6. Siasat Ali

Selama masih dalam masa pandemi begini, counter kosmetik berbagai merek banyak yang sepi, ada sebahagian justru menutup beberapa cabang outletnya.

Kebanyakan masyarakat lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan pokok, terutama perut dari pada yang lainnya, termasuk kosmetik.

Tidak terkecuali dengan tempat Fifi, Riella dan Amira berkerja selama ini, sepi dan Ketiganya terancam di rumahkan tanpa gaji, berharap masih di pekerjakan kembali setelah keadaan kembali normal ? Mimpi.

Usia mereka sudah terlalu dewasa, masih banyak yang muda, segar dan kenyes kenyes.

Seperti siang ini ketiganya lebih banyak mengobrol.

" Fi, setelah menikah kalian tinggal dimana ? "

Riella bertanya sembari memainkan kukunya.

" Wisnu sudah memberitahukan dimana akan tinggal dan bukan hanya kami tetapi kita "

Fifi menatap kedua temannya.

" Hah ? Apa maksudmu kita ? "

Riella bertanya tidak mengerti.

" Kata Wisnu seperti ini, bla bla bla "

Fifi mengangguk anggukkan kepalanya setelah menceritakan semuanya.

" Memangnya Ali tidak memberitahukan padamu ? "

Amira menatap ke arah Riella yang terlihat kesal.

Riella menggelengkan kepalanya.

" Dia justru bertanya aku ingin punya anak berapa ? Gila kan ? Pengen ku getok kepalanya pakai sepatu "

Fifi dan Amira terkikik geli.

" Lalu kau jawab apa ? "

Fifi masih belum menghentikan tawanya.

" Aku blok nomernya, menyebalkan "

Riella berdecak jengkel.

" Duh yang ngambek menjelang pernikahan, serasa pacar beneran "

Goda Fifi.

Riella memberengut.

" Brian sudah memberitahumu kan ? "

Fifi gantian bertanya pada Amira.

" Iya, aku tidak punya pilihan lain untuk menolak, yang menjadi masalah, apakah aku bisa seranjang dengannya ? Oh Tuhan..." Amira memukul mukul dahinya.

" Membayangkannya saja...Ish "

Amira menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Tapi memang harus seperti itu kan, ajakan mereka dari awal kita sudah tahu bahwa mereka tidak main main, cepat atau lambat itu akan terjadi "

Fifi mengangkat kedua bahunya.

" Iya, kita juga sadar, tetapi kita juga butuh waktu penyesuaian.

Bukan seperti pasangan pengantin pada umumnya yang saling sayang dan jatuh cinta, mereka teman kita "

Amira terlihat bingung.

" Memang kau sudah siap jika Wisnu langsung..." Riella melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang mencuri dengar.

" Ngobrol saja seperti biasa, waktunya ngantuk ya tidur, kalau kepengen...Apa boleh buat, tidak ada juga yang melarang "

Fifi senyum senyum menjawab.

" Kau sama mesumnya dengan Ali, kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Ali "

Riella mendengkus.

Fifi tertawa kecil.

" Mereka bertiga sama saja, apa kau lupa ketika kita nongkrong di cafe ujung jalan dekat jembatan gantung ? "

Amira dan Riella mencoba mengingat ingat.

" Mereka mengomentari dua orang pengunjung wanita dan menjuluki keduanya Kutilang Dara "

" Ya ya ya, aku ingat, Wisnu berkata ' tidak ada untuk bergantung " Sahut Amira.

" Terus Brian juga mengatakan ' Bukan empuk tapi keras ' "

Riella menambahkan.

" Dan kita cuma tertawa tawa saja dengan ucapan fulgar mereka " Amira berkata tanpa semangat.

" Makanya kita lihat saja nanti setelah menikah, jangan membayangkannya dari sekarang " Fifi menenangkan.

****

Seminggu kemudian.

Hari pernikahan datang juga.

Ketiganya melangsungkan akad nikah tepat jam sembilan pagi di kantor Urusan Agama, secara bergiliran dan lancar jaya.

Jam sebelasnya langsung diadakan resepsi pernikahan disalah satu Wedding Hall yang tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan tempat mereka tinggal.

Bagaimana acaranya ? Jangan ditanya ! Heboh dan meriah, karena yang menikah dan resepsi ada tiga pasang pengantin, namanya juga pernikahan masal, artis mah lewat....

Maksudnya lewat jalan lain .

Ramai ? Tentu saja ramai, semua tetangga yang diundang tidak ada yang absen.

Dari undangan yang disebar, hanya sepuluh persen yang berhalangan karena ada alasan tertentu, itu juga karena jauh.

" Gila kalian ya ? Bisa bisanya menikahi teman sendiri ? Bakalan seru nich entar malam " Bisik Gatot salah satu tetangga sekaligus teman ketiga pengantin pria.

Brian dan Wisnu hanya tersenyum tipis, berbeda dengan Ali yang terus melihat ke arah Riella yang sedang duduk dengan kedua pengantin wanita bersama teman teman di tempat kerja mereka.

Baju Pengantin yang Riella gunakan sedikit membentuk bodynya, entah kesempitan atau memang Riella yang lumayan sexy, sehingga berkali-kali Ali menelan salivanya.

" Sudah Li, wajahmu kelihatan mupeng, malam masih ada beberapa jam lagi " Goda Gatot lagi yang sangat betah berlama-lama berdiri di dekat pengantin

Ali cengengesan.

Brian dan Wisnu yang juga mendengar ucapan Gatot ikut melihat ke wajah Ali lalu tergelak bersama sama.

" Li, jangan kau perlihatkan sekali wajah menyeramkanmu itu, ntar Riella tidak mau kau ajak pulang, baru kau menyesal "

Wisnu ikut ikutan mengejek.

" Jangan ngejek Ali, kalian berdua juga sama saja " Gatot menunjuk nunjuk wajah Brian dan Wisnu.

" Kau banyak bicara Tot, makan, letakkan amplop, cepat pulang ! " Usir Brian.

" Ya ya ya.... Terserah kalian saja, Semoga nanti malam kalian sukses "

Ucap Gatot meninggalkan ketiga pengantin pria menuju ke meja hidangan.

Pesta terus berlangsung hingga jam lima sore semua sudah berakhir.

Tinggal menentukan malam ini mau tidur dimana.

Apakah bermalam di rumah orang tua pengantin wanita atau ke rumah orang tua pengantin pria, bisa juga langsung dibawa ke kantor plus tempat tinggal mereka.

" Kita malam ini mau tidur dimana "

Ali berbisik ketika Riella mulai menanggalkan aksesoris yang menempel di kepalanya, Ali membantunya.

" Tidur di rumah masing-masing lah "

Riella masih sebel dengan pertanyaan Ali tentang anak.

" Mana boleh seperti itu, kau kira orang tua kita bakal setuju "

Ali mengambil tempat duduk di hadapan Riella, semua pernak pernik sudah di lepaskan dan diserahkan kembali kepada pihak perias pengantin.

Kecuali pakaian itu adalah milik pribadi.

" Kau masih marah omonganku tentang anak ? Aku kan bercanda Rie ? Kita kan teman ? "

Gaya bang Ali membujuk istri barunya, beuh....

" Kamu takut aku macem macem ? Enggak lah...."

" Beneran ? "

" Enggak nolak Rie "

" Ali " Riella sudah melotot.

" Maksud aku tidak buru buru, nanti kita bicarakan lagi, aku tahu kita tidak akan nyaman Jika berada di rumah orang tua mu atau dirumah orang tua ku, bagaimana kalau kita langsung ketempat tinggal kita ? "

Riella berpikir, apa yang dikatakan All ada benarnya, apa lagi ibu ibu mereka, Masya Allah....

" Li, apa tidak sebaiknya kita tinggal di luar jangan di tempat kalian ? Kami akan merasa canggung bertemu dengan orang orang kantor "

" Tenang saja ! untuk ke lantai dua ada jalan tersendiri yang langsung menuju luar.

Jadi kita langsung ketempat tinggal kita nih ? "

Ali berharap Riella setuju.

" Oke "

Yes, teriak Ali dalam hati.

Mereka kembali kerumah untuk mengambil beberapa step pakaian ganti, Ali langsung boyongan membawa Riella ke tempat tinggal yang sudah mereka persiapkan.

Ali lupa memberi tahukan Brian dan Wisnu jika ia membawa Riella ke tempat kediaman mereka sesuai rencana

Dan hanya berdua Ali dan Riella saat ini ada di depan pintu lantai dua tempat mereka tinggal.

Riella dan Ali mendadak merasa canggung.

*******

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Riella agak sedikit cuek dan galak ya tp dikit sih
makanya Ali terus mepet" Riella terus,😊

2023-02-04

0

L4

L4

Brian ngarep amplop 😅😅😅

2022-02-24

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

heeemmmmmm apa mungkin ya ali bisa bujuk reilla

2021-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengenalan tokoh
2 2. TTM
3 3. Memperkenalkan
4 4. Kenapa tidak besok pagi saja.
5 5. Kau memang sedang jatuh cinta
6 6. Siasat Ali
7 7. Kau saja yang menghapalkannya
8 8. Cuci rambut yang sia sia
9 9. Permintaan Ali
10 10. Ada masanya
11 11. Baju perjuangan emak emak
12 12. Masih menunggu
13 13. Terbang dan tidak akan kembali.
14 14. Tips dari ibu mertua
15 15 Adonan yang Bantat
16 16. Ranjang yang berderit
17 17. Sudah jatuh tempo
18 18. Awas kalau dia macam macam
19 19. Kau jewer saja telinganya
20 20. Beri aku sedikit waktu
21 21. Lupa gerakan
22 22. Kalau mau hilang, dibuat kembali
23 23. Tongkat ajaib pemberian mertua.
24 24. Obat kuda lumping
25 25. Efek masih obat kuda lumping
26 26. Gara gara mie goreng
27 27. Pesan Zahra
28 28. Kejutan yang tidak jadi
29 29. Fifi yang masih ngambek
30 30. Sehari tiga kali
31 31. Ternyata kau tokcer juga
32 32. Kurang dua ons
33 33. Pulangkan ke rumah Ibu
34 34. Daun pucuk ubi tumbuk.
35 35. Permintaan Ali
36 36. Yang gak kuat itu....
37 37. Menjinakkan singa
38 38. Nyamuk nyamuk yang kesiangan
39 39. Lima puluh tahun lagi
40 40. Rayuan-mu tidak membuat aku kenyang
41 41. Istirahat total.
42 42. Bertemu teman
43 43. Ganti target
44 44. Kau juga pengkhianat
45 45. I'm Back
46 46. Ke kebun binatang.
47 47.Kau sudah tua, tapi lucu
48 48. Bertemu Ginta
49 49. Telur dadar
50 50. Masih gara gara telur.
51 51. Bukan menilai hasilnya
52 52. Memasak sendiri
53 53. Wisnu yang penasaran
54 54. Keributan di dapur.
55 55. Skenario Alloh
56 56. Kegiatan rutin di dalam kegelapan
57 57. Modus
58 58. Bantu dengan do'a
59 59. Kelahiran
60 60. Tentu saja boleh
61 61. Pemilik sebenanya
62 62. Kuatir
63 63. Masih cemas
64 64. Soal rasa jangan kuatir
65 65. Aku juga
66 66. Ketika Wisnu tersinggung
67 67. Mendadak kangen.
68 68. Kado yang ketinggalan
69 69. Lebih baik nurut
70 70. Akrab dari dalam kandungan
71 71. Tapi itu lucu ( Tamat )
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Pengenalan tokoh
2
2. TTM
3
3. Memperkenalkan
4
4. Kenapa tidak besok pagi saja.
5
5. Kau memang sedang jatuh cinta
6
6. Siasat Ali
7
7. Kau saja yang menghapalkannya
8
8. Cuci rambut yang sia sia
9
9. Permintaan Ali
10
10. Ada masanya
11
11. Baju perjuangan emak emak
12
12. Masih menunggu
13
13. Terbang dan tidak akan kembali.
14
14. Tips dari ibu mertua
15
15 Adonan yang Bantat
16
16. Ranjang yang berderit
17
17. Sudah jatuh tempo
18
18. Awas kalau dia macam macam
19
19. Kau jewer saja telinganya
20
20. Beri aku sedikit waktu
21
21. Lupa gerakan
22
22. Kalau mau hilang, dibuat kembali
23
23. Tongkat ajaib pemberian mertua.
24
24. Obat kuda lumping
25
25. Efek masih obat kuda lumping
26
26. Gara gara mie goreng
27
27. Pesan Zahra
28
28. Kejutan yang tidak jadi
29
29. Fifi yang masih ngambek
30
30. Sehari tiga kali
31
31. Ternyata kau tokcer juga
32
32. Kurang dua ons
33
33. Pulangkan ke rumah Ibu
34
34. Daun pucuk ubi tumbuk.
35
35. Permintaan Ali
36
36. Yang gak kuat itu....
37
37. Menjinakkan singa
38
38. Nyamuk nyamuk yang kesiangan
39
39. Lima puluh tahun lagi
40
40. Rayuan-mu tidak membuat aku kenyang
41
41. Istirahat total.
42
42. Bertemu teman
43
43. Ganti target
44
44. Kau juga pengkhianat
45
45. I'm Back
46
46. Ke kebun binatang.
47
47.Kau sudah tua, tapi lucu
48
48. Bertemu Ginta
49
49. Telur dadar
50
50. Masih gara gara telur.
51
51. Bukan menilai hasilnya
52
52. Memasak sendiri
53
53. Wisnu yang penasaran
54
54. Keributan di dapur.
55
55. Skenario Alloh
56
56. Kegiatan rutin di dalam kegelapan
57
57. Modus
58
58. Bantu dengan do'a
59
59. Kelahiran
60
60. Tentu saja boleh
61
61. Pemilik sebenanya
62
62. Kuatir
63
63. Masih cemas
64
64. Soal rasa jangan kuatir
65
65. Aku juga
66
66. Ketika Wisnu tersinggung
67
67. Mendadak kangen.
68
68. Kado yang ketinggalan
69
69. Lebih baik nurut
70
70. Akrab dari dalam kandungan
71
71. Tapi itu lucu ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!