Chapter 19 : Pementasan Drama

Trisakti High School

Siluet seorang pengendara motor yang mengenakan pakaian putih abu-abu memasuki pintu gerbang sekolah yang hendak ingin ditutup oleh satpam, pengendara itu hampir menabrak satpam tersebut.

"Din ... Din ...!" suara pengendara itu membunyikan klakson.

"Edan ...!!!" teriak satpam dengan logat Jawa sembari melanjutkan kerjaannya menutup gerbang sekolah.

Pengendara itu terus masuk menelusuri halaman sekolah, ia menuju ke parkiran kendaraan sepeda motor terdekat, setibanya di parkiran, ia menurunkan standar motornya sembari menyangkutkan helm miliknya di atas kaca spion, dirinya pun meninggalkan motor itu langsung berjalan kaki menuju ke gedung kelas 11, tiba-tiba seorang remaja berbalut perban di wajahnya datang menghampiri orang itu.

"Kak, hari ini kita gak belajar."

"Oh ya, emang kenapa??"

"Hari ini ada pementasan panggung hiburan di Aula,"

"Oh, iya. Aku baru ingat."

"Yaudah, ayo kita kesana!" ajak remaja yang berbalut perban di wajahnya itu.

Yang berbincang barusan adalah Ardhias dan Eric, kini mereka berjalan kaki menuju Aula, seketika Eric bergumam.

"Hah ..., sia-sia saja aku menyiapkan buku tadi pagi, tiba di sekolah ternyata gak belajar!"

"Hahaha, aku juga sama Kak," sahut Ardhias

"Emangnya siapa yang kasih tau kamu ada pementasan di Aula?"

"Salah satu anggota WolfStreet," jawab Ardhias.

Mereka pun melanjutkan langkah kaki mereka ke Aula, setibanya di sana, tampak ruangan Aula sangat luas dipenuhi dengan kursi-kursi mewah yang sudah penuh oleh murid-murid yang duduk, di depannya terdapat panggung yang lebar, panggung itu setinggi kurang lebih satu Meter, sedangkan para guru duduk di kursi yang berjejer paling depan, sedikit lebih dekat dengan panggung yang hanya menyisakan jarak enam meter, beberapa murid yang lain terpaksa berdiri karena tidak kebagian kursi, begitu juga mereka berdua Eric dan Ardhias, mereka sudah tidak kebagian kursi hingga harus menonton acara sambil berdiri.

"Wah ..., bisa sengal nih kaki," ucap Ardhias

"Anggap aja lagi latihan kuda-kuda," sahut Eric

"Hahaha, kau betul juga, Kak." Jawab Ardhias tertawa lepas

Di atas panggung seorang host sedang berbicara layaknya seperti acara pementasan pada biasanya, pembawa acara itu menyambut girlband yang disebut Trio Beauty.

"Ya baiklah, sepertinya beberapa atraksi dan tarian barusan cukup membuat jantung kita deg-degan dan terpesona, penampilan selanjutnya akan dibawakan oleh girlband yang akan menyejukkan mata kita, mari kita sambut girlband Trio Beauty ...!!!" teriak pembawa acara itu sukses membuat para murid yang menonton bertepuk tangan.

Dari balik panggung, muncul tiga gadis cantik mengenakan pakaian rok mini, sedangkan pakaian atasan tubuh mereka cukup menarik untuk melakukan tampilan di atas panggung, mereka adalah Alena, Gea, dan Helvi.

"Halo semua ..., kami dari girlband Trio Beauty akan membawakan lagu yang dinyanyikan oleh grup Bessara, lagu ini berjudul (Malu Tapi Mau), kami akan menyanyikan lagu ini dengan melakukan dance, semoga teman-teman terhibur." Ucap seorang gadis di atas panggung kepada para penonton, dirinya yang cantik sangat memukau bagi keramaian para murid laki-laki, gadis itu adalah Alena ketua dari geng Trio Beauty.

Ardhias memandangi Alena terkesima dengan kecantikan Alena, tatapan matanya tak bisa lepas saat melihat Alena. Eric yang menyadari tatapan Ardhias kepada Alena hanya pura-pura tak peduli, Eric bergumam di dalam hati "Anak ini naksir seorang gadis!?"

Para penonton pun kembali bertepuk tangan yang meriah untuk Trio Beauty yang akan memulai penampilan mereka di atas panggung.

Musik pun dihidupkan, Trio Beauty mulai bernyanyi dengan memperagakan gerakan dance ala k-pop mereka

.........

...Go go go...

...🎶🎶🎶...

...Hei hei hei...

...🎶🎶🎶...

...Senyummu aku suka,...

...Gayamu aku suka...

...Tingkahmu aku suka,...

...Candamu aku suka......

...Dari ujung rambutmu sampai ujung kakimu...

...Semuanya aku suka...

...Wajahmu aku suka,...

...Rambutmu aku suka...

...Matamu aku suka,...

...Hidungmu suka........

...Dari ujung rambutmu sampai ujung kakimu...

...Semuanya aku suka......

...Kamu kamu kamu curi perhatianku...

...Ingin selalu dekat denganmu...

...Malu malu malu ku tapi mau...

...Kau telah merubah duniaku......

...You changed my world, you changed my world, You changed my world ......

...🎶🎶🎶...

...Wajahmu aku suka,...

...Rambutmu aku suka...

...Matamu aku suka,...

...Hidungmu suka.......

...Dari ujung rambutmu sampai ujung kakimu...

...Semuanya aku suka ......

...🎶🎶🎶...

...Hei hei hei...

...🎶🎶🎶...

...Kamu kamu kamu curi perhatianku...

...Ingin selalu dekat denganmu...

...Malu malu malu ku tapi mau...

...Kau telah merubah duniaku ......

...You changed my world, you changed my world, You changed my world ......

...🎶🎶🎶...

...Hei ...!!!...

...🎶🎶🎶...

.........

Gerakan Trio Beauty diakhiri dengan membentuk lambang hati di kedua tangan mereka masing-masing sembari membentuk senyuman manis terpatri di wajah Alena, Gea, dan Helvi.

Sehingga membuat hati para penonton laki-laki berdebar-debar dan klepek-klepek, begitu juga dengan Ardhias yang pandangannya tak terlepas sedikitpun dari Alena sedari tadi, sedangkan Eric hanya meraut wajah biasa-biasa saja.

Semua penonton bertepuk tangan atas penampilan Trio Beauty yang begitu memukau.

"Ya ... itu lah tadi penampilan dari Trio Beauty yang membuat hati kita berbunga-bunga, penampilan selanjutnya adalah penampilan Drama Rapunzel, kepada Narrator kami persilahkan untuk memulai!" pinta Pembawa Acara.

Sontak membuat Eric tertegun, ia teringat kalau Yuri menjadi pemeran utama perempuan di dalam drama ini.

"Wah ..., kayaknya dramanya menarik nih ...!!?" gumam Ardhias.

Guru Narrator dan tim drama Rapunzel memasuki panggung untuk memulai penampilan drama mereka ...

......__......

Pada suatu hari, berdirilah sebuah Kerajaan megah di Pegunungan yang tinggi, saat itu Ratu dari kerajaan tersebut sedang dalam masa hamil muda, ia mengidamkan sebuah bunga lampion bercahaya yang dapat dimakan.

Sang Raja yang sangat sayang kepada Istrinya sang Ratu pun ia berusaha mencari bunga lampion itu, sang Raja beserta pasukannya menemukan sebuah menara tinggi yang sangat jauh dari kerajaan tempat mereka bernaung, di atasnya bercahayakan bunga lampion yang diidamkan sang Ratu, sang Raja pun naik ke atas menara tersebut dengan dibantu oleh pasukannya, sehingga mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkan oleh sang Ratu.

Setibanya sang Raja beserta pasukan ke Istana, ternyata ada seorang penyihir yang mengikuti mereka diam-diam, penyihir itu merupakan pemilik menara yang tadinya sang Raja panjati, sang Penyihir itu diam-diam memasuki Istana kerajaan, ia mengintip ke dalam sebuah kamar dari jendela luar

Di dalamnya ada sang Ratu yang senang atas kedatangan suaminya yang membawa bunga lampion itu langsung Ratu memakan bunganya, tiba-tiba sang Ratu merasakan sakit di dalam perutnya hingga membuat Raja memanggil seorang perawat tabib wanita.

"Sepertinya sang Ratu akan segera melahirkan yang mulia!!" ucap perawat

"Segera lakukan apa yang harus dilakukan" titah sang Raja

Perawat tabib Wanita itu pun membantu sang Ratu untuk melakukan proses melahirkan, saat Bayinya keluar, bayi itu ternyata adalah Bayi perempuan yang sangat cantik, rambutnya berwarna pirang cerah dan panjang, sang Raja dan Ratu sangat bahagia atas kelahiran putrinya tersebut.

Namun kebahagiaan itu sirna saat mereka mengetahui bahwa perawat tabib wanita itu adalah penyihir.

"Kalian telah mencuri bunga milikku, maka aku akan mengambil anak kalian ...!!!"

Penyihir itu pun membawa kabur Bayi itu terbang jauh, sang Ratu dan Raja hanya bisa meratapi kesedihan atas kehilangannya putri mereka.

Bayi perempuan itu dibawa ke atas menara yang sangat tinggi tempatnya sangat jauh dari kerjaan, penyihir itu memberi nama bayinya Rapunzel, Rapunzel dibesarkan oleh sang penyihir dengan belaian kasih sayang, karena penyihir sangat sayang dengan rapunzel, penyihir tidak mengizinkan Rapunzel keluar dari menara itu hingga Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang dewasa

Rapunzel hanya mengisi hari-harinya dengan bernyanyi, hingga suatu ketika seorang pangeran yang menelusuri lebatnya kedalaman hutan mendengar suara nyanyian merdu yang membawanya ke sebuah menara yang sangat tinggi, ia memanjat menara itu dengan pedangnya, saat sang Pangeran tiba di atas, tampak seorang gadis cantik berambut pirang bercahaya yang sangat panjang rambutnya, di saat itu juga sang pangeran jatuh cinta kepada gadis rambut pirang tersebut, hingga setiap harinya, Pangeran datang mengunjungi Rapunzel.

Setiap kali pangeran datang, Rapunzel akan mengulurkan rambut panjangnya kepada sang pangeran untuk menaiki menara tinggi tersebut, hari demi hari selisih berganti, Rapunzel dan Pangeran semakin dekat hubungannya.

Sehingga pada suatu hari, sang Penyihir mengetahui keberadaan sang Pangeran, ia tak terima jika Pangeran akan menikahi putrinya Rapunzel.

Penyihir itu pun melemparkan tubuh sang Pangeran keluar dari menara, hingga membuat sang pangeran jatuh dari ketinggian tersebut, sontak membuat sang Pangeran mati.

Rapunzel yang melihat sang Pangeran mati langsung menangis, membuat sang penyihir yang melihat hal itu kasihan kepada putrinya, sang Penyihir tak tega melihat putrinya itu menangis, sang penyihir pun membiarkan Rapunzel menikah dengan sang Pangeran dengan syarat jangan pernah kembali lagi ke menara tinggi itu, sang Penyihir pun kembali menghidupkan pangeran dengan kekuatannya.

Rapunzel yang melihat pangeran tiba-tiba hidup langsung memeluk erat tubuh pangeran.

Sang pangeran pun akhirnya membawa rapunzel pergi ke kerajaannya dan menikahi Rapunzel, mereka berdua pun akhirnya hidup bahagia.

......__......

Para penonton yang melihat adegan romantis Bayu dan Yuri yang memerankan Pangeran dan Putri Rapunzel menjadi terbawa perasaan, sedangkan beberapa penonton perempuan menangis saat melihat betapa sedihnya Rapunzel tak ingin kehilangan pangeran di dalam hidupnya pada drama itu, mereka pun bersorak bertepuk tangan selepas drama itu sampai pada ending yang bahagia.

Eric yang menonton drama itu hanya menahan rasa cemburunya, ia sempat melihat Bayu dan Yuri berpelukan di atas panggung, tiba-tiba Ardhias memukul-mukul dada Kakaknya itu.

"Wah, wah, wah ... kau cemburu ya ...!!!" ucap Ardhias.

"Apaan sih!?" respon Eric.

Tiba-tiba Alena datang menghampiri Eric dan langsung menarik lengannya menuju ke sebuah tempat, Ardhias yang melihat mereka pergi bersama sontak kebingungan hingga membuat Ardhias diam-diam mengikuti mereka.

Yuri yang baru turun dari atas panggung juga sempat melihat Eric dibawa oleh Alena, diam-diam Yuri juga mengikutinya.

Tibalah Eric dan Alena di dalam kelas mereka XI-A, saat ini kelas mereka sedang sepi dan tidak ada satupun orang yang berada di sekitar kelas itu.

"Kenapa kamu membawaku kesini??" tanya Eric kebingungan

"Eric ..., aku mau jujur sama kamu kali ini!" jawab Alena

"Jujur ..." sambung Eric dengan penuh tanda tanya di dalam benaknya

"Iya ..., aku mau jujur kalau selama ini, aku suka banget sama kamu," ucap Alena mengungkapkan perasaan kepada Eric sembari kedua jari telunjuk Alena menekan-nekan satu sama lain.

Eric hanya terdiam tak tau harus bagaimana, tiba-tiba Alena mencium bibir Eric sontak membuat Eric tertindih ke belakang, ciuman itu tak berlangsung lama.

Hal itu tidak terlepas dari pandangan Ardhias dan Yuri yang sedang mengintip dari depan pintu kelas.

Eric tersadar dengan kehadiran mereka berdua, hingga mendorong Alena termundur beberapa jengkal.

Yuri yang melihat Eric berciuman dengan Alena tak kuasa menahan amarah di dalam hatinya, ia langsung pergi berlari tak tentu arah, sedangkan Ardhias hanya terpaku pada posisi berdirinya.

Eric yang sadar akan hal itu langsung berbicara kepada Alena

"Maaf Alena, aku sudah menyukai seseorang ..." jawab Eric langsung mengejar Yuri.

Alena seketika patah hatinya, ternyata cintanya selama ini bertepuk sebelah tangan, ia langsung berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan Ardhias yang ada di depan pintu kelas itu, di mata Alena yang lentik keluar air mata mengucur deras membasahi pipinya, ia tak kuasa menahan tangis cintanya yang bertepuk sebelah tangan, Ardhias tak lagi diam di tempatnya, ia langsung pergi mengikuti ke arah Alena sedang berjalan.

Sedangkan di sisi lain Eric mencoba mencari Yuri, sudah banyak tempat yang Eric datangi, namun tak ada satupun tempat yang menunjukkan keberadaan Yuri, sehingga Eric memutuskan pergi ke taman sekolah, setibanya Eric di sana ia melihat Yuri sedang menangis duduk di atas bangku taman, Eric pun menghampirinya. Saat ini Yuri sedang menangis, air matanya mengucur deras membasahi pipinya.

"Hiks ... hiks ... hiks ...."

"Yuri ..." panggil Eric sontak membuat Yuri ingin beranjak dari tempat duduknya, namun gerakan tubuhnya tertahan saat tangan Yuri langsung dipegang oleh Eric.

"Kenapa kamu menangis ...?" tanya Eric lembut.

"Gak apa-apa ... hiks ..." jawab Yuri sambil mengusap air matanya yang tak henti menetes keluar.

"Yuri ..., aku mau jujur sama kamu ..." ucap Eric sambil memaki di dalam hati, "Apa yang aku lakukan ...?" gumamnya di dalam benak.

Yuri pun langsung berusaha menghentikan tangisnya meski masih terisak-isak.

"Mau jujur apa ...?" tanya Yuri dengan menatap Eric penuh tanda tanya, wajah Yuri yang putih cantik, terlihat pipinya merah merona dengan hidung yang merah pula, di matanya terus meneteskan air mata.

"Aku mau jujur ..., kalau selama ini ...."

"Selama ini ..." sambung Yuri

"Selama ini aku ... suka ... sama kamu," ucap Eric terbata-bata sukses meluluhkan hati Yuri.

"Benarkah ...??" tanya Yuri memastikan

"B-benar," jawab Eric gugup, jantungnya berdegup kencang.

Seketika Yuri langsung mencium bibir Eric, bibir Eric yang merah dan bibir Yuri yang pink kini saling menyentuh satu sama lain, kecupan itu berlangsung lama, mereka melakukan itu karena ingin mengungkapkan perasaan mereka masing-maing, kini Eric semakin terbawa suasana, mereka terus mengadu sentuhan bibir mereka, tanpa mereka sadari banyak murid-murid di sekitar mereka yang sedang memperhatikan cumbuan Eric dan Yuri berdua, namun meskipun Eric dan Yuri sudah tersadar, mereka berdua tetap saja melanjutkan kecupan bibir mereka, Eric terus menikmati sensasi yang ia rasakan bersama Yuri, perasaan cintanya mulai tumbuh subur di benak hatinya, begitu juga Yuri.

Sepertinya cinta Yuri kepada Eric sudah sangat dalam sehingga membuat dirinya menangis cemburu ketika melihat Alena yang mencium Eric beberapa menit yang lalu, namun kini Yuri sudah merasa tenang, Eric langsung mengungkapkan perasaan suka kepada diri Yuri saat ini, hal itu sudah cukup untuk mengobati rasa sedih Yuri.

Sedangkan di sisi lain, di dalam sebuah lorong gedung kelas 11, Alena terus menangis sembari melangkahkan kakinya tak tentu arah, Ardhias terus mengikutinya dari belakang, langkah Alena pun seketika terhenti, ia menyadari bahwa dirinya sedang diikuti oleh seorang lelaki, sontak ia membalikkan badan kepada orang yang mengikutinya.

"Berhenti ... mengikutiku! hiks ... hiks," pinta Alena yang sedang menangis menghadap lelaki remaja yang berbalut perban di wajahnya itu.

Alena pun hendak melanjutkan langkahnya, tiba-tiba langkahnya terhenti saat Ardhias memegang lengan kiri Alena dengan tangan kanannya, sontak Alena berbalik kembali berhadapan dengan Ardhias.

"Hiks ..., apa yang kau lakukan? hiks ...hiks ..." tanya Alena yang terisak-isak sulit untuk dihentikan.

Ardhias pun tertegun, ia merasa kasihan kepada Alena yang perasaan cintanya ditolak oleh Eric, tiba-tiba Ardhias membuka perban di wajahnya.

"...!?"

Alena terkejut melihat wajah Ardhias, wajah Ardhias kini berbeda dari wajahnya yang lama, wajahnya yang sekarang sangat tampan, pipi tirus dengan gaya rambut standarnya berwarna coklat kemerahan.

Alena langsung terkesima menatap wajah lelaki yang ada di depannya,

"K-kamu siapa ...??" tanya Alena seolah tak mengenal teman sekelasnya itu.

"Tolong jangan beri tahu siapa-siapa tentang wajahku! aku Ardhias," ujar Ardhias.

"Ini beneran k-kamu" tanya Alena yang keheranan sekaligus terpana melihat ketampanan Ardhias.

"Iya ini beneran aku, aku boleh jujur gak sama kamu??" tanya Ardhias pada Alena.

"M-mau jujur apa ...?"

"Sebenarnya ... aku ..."

"K-kenapa ...?" sambung Alena dengan penuh tanda tanya di benaknya.

"Aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku ...?" ucap Ardhias spontan sukses membuat hati Alena terkejut berbunga-bunga.

Sesaat tatapan mereka berdua hening, benih-benih cinta mulai muncul dari kedua hati makhluk indah lawan jenis itu,

"I-iya aku mau jadi pacar kamu ..." jawab Alena sembari kaget dengan perkataannya sendiri, ia langsung menutup mulutnya malu.

Ardhias langsung tersenyum kecil menatap wajah cantik Alena, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat senang serta kegirangan. Kini Ardhias langsung mendekap tubuh Alena, dengan tangan kirinya ia memindahkan tangan kanan Alena yang sedang menutup mulutnya, langsung Ardhias menyambar bibir Alena yang lembut

Cup ...!!!

Kecupan yang sangat lama membuat hati mereka menumbuhkan benih cinta di kedua hati mereka masing-masing sehingga membuat cinta Alena dan Ardhias menyatu satu sama lain.

Begitulah kisah cinta mereka, meski Alena patah hati setelah cintanya ditolak oleh Eric,

Ardhias hadir melengkapi kehidupan Alena untuk menyatukan kembali hatinya yang patah, dan lalu menyatukan hati mereka berdua menjadi satu.

Sedangkan Yuri yang sedih hatinya melihat lelaki yang dicintainya ternyata dicumbu oleh gadis lain, langsung cemburu Yuri mereda saat Eric mengungkapkan perasaan cintanya kepada Yuri.

Tidak ada yang tau pasti sebuah cinta itu datangnya dari mana, ada yang bilang dari mata turun ke hati, ada juga yang bilang cinta itu buta, tak memandang fisik atau apapun itu, namun yang pasti kita hanya dapat mengambil kesimpulan bahwa cinta adalah segalanya, cinta bisa datang dari mana saja, itulah cinta.

Eric dan Yuri yang kini sudah selesai mengungkapkan perasaan mereka masing-masing, mereka berdua pun memutuskan untuk berjalan-jalan keliling kota Axel menaiki kendaraan motor hitam milik Eric untuk bersantai setelah selesainya pementasan yang tadi berlangsung lama di sekolah.

Sedangkan Ardhias dan Alena yang baru saja jadian, mereka berencana untuk berkencan sebentar sebelum pulang ke rumah, mereka mencari sebuah cafe untuk mengobrol sembari mereka berdua melakukan pendekatan seperti layaknya sepasang kekasih.

_____________________________________________

Visual Karakter

Eric Pratama

Umur : 17 tahun

TTL : Moskow, 8 Februari 2004.

Bakat : Ahli Beladiri Silat, KickBoxing, dan Taekwondo.

Natsumi Yuri

Umur : 16 tahun

TTL : Tokyo, 9 September 2004

Bakat : Berakting dan Ahli Berpedang Samurai.

Ardhias Basweda

Umur : 16 tahun

TTL : Axel, 5 Juni 2004

Bakat : Ahli KickBoxing, dan Taekwondo.

Alena Syantika

Umur : 16 tahun

TTL : Axel, 23 Juli 2004

Bakat : Menari Dance K-pop dan Taekwondo.

Helvi Ningsih

Umur : 16 tahun

TTL : Axel, 9 Agustus 2004

Bakat : Menari Dance K-pop dan Silat.

Gea Syahputri

Umur : 16 tahun

TTL : Axel, 10 Oktober 2004

Bakat : Menari Dance K-pop dan Taekwondo.

Bayu Purbawingga

Umur : 18 tahun

TTL : Tokyo, 1 Januari 2003

Bakat : Berakting, PunchBoxing, dan Taijutsu.

Terpopuler

Comments

Sejahtera

Sejahtera

Semangat ^_^

2021-03-23

0

RatnaSari007

RatnaSari007

Mereka jadian disaat yang sama😊

2021-02-03

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : PROLOG
2 Chapter 2 : Trisakti High School
3 Chapter 3 : Eric Pratama
4 Chapter 4 : Natsumi Yuri
5 Chapter 5 : Selembar Surat
6 Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7 Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8 Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9 Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10 Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11 Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12 Chapter 12 : Eric Comeback To School
13 Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14 Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15 Chapter 15 : Empat Anak Katana
16 Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17 Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18 Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19 Chapter 19 : Pementasan Drama
20 Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21 Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22 Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23 Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24 Chapter 24 : Pulau Pantara
25 Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26 Chapter 26 : What The Hell?
27 Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28 Chapter 28 : Sinar Bulan
29 Chapter 29 : Sebuah Paket
30 Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31 Chapter 31 : Murid Baru Again
32 Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33 Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34 Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35 Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36 Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37 Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38 Chapter 38 : Desa KenRoshi
39 Chapter 39 : Kakek itu lagi
40 Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41 Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42 Chapter 42 : E-Ryu
43 Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44 Chapter 44 : Cerita Bayu
45 Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46 Chapter 46 : Bercampur Dendam
47 Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48 Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49 Chapter 49 : Why Always Dendam
50 Chapter 50 : Menebus kesalahan
51 Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52 Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53 Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54 Chapter 54 : Ready To War
55 Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56 Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57 Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58 Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59 Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60 Chapter 60 : EPILOG
61 Info (Mutant : Katana Holder)
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : PROLOG
2
Chapter 2 : Trisakti High School
3
Chapter 3 : Eric Pratama
4
Chapter 4 : Natsumi Yuri
5
Chapter 5 : Selembar Surat
6
Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7
Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8
Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9
Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10
Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11
Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12
Chapter 12 : Eric Comeback To School
13
Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14
Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15
Chapter 15 : Empat Anak Katana
16
Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17
Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18
Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19
Chapter 19 : Pementasan Drama
20
Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21
Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22
Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23
Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24
Chapter 24 : Pulau Pantara
25
Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26
Chapter 26 : What The Hell?
27
Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28
Chapter 28 : Sinar Bulan
29
Chapter 29 : Sebuah Paket
30
Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31
Chapter 31 : Murid Baru Again
32
Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33
Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34
Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35
Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36
Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37
Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38
Chapter 38 : Desa KenRoshi
39
Chapter 39 : Kakek itu lagi
40
Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41
Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42
Chapter 42 : E-Ryu
43
Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44
Chapter 44 : Cerita Bayu
45
Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46
Chapter 46 : Bercampur Dendam
47
Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48
Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49
Chapter 49 : Why Always Dendam
50
Chapter 50 : Menebus kesalahan
51
Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52
Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53
Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54
Chapter 54 : Ready To War
55
Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56
Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57
Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58
Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59
Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60
Chapter 60 : EPILOG
61
Info (Mutant : Katana Holder)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!