Selama masih dalam masa pandemi begini, counter kosmetik berbagai merek banyak yang sepi, ada sebahagian justru menutup beberapa cabang outletnya.
Kebanyakan masyarakat lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan pokok, terutama perut dari pada yang lainnya, termasuk kosmetik.
Tidak terkecuali dengan tempat Fifi, Riella dan Amira berkerja selama ini, sepi dan Ketiganya terancam di rumahkan tanpa gaji, berharap masih di pekerjakan kembali setelah keadaan kembali normal ? Mimpi.
Usia mereka sudah terlalu dewasa, masih banyak yang muda, segar dan kenyes kenyes.
Seperti siang ini ketiganya lebih banyak mengobrol.
" Fi, setelah menikah kalian tinggal dimana ? "
Riella bertanya sembari memainkan kukunya.
" Wisnu sudah memberitahukan dimana akan tinggal dan bukan hanya kami tetapi kita "
Fifi menatap kedua temannya.
" Hah ? Apa maksudmu kita ? "
Riella bertanya tidak mengerti.
" Kata Wisnu seperti ini, bla bla bla "
Fifi mengangguk anggukkan kepalanya setelah menceritakan semuanya.
" Memangnya Ali tidak memberitahukan padamu ? "
Amira menatap ke arah Riella yang terlihat kesal.
Riella menggelengkan kepalanya.
" Dia justru bertanya aku ingin punya anak berapa ? Gila kan ? Pengen ku getok kepalanya pakai sepatu "
Fifi dan Amira terkikik geli.
" Lalu kau jawab apa ? "
Fifi masih belum menghentikan tawanya.
" Aku blok nomernya, menyebalkan "
Riella berdecak jengkel.
" Duh yang ngambek menjelang pernikahan, serasa pacar beneran "
Goda Fifi.
Riella memberengut.
" Brian sudah memberitahumu kan ? "
Fifi gantian bertanya pada Amira.
" Iya, aku tidak punya pilihan lain untuk menolak, yang menjadi masalah, apakah aku bisa seranjang dengannya ? Oh Tuhan..." Amira memukul mukul dahinya.
" Membayangkannya saja...Ish "
Amira menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Tapi memang harus seperti itu kan, ajakan mereka dari awal kita sudah tahu bahwa mereka tidak main main, cepat atau lambat itu akan terjadi "
Fifi mengangkat kedua bahunya.
" Iya, kita juga sadar, tetapi kita juga butuh waktu penyesuaian.
Bukan seperti pasangan pengantin pada umumnya yang saling sayang dan jatuh cinta, mereka teman kita "
Amira terlihat bingung.
" Memang kau sudah siap jika Wisnu langsung..." Riella melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang mencuri dengar.
" Ngobrol saja seperti biasa, waktunya ngantuk ya tidur, kalau kepengen...Apa boleh buat, tidak ada juga yang melarang "
Fifi senyum senyum menjawab.
" Kau sama mesumnya dengan Ali, kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Ali "
Riella mendengkus.
Fifi tertawa kecil.
" Mereka bertiga sama saja, apa kau lupa ketika kita nongkrong di cafe ujung jalan dekat jembatan gantung ? "
Amira dan Riella mencoba mengingat ingat.
" Mereka mengomentari dua orang pengunjung wanita dan menjuluki keduanya Kutilang Dara "
" Ya ya ya, aku ingat, Wisnu berkata ' tidak ada untuk bergantung " Sahut Amira.
" Terus Brian juga mengatakan ' Bukan empuk tapi keras ' "
Riella menambahkan.
" Dan kita cuma tertawa tawa saja dengan ucapan fulgar mereka " Amira berkata tanpa semangat.
" Makanya kita lihat saja nanti setelah menikah, jangan membayangkannya dari sekarang " Fifi menenangkan.
****
Seminggu kemudian.
Hari pernikahan datang juga.
Ketiganya melangsungkan akad nikah tepat jam sembilan pagi di kantor Urusan Agama, secara bergiliran dan lancar jaya.
Jam sebelasnya langsung diadakan resepsi pernikahan disalah satu Wedding Hall yang tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan tempat mereka tinggal.
Bagaimana acaranya ? Jangan ditanya ! Heboh dan meriah, karena yang menikah dan resepsi ada tiga pasang pengantin, namanya juga pernikahan masal, artis mah lewat....
Maksudnya lewat jalan lain .
Ramai ? Tentu saja ramai, semua tetangga yang diundang tidak ada yang absen.
Dari undangan yang disebar, hanya sepuluh persen yang berhalangan karena ada alasan tertentu, itu juga karena jauh.
" Gila kalian ya ? Bisa bisanya menikahi teman sendiri ? Bakalan seru nich entar malam " Bisik Gatot salah satu tetangga sekaligus teman ketiga pengantin pria.
Brian dan Wisnu hanya tersenyum tipis, berbeda dengan Ali yang terus melihat ke arah Riella yang sedang duduk dengan kedua pengantin wanita bersama teman teman di tempat kerja mereka.
Baju Pengantin yang Riella gunakan sedikit membentuk bodynya, entah kesempitan atau memang Riella yang lumayan sexy, sehingga berkali-kali Ali menelan salivanya.
" Sudah Li, wajahmu kelihatan mupeng, malam masih ada beberapa jam lagi " Goda Gatot lagi yang sangat betah berlama-lama berdiri di dekat pengantin
Ali cengengesan.
Brian dan Wisnu yang juga mendengar ucapan Gatot ikut melihat ke wajah Ali lalu tergelak bersama sama.
" Li, jangan kau perlihatkan sekali wajah menyeramkanmu itu, ntar Riella tidak mau kau ajak pulang, baru kau menyesal "
Wisnu ikut ikutan mengejek.
" Jangan ngejek Ali, kalian berdua juga sama saja " Gatot menunjuk nunjuk wajah Brian dan Wisnu.
" Kau banyak bicara Tot, makan, letakkan amplop, cepat pulang ! " Usir Brian.
" Ya ya ya.... Terserah kalian saja, Semoga nanti malam kalian sukses "
Ucap Gatot meninggalkan ketiga pengantin pria menuju ke meja hidangan.
Pesta terus berlangsung hingga jam lima sore semua sudah berakhir.
Tinggal menentukan malam ini mau tidur dimana.
Apakah bermalam di rumah orang tua pengantin wanita atau ke rumah orang tua pengantin pria, bisa juga langsung dibawa ke kantor plus tempat tinggal mereka.
" Kita malam ini mau tidur dimana "
Ali berbisik ketika Riella mulai menanggalkan aksesoris yang menempel di kepalanya, Ali membantunya.
" Tidur di rumah masing-masing lah "
Riella masih sebel dengan pertanyaan Ali tentang anak.
" Mana boleh seperti itu, kau kira orang tua kita bakal setuju "
Ali mengambil tempat duduk di hadapan Riella, semua pernak pernik sudah di lepaskan dan diserahkan kembali kepada pihak perias pengantin.
Kecuali pakaian itu adalah milik pribadi.
" Kau masih marah omonganku tentang anak ? Aku kan bercanda Rie ? Kita kan teman ? "
Gaya bang Ali membujuk istri barunya, beuh....
" Kamu takut aku macem macem ? Enggak lah...."
" Beneran ? "
" Enggak nolak Rie "
" Ali " Riella sudah melotot.
" Maksud aku tidak buru buru, nanti kita bicarakan lagi, aku tahu kita tidak akan nyaman Jika berada di rumah orang tua mu atau dirumah orang tua ku, bagaimana kalau kita langsung ketempat tinggal kita ? "
Riella berpikir, apa yang dikatakan All ada benarnya, apa lagi ibu ibu mereka, Masya Allah....
" Li, apa tidak sebaiknya kita tinggal di luar jangan di tempat kalian ? Kami akan merasa canggung bertemu dengan orang orang kantor "
" Tenang saja ! untuk ke lantai dua ada jalan tersendiri yang langsung menuju luar.
Jadi kita langsung ketempat tinggal kita nih ? "
Ali berharap Riella setuju.
" Oke "
Yes, teriak Ali dalam hati.
Mereka kembali kerumah untuk mengambil beberapa step pakaian ganti, Ali langsung boyongan membawa Riella ke tempat tinggal yang sudah mereka persiapkan.
Ali lupa memberi tahukan Brian dan Wisnu jika ia membawa Riella ke tempat kediaman mereka sesuai rencana
Dan hanya berdua Ali dan Riella saat ini ada di depan pintu lantai dua tempat mereka tinggal.
Riella dan Ali mendadak merasa canggung.
*******
🌼🌼🌼🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Edah J
Riella agak sedikit cuek dan galak ya tp dikit sih
makanya Ali terus mepet" Riella terus,😊
2023-02-04
0
L4
Brian ngarep amplop 😅😅😅
2022-02-24
0
Dwi setya Iriana
heeemmmmmm apa mungkin ya ali bisa bujuk reilla
2021-12-31
0