Sampai satu jam lamanya Kaila menunggu, berulang kali ia melirik kearah arloji miliknya bergantian menatap ke arah sekolah, menunggu Raffa yang tak kunjung terlihat.
Kaila duduk sendirian, tidak ada lagi siswa yang terlihat disana bahkan sangat jarang ada warga ataupun masyarakat yang hanya sekesar melintas di depannya, hanya ada dirinya dan hembusan semilir angin yang menerpa tubuhnya.
"Raff, lo dimana sih." gumam Kaila.
Menghentak-hentakkan kakinya, menunggu sambil menghitung menit hingga menit namun nihil, penantiannya tak kunjung membuahkan hasil hingga Kaila jenuh dengan sendirinya.
"Raffa lo kemana sih kenapa belum muncul juga?" tanyanya.
"Apa jangan-jangan Raffa lagi sama Celine?" tebaknya dalam hati.
Terlihat wajah Kaila yang langsung terlihat murung, mungkin benar jika Raffa tengah bersama dengan Celine dan melupakan dirinya yang hanya berstatus sebagai istrinya diatas kertas bukan istri yang dicintainya.
"Eh ada perempuan cantik nih." celetuk salah satu preman.
Kaila terkejut, ia langsung berdiri dan mundur beberapa langkah saat melihat ada tiga preman yang menghampiri dirinya.
"Adek main sama kita yuk." ajak preman yang satunya lagi.
Kaila menggeleng-gelengkan kepalanya, tubuhnya terasa bergetar ketakutan bahkan kakinya terasa lemas hingga ia sulit untuk melangkah mundur.
"Jangan... jangan... pergi.." ucap Kaila gemetar.
Namun para preman itu malah semakin merasa tertantang dan merasa bahwa perempuan yang mereka goda akan sangat menyenangkan untuk diajak bermain. Salah satu dari ketiga preman itu berjalan mendekati Kaila dengan senyuman smirk yang semakin membuat Kaila merinding ketakutan.
"Jangan takut dong, kan kita gak jahat." ucapnya sambil berusaha untuk menyentuh pipi Kaila namun dengan segera Kaila memalingkan wajahnya dan menepis tangan preman itu.
"Jangan sentuh saya... pergi!" usirnya bahkan Kaila sampai berani untuk menginjak kaki preman itu.
Merasa dirinya disepelekan, preman itu langsung menarik kasar rambut panjang Kaila, menampar pipinya dengan keras hingga darah segar terlihat disudut bibirnya.
"BERANINYA KAU MENGINJAK KAKIKU DASAR JALANG!!!'"
Plak
Satu tamparan lagi tepat mengenai pipi Kaila yang sebelahnya, preman itu bahkan menarik rambut Kaila lagi hingga Kaila tersentak dan jatuh tersungkur dibawah dengan air mata yang mengalir dengan derasnya.
"KAU SUDAH UNTUNG KITA BAIKIN TAPI MALAH MENGINJAK KAKI BOS KAMI!" Ucap salah satu preman yang ada dibelakang.
"Kita apakah perempuan ini? dia masih SMA dan sepertinya masih sangat lugu." ucapnya sambil terkekeh.
"Bagaimana jika kita bawa ke markas bos?" tanya salah satunya.
Tidak, Kaila langsung menggelengkan kepalanya.
'Ya Allah lindungilah hamba, berilah hamba pertolongan ya Allah..' lirihnya.
'Bagaimana jika mereka akan menyiksaku disana? enggak, aku gak mau. sesseorang tolongin aku...'
Kaila menatap seorang ibu-ibu yang melintas di dekatnya, ibu itu sempat melirik ke arahnya namun ia langsung jalan dengan terburu-buru saat melihat tiga orang preman yang tengah menyiksanya.
'Bahkan tidak ada yang berani menolongku..' lirihnya, Kaila kembali meneteskan air matanya.
"Sudahlah ayo kita bawa saja dia, kita buat dia menangis menjerit malam ini, hahaha." preman yang merupakan bos mereka itu tertawa, ia menarik paksa tangan kanan Kaila agar berdiri.
"To-tolong.. lepaskan aku... lepaskan aku..." sungguh Kaila sudah tidak punya tenaga lagi, ia merasakan lemas diseluruh tubuhnya.
"Kalau kau ingin dilepaskan maka kau harus berlutut dulu dikakiku!!" ucapnya.
Brak
Dengan kasarnya ia menghempaskan tubuh Kaila kebawah, menyebabkan Kaila jatuh tersungkur hingga menyebabkan beberapa luka memar di dengkul dan juga tangannya hingga Kaila meringis kesatikan menahan rasa sakitnya.
"Berlututlah dan kau akan kumaafkan dasar jalang keparat!" umpatnya sambil menendang kaki Kaila.
Dengan air mata yang masih mengalir dan tubuh yang bergetar ketakutan Kaila beringsut dengan susah payah, biarlah ia berlutut sekali ini saja daripada dirinya harus disiksa oleh mereka semua pikirnya.
Brak
Bugh.. Bugh...
Belum sampai Kaila berlutut, namun sudah terdengar suara seseorang yang memukul dari arah belakangnya. Dengan takut-takut Kaila mendongakkan kepalanya menatap kearah seorang pria memakai kemeja biru tengah melawan preman-preman itu.
Bugh..
Satu pukulan melayang mengenai hidung preman yang menyuruh Kaila untuk berlutut, sedetik kemudian pukulan lain melayang mengenai perut dan juga selangkangannya hingga preman itu mengeram menahan sakit.
"PERGI KALIAN SEMUA! BERANINYA KALIAN MENGGODA ANAK KECIL!" Bentaknya.
Preman-preman itu langsung berlari ketakutan, kedua anak buah preman itu membantu bosnya untuk berdiri dan memapahnya untuk kabur.
'Terima kasih ya Allah engkau mengirimkan seseorang untuk menyelamatkanku.' gumam Kaila, ia tersenyum lega.
Pria itu menghela nafasnya kasar, ia berbalik dan berjongkok menghadap e arah Kaila yang masih terduduk dibawah.
"Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu.
"Tidak-a..aku..aku tidak apa-apa." jawab Kaila sambil menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku." Kaila benar-benar merasa sangat berterima kasih, entah apa jadinya ia jika pria dihadapannya ini tidak menolongnya dengan sesegera mungkin.
"Sama-sama, lain kali jangan duduk sendirian apalagi jika tempat itu sepi, kau perempuan dan hal ini sungguh sangat berbahaya bagi dirimu."
Kaila tersenyum, "Terima kasih nasehatnya om? aku akan mengingatnya dengan baik." jawab Kaila.
"Jangan panggil aku om, aku tidak setua itu." ucapnya sambil terkekeh.
Pria itu berdiri, ia mengulurkan tangannya kepada Kaila. Kaila tampak diam sejenak, namun setelah itu ia langsung menerima uluran tangan dari pria itu.
"Akhh..." Kaila meringis, ia melirik ke arah lututnya yang berdarah dan ada beberapa memar juga disana.
"Kau terluka gadis manis?" tanya pria itu khawatir, ia memeriksa tangan dan kaki Kaila dan menemukan beberapa luka terutama dilutut dan siku.
"Aku tidak apa-apa om, sungguh."
"Jangan panggil aku om, cukup panggil aku kakak saja." ucapnya
"Baiklah kak." ucap Kaila ragu-ragu.
"Lukamu terlihat cukup parah, lebih baik jika kita mengobati lukamu lebih dulu."
"Ti-tidak usah kak, sungguh. Aku bisa mengobatinya sendiri saat dirumah kau jangan khawatir." Kaila takut jika nanti Raffa akan menunggunya jika ia pergi dengan pria ini yang bahkan tidak ia kenali.
"Kau yakin? lukamu bisa infeksi jika tidak segera diobati." Tersirat kekhawatiran diwajah pria itu apalagi saat Kaila meringis kesakitan.
"Sudahlah jangan menolak aku akan membawamu kerumah sakit." ucapnya.
Pria itu menuntun Kaila untuk masuk kedalam mobilnya dengan perlahan, mau tidak mau Kaila akhirnya mengalah dan membiarkan pria itu membawanya kerumah sakit untuk mengobati luka disekujur tubuhnya.
Beberapa Kali Kaila juga terlihat meringis menahan sakit, beberapa kali juga pria yang fokus menyetir itu melihat ke arahnya memperhatikan wajah Kaila yang terlihat memerah di pipinya dan juga bekas luka dibibir.
'Sekejam apa mereka menyiksa gadis ini hingga ia terluka cukup parah?' batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Amelia Lia
siapa yg nolongin si kaila 🤔
2023-06-06
0
@sulha faqih aysha💞
katanya Raffa mau mulai belajar mencintai dan melindungi eh malah asyik pacaran Ama celine
2021-11-27
0
Adila Nisa Ardani
ktanya Rafa mau ngelindungin kaila buktinya mna..
2021-08-04
1