My Perfect Husband
Jangan lupa like dulu sebelum membaca dan tinggalkan jejak di kolom komentar yaa! Gratis kok😉
Selamat Membaca!!!🤗💜
...💜💜💜...
"La, liat tuh doi lu.." ucap Elisa teman akrab Kaila.
Kaila menatap ke arah yang ditunjuk oleh Elisa, dan benar Raffa tengah berdiri disana bersama pacarnya, Celine.
Sudah sejak lama Kaila menyukai Raffa, sejak mereka mengikuti orientasi siswa di SMA ini, saat Raffa membantunya ketika ia kesulitan berjalan ditengah kerumunan siswa lainnya.
Selama ini Kaila selalu berusaha untuk mendapatkan hati Raffa namun usahanya terus gagal, bukan perkara mudah untuk mendapatkan hati Raffa.
Bahkan Kaila saja harus berusaha mati-matian hanya demi mendapatkan nomor ponsel Raffa.
"Biarin aja Sa, gue gak mau berharap jauh lagi ke Raffa, percuma." Ucap Kaila.
Elisa menatap temannya itu dengan perasaan sedih, hampir 3 tahun Kaila menyimpan rasa untuk Raffa namun tak pernah sedikitpun Raffa melirik ke arahnya.
"Lo mau lupain dia La?" Tanya Elisa ragu.
Namun diluar dugaannya, Kaila malah menganggukkan kepalanya, "Gue mau lupain Raffa, percuma juga gue mencintai dia selama ini. Toh Raffa udah bahagia bareng pacarnya kan." Kata Kaila.
Elisa menepuk-nepuk bahu Kaila, "Gue bakal dukung elo La, asal lo terus bahagia okay?"
"Okay."
...💜💜💜...
Kaila masuk kedalam rumahnya dengan perasaan gembira, ia baru saja berhasil mendapatkan nilai seratus di ulangan harian fisika miliknya.
"Bundaaaa!!!!!!!" pekik Kaila kemudian berlari memeluk bundanya.
Devi ibunda Kaila terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba saja berlari dan memeluk dirinya seperti ini.
"Kenapa? kayanya seneng banget?" tanya Devi.
"Bunda tau gak? aku dapet seratus!!!!" ucap Kaila sambil menunjukkan selembar kertas bertuliskan angka seratus dengan tinta merah.
Devi melebarkan matanya, "HAH? SERIUSAN?" Ucapnya tak percaya.
Kaila mengangguk, setelah itu mereka berdua langsung berpelukan dan berteriak bahagia.
"Assalamualaikum.." ucap Bram ayah Kaila saat kembali dari kantornya.
"Waalaikumsalam.." jawab Kaila dan juga Devi bersama-sama.
Bram menghampiri anak dan juga istrinya, ia mengatakan kepada Kaila untuk berganti pakaian dan bersih-bersih karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan anaknya itu.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Kaila menganggukkan kepalanya dan naik ke kamarnya untuk mengganti seragam sekolahnya.
Saat Kaila turun ke bawah, kedua orang tuanya sudah menunggunya di ruang tamu. Devi tersenyum kepada anaknya itu saat melihat Kaila turun menghampiri mereka.
Kaila merasa ada sesuatu yang aneh saat melihat kedua orang tuanya tersenyum penuh arti kepada dirinya, bukan senyuman yang sering ia lihat selama ini.
Kaila duduk disamping bundanya, ia menatap bunda dan juga ayahnya bergantian, "Ayah ada apa? suasananya jadi awkward gini." tanyanya.
Bram mendekat, ia menatap anaknya dengan mimik wajah serius membuat Kaila bingung setengah mati.
"Begini Kaila, ayah sama bunda ingin menjodohkan kamu." Ucap Bram.
Kaila membulatkan matanya, "A-apa yah? Kaila gak salah denger kan yah?" Tanya Kaila terkejut.
Bram dan juga Devi menggelegkan kepalanya, "Tidak Kaila, kamu tidak salah dengar. Ayah memang akan menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat ayah."
Kaila menggelengkan kepalanya tak percaya, "Tapi yah, Kaila masih sekolah dan Kaila belum siap untuk menikah yah..." Rengeknya.
"Ayah dan sahabat ayah dulu sudah berjanji Kaila, jika kita memiliki anak perempuan dan laki-laki maka ayah dan sahabat ayah akan menjodohkan anak kita." Ucap Bram.
Kaila menggelengkan kepalanya, matanya mulai berkaca-kaca. "Tapi yah.... Kaila belum siap, Kaila masih mau sama ayah dan bunda.." ucapnya.
"Maafin ayah La, tapi ayah harus menjodohkan kalian berdua sekarang karena sahabat ayah meminta untuk menikahkan kalian berdua secepatnya."
"Terima saja ya nak, bunda yakin kamu bisa menjadi sosok istri yang baik untuk suami kamu nantinya." Kata Devi berusaha menenangkan anaknya.
Kaila menatap orang tuanya dengan air mata yang berlinang, cita-citanya, harapannya, impiannya dan segala keinginannya hancur dalam sekejap.
Namun Kaila sadar, membangkang kepada orang tua adalah dosa, dan ia tidak ingin durhaka kepada kedua orang tuanya walaupun permintaan ini sangat menyakitkan untuk dirinya sendiri.
"Apa dengan Kaila setuju, ayah dan juga bunda akan bahagia?" Tanya Kaila.
Devi tersenyum kepada anaknya, "Bunda akan bahagia jika anak bunda juga bahagia." Ucapnya.
Sedangkan Bram hanya bisa tersenyum saja tanpa mengatakan apapun, ia berharap Kaila akan mengerti dan mau menerima perjodohan ini.
Kaila termenung sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk dengan berat hati. "Kaila setuju untuk dijodohkan yah." Ucapnya.
Bram dan juga Devi lansung tersenyum lebar dan memeluk putrinya itu dengan erat berbeda dengan Kaila yang malah meneteskan air matanya kembali.
'Mungkin ini cara untuk membantuku melupakan Raffa.' batin Kaila.
Kaila berharap dengan ini ia bisa melupakan Raffa dan mulai mencintai pria lain yang akan menjadi calonnya yang mungkin juga akan membuka hati dan perasaannya untuk Kaila saja.
"Kalau kamu sudah setuju besok malam kita akan bertemu dengan mereka dan akan membicarakan tentang pernikahan kalian berdua." Ucap Bram.
Kaila hanya bisa menganggukkan kepalanya, secepat ini ia akan dinikahkan dengan pria yang ia belum tahu siapa nama dan wajahnya.
Namun Kaila yakin usia pria yang akan dijodohkan dengannya tidak akan terlalu jauh dengannya. Karena itu ia tidak begitu khawatir akan dijodohkan dengan pria dewasa yang usianya mungkin dua kali lipat dari dirinya.
"Yah, apakah orang yang akan dijodohkan dengan Kaila adalah orang baik?" Tanyanya.
Bram berpikir sejenak, ia sendiri tidak begitu mengenal calon menantunya itu secara pribadi, ia hanya mengenalnya melalui cerita dari sahabatnya.
"Dia orang baik, kamu tenang aja ya nak." Ucap Bram.
Kaila menganggukkan kepalanya, ia tak tau harus berbicara apa lagi sekarang.
...💜💜💜...
Raffa turun dari kamarnya setelah selesai mandi, ia menghampiri kedua orang tuanya yang tengah duduk di meja makan menunggu dirinya.
Saat Raffa datang, Riki papanya dan juga Anin mamanya saling menatap melempar kode. Namun Raffa tak memperhatikan itu, ia hanya fokus mengambil nasi dan juga lauknya dan makan dengan santai.
Sampai tiba-tiba Riki berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya sebelum ia mengatakan kepada anaknya.
"Raffa papa mau bicara sama kamu." Ucap Riki.
Raffa mengangguk, "Bicara apa pa?" Tanyanya.
Riki dan juga Anin saling menatap sebelum akhirnya Riki kembali berbicara kepada Raffa.
"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak dari teman papa." Ucap Riki.
Byuurrr....
Nasi yang dimakan oleh Raffa langsung berhamburan, Raffa tersedak dan langsung mencari air minum.
"Raffa..."
"Uhukk.. uhuk.... Ma-maksud papa?" Tanyanya.
"Papa akan menikahkan kamu secepatnya."
Raffa terpaku ditempat, diam tidak tahu harus berkata apa. "Menikah? Tapi kenapa pah? Raffa masih muda bahkan masih sekolah." Tanyanya tak habis pikir dengan jalan pikiran papanya.
Bagaimana bisa ia menikahkan anaknya yang masih sekolah dan belum bekerja ini? Raffa belum bisa menghasilkan uang dengan keringat dan jerih payahnya sendiri namun ia akan segera menikah itu artinya ia harus menghidupi istrinya nanti.
"Papa dan sahabat papa dulu pernah berjanji untuk menikahkan anak kita ketika mereka sudah beranjak dewasa. Dan papa rasa ini waktu yang tepat Raffa." Ucap Riki.
Raffa hanya diam, ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Namun ia juga tidak bisa menerima perjodohan ini dengan mudahnya.
"Tapi pah Raffa belum bekerja, darimana Raffa bakal menghidupi istri Raffa nantinya?" Tanyanya.
Riki tersenyum samar, "Kamu tenang aja, karena papa sudah menyiapkan sebuah cafe yang akan kamu kelola nantinya."
"Cafe?" Tanya Raffa.
"Iya sayang, mama sama papa membuka sebuah cafe untuk kamu sebelum kamu lulus kuliah. Nantinya jika kamu sudah lulus kuliah maka papa akan secara resmi menyerahkan perusahaan untukmu." Ucap mamanya.
Raffa tidak habis pikir, ternyata papa dan juga mamanya telah menyiapkan semuanya yang artinya Raffa hanya bisa menurut saja dengan kemauan mereka.
"Baiklah, lakukanlah pa, ma. Raffa akan mengikuti semuanya." Ucapnya.
"Baguslah kalau begitu, besok malam kita akan bertemu dengan keluarga calon istrimu. Jadi persiapkanlah dirimu." Ucap Riki dan diangguki oleh Raffa.
Raffa pamit naik ke kamarnya, ia ingin beristirahat saja. Raffa memikirkan Celine pacarnya, Celine sangat baik dan setia kepadanya. Entah apa yang harus Raffa katakan kepada Celine nantinya.
Raffa tidak ingin melukai perasaan pacarnya itu.
......Raffa Arsenio......
......Kaila Leteshia......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Nurhayati
seru banget nih
2024-01-04
0
Manoy Cagar
nyimak, kaya y seru nih thor 😘
2023-05-13
0
Yiping
keren banget 🥰🥰
2023-04-11
0