Mobil Lamborghini yang dikendarai Langit berhenti di depan sebuah rumah mewah dengan dua lantai yang ada di kawasan Citraland, kawasan elit di kota Surabaya. Langit turun dari mobil setelah memarkir mobilnya di halaman rumah. Dia melangkah memasuki rumahnya.
Hatinya masih terkoyak setelah berziarah tadi. Saat membuka pintu perasaan hancur lebih dalam lagi saat melihat betapa mengerikannya pemandangan di dalam rumah.
Rumahnya sangat berantakan, segala macam benda berserakan di mana-mana dari mulai dari mainan anak-anak sampai celana dalam pria yang entah punya siapa bisa ada di ruang tamu.
"Sepertinya memang harus menyewa pembantu," keluh Langit frustrasi.
"AYAH!"
Terdengar teriakan riang anak kecil. Seorang bocah berusia lima tahun berlari menghampirinya dan memeluk kakinya. Langit tersenyum lalu mengangkat anak kesayangannya itu tinggi-tinggi.
"Anak Ayah! Ngapain aja tadi di sekolah?" tanya Langit.
"Bikin oligami bentuk bulung bangau, telus main petak umpet, telus makan bekal, telus...." Bocah kecil nan imut itu pun terus bercerita tanpa henti.
Langit mencium pipi putranya yang bernama Chandra yang akrab disapa Chan-chan itu dengan gemas lalu melempar-lemparkannya ke udara sembari menuju ruang tengah. Chan-chan berteriak girang.
"Oh, sudah pulang?"
Munculah seorang wanita cantik nan seksi dari lantai dua. Wanita itu kakak Langit yang berusia kira-kira dua tahun lebih tua dari Langit, namanya aslinya Awan tapi dia lebih senang di panggil Yuna, karena merasa dirinya mirip dengan Yoona SNSD.
"Iya," jawab Langit. "Ayah mana?"
"Kayaknya di Rooftop lagi berkebun," sahut Awan, dia menghampiri lemari es di dapur lalu mengambil segelas air putih dan meneguknya.
"Guntur?"
"Bocah tengik itu belum pulang. Ada apa nih kok ngabsen?" tanya Awan yang sangat mengerti jalan pikiran adiknya itu.
"Hm ... ada hal penting yang mau kubicarakan," kata Langit sambil menurunkan Chan-chan dan meletakannya di atas sofa di ruang tengah.
Awan menghampirinya di ruang tengah sembari membawa segelas air putih dan meneguknya sendiri. "Soal apa?"
Langit diam sejenak sebelum meneruskan kalimatnya kemudian bertanya pada Chan-chan, "Chan-chan, mau gak kalau punya saudara baru?"
"Saudala balu? Adik?" tanya Chan-chan dengan mata yang berbinar-binar antusias.
"Bukan, tapi Kakak. Umurnya lebih tua tiga belas tahun dari Chan-chan."
"HOLE!" seru Chan-chan riang gembira.
"Eh ... mau ngangkat anak lagi?" Awan agak terkejut.
Langit tersenyum simpul. "Rumah ini terlalu sepi karena gak ada ceweknya, kan?"
"Bicara apa kamu, lalu aku ini apa?" Awan memasang pose seksi.
"Kamu sih gak masuk hitungan."
Awan melemparkan bantal terdekat yang ada di atas sofa ke wajah Langit. Langit tertawa dan balas melempar bantal pada Awan. Chan-chan pun bergabung pada perang bantal yang berlanjut dengan sengit itu.
Langit melempar bantal dengan sekuat tenaga pada Awan. Awan menghindar dengan cepat, alhasil bantal yang dilempar Langit mendarat tepat di wajah Surya, ayahnya. Pria berusia tujuh puluh tahun itu baru saja turun dari lantai dua.
"Wa ... maaf, Ayah!" Langit terkesiap.
Surya memegang bantal itu dan memandang kedua anak serta cucunya itu dengan tatapan garang seperti setan. "Kalian! Rasakan pembalasanku!"
Surya melempar bantal itu pada Langit. Keempat orang itu pun terlibat dalam perang bantal yang sangat seru. Mereka saling melempar bantal dan bergembira. Hal-hal sederhana akan terasa istimewa jika dilewatkan bersama keluarga.
Di luar rumah seorang pemuda berseragam SMA yang baru saja pulang dari sekolah. Pemuda dengan wajah mirip Nam Joo Hyuk itu mengintip dari ruang tamu. Dia mengurungkan niatnya masuk saat melihat empat orang itu tengah bergembira di sana.
"Dasar orang-orang bodoh," gumamnya pelan lalu melangkah pergi. Dia tak ingin bergabung dengan sekumpulan orang aneh yang berada di dalam rumah itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fitria Dafina
Kedua kalinya balik baca lagi.. suka bnget soalnya 😍😍😍
2021-11-04
0
🐾COCO🐾
asik ada karakter nyunyu sicadel...
2021-05-22
0
Arab Markonah
Surya tenggelam dilangit,bersembunyi di balik awan,karena takut Guntur....
2021-04-07
2