Guntur, si cowok dengan wajah mirip Jungkook yang sudah bonyok itu memasang tampang garang pada Langit. "Makanya sudah kubilang aku bukan maling! Tapi kalian malah menghajarku habis-habisan, Dasar Brengsek! Kalian sengaja ya! Aduh wajahku."
Guntur memegangi wajahnya yang lebam-lebam kesakitan. Langit menatap Guntur dengan penuh penyesalan sementara Awan malah terlihat senang.
"Maafkan Ayah, Guntur, Ayah tidak sengaja...." Langit memohon, dia sungguh menyesal.
"Wajahmu jadi lumayan ganteng kalau begitu!" olok Awan disertai tawanya.
Guntur menggeram dengan penuh amarah. "Dasar Mak lampir, awas kamu! Pasti tadi sengaja mukul keras-keras ya! Setidaknya wajahku yang begini lebih ganteng dari wajahmu!" Guntur menunjuk Awan jengkel.
"HAH! Apa kamu bilang? Mau dibikin lebih ganteng? Bocah sial!" Awan pun mulai Panas.
"Ayo! Kuladeni!" Guntur tak mau kalah.
Kedua orang itu bangkit dan berhadapan hendak berkelahi lagi.
"Hei, sudah-sudah jangan bertengkar." Langit berusaha melerai dengan berdiri di tengah-tengah mereka.
"Diam saja kamu, Langit! Ini urusanku dengan Bocah tengik ini! Gak usah ikut campur!" Awan membentak dengan serius sehingga suaranya yang biasanya lembut berubah ngebass seperti laki-laki.
Chandra menangis makin keras dalam pelukan Surya. Surya pun kewalahan menenangkannya. Langit ikutan panik. "Aduhv... kalian membuat Chan-chan jadi ketakutan," tegur Langit bingung.
Melihat Chandra terus menangis Guntur pun memandangnya dengan sengit. "Berisik! Diam kamu cebol! Mengganggu saja!" bentak Guntur.
Chandra diam sebentar kemudian menangis lagi dengan suara lebih keras yang memekakkan telinga. Tangisannya serasa menguncangkan beberapa berabotan rumah. Guntur dan Awan terpaksa menutupi telinga mereka yang berdengung.
Langit bangkit dan mengambil alih Chandra dari tangan Surya. "Sudah cup-cup, jangan nangis ya Chan-chan sayang, anak Ayah yang ganteng nggak boleh nangis." Langit menenangkan Chan-chan dengan penuh pengertian.
Chandra pun mulai tenang dalam pelukan Langit tapi tetap senggukan.
"Guntul jahat! Guntul jahat!"
"Iya-ya Guntul jahat, nanti dicubit ya. Cup-cup sayang jangan nagis ya. Katanya anak laki-laki. Anak laki-laki harus kuat! Ayo minum susu terus tidur lagi ya." Langit pun membawa Chandra yang sudah tenang pergi dari tempat itu.
Surya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Sudah bertengkarnya dilanjutkan besok saja di lapangan belakang kalau Chandra sudah berangkat sekolah, sekarang tidur saja dulu," usul Surya.
"Lintang, maaf ya bikin keributan di kamarmu malam-malam begini," kata Surya sebelum meninggalkan tempat itu.
"Eh, iya." Lintang sedari tadi hanya diam dan bingung mengamati pertengkaran hebat yang terjadi di hadapannya dan tak mampu berkata apa-apa.
Si cowok bernama Guntur yang wajahnya sudah bonyok memandang Lintang dengan garang, tanpa suara dia seolah berkata, "Justru dia ini sumber keributannya!"
Lintang menundukkan kepalanya ketakuan tak berani menatap mata Guntur.
Awan bangkit dan merapikan rambut hitam panjangnya yang jadi sempat berantakan karena emosi tadi. "Ya sudah kita lanjutkan besok saja, bocah tengik, tangisan Chandra bikin kupingku jadi berdengung," tegas Awan.
"Baik, kita lihat saja besok, Mak Lampir!" sahut Guntur antusias. Dia lalu menatap Lintang dengan tatapan penuh kebencian. Lintang menunduk dengan penuh penyesalan.
Awan tersenyum dan berpamitan pada Lintang. Ekspresinya dan nada suaranya kembali jadi cantik dan anggun kalau bicara dengan Lintang. "Selamat malam, Lintang saysng. Mimpi indah ya."
"Ma-malam," jawab Lintang terbata.
Awan berjalan keluar dari kamar Lintang dengan senyuman. Guntur sebelum keluar kamar melotot dengan garang ke arah Lintang dan membuat cewek itu jadi mati beku.
"Hei! Aku tidak tahu siapa kamu! Tapi besok pasti kubalas!" ancam Guntur penuh dendam. Dia lalu menghilang juga di kamar Lintang.
Lintang terbengong-bengong sebelum akhirnya sadar dan menutup pintu kamarnya yang sudah rusak karena didobrak paksa. Itulah pertemuan pertama Lintang dengan kakak angkatnya, Guntur yang cukup heboh. Harinya yang dikira Lintang telah berakhir bahagia ternyata malah berakhir seperti ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
pawon Ibuk
eh,itu tante awannya hybrid?
2021-11-27
0
YuriQu
Mak lampir itu banci ya 😱
2021-09-25
0
hmd
💚💚💚💚💚💚🧡
2021-09-25
0