"Oh iya... bagaimana Anda bisa sampai ke tempat saya? Padahal saya tadi tidak bilang apa-apa," tanya Lintang.
"Mudah saja, kamu tahu Google Latitude. Kamu bisa melacak lokasi peneleponmu dengan menggunakan aplikasi itu. Dulu aku cukup sering ditipu, makanya aku belajar cara melacak nomor ponsel yang menghubungiku."
Langit melirik Lintang kemudian mengembangkan senyumanya lagi. "Untung aku tepat waktu."
Lintang mengalihkan pandangannya ke jalan sambil sesekali melirik Langit. "Ehm... masalah utang itu, meski Anda teman ibu saya apa tidak terlalu berlebihan memberi sebanyak itu?" tanya Lintang.
"Tentu saja kamu harus membayar balik," kata Langit sembari menyeringai, "aku ini pebisnis."
"Tapi saya sekarang ini tidak punya uang, bolehkah saya mencicilnya?" tanya Lintang hati-hati.
Langit terbahak, "Bocah sepertimu mau mencicil berapa abad?"
Lintang agak kesal ejekan Langit, walau begitu Lintang tidak bisa berkomentar apa-apa. Dia hanya menunduk bingung. Lalu bagaimana cara membayar utang sebanyak itu?
"Bayar saja dengan sesuatu yang lain."
Lintang tertegun mendengar perkataan Langi itu. Dia menoleh pada Langit dan mendapati ekspresi seringaian pada wajah pria itu.
"Misalnya?" tanya Lintang
"Misalnya saja tubuhmu."
Tenggorokan Lintang tercekat. Ternyata dia hanya keluar dari kandang macan dan masuk ke kandang buaya. Lintang membuka pintu mobil di sebelahnya dan bersiap melompat keluar. Langit pun panik dan segera menark bajunya.
"He-hei! Bercanda! Aku cuma bercanda! Tutup lagi pintunya! Tutup! Bahaya!" tegur Langit. Rupanya Langit lupa menyalakan central lock-nya.
Lintang memberengut. "Jangan bercanda dengan kata-kata seperti itu!" tergur Lintang kesal.
"Ya, ya aku tahu maaf," kata Langit. Dia sampai berkeringat dingin. Langit akhirnya menepikan mobilnya sebentar ke pinggir jalan.
"Jadi apa yang Anda inginkan?" tanya Lintang. Di film-film korea yang biasa dilihatnya bersama ibunya dulu, biasanya pria ini akan meminta Lintang menikahnya? Apa mungkin begitu? Ya, pria ini cukup tampan juga kok, apa lagi dia juga kaya. Rasanya tidak masalah kalau harus menikah dengannya.
"Jadilah putriku."
Lintang tertegun sejenak mendengar kata-kata Langit itu dan seketika telinganya jadi tuli mendadak. "Maaf, barusan Anda bilang apa?"
"Jadilah putriku dan aku jadi ayahmu!" kata Langit sambil tersenyum dengan senyuman polos seperti anak TK.
Lintang memelototi Langit dengan serius. "Memangnya umur Anda berapa?"
"Tahun ini tiga puluh tiga."
"Hanya selisih tujuh belas tahun!" protes Lintang.
"Ayolah... anggap saja kita sedang main rumah-rumahan. Nggak ada ruginya kok," rayu Langit. "Kalau kamu jadi putriku, utangmu kuanggap lunas, terus setiap hari kuberi uang saku, terus kubelikan makanan enak, terus kubelikan baju-baju bagus, terus kubayari sekolahmu sampai ke universitas, terus kunikahkan kau dengan pacarmu, aduh sedih juga... belum apa-apa sudah harus berpisah dengan putriku yang manis."
Mendadak Langit berubah sedih sampai berderai air mata karena membayangkan upacara pernikahan putrinya. Lintang memandanginya dengan takut. Orang ini gila! Mungkin lebih baik dia bersama preman-preman itu tadi. Sepertinya lebih aman.
"Tawaran yang mencurigakan!" kata Lintang sambil memicingkan matanya.
"Sama sekali nggak, kamu gak perlu takut aku berbuat macam-macam. Nantinya kamu akan tinggal di rumahku bersama ayahku, kakakku dan dua saudaramu yang lain," jelas Langit sambil menyengih.
"Dua saudara? Kamu sudah punya anak?" Lintang kini tak menggunakan bahasa formal lagi pada Langit yang menurutnya bertabiat aneh.
"Iya dong. Sebelum menawarimu aku sudah punya dua orang anak. Yang pertama umurnya baru lima tahun dan sangat manis. Yang satunya lagi agak liar tapi baik kok, umurnya hanya setahun di atasmu."
Lintang menyipitkan mata. Masih tetap curiga.
"Begini saja, kukenalkan dulu pada keluargaku, kamu pasti senang nanti bila berkeluarga dengan mereka," Langit berpromosi.
Lintang tidak berkomentar apa-apa. Pada akhirnya dia tetap harus membayar lima puluh juta itu bagaimanapun caranya, kan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
hmd
🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡💚
2021-09-24
0
Fitria Dafina
Aq jg mau jd anak angkatmu Ayah langiitt.. udh tampan, baik hati, gokil pula 🤣🤣🤣
2021-03-31
0
Desilia Chisfia Lina
wah andai aku yang diangkat anak pasti senang bukan main tanpa perikir panjang aku bilang aku mau jadi anak angkat 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-01-13
3