Malam hari setelah drama puding Tuan Gio kembali kekamarnya begitu juga Amanda dan Gisela
Dikamar Gisela
"Nona kau tidak boleh seperti tadi"
"Memang apa yang aku lakukan"
"Kenapa kau bertanya, bukankah Nona sendiri tadi yang mengganti kotak puding itu menjadi gambar hati kenapa Nona mengatakan aku sengaja melakukannya, dan apa itu tadi memikirkannya sepanjang hari, kau selalu bertanya kapan Daddy pulang kenapa lama sekali dan kau mengalihkannya padaku didepan Tuan Gio tadi"
"Dan kau mendapatkan kecupan dikeningmu, aku hebat bukan" ucap Gisela sambil memegang kening Amanda dan tersenyum
"Nona kau ini" ucap Amanda mengambil tangan Nonanya dari keningnya
"Sudahlah ayo kita tidur, aku tidak akan pura pura tidur lagi jadi kalau kau mau tidur dikamar Daddy pergilah"Ucap Gisela memeluk Amanda erat
"Jangan memelukku aku sedang kesal padamu" ucap Amanda melepaskan pelukan Gisela
"Kenapa kau kesal padaku, jadi kau mau Daddy yang memelukmu seperti ini, begitu" ucap Gisela sambil memeluk lagi dan semakin erat dan tersenyum menggoda
"Nona" Amanda semakin kesal
Gisela langsung menutup matanya rapat dan menenggelamkan kepalanya didada Amanda sebelumnya mencium perut Amanda terlebih dahulu seperti ucapan selamat malam untuk adik bayi dalam perut Amanda
Pagi hari Gisela yang sedang belajar secara home schooling akan menghabiskan waktu lama diatas diruang belajar khususnya
Amanda yang merasa bosan menemui Pak Har hendak meminta izin keluar mansion
"Pak Har aku ingin keluar mansion sebentar aku janji akan kembali sebelum Nona selesai belajar"
"Tapi Nona Tuan tidak akan mengizinkannya"
"Hanya didekat mansion saja tidak akan jauh jauh , aku bosan Pak Har tidak tau apa akan aku lakukan lagi disini, bayiku ingin menghirup udara segar sebentar saja"
"Tapi Nona"
"Ayolah Pak Har boleh yah sebentar hanya sebentar sebelum Nona selesai belajar aku sudah kembali sungguh"
"Baiklah, tapi Nona harus menepati janji"
"Iya aku pasti akan menepati janjiku,tidak akan lama Pak Har terima kasih"
"Baiklah Nona segeralah kembali"
"Terima kasih ,Aku bahkan belum pergi Pak Har"
Mentari sudah mulai merangkak naik, Amanda berjalan ditrotoar peluh yang menetes di dahinya telah dia seka berkali kali, tapi tak juga menghentikan langkahnya dia berjalan mengikuti kata hatinya melangkah,diapun tidak tahu kemana arah tujuan sebenarnya
Amanda duduk dihalte bus dia menatap kendaraan yang lalu lalang silih berganti tapi tidak bisa menggantikan rasa sepi dalam hatinya dia ingin menangis tapi tak ada airmata yang bisa dia keluarkan dia ingin berteriak tapi bagaimana mungkin
'Apakah kita memang tidak ditakdirkan bersama, apa bayi ini tidak akan pernah tahu siapa ayah kandungnya,dimana kamu apa kau baik baik saja, seharusnya aku membencimu bukan, tapi kenapa aku justru mengkhawatirkanmu, kau tidak menepati janjimu kau tidak datang apa kau telah melupakanku begitu saja'
Entah bus yang keberapa yang berhenti didepan Amanda dia melewatkannya begitu saja, dia masih saja beradu dengan hati dan pikirannya sendiri, hingga sebuah tepukan pelan dibahu menyadarkannya
"Nona" sapa seorang gadis menepuk bahu Amanda pelan
"Maaf,Apa aku mengenalmu"ucap Amanda
" Kita memang tidak saling kenal Nona,saya petugas loket disini, nama saya Tari" ucap gadis itu mengulurkan tangan dihadapan Amanda
"Namaku Amanda"ucap Amanda membalas uluran tangan Tari
"Nona bisa kita bicara sebentar" ucap Tari
"Tentu saja,kita kan sudah berkenalan panggil saja Amanda"
" Ah baiklah Amanda tapi saya meminta izin pada teman shift dulu yah"ucap Tari menunjuk seorang petugas loket didalam sebuah ruangan
Amanda hanya mengangguk dan tersenyum
Tari berlari kecil menghampiri temannya dan berbicara sebentar mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu berbalik menuju Amanda kembali
Mereka telah duduk disebuah kursi panjang didekat halte
"Saya ingin memberikan ini, seseorang telah menitipkan ini sejak sebulan yang lalu, tapi baru hari ini saya berkesempatan memberikan ini padamu" ucap Tari memberikan sebuah kotak berwarna meerah
" Apa ini"ucap Amanda ragu untuk mengambilnya, sambil berpikir siapa yang mengenalnya dikota ini sampai menitipkan hadiah padanya
"Tuan ini yang memberikannya" sambil memperlihatkan foto dalam ponsel pada Amanda
Amanda melebarkan mata melihat laki laki dalam foto itu
"Salman" ucap Amanda lalu menatap Tari
"Kamu mengenalnya" tanya Amanda
"Tidak" jawab Tari
Lalu Tari pun menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Salman pada malam itu
"Jadi dia datang , dia sungguh datang dan dia telah mempersiapkan ini" Amanda membuka kotak merah itu sebuah cincin emas diatasnya terdapat satu mata yang berkilauan, airmata Amanda jatuh berderai tak terbendung
"Maafkan saya Nona saya terlambat memberikan ini, saya sempat melihat anda sore itu tapi layanan loket yang ramai membuat saya tidak sempat menyapa anda dan bus anda lebih dulu datang"
"Dia juga meninggalkan kartu nama ini, Dia meminta nomor ponsel anda tapi anda mungkin bisa menghubunginya di nomor ponsel yang tertera disitu"
"Maaf Amanda saya harus kembali bekerja, semoga kalian berdua bisa segera bertemu" lanjut Tari lalu diapun beranjak pergi
Setelah kepergian Tari Amanda masih terus menatap kotak merah dihadapannya , ada rasa bahagia karna ternyata Salman menepati janjinya walaupun dia terlambat dan mereka tidak saling bertemu tapi ini berarti Salman masih mengingatnya dan berupaya menemuinya, tapi kemudian dia menyadari bahwa telah ada cincin yang melingkar dijari manisnya
'Apa ini sungguh benar benar telah terlambat, aku telah menikah dengan pria lain, maafkan aku Salman'
'Lalu aku harus bagaimana sekarang ,Salman maafkan aku'
Langit telah berubah gelap Amanda berjalan melewati halte bus , bus yang datang dia lewatkan dia justru berjalan kaki memecah gelap malam dalam langkah sendu
Diperusahaan Bimo yang mendapat telpon dari Pak Har bahwa Amanda belum kembali dari pagi ragu untuk memberitahukan pada Tuan Gio karna saat ini sedang ada rapat penting hingga dia memutuskan menunda memberitahukan pada Tuannya hingga rapat selesai, mungkin saat itu Amanda telah kembali pikirnya
"Maaf Tuan Nona Amanda meminta izin pergi tadi pagi dan hingga saat ini belum kembali" ucap Bimo saat meeting telah selesai dan mereka tengah berada didalam lift
"Bimo Saputra siapa yang mengizinkannya pergi" ucap Tuan Gio dengan nada tinggi
"Pak Har mengatakan Nona merasa bosan dan bayinya ingin menghirup udara segar dia berjanji akan kembali sebelum sore"
"Kau tidak lihat langit diluar sudah gelap" Tuan Gio meninggikan suaranya
"Maafkan Tuan, kita sedang meeting tadi jadi saya menunda memberitahukannya pada anda"
"Lacak dimana keberadaannya sekarang"
"Maaf Tuan"ucap Bimo menundukan kepala dalam
"Bodoh, apa kau masih belum punya nomer ponselnya "
" Maafkan saya Tuan"
Gio menatap benar benar ingin membunuh saat ini, dia segera berlari kearah mobilnya dan melajukan mobil dengan kecepatan penuh,
'Dimana kamu, kenapa aku merasa benar benar takut dia meninggalkanku, tidak tidak mungkin dia pergi , atau mungkin dia tersesat dan lupa arah jalan pulang kemansion, itupun tidak mungkin bukan
'Apa mungkin dia masih menunggunya disana, atau justru mereka sudah bertemu disana'
Gio semakin menambah kecepatan dia ingin segera sampai ketempat yang ada dalam pikirannya akan menemukan Amanda disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Maulida
sodara tiri kaya nya salman sma gio🤔🤔
2021-07-23
1
Iha
kaya y gio dan Salman saudaraan deh
2021-04-24
2
Michelle Queen
Jangan sampai bayi amanda lahir thor kalau bisa keguguran aja, biar amanda dapat bayi Lagi dari tuan gio, kasihan tuan gio nya, biar amanda jatuh cinta nya sama tuan gio aja, maaf
🙏🙏😊
2021-04-24
4