Amanda telah tiba di sebuah Mall yang cukup ternama di kota itu,dia berjalan mencari konter handphone , dia ingin membeli handphone baru.
"Wah! Ternyata benar gajinya 10 kali lipat,aku harus membeli handphone baru untukku juga ibu dan adik, agar aku bisa lebih mudah menghubungi mereka,dan aku masih bisa mengirim uang lebih juga untuk mereka. Waaah..... senangnya," Amanda berbicara sendiri sepanjang jalan tanpa memperhatikan sekitar yang ramai
Hingga tiba tiba dari jauh dia melihat seorang pria yang di kejar dua orang dengan setelan jas hitam, saat pria itu akan melewatinya, dia langsung menarik tangan pria itu untuk bersembunyi.
Mereka berdua kini sedang bersembunyi di bawah gantungan baju, Amanda kemudian menengok ke depan, di lihatnya dua orang yang memakai setelan jas hitam itu telah pergi melewati mereka. Dan pria itu terus melihat sosok Amanda yang sibuk mengamati orang yang mengejarnya tanpa berkedip dan sebuah senyuman melengkung di bibirnya
'Cantik' gumamnya
"Huuh." Amanda menghela nafas lega.
"Orang- orang itu sudah pergi, tapi kenapa kau di kejar mereka, apa kau mencuri? Tapi dari wajahmu tidak terlihat seperti pencuri" Amanda menolehkan wajahnya mengamati setiap inci wajah pria yang juga sedang menatapnya.
"Salman, namaku Salman" bukannya menjawab pertanyaan Amanda, pria itu justru mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya.
Dengan wajah kesal Amanda berdiri tanpa menghiraukan uluran tangan pria itu, dan berjalan meninggalkannya begitu saja.
Salman lalu beranjak dan mengejar Amanda.
"Hai! Maafkan aku, dan terima kasih sudah menolongku, aku bukan pencuri, mana ada pencuri berwajah tampan seperti ini" ucap Salman setelah langkahnya sejajar dengan langkah Amanda dan memegangi wajahnya sambil tersenyum manis.
"Ck narsis" pekik Amanda dengan sedikit menoleh dan kembali menatap lurus kedepan sambil terus mengayun langkah.
"Hai ,nona Dora! Kenapa jalanmu cepat sekali" Salman masih mengikuti Amanda yang berjalan tanpa menghiraukannya.
Amanda langsung berhenti lalu mengernyitkan dahi dan kembali menoleh.
Salman yang mengerti langsung ikut berhenti dan tersenyum.
"Itu .. bajumu bergambar Doraemon, kau tidak mau menyebutkan namamu nona Cantik, jadi aku panggil kau Dora." Salman mencoba menjelaskan dengan menaikan alis dan memonyongkan bibir dengan ekor mata yang menunjuk baju dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya
Amanda langsung menunduk melihat bajunya, dia memonyongkan mulutnya dan kembali menatap tajam pria di depannya itu.
Salman semakin tersenyum lebar melihat ekspresi wajah Amanda, kemudian dia melihat dua orang berjas hitam dari kejauhan menuju kearahnya kembali,
'Ah ****!" gumamnya
"Nona.. jika nanti kita bertemu lagi kau harus menyebutkan namamu, okeh!" Salman lalu pergi berlari sambil melambaikan tangan.
Kemudian orang berjas hitam itu berhenti menatap Amanda sekilas kemudian melanjutkan berlari lagi.
'Dasar orang aneh,semoga tidak bertemu lagi' gumam Amanda sambil mengangkat kedua bahunya.
Di mansion
"Pembohong kau pembohong " itulah teriakan yang terdengar dari kamar Nona Gisela, Amanda yang kini sudah berada di depan kamar Gisela di halangi masuk oleh Pak Har.
"Sebaiknya nona Amanda jangan masuk dulu! Saya takut nanti nona Amanda akan terluka."
Amanda tidak memperdulikan ucapan Pak Har dia memaksa untuk tetap masuk dan tepat pada saat Amanda membuka pintu sebuah kotak pensil melayang dan mengenai dahi.
"Nona Amanda ,kau tidak apa -apa??,"tanya Pak Har cemas.
Amanda tidak menjawab pertanyaan Pak Har dia terus saja berjalan menghampiri Gisela dengan bantal, boneka, buku, semua yang di lemparkan mengenai tubuh Amanda tidak di hindarkan nya, dia terus saja melangkah hingga kini dia berdiri tepat di depan Gisela. Dia kemudian jongkok dan tersenyum.
"Maaf" Amanda memandang sedih dan mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan nona kecilnya.
"Kau pembohong! Kenapa kau kembali , pergi dan jangan pernah kembali lagi!" ucap Gisela menatap Amanda, kemudian cairan bening mengalir melewati pipi tirus Gisela.
Amanda tersenyum dan semakin erat menggenggam tangan Gisela.
"Apa nona merindukanku?? tanyanya sambil masih tersenyum,
"Tidak" jawab Gisela cepat.
"Yah. Sedihnya hatiku rinduku tidak terbalaskan" Amanda memasang wajah sedihnya.
Pak Har yang menyaksikan dari jauh merasa tersentuh dia mengelap sedikit airmata nya yang jatuh.
Tanpa mereka sadari ada sepasang bola mata yang menatap mereka dari balik layar, wajahnya datar entah apa yang ada dalam pikirannya.
Tuan Gio memang sengaja memasang CCTV di kamar putrinya. Dia ingin bisa selalu memantau keadaan putrinya sendiri.
Hatinya terasa teriris melihat keadaan Gisela. Ia juga seorang Ayah yang akan merasa lebih menderita jika putrinya terluka, tapi ego mengalahkannya, dia selalu bersikap acuh dan tidak perduli di depan Gisela, dia hanya tidak ingin terlihat lemah karena kesedihan yang mendalam dengan pengkhianatan istri yang sangat di cintainya.
Nona Gisela sudah tidak lagi pendiam, dia justru lebih ekspresif , dia akan marah jika apa yang dia inginkan tidak di dapatkan. Tapi dia sudah tidak lagi hanya mengurung diri di dalam kamarnya, hari -harinya hanya di habiskan di dalam Mansion, dan masih enggan untuk keluar dari Mansion
Dan kini Amanda dan Gisela sedang ada di Gazebo di pinggir kolam renang. Amanda mengajak non kecilnya untuk mewarnai gambar- gambar hasil karya dari hobinya melukis.
"Nona kenapa memberi warna pemandangan hanya dengan warna gelap, ini pohon seharusnya Nona memberi warna hijau, dan apa ini, kenapa bunga mawar berwarna coklat,?" ucap Amanda dengan wajah kesal melihat hasil lukisannya yang jadi berantakan karena warna yang tidak sesuai dengan gambarnya
"Aku hanya suka coklat" jawab Gisela acuh.
"Tapi ini bukan makanan. Ini gambar Nona, kau harus memberi warna yang sesuai dengan gambar agar terlihat indah. Anda sudah menghancurkan hasil karyaku, Lihatlah!" ucap Amanda sambil memperlihatkan kertas gambar pada Gisela.
Nona Gisela tidak menjawab dia hanya mengangkat bahu lalu beranjak pergi
Amanda hanya bisa membalas dengan menghembuskan nafasnya kasar
Sore hari jalanan ibukota terlihat ramai, kendaraan bermotor lalu lalang di jalan silih berganti saling bersaut klakson semakin menambah kebisingan di jalan
Amanda duduk di kursi di sebuah minimarket,
Nona Gisela memintanya membelikan coklat berbagai merek, semua jenis coklat di belinya,
dia menaruh tas dan belanjaan di atas meja, dia meminum minuman dinginnya, lalu meletakan kepalanya di atas meja dengan melipat tangannya sebagai bantalan
Rasa lelahnya membuat dia tertidur di meja, tanpa di sadarinya tasnya telah di ambil pencopet yang duduk tidak jauh dari Amanda
"Nona tas anda di ambil pencuri " petugas parkir menepuk bahu Amanda pelan
"Apa??" Amanda bangun terkaget dia langsung berdiri dan melihat orang orang yang sedang mengejar pencurinya, dia pun langsung ikut berlari mengejar pencuri itu
Seorang pria yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya menoleh mendengar teriakan orang memanggil pencuri, Dia mengangkat kaki menjegal jalan pencuri, dan
Bruuukk
pencuri itu jatuh dan pria itu langsung mengambil tas yang di pegang si pencuri tanpa perlawanan karena langsung banyak orang yang berkerumun menangkap si pencuri
"Tas siapa ini?" kata pria itu bertanya
"Milik nona ini,"ujar salah satu orang memberi jalan
Pria itu tersenyum lebar melihat gadis yang masih setengah berdiri mengatur nafas setelah berlarian ikut mengejar pencuri, pria itu lalu berjalan mendekat ke arah gadis yang masih menunduk ngos-ngosan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Dewii
Harus sabar ya Amanda ngadepin bocil kyk gitu🥰😂
2021-05-06
4
Faeyza
menarik ceritanya nih..semanggatttt🥰🥰
2021-05-02
1
Mien Mey
ank umur 8taun udh depresi gitu .trnyta kya aj ga ngjamin
2021-04-30
2