Bab 6 Thayank ....

Mayfa memacu begitu cepat motor matic milik Syafi. Kekhawatirannya bukan hal yang berlebihan. Dia sangat hafal kebiasaan teman anehnya itu. Merayu laki-laki yang ada di depan matanya. Saat ini dia cemas, karena Ayahnya laki-laki yang ada di depan mata Syafi. Sedang Ayahnya orang baru. Belum mengenal siapa Syafi dan hobi anehnya itu.

Sedang di kost-an itu, otak Syafi dalam posisi normal. Dia tidak mengeluarkan jurus mautnya. Berlaku sebagaimana gadis normal pada umumnya. Menatap kearah jalan raya. Dia merasa heran, sebab dari tadi malam, saat dia pulang bekerja, ada mobil Avanza putih yang parkir di seberang kost-an. Otaknya terus bekerja, memikirkan apa yang di lakukan oleh pengemudi mobil Avanza itu.

"Fiy. Kamu kok lancar gitu ngerayu orang, bagaimana perasaan kamu saat merayu orang selepas itu?" Pertanyaan Pak Said membuyarkan lamunan Syafi.

"Bakat dari lahir Ayah," jawab Syafi asal.

"Ya salam … aku nanya serius Fiy."

"Beneran bakat dari lahir, bayi pada umumnya lahir dalam keadaan menangis. Lah kalau aku langsung ngedipin mata dokter tampan yang membantu persalinan mama aku." Sorot matanya masih memandang kearah seberang jalan.

"Kamu ini ada-ada aja! Mana ada seorang tahu keadaan saat dia lahir ke dunia!" Pak Said protes.

"Aku kan istimewa Ayah … wajar …."

"Iya … aku ngalah."

Akhirnya delevery order yang membawakan sarapan untuk mereka sampai. Tapi bukan delevery order yang murah senyum. Dari kejauhan saja sangat jelas bagaimana masamnya wajah delevery order itu.

"Aku aduin kamu mbak, ke atasan kamu. Ngerjain tugas kok gak ada manis-manisnya," ledek Syafi.

Mayfa memarkirkan motor Syafi. Turun dari motor sambil membawa tiga kantong plastik makanan. "Lo apain Ayah gua?" cerca Mayfa.

"Nggak aku apa-apain. Cuma bersandar di bahu Ayah. Ayah … nyendernya boleh remidi gak Yah?" goda Syafi.

"Lo ini!" Mayfa geram. Refleks dia menarik ikatan rambut Syafi.

"Aduh May! Yang kalem dan manis dikit dong jadi cewek. Kayak aku gini … kalem … manis …." Syafi memasang wajah sok cantik.

"Ya salam … teman kamu ini kelewat narsis!" sungut Pak Said.

"Kita sarapan di kamar aja, Ayah. Biarin makhluk astral ini sarapan sendiri!" Mayfa meletakan satu kantong makananan diatas meja tamu. Lalu menarik tangan Ayahnya agar meninggalkan Syafi di sana.

"Ayah thayank … gak mau gitu makan di suapin Syafi yang manis?" Namun dua orang yang terus melangkah itu tidak memerdulikan ucapannya.

Syafi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Entah kenapa puas rasanya bila melihat raut kekesalan di wajah target gombalannya. Syafi meraih kantong plastik yang berisi sarapan paginya. Tenaganya harus segera di isi. Medan tempur di kamar mandi tengah menunggunya. Sebelum bertempur dengan tumpukkan cucian kotor dan licinnya porselen kamar mandi, dia harus bertenaga dulu. Dengan semangat dia melangkah menuju kamarnya. Untuk menikmati sarapan yang di bawakan Mayfa.

Dalam kamar kost yang di tempati Mayfa. Dia dan sang Ayah menikmati sarapan pagi bersama.

"Bagaimana rasanya jadi buronan keluarga, Fa?"

Mayfa hanya tersenyum. "Maafin aku ya Ayah …."

"Jangan minta maaf, kamu gak salah. Harusnya Ayah lebih mementingkan perasaan kamu. Secara paksaan itu dampaknya pada hidupmu. Ayah tidak tahu, kenapa dari empat saudari. Kedua orang tua Arnaff malah memilih kamu."

"Maaf, Ayah. Aku masih ingin berbakti pada Ayah-Bunda. Sebab itu aku tidak ingin cepat menikah, nanti saja saat aku benar-benar siap."

"Iya … Ayah juga minta maaf. Tapi kamu tenang … Ayah sudah batalin perjodohan kalian."

"Beneran Ayah?"

"Ya bener lah, Ayah gak bohongin kamu, Fa. Jadi … kapan kamu pulang? Bunda rindu sama kamu loh, kakak dan adikmu juga. Tiga bulan kamu ninggalin mereka."

"Walau di sini aku cuma tiga bulan. Mereka semua baik sama aku. Aku butuh waktu buat pamitan sama mereka."

"Butuh berapa waktu?"

"Belum tau, Yah, tapi aku usahakan secepatnya, jika izin didapat, kita kembali, jujur aku sangat rindu dengan saudari-saudariku, yah."

"Kalau begitu, Ayah tetap di sini, Ayah akan pulang saat kamu siap untuk pulang ke rumah."

Tidak ada lagi pembicaraan diantara keduanya. Mereka menikmati sarapan pagi mereka.

Saat yang sama.

3 orang yang sedari tadi malam ronda di mobil. Mengabadikan segala hal yang menurut mereka bisa di-abadikan untuk tugas mereka. Langsung mengirim tangkapan mata kamera pada junjungan yang memberi tugas pada mereka.

Tidak berselang lama, ponsel salah satu dari tiga orang itu berdering.

"Iya, bos?"

"Ini alamatnya sudah jelas?"

"Sudah bos. Dia bekerja sebagai pelayan Restoran di kota kecil ini."

Tidak ada sahutan lagi di ujung telepon sana. Orang itupun segera menyimpan ponselnya. Intaian sudah tak terlihat, saatnya mereka mengisi perut sebelum menjalankan tugas yang lain.

Kerjaan di kost-an selesai. Kamar sudah rapi. Cucian sudah selesai. Saatnya menuju medan pertempuran yang lain. Restoran Indah Rasa, tempanya bekerja selama ini. Jam menunjukkan jam 9 pagi. Syafi berjalan menuju kamar Mayfa.

Tokkk tok tok!

"May …." panggilnya.

Tidak berselang lama pintu kamar kost terbuka. "Iya Fiy?" jawab Mayfa.

"Mau ketempat kerja bareng, gak?"

"Bentar … aku pamit sama Ayah dulu." Mayfa menghilang, dia melangkah kedalam menemui Ayahnya. Tidak berselang lama, Mayfa kembali dengan senyuman di wajahnya. "Ayok …."

Dua wanita itu segera menaiki motor matic milik Syafi, menuju tempat kerja mereka.

***

Matahari mulai meninggi. Aktivitas di Restoran itu semakin sibuk. Para pengunjung mulai berdatangan. Tanpa Mayfa dan Syafi sadari. Tiga orang yang dari tadi malam memata-matai mereka juga ada di Restoran Indah Rasa. Sambil curi-curi kesempatan untuk mengambil foto di sana. Mereka begitu ahli, dan berbaur begitu saja dengan para pengunjung Restoran lain.

"Kak Adian thayank … mis yu tu much!" oceh Syafi.

"Hilih, aku yang sial! Sepertinya aku yang pertama kali kena sasaran mukidinya Syafi!" omel Adian.

"Nggak! Pagi ini abang jadi sasaran kedua!" balas Mayfa.

"Lah, yang kena sial pertama kali jadi sasaran rayuan bucin Syafi siapa, May?"

"Ayah gua!" jawab Mayfa.

"Dasar si Syafi …." Adian menggelengkan kepalanya. Tidak pernah menyangka kalau Syafi tidak pandang bulu kalau ngebucin.

"Bang … maduku mana?" Syafi memandang kearah pintu masuk.

"Istriku lagi sibuk, gak bisa ikut," jawab Adian.

"Baguslah, kalau begitu kita bisa menikmati waktu berdua lebih lama tanpa kak madu." Syafi langsung duduk di samping Adian.

Mayfa lebih memilih menjauh dan terus melayani pelanggan yang lain.

Adian meraih sesuatu dari sakunya. Dia memberikan itu pada Syafi.

"Jangan bilang abang mau lamar aku," ucap Syafi.

"Bukan! Itu bonus buat kamu, karena bantuan kamu tadi malam." jawab Adian.

Syafi tersenyum, mulai mengeluarkan lagi jurus basinya. "Owh, kirain restu istri pertama dah dikantongin, jadi abang bisa lamar aku."

"Fiy! Kerjaaa!" Teriakkan itu sontak membuat Syafi segera berdiri.

"Iya bu Erli, aku lagi kerja kok," jawabnya.

"Kerja ngegombal!" maki Mayfa.

Plakkk!

Sebuah nampan yang Mayfa pegang mendarat di bahu Syafi. Yang kena pukulan hanya tersenyum. Bagaimanapun tingkah Mayfa, bagi Syafi itu selalu lucu.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

mata2 itu kiriman dan suruhan siapa ya

2022-11-27

0

Rose_Ni

Rose_Ni

target operasinya siapa nih,si makidi apa mayfa

2022-03-21

0

Fatma ismail

Fatma ismail

Syafi Syafi... 😍😍kira kira ,BS gombalin Dirga jg GK yh...

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2 Bab 2 Sendal Jepit
3 Bab 3 Uhuk
4 Bab 4 Motor Matic
5 Bab 5 Belum Ada Level
6 Bab 6 Thayank ....
7 Bab 7 Calon Madu
8 Bab 8 Kembaran?
9 Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10 Bab 10 Aw-Aw
11 Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12 Bab 12 Mandi Madu
13 Bab 13 Menepi
14 Bab 14 Jangan Cemburu
15 Bab 15, Gesit
16 Bab 16, Berarti Bagi Saya
17 Bab 17 Rambut Basah
18 Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19 Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20 Bab 20 mengakui Perasaan
21 Bab 21 Sendu
22 Bab 22 Apa Itu Cinta
23 Bab 23 Tergantung Niat
24 Visual bayangan Ala Athor
25 Bab 24 Malu-Malu Sapi
26 Bab 25 Hancur
27 Bab 26 Cengeng
28 Bab 27 Tekad
29 Bab 28 Masih Berduka
30 Bab 29 Bagai Salju
31 Bab 30 Anda Siapa?
32 Bab 31 Doarrr!
33 Bab 32 Selalu Benar
34 Bab 33 Cukup Saya
35 Bab 34 Solusi
36 Bab 35 Kacau
37 Bab 36 Rekan Somplak
38 Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39 Bab 38 Percuma
40 Bab 39 Aku Akan Berubah
41 Bab 40 Apakah Aib?
42 Bab 41 Pelangi
43 Bab 42
44 Bab 43 Tunggu Thayank
45 Bab 44 ice Coffe
46 Bab 45 Kita Sempurnakan
47 Bab 46 Blue
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49 Mematung
51 Bab 50 Kita Selesaikan
52 Bab 51 Kapan Lagi?
53 Bab 52 Enggan
54 Bab 53 Terserah
55 Bab 54 Fiy ... Bangun
56 Bab 55 Masih Bersegel
57 Bab 56 Kenapa?
58 Bab 57 Maju Mundur Cantik
59 Bab 58 Sudah Berakhir
60 Bab 59 Aku Kalah
61 Bab 60 Kakak Menang
62 Bab 61 Amblas
63 Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64 Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65 Bab 64 Siapa Lagi
66 Bab 65 Nenek Sihir
67 Bab 66 Baru Mengetahui
68 Bab 67 Impas
69 Bab 68 Bee
70 Bab 69 BonChap
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73 Mimpi Buruk
75 Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80 Memandang
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101 Syafi!
103 Bab 102
104 Bab 103 Lega
105 Bab 104
106 Bab 105 Anak Sultan
107 Bab 106 Romi
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110 Flash back 1
112 Bab 111 Flash Back 2
113 Bab 112
114 Promo Karya Baru
115 Bonchap 1
116 Bonchap 2
117 Bonchap 3
118 Bonchap 4
119 Bonchap 5
120 Bonchap 6
121 Bonchap 7
122 Bochap 8
123 Bonchap 9
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Aurelia Syafitri Syafi Pov
2
Bab 2 Sendal Jepit
3
Bab 3 Uhuk
4
Bab 4 Motor Matic
5
Bab 5 Belum Ada Level
6
Bab 6 Thayank ....
7
Bab 7 Calon Madu
8
Bab 8 Kembaran?
9
Bab 9 Jangan ada 'Ah'
10
Bab 10 Aw-Aw
11
Bab 11 Hatiku Masih Terkurung
12
Bab 12 Mandi Madu
13
Bab 13 Menepi
14
Bab 14 Jangan Cemburu
15
Bab 15, Gesit
16
Bab 16, Berarti Bagi Saya
17
Bab 17 Rambut Basah
18
Bab 18, Mengapa Kau Lupakan
19
Bab 19, Ada Gajah Dibalik Batu
20
Bab 20 mengakui Perasaan
21
Bab 21 Sendu
22
Bab 22 Apa Itu Cinta
23
Bab 23 Tergantung Niat
24
Visual bayangan Ala Athor
25
Bab 24 Malu-Malu Sapi
26
Bab 25 Hancur
27
Bab 26 Cengeng
28
Bab 27 Tekad
29
Bab 28 Masih Berduka
30
Bab 29 Bagai Salju
31
Bab 30 Anda Siapa?
32
Bab 31 Doarrr!
33
Bab 32 Selalu Benar
34
Bab 33 Cukup Saya
35
Bab 34 Solusi
36
Bab 35 Kacau
37
Bab 36 Rekan Somplak
38
Bab 37 Maunya Ke Hati kamu
39
Bab 38 Percuma
40
Bab 39 Aku Akan Berubah
41
Bab 40 Apakah Aib?
42
Bab 41 Pelangi
43
Bab 42
44
Bab 43 Tunggu Thayank
45
Bab 44 ice Coffe
46
Bab 45 Kita Sempurnakan
47
Bab 46 Blue
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49 Mematung
51
Bab 50 Kita Selesaikan
52
Bab 51 Kapan Lagi?
53
Bab 52 Enggan
54
Bab 53 Terserah
55
Bab 54 Fiy ... Bangun
56
Bab 55 Masih Bersegel
57
Bab 56 Kenapa?
58
Bab 57 Maju Mundur Cantik
59
Bab 58 Sudah Berakhir
60
Bab 59 Aku Kalah
61
Bab 60 Kakak Menang
62
Bab 61 Amblas
63
Bab 62 Ingat Kamu Siapa?
64
Bab 63 Tidak Jomblo Lagi
65
Bab 64 Siapa Lagi
66
Bab 65 Nenek Sihir
67
Bab 66 Baru Mengetahui
68
Bab 67 Impas
69
Bab 68 Bee
70
Bab 69 BonChap
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73 Mimpi Buruk
75
Bab 74 Sorga Yang Aku Rindukan
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80 Memandang
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85 Aku Dimadu Abang Diracun
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101 Syafi!
103
Bab 102
104
Bab 103 Lega
105
Bab 104
106
Bab 105 Anak Sultan
107
Bab 106 Romi
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110 Flash back 1
112
Bab 111 Flash Back 2
113
Bab 112
114
Promo Karya Baru
115
Bonchap 1
116
Bonchap 2
117
Bonchap 3
118
Bonchap 4
119
Bonchap 5
120
Bonchap 6
121
Bonchap 7
122
Bochap 8
123
Bonchap 9

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!