Pasangan Ali dan Riella hanya keluar kamar ketika makan malam yang di beli via gofood, tidak jauh berbeda dengan Brian dan Amira, tetapi Amira sudah mempersiapkan untuk makan malam mereka berdua, karena sebelum berangkat dari rumah pak Johan, Brian sudah memberitahukan kepulangannya.
" Bri, masa suburku sudah lewat "
Amira berkata pelan saat Brian mulai menanggalkan satu demi satu pengait kancing piyama yang Amira kenakan.
" Kita bukan hendak bercocok tanam Mi, jadi kita nikmati saja oke ! jangan memikirkan anak atau yang lainnya "
Amira hanya menganggukkan kepalanya.
Mereka sama sama sudah dewasa, tidak perlu Brian atau Amira malu malu, sedikit gugup pasti karena ini pengalaman pertama bagi keduanya.
Saling memberi dan menerima, malam yang panas bercampur dengan kerinduan yang mulai ada bergelayut di hati masing-masing, membuat malam yang Brian dan Amira lalui lebih membara dari yang keduanya bayangkan.
Ali dan Riella jangan ditanya, keduanya tentu lebih bersemangat lagi mengulangi kegiatan kegiatan panas yang mereka mulai di rumah perkebunan milik pak Johan.
Tidak ada lagi suara deritan ranjang yang menyayat hati, yang ada hanya suara suara aneh dan deru napas yang saling memburu.
Fifi malas menonton TV sendirian, akhirnya dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya.
" Jika ada Wisnu, pasti aku mempunyai teman untuk bercerita.
Huh.... Ternyata mereka berdua sudah jatuh lemah kedalam pelukan pria pria itu, kemarin saja bilangnya gak gampang buat melakukan itu pada mereka yang sudah menjadi teman kita lama ? Nyatanya apa ? Semuanya sama sama tidak keluar dari kamar "
Fifi menggerutu sendiri sembari menepuk nepuk bantalnya.
" Ini lagi Wisnu...Membalas pesan lama benar ? Apa sibuk sekali di sana ? Kalau sibuk kenapa Ali dan Brian bisa pulang ? Apa harus aku menyusul ke sana ? Aaaah.... Wisnu kan tidak ada menyuruh "
Fifi terus saja ngomel ngomel sampai capek sendiri dan akhirnya tertidur.
*******
Brian dan Ali sudah berangkat ke rumah cucunya pak Johan untuk mengkonsultasikan kamar yang sedang dalam pengerjaan dan desain yang di inginkan.
Amira sudah memutuskan untuk berhenti bekerja, seminggu ditinggalkan Brian, apa lagi melihat postingan Riella selama di perkebunan teh, membuat hati Amira menjerit ingin diajak ikut juga.
Sambil menyelam....Mencari ikan, seperti Wisnu.
" Kau tidak ikut mengajukan resign juga Fi ? "
Riella mendudukkan dirinya di sebelah Fifi yang sudah bersiap siap berangkat, menunggu Amira yang masih berada di dalam kamar.
" Aku masih bingung, nanti mau ngapain ? Seperti dirimu ? Ikut kemana mana jika Ali pergi ? "
" Kalau diajak ? Apa salahnya, sekalian bisa jadi selimut tidur untuk mereka "
Riella terkikik sendiri.
Fifi mencibir.
" Fi, jujur.... Pria pria yang salah satunya suami kita masing masing itu tampan dan gagah, mereka juga bukan pengangguran yang tidak akan dilirik oleh kaum hawa.
Kita jangan bicarakan soal cinta, mereka suami kita dan kita dinikahi juga secara sah dengan pesta meriah, harus selalu kita jaga dan kita tempelin terus Fi, atau kau mau Wisnu di dekati dengan wanita yang lebih muda dari dirimu, lebih menggoda "
Fifi diam.
Riella tahu omongannya mulai termakan oleh Fifi.
" Kita jerat suami kita dengan perut yang kenyang oleh masakan yang kita masak sendiri, dan yang utama....Urusan yang dibawah perut, kalau sudah kenyang di rumah....Sekelas artis papan atas sekalipun insya Alloh tidak akan mampu menggodanya "
Beuh.... Riella semakin pintar saja.
" Yakin sekali dengan analisis mu "
" Iya dong, suami suami kita hanya pria biasa dan khusus Ali, dia bukan penderita hiper, mau berapa kali dia mampu dalam sehari ? Jadi melihat wanita cantik di luaran sana mah dia ogah karena aku sudah melayani kebutuhan biologisnya dirumah "
" Bukan aku mau mengumbar urusan ranjang pribadiku Fi, aku hanya memberi gambaran pada dirimu.
Berhentilah bekerja ! Gaji yang kita dapatkan juga tidak banyak, susul'lah Wisnu di sana, dia juga membutuhkan dirimu sebagai istrinya.
Mungkin ketika kita belum menikah, gaji dan pekerjaan kita selama ini, itu sangat berharga bagi kita tapi tidak sekarang "
Riella bangkit dari duduknya dan berjalan ke dapur, mulai membuka kulkas hendak memasak apa hari ini.
" Katakan padaku, apa yang Wisnu lakukan disana ! "
Fifi sudah berdiri di belakang Riella yang sedang berjongkok di depan kulkas, membuat Riella terjengkit kaget.
" Kau mengejutkan aku "
Riella berdecih
" Tidak ada apa apa, aku hanya memberi gambaran, aku sudah resign dan aku bahagia, begitu juga Amira yang akan mengajukan pengunduran diri, hanya itu "
Riella berusaha tidak melihat wajah Fifi.
" Kau bohong, caramu mempengaruhi aku tidak biasa, jika Wisnu macam macam disana, aku tidak akan tinggal diam, lebih baik kami berpisah, toh dia belum...."
Fifi menutup mulutnya karena kelepasan berbicara.
Riella tersenyum, tanpa di beritahukan Riella juga tahu melihat gelagat Wisnu yang gampang goyang, pasti belum ada sesuatu yang membuat keduanya saling terikat secara batin.
" Pasti kalian belum melakukannya, maka dari itu, saran ku.... Ketika Ali dan Brian kembali ke perkebunan, ikutlah pada mereka !
Anggap saja bulan madu, hawanya sejuk Fi, membuat kita kepengen nempel terus "
Riella terkekeh
" Katakan padaku Rie, apa yang kau sembunyikan ? Kita masih sahabat bukan ? "
Fifi mencengkeram kedua bahu Riella dan mengguncangnya.
" Tidak ada Fi, Wisnu hanya terlihat suntuk disana, aku cuma berpikiran jika dia membutuhkan dirimu "
" Kau bohong ! Awas saja jika Wisnu berani macam macam, aku akan memotong itu kebanggaannya "
Setelah mengucapkan itu dengan geram, Fifi melepaskan cengkraman tangannya.
Ia berjalan dengan marah menuju pintu keluar, Amira sudah menunggunya sembari memakai sepatu.
Riella tergidik ngeri membayangkan kemarahan Fifi barusan.
Huh.... Susahnya menyembunyikan kebenaran, jika Fifi akan memutilasi burung kakak tua Wisnu, aku akan memegangi kakinya biar Wisnu tidak bergerak.
Riella terkekeh sendiri dengan pikiran terkutuknya.
" Wajah mu kenapa seperti itu ? "
Tanya Amira melihat wajah Fifi yang masih menyimpan marah dan menghentak hentakkan kakinya ketika menuruni anak tangga.
" Aku kesal dengan Wisnu dan Riella, terutama pada Riella "
Ujar Fifi berterus terang
" Memang ada apa dengan mereka ? "
" Riella sedang menyembunyikan sesuatu, dia......."
Napas Fifi ngos-ngosan karena menceritakan dengan cepat di barengi dengan emosi
" Bagaimana menurut mu ? Atau kau bertanya pada Brian ada apa ? Aish....Itu semakin tidak mungkin, jangankan Brian kembarannya, Riella saja tutup mulut "
Fifi masih terlihat kesal
Karena mereka didalam angkot, Amira belum berani menanggapi, kan tidak etis menceritakan suami di kendaraan umum, didengar oleh penumpang lain
" Anggaplah praduga mu benar, ya mungkin cara Riella memberitahukan dirimu secara tersirat Fi, ayo kita sama sama resign ! Kebutuhan hidup kita biar para suami yang bertanggung jawab, eh salah....Alloh yang menjamin lewat suami kita "
Amira menutup mulutnya malu, keduanya sudah berada di depan pintu Mal.
" Kau dan Riella sekarang semakin pintar ngomong ya ? " Fifi mencebikkan bibirnya.
" Belajar dari suami Fi, mereka juga kan tidak bodoh Fi "
" Iya iya....Terserah kalian saja "
" Jadi ...Kau ikut mengajukan permohonan pengunduran diri ? "
Amira bertanya dengan gembira.
" Hemm "
Sahut Fifi hanya menggeram.
*******
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Yeezz mantap Riella,,tuh panasin Fifi jujur aja ngomong kalo lakinya lg pdkt ama anak pak Budi,liat reaksi fifi gimana.Spa madih mau mempertahankan ego nya..
2023-03-24
0
Qaisaa Nazarudin
Amira juga penurut,tau posisinya sekarang seperti apa..👍🏻👍🏻
2023-03-24
0
L4
Makin dewasa aje Riella 😍😍😍
2022-03-01
0