Sebatas Pendamping

Sebatas Pendamping

Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov

Syafi atau Fiy, panggilan akrab orang-orang memanggilku. Aku bekerja di salah satu Restoran yang ada di kota Barabai. Restoran Indah Rasa. Milik temanku yang bernama Erliana.  Bekerja dari jam 11 siang, sampai jam malam. Rehat hanya waktu salat tiba. Sungguh menyenangkan bekerja di Restoran ini. Selain hobby teriak-teriak tanpa arah tersalur. Hobby rayuan mukidi juga tersalur pada siapa saja yang ada.

Rayuanku memang manis, membuat gula darah korbanku langsung naik. Jagan tanya masalah hati. Ucapan I love you, I miss you, hanya di mulut saja. Kalau mereka mengenal siapa Syafi. Pasti mereka faham. Syafi alias Fiy. Suka merayu tapi belum pernah jatuh hati. Uhukkk!

Aku punya teman baik. Namanya Mayfa, identitasnya goib. Tiga bulan lalu, aku menemukannya di Terminal kota, karena dia terlihat putus asa. Seketika hati ini terketuk untuk mendekatinya.

Eh, ternyata aku masih punya hati. Kok susah banget ya jatuh cinta sama laki-laki?

Saat berkenalan dengan Mayfa, ternyata dia pribadi yang asyik. Firasat hati ini yakin, kalau dia orang baik-baik, hanya berada dalam keadaan yang kurang baik. Al-hasil, aku mengajaknya bekerja di Restoran milik Temanku.

Aku bukan pribadi yang kepo. Tidak pernah introgasi Mayfa darimana dia, dan mau kemana dia. Membuat perteman kami terasa asyik. Waktu terus berjalan, Mayfa memutuskan menyewa kamar sendiri. Karena dia sudah punya pekerjaan.

Kami sibuk dengan tugas masing-masing. Di pintu masuk terlihat Arman, dia pelanggan setia Restoran ini. Segera ku ambil buku menu sambil membenarkan celemek yang melingkar di pinggangku. "Selamat siang kak Arman …." Dengan senyuman yang paling manis, sampai yang memandang pun ikut mual karena gula darah naik drastis, hampir over dosis manisnya.

Arman melirik Arloji yang melingkar di pergelengan tangannya. "Baru jam 11:15, belum siang. Menurut pembagian waktu ini masih pagi," protes Arman.

"Itu kan bagi orang, karena matahari orang begitu. Lah kalau aku … matahari aku bersinar terang tepat di depan mata aku." Ku tutup wajahku dengan buku menu yang ada dalam pelukan.

Pletak!

Rasanya ada sesuatu yang menimpa kepalaku. Saat menegakkan wajah, sambil mengusap kepala yang kena ciuman benda goib, karena belum di ketahui benda apa itu. Terlihat Mayfa berdiri tepat di sampingku.

"Kasian, buku menu yang tidak bersalah, harus kena aib karena mencium kepala Syafi yang penuh kotoran." Tanpa rasa bersalah Mayfa sibuk mengusap buku menu yang dia pakai untuk memukul kepalaku.

Daripada mengurusi teman somplak, mendingan salurkan hobby pada pelanggan tampan yang masih beridiri di depan mata. "Arjunaku … mau pesan apa?" Dengan raut wajah di buat semanis mungkin dan suara mendesah manja.

"Menu biasa aja Fiy." Arman segera duduk di tempat favoritenya.

Berjalan mendekati Arman sambil mencatat menu pesanan Arman. "Iya sayang … hati dan perasaan aku, komplit sama rasa cinta dan sayang yang hanya tersaji khusus buatmu." Aku tersenyum jail, dan segera melanjutkan tugasku.

***

Author POV

Mayfa menghembuskan kasar napasnya. Rasanya sesak saat melihat Syafi melepaskan rayuan mautnya. Takut lawan Syafi orang yang tidak kuat mental. "Gak mual kamu, Arman? Perasaan kamu selalu dia gombalin."

"Perasaan bukan cuma aku aja, May. Sepertinya siapa aja dia sasar sama gombal mukidi dia." Arman tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Iya sih …." Mayfa memilih melanjutkan tugasnya. "Arman, aku tinggal ya, selamat menunggu pesanan."

Tidak berselang lama pesanan Arman selesai. Arman baru mulai menyantap makananya, terlihat di depan sana Adian, salah satu langganan Restoran yang lain, datang bersama istrinya. Dengan sigap, Syafi segera menjalankan tugasnya.

"Selamat datang, bu Adian dan Pak Adian …." ucap Syafi.

"Makasih Fiy, tumben kamu gak gombalin suami saya?" Istri Adian sangat hafal keisengan Syafi.

Syafi duduk di kursi di dekat Adian. "Berdosakah … bila aku katakan … aku jatuh cinta … kepada dirimu … walaupun kau tak sendiri lagi …." Nyanyian Syafi.

"Heleh mama … pake di ingetin lagi, gelonya Syafi jadi kumat!" Keluh Adian. Walau merasa terhibur dengan keisengan Syafi.

"Buukan tak mampuuu, mencari yang lain, tapi melihat dirimu, ku sudah bahagia … hatiku bahagiaa," sambung Syafi.

"Fiy …." Panggil Arman.

"Iya sayang … jangan takut, cinta aku masih banyak! Muach …." Melempar ciuman jarak jauhnya.

Dari kejauhan Mayfa rasanya ingin sekali mengeluarkan isi perutnya melihat tingkah temannya itu. Sedang Syafi kembali melanjutkan pekerjaannya. Mencatat pesanan Adian dan istrinya.

Selesai dengan tugasnya, Syafi segera membawa catatan menuju koki yang bertugas. Sempat saja dia menggoda Arman yang sedang menikmati makanannya. "Kak Arman jangan cemburu … hati Syafi mah buat kak Arman seorang, tapi kalau seyum aku buat semua orang …." candanya.

"Fiy, sudah weih … kasian Arman sedang makan," tergur Alea.

"Santai aja Al, ini yang bikin aku ketagihan makan di sini, karena rayuan Syafi bagaikan micin yang menyedapkan makanan," bela Arman.

"Kebanyakan micin lo kelewat pinter, Arman!" tegas Mayfa.

Sedang yang di maksud sudah melenggang bebas menuju dapur. Apalagi kalau bukan ngegombalin koki Harun. "Abang Harun … masak apa?" Dengan nada yang di paksa agar suaranya terdengar manja.

"Ati sambel goreng kentang, pesanan meja nomer 26."

"Lah, ati ayam aja abang perhatiin, di kasih bumbu biar sedep. Hati adek kapan abang perhatiin?"

"Sini hati lo, gue cincang!" Lugas Erli.

"Janganlah kak, kalau kakak cincang, bagaimana bang Harun menerimanya …." Syafi memberikan senyuman yang menurutnya manis.

Erli lebih memilih menghindari Syafi. Semakin dia nasehati yang ada ini anak semakin akut korseletnya.

"Pesenan Pak Adian dan istri bang …." Syafi memberikan catatannya pada koki Harun. Asisten koki pun langsung mengerjakan tugasnya. Sedang Syafi melakukan tugas yang lain.

Minuman pesanan Adian dan istri sudah tertata di nampan. Dengan semangat Syafi membawa minuman pesanan Adian dan istri. "Mas Adiannthayank …." Meletakkan satu gelas minuman di hadapan Adian. lalu meletakkan satu gelas lain di bagian tengah meja. "Oh ya mas … ini punya calon maduku, mas jangan minum ya … soalnya ini sudah aku kasih racun!" Syafi mengedipkan sebelah matanya pada Adian.

Istri Adian tersenyum sendiri, ini yang membuatnya senang ikut makan di Restoran ini. Dia meraih gelasnya, langsung meminum minumannya. "Khekk!" Aktingnya seolah kena racun. Pelanggan sekitar bukan takut. Malah ikut tertawa lepas melihat adegan itu.

Mayfa sedang bertugas mengantar makanan pada pelanggan yang tidak jauh dari meja Adian. Hanya bisa membuang kasar napasnya sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan Syafi. "Kasian sekali bu Adian malah ketularan somplak …." keluhnya.

"Emang kamu gak Somplak, May?" Tanya Adian.

"Somplak saya masih ada rambu-rambu, Pak. Tapi, tu anak …." Mayfa memandang kearah Syafi yang masa bodoh dengan keadaan sekitar.

"Tapi, banyak yang bahagia dengan kelakuan dia," ucap Adian.

"Iyaaa, kalau kita kenal siapa Syafi … orang songong yang mudah bercanda. Tapi, bagaimana kalau dia kebencandain orang yang mudah bapper?"

"Itu derita orang yang waferan, May … bukan salah Syafi," ucap istri Adian.

Bagi orang yang mengenal siapa Syafi, hal lumrah bagi mereka. Tapi, bagi mereka yang belum kenal. Ada yang mengaku demam karena rayuan mautnya.

Restoran Indah Rasa, milik Erliana mengikat kerja sama dengan kontraktor yang mengerjakan perumahan di pinggir jalan lingkar Walangsi-Kapar. Sehingga beberapa petingginya makan siang dan makan malam di Restoran milik Erlia. Jam menunjukkan lewat pukul 1 siang. Keadaan mulai hening. Saatnya giliran Syafi dan Mayfa untuk melaksanakan tugas zuhur mereka di mushalla kecil milik Restoran ini. Letaknya di bagian samping Restoran.

Sebelum menuju mushalla, keduanya berjalan menuju toilet perempuan. Masih sibuk membersihkan wajah dari polesan make-up di toilet . Mayfa memandangi jeli wajah Syafi.

"Gue tau, gue cakep. Dah seberapa lama-pun lo mandang gue, kecantikkan gue gak akan luntur." Tetap fokus memandangi cermin yang ada di depan matanya.

"Fiy, kurangin napa gombalan kamu, over dosis tau nggak …." Tegur Mayfa.

"Gombalan mukidi sebagian napas aku May. Kamu minta kurangin … sama aja nyuruh aku kurangin narik napas. Dengan begitu aku lupa--" Syafi sengaja tidak meneruskan ucapannya.

"Lupa apa?"

"Ayok ke musolla, waktu istirahat kita ntar habis di pake buat Ghibah." Syafi merapikan peralatan tempur yang biasa dia pakai memoles wajah dan juga beberapa peralatan untuk menghapus olesan itu. Lalu menyeret Mayfa menuju mushalla.

****

Sebelum bingung sama cerita ini, saran aku, baca bagian bonus chapter novel aku 'Istri Kedua Yang Dirahasiakan'

Di sana, ada sedikit bagian dari novel ini, walau novel ini bukan lanjutannya. Bonus Chapternya cuma 6 eps, Kuy tengok aja🤗

Untuk Karya ini, aku gak bisa janji bisa up rutin. Ini aja syusyah bingit membangun kembali mood nulis aku, karena kelamaan mabok GC.

Selamat berjumpa kembali di karya aku 🤗🤗🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

masih menyimak

2022-11-27

0

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Aku mampir kak 😍

2022-08-12

0

fa _azzahra

fa _azzahra

lagi menjelajahi karya2 mu author setelah baca mas ardhi

2022-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2 Bab 2 Sendal Jepit
3 Bab 3 Uhuk
4 Bab 4 Motor Matic
5 Bab 5 Belum Ada Level
6 Bab 6 Thayank ....
7 Bab 7 Calon Madu
8 Bab 8 Kembaran?
9 Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10 Bab 10 Aw-Aw
11 Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12 Bab 12 Mandi Madu
13 Bab 13 Menepi
14 Bab 14 Jangan Cemburu
15 Bab 15, Gesit
16 Bab 16, Berarti Bagi Saya
17 Bab 17 Rambut Basah
18 Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19 Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20 Bab 20 mengakui Perasaan
21 Bab 21 Sendu
22 Bab 22 Apa Itu Cinta
23 Bab 23 Tergantung Niat
24 Visual bayangan Ala Athor
25 Bab 24 Malu-Malu Sapi
26 Bab 25 Hancur
27 Bab 26 Cengeng
28 Bab 27 Tekad
29 Bab 28 Masih Berduka
30 Bab 29 Bagai Salju
31 Bab 30 Anda Siapa?
32 Bab 31 Doarrr!
33 Bab 32 Selalu Benar
34 Bab 33 Cukup Saya
35 Bab 34 Solusi
36 Bab 35 Kacau
37 Bab 36 Rekan Somplak
38 Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39 Bab 38 Percuma
40 Bab 39 Aku Akan Berubah
41 Bab 40 Apakah Aib?
42 Bab 41 Pelangi
43 Bab 42
44 Bab 43 Tunggu Thayank
45 Bab 44 ice Coffe
46 Bab 45 Kita Sempurnakan
47 Bab 46 Blue
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49 Mematung
51 Bab 50 Kita Selesaikan
52 Bab 51 Kapan Lagi?
53 Bab 52 Enggan
54 Bab 53 Terserah
55 Bab 54 Fiy ... Bangun
56 Bab 55 Masih Bersegel
57 Bab 56 Kenapa?
58 Bab 57 Maju Mundur Cantik
59 Bab 58 Sudah Berakhir
60 Bab 59 Aku Kalah
61 Bab 60 Kakak Menang
62 Bab 61 Amblas
63 Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64 Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65 Bab 64 Siapa Lagi
66 Bab 65 Nenek Sihir
67 Bab 66 Baru Mengetahui
68 Bab 67 Impas
69 Bab 68 Bee
70 Bab 69 BonChap
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73 Mimpi Buruk
75 Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80 Memandang
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101 Syafi!
103 Bab 102
104 Bab 103 Lega
105 Bab 104
106 Bab 105 Anak Sultan
107 Bab 106 Romi
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110 Flash back 1
112 Bab 111 Flash Back 2
113 Bab 112
114 Promo Karya Baru
115 Bonchap 1
116 Bonchap 2
117 Bonchap 3
118 Bonchap 4
119 Bonchap 5
120 Bonchap 6
121 Bonchap 7
122 Bochap 8
123 Bonchap 9
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2
Bab 2 Sendal Jepit
3
Bab 3 Uhuk
4
Bab 4 Motor Matic
5
Bab 5 Belum Ada Level
6
Bab 6 Thayank ....
7
Bab 7 Calon Madu
8
Bab 8 Kembaran?
9
Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10
Bab 10 Aw-Aw
11
Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12
Bab 12 Mandi Madu
13
Bab 13 Menepi
14
Bab 14 Jangan Cemburu
15
Bab 15, Gesit
16
Bab 16, Berarti Bagi Saya
17
Bab 17 Rambut Basah
18
Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19
Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20
Bab 20 mengakui Perasaan
21
Bab 21 Sendu
22
Bab 22 Apa Itu Cinta
23
Bab 23 Tergantung Niat
24
Visual bayangan Ala Athor
25
Bab 24 Malu-Malu Sapi
26
Bab 25 Hancur
27
Bab 26 Cengeng
28
Bab 27 Tekad
29
Bab 28 Masih Berduka
30
Bab 29 Bagai Salju
31
Bab 30 Anda Siapa?
32
Bab 31 Doarrr!
33
Bab 32 Selalu Benar
34
Bab 33 Cukup Saya
35
Bab 34 Solusi
36
Bab 35 Kacau
37
Bab 36 Rekan Somplak
38
Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39
Bab 38 Percuma
40
Bab 39 Aku Akan Berubah
41
Bab 40 Apakah Aib?
42
Bab 41 Pelangi
43
Bab 42
44
Bab 43 Tunggu Thayank
45
Bab 44 ice Coffe
46
Bab 45 Kita Sempurnakan
47
Bab 46 Blue
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49 Mematung
51
Bab 50 Kita Selesaikan
52
Bab 51 Kapan Lagi?
53
Bab 52 Enggan
54
Bab 53 Terserah
55
Bab 54 Fiy ... Bangun
56
Bab 55 Masih Bersegel
57
Bab 56 Kenapa?
58
Bab 57 Maju Mundur Cantik
59
Bab 58 Sudah Berakhir
60
Bab 59 Aku Kalah
61
Bab 60 Kakak Menang
62
Bab 61 Amblas
63
Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64
Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65
Bab 64 Siapa Lagi
66
Bab 65 Nenek Sihir
67
Bab 66 Baru Mengetahui
68
Bab 67 Impas
69
Bab 68 Bee
70
Bab 69 BonChap
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73 Mimpi Buruk
75
Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80 Memandang
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101 Syafi!
103
Bab 102
104
Bab 103 Lega
105
Bab 104
106
Bab 105 Anak Sultan
107
Bab 106 Romi
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110 Flash back 1
112
Bab 111 Flash Back 2
113
Bab 112
114
Promo Karya Baru
115
Bonchap 1
116
Bonchap 2
117
Bonchap 3
118
Bonchap 4
119
Bonchap 5
120
Bonchap 6
121
Bonchap 7
122
Bochap 8
123
Bonchap 9

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!