Tugas Mayfa bertambah saat menjelang magrib, dia meminjam motor matic Syafi untuk pulang ke kost-an mengantar makan malam buat ayahnya. Selesai dengan tugas tambahannya, Mayfa kembali ke Restoran. Bergelut kembali dengan aktivitas rutin mereka.
Malam ini Restoran di booking oleh pegawai perumahan yang di naungi oleh perusahaan ternama di Benua ini. 'Ozage Cryton Group'
Salah satu sudut Restoran sudah di dekorasi sedemikian rupa. Balon warna silver menghiasi pintu utama Restoran. Belum lagi dekorasi nuasa silver menghiasi ruangan itu. Nasi tumpeng dan sweet corner sudah tertata di meja khusus itu.
Para tamu mulai berdatangan. Semua pegawai Restoran juga sudah menempatkan diri diposisi mereka masing-masing. Tapi ada kendala. Vokalis band yang mengisi acara malam ini berhalangan hadir. Membuat keadaan sedikit menegang.
"Kenapa Band-nya belum mulai juga?!" protes Adian. Ulang tahun petinggi di proyek ini tidak boleh gagal, Adian berharap acara ini sukses.
"Vokalis pengganti sedang mengisi acara di Caffe lain Pak." Para musisi itu sedikit cemas. Kalau mengecewakan Adian, yang ada karir mereka tercoreng karena mengecewakan pelanggan.
Melihat ketegangan di arah area musik, Syafi melepas celemek khusus yang biasa dia pakai jika bertugas. Dia berjalan cepat mendekati Adian. "Ada apa kak?"
"Vokalis band mereka katanya sakit, saat ini dirawat di Rumah Sakit. Sedang Vokalis pengganti masih mengisi acara di tempat lain." Adian sungguh frustrasi.
"Satu lagu dulu dari aku, apakah bisa membantu?" usul Syafi.
"Kamu kan biasa dangdut, aku atur acara ini bukan dangdutan Fiy." Adian menghempas kasar napasnya. Apalagi saat matanya memandang kearah para tamu, mereka mulai terlihat bingung.
"Lagu pertama kakak mau lagu apa?" tanya Syafi.
"Budi Do-Re-mi. Melukis Senja." jawab Adian.
"Ya sudah, aku isi dulu, biarin jelek yang penting pede!" Syafi berlari kearah toilet. Menguncir tinggi rambutnya, lalu memperbaiki sedikit riasannya. Dengan semangat Syafi kembali kearah panggung, langsung duduk di kursi bar, tempat vokalis wanita menyanyi. Menyesuaikan stand mic. "Assalamu'alaikum," salam Syafi.
"Wa'alaikumsalam." Terdengar sahutan salam dari arah para tamu.
"Mohon maaf semua, atas kendala yang ada. Bismillah, mari kita mulai lagu pertama. Sebelum saya berteriak, kami mengucapkan 'Barakallah fii umrik buat pak Saiful.' Terima kasih Pak. Mempercayakan Restoran ini untuk acara yang berkesan dalam kehidupan Bapak setiap tahunnya." Syafi memberikan senyuman termanisnya.
Orang yang di panggil Syafi 'Pak Saiful' tampak mengacungkan kedua jempolnya, membalas ucapan Syafi. Sedang di sudut lain.
Erli menyenggol lengan Mayfa. "May … seberapa lama teman kamu itu bertahan dengan gaya anggunnya?"
"Lah … ibu yang temenan dari kecil ama Syafi, kenapa tanya kesaya?" protes Mayfa.
"Ya sudah, kita lihat!"
Di panggung sana, Syafi masih duduk di kursi, posisi seorang gadis anggun. Bukan seperti Syafi biasanya yang suka nyablak seenak jidad dia. Alunan musik pun mulai bermain.
"Anggap saja yang bernyanyi ini bidadari Pak Saiful yang saat ini berada di samping Bapak. Karena istri Bapak di sana pastinya yang menghibur Bapak dan menghapus lelah Bapak." Syafi memberi hormat pada Pak Saiful dan istri.
Sedang Pak Saiful memegang erat tangan sang istri. Membuat mata yang memandang ikut tersenyum melihat keromatisan pasangan yang tidak muda lagi itu.
***
🎶🎶🎶🎶🎶🎶
Aku mengerti ... Perjalanan hidup yang kini kau lalui …
Ku berharap … Meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang, Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah …
Biar ku menemanimu … Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam, Bawa kamu bintang-bintang, 'Tuk temanimu yang terluka, Hingga kau bahagia
………..
🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶
****
Bukan hanya pegawai di sana yang kaget dengan gaya kalem dan anggun Syafi saat bernyanyi sekarang, setiap tamu yang sering berlangganan makan di Restoran ini seakan tersihir melihat Syafi saat ini. Orang yang baru melihatnya sekarang, tidak akan percaya dengan kelakuan asli gadis yang berlagak kalem saat ini. Adian tidak bisa melepaskan pandangan matanya dari layar ponselnya. Saat Syafi awal bernyanyi, dia merekam dengan mata kamera ponselnya. Tidak terasa lagu yang Syafi bawakan, selesai. Gemuruh suara tepukkan tangan menggema di ruangan itu.
Syafi langsung bediri. Memberi salam dengan isyarat gerak tubuhnya, lalu pergi meninggalkan area musik. Saat yang sama Vokalis pengganti juga sudah sampai. Acara musik pun lanjut. Tapi dengan vokalis beneran, bukan dengan vokalis dadakan dengan suara kurang dari pas, Syafi langsung kembali pada tugasnya.
"Ajigileee, Syafi bisa manis dan kalem juga …." goda Koki Harun.
"Aku ini anak baik, imut, manis, dan kalem. Bang Harun masih aja meragukan diriku," goda Syafi. "Gimana bang? Sudah terpukau sama aku?" rayunya lagi.
"Ya salam …." Harun lebih memilih pergi ke dapur. Karena konser kalem sudah ber akhir.
"May … kamu hitung berapa menit dia bisa mode kalem tadi?" tanya Erli.
"Selama dia nyanyi doang sih!" jawab Mayfa.
"Waw, kalian sangat cinta padaku, jangan-jangan berapa kali aku menarik napas dalam sehari, juga kalian hitung ya?" Syafi berjalan mendekati Mayfa dan Erli. Melingkarkan tangannya memeluk pemilik Restoran ini.
"Cuma menghitung, seberapa menit kamu bisa tampil anggun dan kalem!" Erli menepis tangan Mayfa, lalu pergi menuju ruangannya. Sedang semua pekerja mulai sibuk. Mereka terus menjalankan tugas mereka.
Akhirnya tugas malam ini selesai. Para tamu sudah pergi, Restoran juga sudah pergi. Satu per satu pekerja Restoran membubarkan diri. Syafi dan Mayfa juga sudah mengganti baju seragam dinas mereka dengan baju santai. Jam menunjukkan jam 10:30. Dua gadis itu segera menaiki motor matic milik Syafi. Kelap-kelip lampu yang menghiasi suasana malam menemani perjalan dua gadis itu.
Mayfa mendekatkan wajahnya ke sisi telinga Syafi. "Fiy, ada hal yang aku rahasiakan dari kamu."
"Setiap orang punya rahasia, May. Aku orangnya gak kepo-an. Kata-kata tokoh dalam sebuah novel bikin aku ogah kepo. Katanya kepo hanya memperpendek umur!"
"Tapi kedatangan Ayahku, ada kaitan dengan rahasia ini."
"Cerita aja saat kamu yakin sama aku. Aku ini berteman dengan siapa aja aku menghormati setiap privacy teman. Ada beberapa hal yang tidak bisa teman bagi pada kita, dan kita harus hormati dan hargai itu. Bukan ngambek karena merasa ada yang di tutupi oleh teman."
Ucapan Syafi sederhana. Tapi Mayfa senang mendengarnya. Dia melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang Syafi. "Makasih Fiy. Senang bisa bertemu dengan kamu dan berteman denganmu."
"Mitu …."
"Apaan mitu?"
"Inggrisnya 'aku juga' masa lu kagak tau."
"Ya salam, bukan mitu!"
"Lah lidah aku keseleo kalau ngomong inggris!"
"Makanya jangan sok inggris!" Mayfa melepaskan pelukannya dan mendaratkan tepukkan telapak tangannya di bahu Syafi.
"Akai …." rengek Syafi.
Keduanya tertawa. Mayfa kembali melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang Syafi, menyandarkan wajahnya di bahu kiri Syafi. Bagaimana pun menyebalkan teman dadakannya ini, dia tetap sayang.
Motor metic itu berhenti di parkiran khusus roda dua milik kost-an bu Jaenab. Syafi dan Mayfa berjalan ber iringan di tangan mereka sama-sama memegang helm.
"Kamu ambil baju dulu ke kamar, setelah itu baru balik ke kamar aku," ujar Syafi. Sedang Mayfa hanya menganggukkan kepalanya.
Kamar Syafi dan Mayfa bersebelahan. Syafi langsung masuk ke kamarnya. Sedang Mayfa masih berdiri di depan pintu kamarnya. Punggung tangannya mengetuk pintu kamar kost-an nya.
Tokkk tok tok!
Tidak berselang lama, seorang laki-laki yang sangat Mayfa hormati, terlihat diantara pintu.
"Baru selesai kerja, Fa?"
"Iya, Ayah …." Mayfa menyalami Ayahnya, mencium punggung telapak tangan Ayahnya. "Aku cuma mandi sama ambil baju aja Ayah, aku tidur di kost-an Syafi."
Pak Said hanya menganggukkan kepalanya. "Sudah solat Isya kamu?"
"Sudah, Ayah."
Mayfa segera masuk kedalam kamarnya. Menyiapkan beberapa lembar pakaian untuk di bawa ke kamar Syafi. Lalu segera menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya. Selesai dengan persiapannya. Mayfa segera menuju kamar kost-an Syafi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Jasmine
klu tipe spt fyi tak bisa pula kalem sementara klu bukan udh bobok cantik
2022-11-27
0
Fatma ismail
Akai🤭
2021-07-02
0
Lusiana_Oct13
👍👍👍👍👍🤣🤣🤣🤣🤣🤣😍😍😍😍
2021-06-19
0