Lampu ruangan secara otomatis menyala saat sensornya mendeteksi Kaila yang berada disana, Kaila masuk ke dalam kamar meletakkan barang belanjaannya di walk in closet dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kaila mengambil mukenahnya, jam sudah menunjukkan waktu untuk melaksanakan sholat isya jadi ia harus segera menunaikannya, saat magrib tadi ia melaksanakan sholat bersama dengan bunda Devi dan mama Anin di mushola mall.
Begitu selesai Kaila merebahkan dirinya sejenak diatas ranjang, memijat ringan di betisnya yang terasa sakit dan pegal. Tak lama terdengar pintu apartement terbuka dan muncul Raffa dari balik pintu, ia baru kembali pukul 7 malam.
"Baru pulang Raff?" tanya Kaila, ia menyalimi tangan suaminya.
"Iya tadi ada beberapa hal yang harus gue fix kan di cafe." jawabnya.
"Lo balik jam berapa?" tanya Raffa, dengan santainya ia membuka kaosnya di depan Kaila.
"AAAAA! RAFFA!" Jeritnya sambil menutup kedua matanya, tak sengaja tadi Kaila melihat perut kotak-kotak milik suaminya itu sebelum ia menutup matanya.
"Kenapa?" tanya Raffa santai.
"Lo kenapa buka baju di depan gue, emangnya lo gak malu?" tanya Kaila, ia sama sekali belum membuka matanya.
"Buat apa gue malu kan lo istri gue, lebih dari ini juga gak papa kan?" jawabnya lalu berlalu ke arah kamar mandi.
'Apa tadi katanya? lebih dari itu? maksudnya-apa itu aaaa!!!' batin Kaila.
Begitu sampai di depan pintu kamar mandi Raffa berhenti dan berbalik, ia melihat disana Kaila masih diam mematung dengan mata terpejam rapat.
"Lo udah bisa buka mata." ucapnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Kaila membuka kedua matanya, menatap sekeliling kamar lalu menghembuskan nafasnya lega saat tak melihat keberadaan Raffa, tiba-tiba saja pipinya merona malu saat mengingat sekilas bagaimana bentuk perut suaminya itu.
"Astaga gue mikirin apa sih, kok jadi mesum gini.. sadar La sadar." Kaila menepuk-nepuk pipinya berulang kali menghalau pikiran negatif meracuni otaknya.
"Oh iya gue belum masak buat makan malam."
Buru-buru Kaila turun dari ranjang dan menuju ke dapur, melirik ke arah kulkas bahan makanan apa saja yang tersedia disana.
Dengan cepat Kaila memasak makanan untuk mereka berdua, sejak tadi Raffa menunggunya masak di depan tv memainkan ps miliknya.
"Raff, makanannya udah siap." Ucap Kaila disamping Raffa.
"Sebentar, ini udah mau selesai." jawabnya, Raffa asik memainkan ps nya, Kaila pun ingin beranjak ke dapur untuk menunggu namun tiba-tiba saja Raffa menarik tangannya hingga ia terduduk disamping Raffa.
"E-eh.." pekiknya kaget.
"Disini dulu temenin gue." ucap Raffa.
"Tapi buat apa Raff, mending gue ke dapur dulu beresin peralatan masaknya." jawab Kaila.
"Ngebantah suami?"
"Dosa." lanjut Kaila pelan, akhirnya mau tak mau ia duduk disamping Raffa sambil menunggunya selesai dengan gamenya.
"La." panggil Raffa.
"Hmmm." gumamnya.
"Gue bersedia buat belajar mencintai elo." ucapnya
Kaila membelalakkan matanya kaget, 'Raffa serius mau belajar untuk mencintai gue?' tanya Kaila dalam hati.
Jantungnya berdetak dengan cepat, bahkan pipi Kaila ikut terasa memanas memikirkannya.
"Tapi Raff gimana sama sama Celine pacar lo?" tanya Kaila ragu, ya masih ada Celine diantara mereka.
"Kan gue udah bilang ke elo sebelum kita menikah kalau gue bakalan putusin Celine, tapi gue butuh waktu untuk itu." jawabnya.
Raffa memenangkan gamenya, ia meletakkan ps nya lalu menatap kearah Kaila yang terdiam. Dengan lembut Raffa menarik wajah Kaila agar menatapnya dan mata keduanya langsung bertemu membuat Kaila salah tingkah, jantungnya terasa seakan mau copot dan pipinya tidak tahu sudah semerah apa sekarang.
"Lo kenapa La? sakit?" tanya Raffa tiba-tiba.
"Hah?"
"Pipi lo merah.." ucap Raffa sambil mengusap pipi Kaila.
'Ternyata lo cantik juga La, bola mata lo bagus, pipi lo juga gemesin dan bibir lo...' batin Raffa.
Raffa menggelengkan kepalanya mengusir segala pikiran sesat yang tiba-tiba hadir diotaknya, apalagi mereka sudah sah dan hanya ada mereka berdua di apart.
"Ayo makan!" ajak Raffa, ia berjalan lebih dulu meninggalkan Kaila yang masih duduk membeku di sofa.
"Ck, udah pegang-pegang trus bikin gue baper malah ditinggal gitu aja." gerutunya.
Kaila berjalan dibelakang Raffa, begitu Raffa duduk ia langsung mengambilkan nasi untuk Raffa beserta dengan lauk pauknya. "Tambah lagi?" tanyanya begitu melihat Raffa selesai makan.
"Udah cukup, gue udah kenyang." jawab Raffa.
"Gue mau main ps bentaran!" pekiknya saat dirinya sudah kembali fokus dengan ps dan juga tv di depannya.
Kaila hanya menggelengkan kepalanya, ia membereskan sisa makanan mereka dan mencuci piring, kebiasaan baru Kaila semenjak ia menyandang status sebagai seorang istri.
Kaila berjalan menghampiri Raffa, duduk disebelahnya memperhatikan suami tampannya itu yang tengah fokus bermain game tanpa mengeluarkan suara apapun, ia hanya duduk diam memperhatikan.
'Kapan aku bisa memiliki hati kamu Raff?' gumam Kaila didalam hati.
'Apa kamu akan mencintai aku suatu saat nanti sama seperti kamu yang sekarang mencintai Celine?'
'Raff, kalau kamu bersungguh-sungguh akan belajar mencintai aku, maka aku akan sangat bersyukur.. selain bisa memiliki kamu, aku juga bisa mendapatkan cinta dari kamu seutuhnya.' batinnya lagi.
'Kamu bahkan jauh lebih tampan dari dekat seperti ini Raff, bahkan aku gak mau melewatkan sedetikpun untuk memandang wajah kamu mulai dari sekarang Raff.'
Sampai Raffa menyadari jika Kaila sedari tadi terus memperhatikannya, berulang kali ia melirik ke Kaila dan tv bergantian, membuatnya menjadi tidak fokus karena terus-terusan diperhatikan seperti itu.
"Kenapa?" tanya Raffa.
Kaila tak bergeming, ia hanya tetap diam melihat Raffa tanpa menyadari jika Raffa merasa risih saat ditatap olehnya seperti itu.
"Kailaa...." panggilnya.
Kaila gelagapan, "I-iya Raff, kenapa?" tanya Kaila.
"Kenapa lo liatin gue terus?" tanya Raffa.
"Emm.. gak ada gue cuma bosen aja gak ada kerjaan." jawab Kaila, ia memalingkan wajahnya ke arah lain sambil memukul dahinya pelan.
"Duh Kaila.. lo bodoh banget, bisa-bisanya lo ketangkep basah lagi liatin dia."
"Gue tau kok kalo gue itu ganteng dan elo boleh aja sih liatin gue sepuasnya kan elo istri gue jadi gak ada masalah." ucap Raffa.
Kaila meringis, astaga bahkan Raffa sampai mmemberikannya kesempatan sebebas mungkin untuk memandangi wajahnya itu.
"Udah ah gue mau tidur ngantuk!" Kaila bangkit, ia berjalan masuk ke dalam kamar.
"Tunggu..! masa gue tidur disana sama Raffa kaya kemarin? gimana kalau gue khilaf trus pegang-pegang Raffa?" ucapnya pelan.
"Gak, gak boleh! walaupun gue istrinya tapi tetep aja dia masih mencintai Celine, gue gak berhak buat tidur bareng sama dia."
Kaila berjalan ke arah walk in closet mengambil satu selimut tebal dengan sebuah bantal, "Untung aja ada ini dan juga sofa dikamar jadi gue bisa tidur disini." ucapnya.
Kaila merebahkan dirinya diatas sofa, agak keras namun tidak apa-apa bagi Kaila, ini tidak seberapa dibandingkan harus tidur dengan suami yang belum bisa mencintai dirinya. Pernikahan ini hanya karena perjodohan karena itu Kaila tidak ingin berharap banyak dan ia harus mempersiapkan diri jika nantinya Raffa akan meninggalkannya dan bersama dengan Celine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Amelia Lia
semoga raffa bnr" bisa jatuh cintrong n sayang sm kaila 😍😍
2023-06-06
0
Queen
semangaatt🥰
2021-10-12
0