BAB 6

Bima yang berada di kamar mulai marah marah tidak jelas. Bima memang orang yang pendiam namun terdapat ambisi dan emosi yang sewaktu waktu akan meledak dalam dirinya.

Berbeda dengan Bisma. Dia memang nakal namun dia akan melakukan apa pun untuk orang yang dia sayang.

"Aku akan merebut mu kembali Bunga. Aku yakin yang kamu cinta adalah aku bukan Bisma" Ucap Bima yang kini berada di depan kaca.

Pagi ini Bima berencana untuk bertemu dengan Bunga.

"Bunga aku ingin bertemu dengan mu" Pinta Bima melalui sambungan telfon.

"Baik pak. Saya akan ke kantor bapak nanti jam makan siang" Jawab Bunga.

Setelah menghubungi Bunga. Bima turun ke bawah dan langsung berpamitan pada ayah nya.

"Bisma berangkat dulu yah" Pamit Bima yang menyalami ayah nya.

"Kamu tidak sarapan dulu?" Tanya Adam.

"Nggak selera" Jawab Bima yang melihat ke arah Bisma.

Bisma hanya menatap Bima tanpa berbicara apapun. Bima pergi keluar rumah dan melajukan mobil nya ke arah kantor.

"Apa Bisma harus melepaskan Bunga yah? Agar Bima tidak bersikap seperti itu pada Bisma?" Tanya Bisma pada Adam.

"Keputusan ada di tangan ku Bisma. Pilihlah keputusan yang terbaik untuk mu" Ucap Adam.

"Baik ayah. Bisma akan memimirkan nya" Jawab Bisma.

Di kantor Bima.

Bima yang baru sampai di kantor bertemu dengan Hiro. Hiro memang sengaja menunggu kedatangan Bima.

"Ada apa?" Tanya Bima.

"Kotrak kerja sama kita dengan negara A mengalami masalah paj. Kita harus ke negara A secepat nya" Jelas Hiro.

"Apa tidak bisa kamu saja ynag yang kesana?" Tanya Bima.

"Maaf pak namun dari pisak sana ingin anda langsung yang menemui mereka" Jawab Hiro.

"Baik lah siang ini kita berangkat"Jawab Bima.

Hiro menyiapkan semua keperluan kepergian Bima ke negara A selama 1 bulan karena dia juga akan ke negara Y juga.

Bisma yang baru sampai di kantor bertemu dengan Bunga di depan lift.

"Pagi pak" Sapa Bunga.

Bisma hanya tersenyum sekilas pada Bunga lalu kembali menghadap ke depan.

"Dia kenapa?" Guman Bunga.

Bunga dan Bisma sudah sampai di depan ruangan Bisma. Mereka masuk ke dalam dan terlihat meja yang di siapkan untuk Binga sudah tertata di sudut ruangan Bisma.

Bisma duduk di kursi kebesaran nya. Sedangkan Bunga duduk di kursi kerja nya sendiri.

"Nih kerjakan" Pinta Bisma.

"Baik pak" Jawab Bunga.

"Oh iya siang nanti saya meminta ijin untuk ke kantor pak Bima. Karena ada yang ingin di bicarakan pak Bima pada saya" Ijin Bunga.

"Terserah elo" Jawab Bisma.

Bunga kembali ke meja kerja nya. Dia mengerjakan pekerjaan yang di berikan Bisma pada dirinya.

Bima terus melihat ke arah Bunga yang sedang sibuk bekerja.

"Apa gue harus melepaskan elo Bunga. Namun hati gue sakit ketika elo bersama Bima" Guman Bisma.

Bisma berdiri dari duduk nya lalu berjalan menghampiri Bunga. Bunga pun berdiri ketika melihat Bisma berada di depan nya.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya Bunga.

Bisma tidak menjawab. Dia terus melihat ke arah Bunga.

"Cium gue" Pinta Bisma.

"Maaf pak ini di kantor saya tidak bisa melakukan permintaan bapak" Jelas Bunga.

"Jadi elo memilih Bima dari pada gue? Ok gue akan ikuti kemauan elo" Jawab Bisma.

Bisma keluar dari ruangan nya dan menuju ke ruangan Arthur.

"Lho kak ada apa?" Tanya Arthur.

"Enggak. Kapan Desi pulang ke sini?" Tanya Bisma.

"Mungkin 3 minggu lagi" Jawab Arthur.

Bisna merebahkan dirinya ke sofa yang berada di dalam ruangan Arthur.

Arthur menghampiri Bisma dan dudukdi depan Bisma.

"Kakak kenapa?" Tanya Arthur.

"Bima menyukai Bunga" Jawab Bisma.

Arthur sangat terkejut dengan jawaban Bisna namun terlihat sedih karena harus memilih antara cinta nya atau saudara nya.

"Apa yang harus gue lakuin Arthur. Gue juga cinta sana Bunga namun gue juga nggak mau Bima sakit hati" Jelas Bisma.

"Kak walaupun kak Bima kakak kandung kak Bisma namun kalau kakak benar benar mencintai Bunga kakak harus memperjuangkan cinta kakak." Ucap Arthur.

"Kak kata Hiro siang ini kak Bima akan pergi keluar negri selama 1 bulan. Nah satu bulan ini kakak jalan dengan Bunga. Setelah kak Bima kembali baru lah kakak mengambil keputusan. Mau mengejar Bunga atau melepaskan Bunga" Jelas Arthur.

"Iya kamu benar Arthur aku akan melakukan nya. Aku akan memantapkan hati ku saat Bima kembali besuk " Jawab Bisma.

Bisma keluar dari ruangan Arthur lalu masuk ke dalam ruangan nya. Dia melihat Bunga yang sedang menaruh kopi di meja kerjanya.

"Saya sudah membuatkan anda kopi pak. Dan ini berkas yang tadi saya kerjakan" Ucap Bunga.

Bisma tidak menjawab Bunga. Dia meraih tubuh Bunga dan membawa nya dalam pelukan nya.

Jantung Bunga berdetak sangat cepat ketika di peluk oleh Bisma. Ada rasa nyaman di lubuk hati nya. Namun dia belum menyadari akan perasaan nya.

"Jangan temui Bima. Aku mohon" Pinta Bisma yang masih memeluk Bunga.

"Tapi saya sudah berjanji untuk menemui nya" Ucap Bunga.

"Saya nggaj perduli. Kalau kamu masih nekat menemui nya. Aku nggak akan melepaskan kamu" Ancam Bisma.

"Bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Aku sudah berjanji untuk bertemu dengan pak Bima. Aku harus bagaimana sekarang?" Guman Bunga dalam hati.

Bisma yang tidak mendapat jawaban dari Bunga meraih tengkuk Bunga lalu memcium Bunga dengan kasar dan agresif.

Bela melepaskan ciuman dari Bisma dengan paksa. Dia melihat ke mata Bisma. Ada rasa sedih di mata Bisma.

Mata Bisma merah saat ini karena dia menahan tangis nya yang tidak rela jika Bunga bertemu dengan Bima.

"Kenapa aku melihat kesedihan di wajah kamu Bisma. Apa yang sebenarnya kamu rasakan saat ini?" Guman Bunga dalam hati lagi.

Bunga memegang wajah Bisma dengan kedua tangan nya. Bisma menutup matanya untuk merasakan kehangatan dari sentuhan Bunga.

"Aku nggak akan menemuinya" Jawab Bunga.

Bisma yang mendengar jawaban dari Bunga kembali memeluk Bunga. Dia melihat wajah Bunga yang tersenyum ke arah dirinya setelah dia melepas pelukannya.

Bisma kembali memeluk tubuh Bunga dengan erat. Seakan dia tidak ingin Bunga pergi dari dirinya.

"Terima kasih Bunga. Terim kasih" Ucap Bisma yang kembali memeluk Bunga.

Setelah mengungkapkan apa yang dia ingin ungkapkan. Bisma melepas pelukan Bunga dia kembali meraih tengkuk Bunga lalu mencium bibir Bunga sekilas.

"Aku ingin makan siang dengan kamu" Pinta Bisma.

"Kamu? Aku?" Tanya Bunga.

"Iya kamu dan Aku. Kenapa?" Tanya Bisna balik.

"Bukan elo gue?" Goda Bunga.

Bisma yang merasa malu menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal dan membuang muka ke arah lain.

"Ya pokok nya itu" Jawab Bisma yang kembali duduk di kursi kerja nya.

Bunga tersenyum cantik ke arah Bisma. Dia kembali berjalan ke arah meja kerjanya dan duduk di kursi kerja nya.

Bunga terus memandangi Bisma yang sedang bekerja dengan leptop nya. Bunga terus memandangi Bisma hingga dia tidak sadar kalau Arthur ada di depan meja nya.

# selamat membaca ya kak

# terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!