17. Sudah jatuh tempo

Seminggu sudah Brian, Wisnu dan pasangan Riella serta Ali berada di perkebunan milik pak Johan.

Tahap renovasi sesuai dengan desain yang pak Johan inginkan sedang berjalan.

Brian, Ali dan Riella harus kembali ke kota untuk mencari dan membawa segala perlengkapan sesuai yang sudah di sepakati dengan pak Johan sekalian konsultasi dengan cucu dan cucu menantu pak Johan, seperti apa desain yang diingatnya oleh mereka untuk kamar keduanya sekaligus kamar anak mereka

Wisnu, disela sela pengawasan pengerjaan proyek yang sedang berlangsung, dia meminta Zahra untuk menemaninya berkeliling perkebunan.

" Nu, kau jangan bermain api, usia pernikahan mu saja baru berbilang detik "

Brian mengingatkan kala Wisnu sudah membuat janji untuk kali yang kedua pada Zahra, kali ini bukan berkeliling di area kebun teh tetapi ke seluruh perkebunan.

" Aku tidak bermain api, hanya berjalan jalan "

" Kenapa harus Zahra ? "

" Dengan siapa lagi ? Dia warga disini, memangnya kau mau menamani aku ? "

" Aku mau menemani mu, ayo ! "

Brian sudah bangkit dari duduknya.

Wisnu berdecak.

" Aku bosan bersama mu terus, dia enak di ajak ngobrol, anaknya ceria "

Dari ujung jalan sudah terlihat Zahra datang menggunakan sepeda motor.

" Nu, kau jangan macam macam, aku rasa kau bahkan belum menyentuh Fifi kan ? "

Brian berucap pelan agar Ali dan Riella yang berada tidak jauh dari keduanya tidak mendengar.

" Sok tahu "

Sembur Wisnu sembari berjalan meninggalkan Brian menyambut Zahra yang sudah menghentikan motornya.

" Siap berangkat ? "

Zahra mengacuhkan dua jempolnya pada Wisnu.

Wisnu segera mengambil alih kemudi motor, Zahra duduk di belakang.

" Pegang pinggang mas Ra ! "

Zahra memukul pelan punggung Wisnu, apa lagi ketika Wisnu menyebut dirinya dengan ' mas ' , Zahra merasa lucu.

Tawa Wisnu berdengar berderai membuat Riella dan Ali melongok ke luar.

Motor yang Wisnu Kendari sudah keluar dari halaman rumah pak Johan.

Ali dan Brian saling menatap tetapi tidak mengucapkan apa apa karena ada Riella bersama mereka.

Malamnya ketika Riella sudah tidur.

Brian, Ali dan Wisnu berkumpul di ruang tamu milik pak Johan.

" Kau dan Ali, kembalilah ! Biar aku yang mengawasi disini " Brian menatap sedikit tajam ke arah kembarannya.

" Biar aku yang tinggal di sini bersama Riella, kalian berdua yang pulang, kalian berdua pasti merindukan istri istri kalian "

Sindir Ali kepada Wisnu.

" Kau dan Brian yang pulang, aku akan tinggal.

Suara derit ranjang setiap malam memekakkan telinga ku, kau bisa melanjutkannya dikamar kalian sendiri "

Wisnu balas mengejek Ali.

Brian menahan tawanya

Wajah Ali memerah tetapi cuma sesaat.

" Apakah kedengaran sampai kamar kalian ? " Tanya Ali bodoh

" Bukan hanya kamar kami, tetapi sampai kamar pak Johan "

Sarkas Brian.

" Li, kau, aku dan istrimu yang akan kembali, biar Wisnu yang tinggal untuk sementara tapi kau jangan macam macam Nu, kau sudah sangat terlambat untuk berbuat nakal.

Jangan sampai ibu mendengar kau bermain main dengan Zahra atau kau akan tahu akibatnya "

Kali kedua Brian mengingatkan Wisnu.

" Kau mau mengadu dengan ibu dan Fifi ? Kau seperti perempuan " Dengkus Wisnu tidak suka.

" Aku bukan mau mengadu tapi mengingatkan, kenapa harus sekarang kau mau bermain main ? Kemarin kemarin kemana saja ? " Geram Brian dengan menekankan suaranya.

" Sudah ! Hari sudah malam, tidak enak jika pak Johan dan istrinya mendengar, Wisnu sudah dewasa Bri, dia tahu mana yang pantas dan tidak "

Ali menengahi karena Brian sudah kelihatan emosi.

" Tapi Li, kau bisa lihat sendiri jika dia dan gadis itu ..."

" Jika dia berani bermain api, dia sendiri yang akan terbakar dan jika itu terjadi....Kau, Fifi dan gadis itu yang akan merasakan sakit. Kau pikirkan itu Nu !

Kembang api memang kelihatan lebih indah dari pada cahaya lilin, tapi keindahan itu hanya sekejap "

Ali berucap pelan lalu berjalan masuk ke dalam kamar, menyusul Riella yang sudah bergelut dalam dunia mimpinya.

*****

Selepas shalat subuh, Brian, Ali dan Riella kembali bertolak ke ibu kota meninggalkan Wisnu dan tiga staf yang mengawasi jalannya pekerjaan.

" Ingat apa yang aku katakan tadi malam, kita menikah kemarin bukan untuk main main, dan kita yang meminta mereka "

Brian berbisik mendekat ke arah telinga Wisnu sebelum masuk ke dalam mobil.

" Aku bukan anak kecil "

Sahut Wisnu tidak suka.

Andai tidak ada pak Johan dan istrinya yang menunggui mereka sembari duduk di teras rumah, Brian pasti sudah menendang tulang kering Wisnu agar otaknya kembali benar.

" Li, harusnya kita yang tinggal, biarkan Wisnu pulang dan bertemu Fifi "

Ada kecemasan dibalik suara Riella.

" Kami sudah mengusulkan tetapi Wisnu tidak mau "

" Li, aku merasa Wisnu ...."

" Kami tahu, jangan katakan apa pun pada Fifi, Wisnu tidak akan mungkin melangkah terlalu jauh, hanya sekedar euforia bertemu teman ngobrol yang asik "

Ali tidak mungkin menutupi kecemasan yang mereka rasakan karena Riella bukanlah gadis remaja yang bisa dibodohi.

" Kau yakin ? "

" He'eh, yakinkan saja Fifi suruh berhenti bekerja, Ketika kami kembali kesana, Fifi harus ikut agar kaki Wisnu terikat tidak bisa berjalan mengukur luasnya perkebunan "

Ali tertawa kecil agar Riella tidak terlalu serius memikirkan Wisnu yang mulai bertingkah menyebalkan.

Jam lima sore mobil yang Brian, Ali dan Riella tumpangi berhenti di depan kantor ABW Life.

Amira yang sudah mengetahui kepulangan mereka, menunggu di depan.

Tidak dengan Fifi karena tahu Wisnu tidak ikut pulang, Wisnu sudah memberitahukan Fifi jika dia harus tinggal sampai semua selesai.

Amira terus menatap Brian dengan mata sedikit merah, Brian tersenyum.

" Merindukan ku ? Hem "

Tanyanya merengkuh bahu Amira.

" Enggak, biasa saja "

Jawabnya mengelak.

" Benar ? Kalau begitu aku kembali saja menemani Wisnu "

Brian pura pura ngambek.

" Pergilah ! Jika kau sudah melupakan kesepakatan kita yang sudah jatuh tempo saat kau pergi "

Amira mencubit pinggang Brian, berjalan mendahului Brian naik ke lantai dua.

" Justru ingat itu, makanya aku pulang " Brian mengedipkan matanya genit setelah berhasil mensejajari langkah kaki Amira.

Wajah Amira memerah, Brian tergelak.

Ali dan Riella yang berjalan di belakang mereka saling menatap lalu ikut tertawa.

" Sebelum mandi sepertinya enak kalau..."

Ali cepat mendorong Riella masuk ke dalam kamar mereka yang sudah seminggu mereka tinggalkan

" Capek Li "

Riella sudah terbaring di atas ranjang karena Ali mendorongnya buru buru.

Melihat Brian dan Amira tadi berbisik bisik, membuat Ali panas sendiri.

" Sekalian capek dan sekalian mandi, Rie.

Setelah itu kita tinggal tidur "

Ujar Ali mulai menindih badan Riella.

Fifi yang sedang menonton TV di ruang keluarga, menatap ke lantai atas dengan pandangan sedikit sedih.

Ia terus mengganti channel saluran TV, merasa semua siaran tidak ada yang menarik minatnya.

*******

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Terpopuler

Comments

Siti Sofia

Siti Sofia

rasain

2025-01-25

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Makanya Fi salah mu juga sih yg selalu menolak hak suami mu,kamu hatus menguatkan mental dan hati mulai saat ini,jgn keras kepala dan ngenyel,Wisnu suruh brenti kerja gak mau,Eisnu itu pria normal,ingat itu,jgn nyesel kamu nanti..

2023-03-24

0

Dewi Sri Marlina

Dewi Sri Marlina

kasian Fifi, cuman karena kurang asyik si Wisnu dg bgtu mudahnya mencari yg lebih asyik az di luaran, parah emg,

2022-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengenalan tokoh
2 2. TTM
3 3. Memperkenalkan
4 4. Kenapa tidak besok pagi saja.
5 5. Kau memang sedang jatuh cinta
6 6. Siasat Ali
7 7. Kau saja yang menghapalkannya
8 8. Cuci rambut yang sia sia
9 9. Permintaan Ali
10 10. Ada masanya
11 11. Baju perjuangan emak emak
12 12. Masih menunggu
13 13. Terbang dan tidak akan kembali.
14 14. Tips dari ibu mertua
15 15 Adonan yang Bantat
16 16. Ranjang yang berderit
17 17. Sudah jatuh tempo
18 18. Awas kalau dia macam macam
19 19. Kau jewer saja telinganya
20 20. Beri aku sedikit waktu
21 21. Lupa gerakan
22 22. Kalau mau hilang, dibuat kembali
23 23. Tongkat ajaib pemberian mertua.
24 24. Obat kuda lumping
25 25. Efek masih obat kuda lumping
26 26. Gara gara mie goreng
27 27. Pesan Zahra
28 28. Kejutan yang tidak jadi
29 29. Fifi yang masih ngambek
30 30. Sehari tiga kali
31 31. Ternyata kau tokcer juga
32 32. Kurang dua ons
33 33. Pulangkan ke rumah Ibu
34 34. Daun pucuk ubi tumbuk.
35 35. Permintaan Ali
36 36. Yang gak kuat itu....
37 37. Menjinakkan singa
38 38. Nyamuk nyamuk yang kesiangan
39 39. Lima puluh tahun lagi
40 40. Rayuan-mu tidak membuat aku kenyang
41 41. Istirahat total.
42 42. Bertemu teman
43 43. Ganti target
44 44. Kau juga pengkhianat
45 45. I'm Back
46 46. Ke kebun binatang.
47 47.Kau sudah tua, tapi lucu
48 48. Bertemu Ginta
49 49. Telur dadar
50 50. Masih gara gara telur.
51 51. Bukan menilai hasilnya
52 52. Memasak sendiri
53 53. Wisnu yang penasaran
54 54. Keributan di dapur.
55 55. Skenario Alloh
56 56. Kegiatan rutin di dalam kegelapan
57 57. Modus
58 58. Bantu dengan do'a
59 59. Kelahiran
60 60. Tentu saja boleh
61 61. Pemilik sebenanya
62 62. Kuatir
63 63. Masih cemas
64 64. Soal rasa jangan kuatir
65 65. Aku juga
66 66. Ketika Wisnu tersinggung
67 67. Mendadak kangen.
68 68. Kado yang ketinggalan
69 69. Lebih baik nurut
70 70. Akrab dari dalam kandungan
71 71. Tapi itu lucu ( Tamat )
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Pengenalan tokoh
2
2. TTM
3
3. Memperkenalkan
4
4. Kenapa tidak besok pagi saja.
5
5. Kau memang sedang jatuh cinta
6
6. Siasat Ali
7
7. Kau saja yang menghapalkannya
8
8. Cuci rambut yang sia sia
9
9. Permintaan Ali
10
10. Ada masanya
11
11. Baju perjuangan emak emak
12
12. Masih menunggu
13
13. Terbang dan tidak akan kembali.
14
14. Tips dari ibu mertua
15
15 Adonan yang Bantat
16
16. Ranjang yang berderit
17
17. Sudah jatuh tempo
18
18. Awas kalau dia macam macam
19
19. Kau jewer saja telinganya
20
20. Beri aku sedikit waktu
21
21. Lupa gerakan
22
22. Kalau mau hilang, dibuat kembali
23
23. Tongkat ajaib pemberian mertua.
24
24. Obat kuda lumping
25
25. Efek masih obat kuda lumping
26
26. Gara gara mie goreng
27
27. Pesan Zahra
28
28. Kejutan yang tidak jadi
29
29. Fifi yang masih ngambek
30
30. Sehari tiga kali
31
31. Ternyata kau tokcer juga
32
32. Kurang dua ons
33
33. Pulangkan ke rumah Ibu
34
34. Daun pucuk ubi tumbuk.
35
35. Permintaan Ali
36
36. Yang gak kuat itu....
37
37. Menjinakkan singa
38
38. Nyamuk nyamuk yang kesiangan
39
39. Lima puluh tahun lagi
40
40. Rayuan-mu tidak membuat aku kenyang
41
41. Istirahat total.
42
42. Bertemu teman
43
43. Ganti target
44
44. Kau juga pengkhianat
45
45. I'm Back
46
46. Ke kebun binatang.
47
47.Kau sudah tua, tapi lucu
48
48. Bertemu Ginta
49
49. Telur dadar
50
50. Masih gara gara telur.
51
51. Bukan menilai hasilnya
52
52. Memasak sendiri
53
53. Wisnu yang penasaran
54
54. Keributan di dapur.
55
55. Skenario Alloh
56
56. Kegiatan rutin di dalam kegelapan
57
57. Modus
58
58. Bantu dengan do'a
59
59. Kelahiran
60
60. Tentu saja boleh
61
61. Pemilik sebenanya
62
62. Kuatir
63
63. Masih cemas
64
64. Soal rasa jangan kuatir
65
65. Aku juga
66
66. Ketika Wisnu tersinggung
67
67. Mendadak kangen.
68
68. Kado yang ketinggalan
69
69. Lebih baik nurut
70
70. Akrab dari dalam kandungan
71
71. Tapi itu lucu ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!