Dia segera menoleh kearah sampingnya.

“Paman ….” Dirga merasa malu.

“Aku merasa iri dengan Syafi, paman. Lihat, dia begitu bahagia, sehingga orang yang ada di sekitar dia juga ikut bahagia.” Pandangan mata Dirga masih memandang di mana Syafi masih asyik berkumpil dengan masyarakat di sana.

“Tapi, itu yang paman takutin, kalau orang suka wanita anggun dan kalem, itu tidak ada dari Syafi,” ucap Ardhin.

“Positif thinking saja paman, tante Leti memilih keponakan paman, berarti bagi beliau Syafi wanita yang tepat bagi Arnaff.”

“Lamaran sudah paman setujui tanpa bertanya pada Syafi, rasa takut itu baru hadir sekarang.” Ardhin menarik dalam napasnya.

“Itu hanya ketegangan paman saja, bagaimana paman tidak tegang, paman menyiapkan semua ini sendirian. Memang hanya akad nikah dan syukursn sederhana saja di sini, resepsi besar nanti di kota kami. Tapi, pastinya paman sangat banyak kekhawatiran bukan?”

“Mungkin karena itu juga nak,” ungkap Ardhin.

Ardhin menghela napas begitu Panjang. “Entah kenapa, akhir-akhir ini paman sering ketakutan. Tadinya paman mengira takut melihat kelakuan Syafi yang kelewat Eror tapi itu bukan hal baru. “

“Ada apa paman?”

“Andai nanti kamu masih di sini, lalu terjadi sesuatu pada paman. Maukah kamu saat itu menolong Aul, maksud paman Syafi? Dia hal berharga bagi paman.”

“Jika itu tidak sulit, aku akan bantu,” ucap Dirga. Dirga terus memandangi wajah laki-laki yang berdiri di sampingnya. Sesekali laki-laki itu mengusap dadanya. “Paman … apakah paman ada masalah?” Dirga memastikan.

“Sebenarnya paman masih dalam kondisi berduka, paman belum siap untuk berbahagia. Karena ada masalah yang belum selesai. Tadinya paman ingin menolak lamaran bu Leti. Mengingat dia kerabat keluarga Ozage, keluarga yang banyak berjasa bagi paman. Paman tidak berani menolak.”

“Masalah apa, Paman?”

“Keponakan bibi Kamal, di perkosa oleh teman kuliah dia, saat ini kasusnya masih proses di meja hijau. Satu sisi keponakan yang lain masih berjuang di Rumah Sakit Jiwa karena gangguan mental akibat kekerasan seksual yang dia alami, satu sisi keponakan paman sendiri di lamar.”

“Untuk kedua hal itu, saya akan bantu paman. Paman jangan terlalu stress, coba ikuti cara Syafi untuk meredakan syaraf.”

“Hedeh ….” Ardhin hanya menggeleng.

“Assalamu’alaikum,” salam Syafi.

“Wa’alaikum salam,” jawab Ardhin dan Dirga bersamaan.

“Aul, nanti ikut Abah ya ke rumah teman Abah,” pinta Ardhin.

“Kapan Abah?”

“Sekarang saja, biar tidak kesorean kita,” jawab Ardhin.

“Aku boleh ikut?” tawar Dirga.

“Boleh, Aul … ayo sana pesan taksi online,” suruh Ardhin.

Aul tidak menjawab perkataan pamannya, dia hanya mengacungkan jempolnya menanggapi permintaan pamannya. Seketika matanya fokus pada layar ponselnya, jemarinya juga lincah menari-nari diatas layar ponsel itu, membuka aplikasi taksi online. “ Alamatnya Abah?”

Ardhin menyebutkan alamat temannya itu. Syafi merasa tidak asing dengan wilayah yang pamannya sebut. Tapi masa bodoh, selesai memesan taksi online, Syafi segera bersiap. Dirga juga segera bersiap, dia ingin mengenali sudut kota yang sekarang dia pijak. Saat ketiganya siap, tidak lama taksi pesanan mereka sudah datang. Perjalanan mereka pun di mulai.

Sampai di tujuan, Syafi mengutuki dirinya sendiri, mengapa dia sampai lupa kalau alamat tadi adalah alamat rumah Mayfa. Baru tadi pagi angkat kaki dari rumah ini, sekarang dia malah Kembali lagi. Syafi turun lebih dulu dari mobil taksi online, karena dalam mobil sana paman dan Dirga masih berebut untuk membayar taksi tersebut. Di depan rumah Nampak Pak Said sedang bermain Bad Minton denga Eren.

“Eh Syafi, ada yang ketinggalan neng?” sapa Pak Said, dia lebih dulu menyadari kehadiran Syafi.

“Iya, aku balik lagi karena ada yang ketinggalan,” jawabnya.

“Apa yang ketinggalan Fiy?” tanya Eren.

“Hati aku, itu masih terkurung dalam hati Ayah kamu,” celoteh Syafi.

Prassssss!

Semprotan air begitu deras mengenai Syafi. “Akkkk!” jeritnya.

Terlihat dari arah mobil yang terparkir Mayfa mengarahkan selang air kearah Syafi, sehingga air  deras dari selang itu menyemprot kearah Syafi. “Rins* di rumah kamu sudah habis? Sudah mau nikah masih aja gombal mukidi di lepas!” omel Mayfa.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

gmn klu syafi beneran sama ayah said ya....🤣🤣🤣🤣🤣

2022-11-27

0

fa _azzahra

fa _azzahra

aku tuh baca novel ini berhenti di part sebelumnya.demi biar mudeng aq baca kisah nya resa dlu karna ada clue yg nyambung ke cerita ini.udah agak ada gambaran kayane arnaff itu salah paham syafi dkira mayfa

2022-06-23

0

Fatma ismail

Fatma ismail

prasssssss...🤭🤭🤭🤭🤭

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2 Bab 2 Sendal Jepit
3 Bab 3 Uhuk
4 Bab 4 Motor Matic
5 Bab 5 Belum Ada Level
6 Bab 6 Thayank ....
7 Bab 7 Calon Madu
8 Bab 8 Kembaran?
9 Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10 Bab 10 Aw-Aw
11 Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12 Bab 12 Mandi Madu
13 Bab 13 Menepi
14 Bab 14 Jangan Cemburu
15 Bab 15, Gesit
16 Bab 16, Berarti Bagi Saya
17 Bab 17 Rambut Basah
18 Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19 Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20 Bab 20 mengakui Perasaan
21 Bab 21 Sendu
22 Bab 22 Apa Itu Cinta
23 Bab 23 Tergantung Niat
24 Visual bayangan Ala Athor
25 Bab 24 Malu-Malu Sapi
26 Bab 25 Hancur
27 Bab 26 Cengeng
28 Bab 27 Tekad
29 Bab 28 Masih Berduka
30 Bab 29 Bagai Salju
31 Bab 30 Anda Siapa?
32 Bab 31 Doarrr!
33 Bab 32 Selalu Benar
34 Bab 33 Cukup Saya
35 Bab 34 Solusi
36 Bab 35 Kacau
37 Bab 36 Rekan Somplak
38 Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39 Bab 38 Percuma
40 Bab 39 Aku Akan Berubah
41 Bab 40 Apakah Aib?
42 Bab 41 Pelangi
43 Bab 42
44 Bab 43 Tunggu Thayank
45 Bab 44 ice Coffe
46 Bab 45 Kita Sempurnakan
47 Bab 46 Blue
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49 Mematung
51 Bab 50 Kita Selesaikan
52 Bab 51 Kapan Lagi?
53 Bab 52 Enggan
54 Bab 53 Terserah
55 Bab 54 Fiy ... Bangun
56 Bab 55 Masih Bersegel
57 Bab 56 Kenapa?
58 Bab 57 Maju Mundur Cantik
59 Bab 58 Sudah Berakhir
60 Bab 59 Aku Kalah
61 Bab 60 Kakak Menang
62 Bab 61 Amblas
63 Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64 Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65 Bab 64 Siapa Lagi
66 Bab 65 Nenek Sihir
67 Bab 66 Baru Mengetahui
68 Bab 67 Impas
69 Bab 68 Bee
70 Bab 69 BonChap
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73 Mimpi Buruk
75 Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80 Memandang
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101 Syafi!
103 Bab 102
104 Bab 103 Lega
105 Bab 104
106 Bab 105 Anak Sultan
107 Bab 106 Romi
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110 Flash back 1
112 Bab 111 Flash Back 2
113 Bab 112
114 Promo Karya Baru
115 Bonchap 1
116 Bonchap 2
117 Bonchap 3
118 Bonchap 4
119 Bonchap 5
120 Bonchap 6
121 Bonchap 7
122 Bochap 8
123 Bonchap 9
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2
Bab 2 Sendal Jepit
3
Bab 3 Uhuk
4
Bab 4 Motor Matic
5
Bab 5 Belum Ada Level
6
Bab 6 Thayank ....
7
Bab 7 Calon Madu
8
Bab 8 Kembaran?
9
Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10
Bab 10 Aw-Aw
11
Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12
Bab 12 Mandi Madu
13
Bab 13 Menepi
14
Bab 14 Jangan Cemburu
15
Bab 15, Gesit
16
Bab 16, Berarti Bagi Saya
17
Bab 17 Rambut Basah
18
Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19
Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20
Bab 20 mengakui Perasaan
21
Bab 21 Sendu
22
Bab 22 Apa Itu Cinta
23
Bab 23 Tergantung Niat
24
Visual bayangan Ala Athor
25
Bab 24 Malu-Malu Sapi
26
Bab 25 Hancur
27
Bab 26 Cengeng
28
Bab 27 Tekad
29
Bab 28 Masih Berduka
30
Bab 29 Bagai Salju
31
Bab 30 Anda Siapa?
32
Bab 31 Doarrr!
33
Bab 32 Selalu Benar
34
Bab 33 Cukup Saya
35
Bab 34 Solusi
36
Bab 35 Kacau
37
Bab 36 Rekan Somplak
38
Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39
Bab 38 Percuma
40
Bab 39 Aku Akan Berubah
41
Bab 40 Apakah Aib?
42
Bab 41 Pelangi
43
Bab 42
44
Bab 43 Tunggu Thayank
45
Bab 44 ice Coffe
46
Bab 45 Kita Sempurnakan
47
Bab 46 Blue
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49 Mematung
51
Bab 50 Kita Selesaikan
52
Bab 51 Kapan Lagi?
53
Bab 52 Enggan
54
Bab 53 Terserah
55
Bab 54 Fiy ... Bangun
56
Bab 55 Masih Bersegel
57
Bab 56 Kenapa?
58
Bab 57 Maju Mundur Cantik
59
Bab 58 Sudah Berakhir
60
Bab 59 Aku Kalah
61
Bab 60 Kakak Menang
62
Bab 61 Amblas
63
Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64
Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65
Bab 64 Siapa Lagi
66
Bab 65 Nenek Sihir
67
Bab 66 Baru Mengetahui
68
Bab 67 Impas
69
Bab 68 Bee
70
Bab 69 BonChap
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73 Mimpi Buruk
75
Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80 Memandang
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101 Syafi!
103
Bab 102
104
Bab 103 Lega
105
Bab 104
106
Bab 105 Anak Sultan
107
Bab 106 Romi
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110 Flash back 1
112
Bab 111 Flash Back 2
113
Bab 112
114
Promo Karya Baru
115
Bonchap 1
116
Bonchap 2
117
Bonchap 3
118
Bonchap 4
119
Bonchap 5
120
Bonchap 6
121
Bonchap 7
122
Bochap 8
123
Bonchap 9

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!