Raffa dan Celine menghabiskan waktu mereka berdua, mereka pergi ke mall untuk bermain di timezone dan setelahnya mereka pergi untuk menonton bioskop berdua.
Sungguh Celine terlihat sangat bahagia, senyuman terus terpantri diwajah cantiknya membuat Raffa lupa akan Kaila dan hanya fokus dengan Celine yang tengah berada disampingnya.
Saat pintu teather dibuka, Raffa dan Celine langsung masuk ke dalam dengan Raffa yang memegang secup minuman dingin dan juga popcorn ukuran jumbo sedangkan Celine mencari tempat duduk mereka sesuai dengan yang tertulis di tiket yang mereka beli.
Celine dan Raffa terlihat sangat romantis, mereka seperti dua pasangan baru yang masih dimabuk cinta, menonton film dengan senyum merekah dan perlakuan-perlakuan mesra seperti sekarang, Raffa tengah merangkulkan tangannya dibahu Celine, sedangkan Celine menyandarkan kepalanya dibahu Raffa.
Sesekali Celine menyuapi Raffa dengan popcorn milik mereka, menonton film dengan wajah serius dan sesekali menyalurkan rasa sayangnya masing-masing.
"Sayang aku bahagia banget hari ini." ucap Celine ditelinga Raffa lalu menyembunyikan kepalanya di dada bidang pacarnya itu.
Karena merasa gemas, Raffa mengelus lembut rambut Celine dan mengecup pucuk kepalanya. "Aku juga bahagia sama kamu." jawab Raffa.
Raffa dan Celine asyik menikmati film yang mereka tonton, berbeda dengan Kaila yang kini dengan susah payah berjalan masuk ke dalam rumah sakit dengan dituntun oleh pria tadi.
"Dokter Alan." ucap salah satu perawat terkejut, ia membungkukkan badannya hormat dan Alan menundukkan kepalanya hormat.
'Dokter Alan? kakak yang menolongku ini seorang dokter? dan namanya adalah Alan?' batin Kaila.
"Dokter? mengapa anda kembali? bukankah jam praktek anda untuk hari ini sudah selesai dok?" tanya perawat yang bekerja untuk membantu Alan namun karena Alan sudah pulang maka ia hanya berjaga dan sesekali mengecek pasian rawat inap.
"Iya, aku kembali hanya untuk mengobati gadis ini. Dia baru saja diserang oleh beberapa preman hingga terluka." jawabnya, perawat itu tampak terkejut ia langsung memperhatikan Kaila yang penampilannya sangat berantakan.
'Astaga kasihan sekali gadis ini.' batin perawat itu menatap nanar Kaila yang menundukkan kepalanya malu.
"Saya akan membantu mengobatinya dokter." ucapnya.
"Ah tidak usah.. kamu kembali bekerja saja biar aku yang mengobatinya. Ini hanya luka kecil saja." ucap Alan.
Perawat itu mengerti akhirnya ia pamit mengundurkan diri, "Kalau begitu saya permisi dulu dok." ucapnya dan Alan langsung mengnggukkan kepalanya.
"Ayo masuk." ajak Alan, ia membuka pintu ruang prakteknya.
dr. Alansyah Aditya Aarav, SpPD
Spesialis penyakit dalam
Begitulah papan nama yang ada di depan pintu ruang praktek dokter Alan.
Dengan langkah yang sedikit tertatih Kaila masuk ke dalam ruangan dibantu oleh Alan, Alan meminta Kaila untuk duduk di brankar sedangkan Alan mengambil beberapa obat untuk Kaila.
"Raffa dimana ya? apa dia udah pulang ke apart?" gumam Kaila, ia merasa khawatir jika nanti Raffa sudah pulang dan mencarinya apalagi ini sudah sore.
Dokter Alan datang dengan membawa kotak P3K ditangannya, ia duduk dikursi yang langsung berhadapan dengan lutut Kaila yang terluka, perlahan ia mengambil alkohol da juga kapas.
"Tahanlah, mungkin akan terasa perih." ucapnya sebelum membersihkan luka di lutut Kaila.
"Shhh..." Kaila menggigit bibir bawahnya, mendesis menahan perih akibat alkohol yang mengenai lukanya.
Dari atas sini Kaila bisa melihat bagaimana Dokter Alan mengobatinya dengan serius, ia bahkan terlihat sangat tampan menurut Kaila.
Baru ini Kaila menjumpai seorang dokter yang tetap terlihat tampan saat mengobati seseorang apalagi dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Mengapa kau ada disana sendirian? kau menunggu seseorang?" tanya Alan tiba-tiba.
"Emm.. ya aku sedang menunggu sopir namun ia tak kunjung datang."
"Lain kali pulanglah jika sopirmu tak kunjung menjemputmu apalagi jika keadaan sudah sepi seperti tadi." ucap Alan.
Kaila menganggukkan kepalanya, "Aku mengerti dokter, aku akan lebih berhati-hati nanti." Jawabnya.
Dokter Alan memberikan obat merah di luka Kaila lalu menutupnya dengan kain kasa agar lukanya tidak tersentuh atau terkena sesuatu.
Dokter Alan kemudian beralih ke luka di lutut yang satu lagi, membersihkan luka tersebut dan juga membersihkan beberapa memar lainnya.
"Oh iya siapa namamu? Aku lupa jika aku belum berkenalan denganmu gadis kecil." Tanyanya.
'Hei apa itu? Gadis kecil? Dokter.. dirimu tidak tahu saja jika aku sudah menikah, hiks' batinnya.
"Namaku Kaila dokter." Jawab Kaila cepat.
"Kaila? Nama yang bagus, aku akan mengingatnya."
Kaila mengeryitkan dahinya bingung, "Untuk apa dokter mengingatnya?" Tanya Kaila.
"Tentu saja agar aku tetap mengenalimu jika nanti kita bertemu lagi." Jawabnya.
Dokter Alan berdiri setelah selesai mengobati kaki Kaila, "Kemarikan tanganmu biar aku obati."
Kaila menekuk tangannya agar Dokter Alan bisa dengan mudah mengobati lukanya. Sesekali ia juga mendesis saat merasa perih dilukanya.
"Dokter, mengapa kau menolongku?" Tanya Kaila tiba-tiba.
Dokter Alan mengernyitkan dahinya nenatap Kaila, "Kenapa?"
"Kau kan tidak mengenalku dok."
"Mau aku mengenalmu ataupun tidak, kita adalah sesama manusia jadi sudah seharusnya aku menolongmu seperti tadi atau siapapun yang sedang mengalami kesulitan." Jawabnya.
Bahkan Kaila sampai terperangah, wah dokter ini sungguh berhati mulia pikirnya.
"Kau tahu Kaila, aku tidak suka jika ada pria yang bersikap seperti tadi, menindas dan memperlakukan wanita yang ditemuinya dengan kejam, kasar dan juga keji. Aku sangat membencinya karena itulah saat aku melihatmu aku langsung buru-buru menepikan mobilku dan berlari untuk menolongmu dengan ikhlas." Ucapnya.
"Wah dokter kau sangat baik ternyata." Ucap Kaila, ia berdecak kagum. Selain tampan dan kaya ternyata dokter dihadapannya ini sangat bijak dan baik hati.
"Jangan memujiku seperti itu Kaila atau aku akan merasa besar kepala nantinya." Ucap Dokter Alan.
Kaila terkekeh, "Maaf dokter.." ucapnya.
"Nah sudah selesai. Sekarang tinggal luka yang ada dibibirmu Kaila." Katanya, Dokter Alan memberikan sebuah cermin agar memudahkan Kaila membersihkan lukanya.
Kaila terkejut, "Bibirku luka dok? Ah pantas saja rasanya sakit dan sangat perih." Keluhnya.
"Obatilah bibirmu sendiri, aku merasa tidak sopan jika mengobatinya jadi lebih baik kau mengobatinya sendiri." Ucap Alan.
Alan memberikan instruksi kepada Kaila untuk melakukan ini dan itu pada sudut bibirnya yang terluka. Dengan hati-hati Kaila mengobati bibirnya.
"Usap pelan pipimu dengan kapas ini." Dokter Alan memberikan kapas yang telah ia beri cairan rivanol sebelumnya.
Kaila mengusap pelan dipipinya, 'Mengapa pipiku bisa memerah seperti ini hanya dengan ditampar oleh preman itu.' pikir Kaila.
Setelah selesai mengobati lukanya, Dokter Alan mengantarkan Kaila untuk pulang kerumahnya dan membantu Kaila berjalan keluar dari rumah sakit saat ia kesusahan.
"Terima kasih dokter." Ucap Kaila.
"Sama-sama Kaila, semoga kita bisa bertemu lagi nanti."
"Iya dok, senang bisa bertemu denganmu. Sekali lagi aku berterima kasih atas bantuanmu." Kaila membungkukkan badannya memberi hormat.
"Tidak masalah, aku pergi dulu ya." Pamitnya.
Kaika mengangguk dan setelah itu Dokter Alan langsung menjalankan mobilnya kembali.
Ya, Dokter Alan mengantarkannya sampai ke depan gedung apartement miliknya, walaupun Dokter Alan sempat bingung sebelumnya mengapa Kaila menuju ke apart bukan rumah namun Kaila berhasil meyakinkannya dengan mengatakan,
"Aku takut orang tuaku akan khawatir jika melihat putrinya pulang dengan luka disekujur tubuh."
Akhirnya Dokter Alan mengantarkan Kaila sampai ke depan gedung apartementnya dan Raffa tanpa mengetahui kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Amelia Lia
bisa" nie si raffa 🤦♀️ g'berasa sedikit pun
saking asikx sm sang pcr siii maklum...
🥵🥵
2023-06-06
0
@sulha faqih aysha💞
Raffa enak banget sibuk pacaran ga tahu x istrinya di lecehkan sama permen untung ada pak dokter yang nolong😧😧😧
2021-11-27
0
Queen
iihh,, kesel sama Raffa, katanya mau belajar mncintai istrix, tapi malah mesra2an sama celine,. nggak konsisten banget sih,..
2021-10-12
0