Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?

Suara alarm berbunyi sangat nyaring di pagi hari hingga memekakkan telinga Eric, sontak membuat Eric terbangun memicingkan matanya terbuka sipit, ia langsung mematikan alarm itu dengan segera beranjak bangun dari kasurnya.

"Hahh ...!! beratnya mataku ...!!" gumam Eric menahan kantuk sambil menguap.

Tiba-tiba Eric mencium wangi aroma masakan, membuat dirinya terbawa hanyut ke sumber aroma makanan itu, ia terus berjalan mencari sumber aroma, hingga dirinya menemukan Ibunya yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

"Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa sarapan juga," gumam Eric. Pasalnya selama Ibunya tidak ada di rumah, Eric sama sekali tidak sarapan, ia hanya langsung pergi ke sekolah dengan perut yang keroncongan.

"Eh ... Eric udah bangun. Mandi dulu sana!" suruh Ibunya.

Eric langsung mengernyitkan dahinya beranjak ke kamar mandi, setelah selesai mandi, ia langsung mengenakan baju sekolah, lalu menyiapkan segala persiapan buku ke dalam tasnya, kemudian Eric pun beranjak menuju ke arah meja makan sembari melihat Ibu yang sedang menunggu dirinya tersenyum.

Eric pun duduk di kursi meja makan berdoa, setelah itu ia langsung menyuapkan makanan ke mulutnya. Maria yang melihat anaknya sedang sarapan itu langsung bertanya-tanya kepada anak semata wayangnya.

"Gimana? kamu kangen sama Ibu?" tanya Maria pada anaknya

"Gimana gak kangen, Ibu terlalu lama di sana," jawab Eric sambil mengunyah makanan hingga membuat Ibunya terkekeh pelan.

"Sekolah kamu gimana? gak ada bolos kan?" tanya Maria, "Enggak kok, Bu. Aku rajin hadir ke sekolah," jawab Eric dengan penuh makanan di mulutnya, "Alah ... Ibu tau ... kamu bohong, wali kelas kamu Bu Helena ada kirim pesan chat ke Ibu, katanya kamu sempat gak sekolah tiga hari."

Eric langsung tersedak, "Uhuk..uhuk..!!" sembari Eric mengambil segelas air putih meminumnya.

"Kan ..., kamu ketahuan bohongnya, tapi gak apa-apa, Ibu gak akan marah dan gak akan bertanya kamu kemana aja."

"Yang bener Bu-" pertanyaan Eric terpotong

"Dengan satu syarat, kamu gak boleh nanya soal ruangan bawah tanah itu ke Ibu," ujar Maria.

"Kalau gitu aku bakal bilang diriku ke mana aja selama tiga hari asalkan Ibu kasih tau aku, apa yang terjadi semalaman," tantang Eric pada Ibunya Maria.

Maria langsung meraut wajahnya cemas, ia tak ingin memberitahu kepada anaknya dengan apa yang terjadi tadi malam, kini ia sedikit menyesal mengingatkan pada anaknya soal ruang bawah tanah itu.

"Gak jadi ah, Ibu gak mau kasih tau."

"Ayolah, Bu ... anakmu udah besar, kasih tau please ...!" ucap Eric memelas kepada Ibunya.

Kini Maria hanya mendenguskan nafasnya halus, "Yaudah, Ibu kasih tau, tapi kamu duluan yang kasih tau, kamu kemana selama tiga hari itu?"

"W-waktu ... itu ... aku kena masalah!"

"Kena masalah apa??"

"A-aku m-masuk ... penjara ...!!" jawab Eric terbata-bata karena takut pada Ibunya.

"APA ...!!!!" teriak Maria pada anaknya hingga Eric memeramkan matanya yang takut pada teriakan Ibunya.

Maria langsung bersungut-sungut marah dalam bahasa Rusia membuat Eric tak mengerti dengan ucapan Ibunya, hal ini memang sudah sering terjadi jika Eric membuat kesalahan yang membuat Ibunya sangat marah, repetan Ibunya sulit dihentikan hingga membuat telinga Eric serasa ingin meledak.

Kini Eric yang tengah menutup kedua telinganya dengan telapak tangan mencoba menghentikan kemarahan Ibunya.

"Ibu ... Ibu ...!! please ... jangan marah lagi, aku bisa jelasin!" ucap Eric sontak membuat Ibunya menghentikan repetan bahasa rusianya.

"Yaudah jelasin sekarang! kenapa kamu bisa masuk penjara?" tanya Maria dengan raut wajah yang marah.

Kini Eric merasa lega, jika Ibunya tak berhenti bisa-bisa dirinya terlambat pergi sekolah untuk hari ini.

"Jadi ceritanya, aku berkelahi sama anaknya om Nendra, namanya Ardhias."

"Nendra ...?? Nendra Basweda ...??" tanya Ibunya.

"Iya cuma saat ini, om itu kabarnya udah meninggal dua hari yang lalu,"

"Ya ampun, kenapa bisa gitu?"

"Aku juga kurang tau soal itu, intinya aku masuk penjara karena berkelahi sama anaknya,"

"Terus kamu gak kenapa-kenapa kan di sana?" tanya Ibunya khawatir meski terlambat.

"Gak papa kok Bu, om Nendra baik, dia kan adiknya ayah!" ucap Eric berhasil membuat Ibunya kaget, padahal Nendra membuatnya terpaksa bertarung melawan pembunuh bayaran yang bernama Da Bai, namun Eric ingin menyembunyikan hal itu pada Ibunya.

"Kamu tau dari mana kalau Nendra adiknya ayah kamu?"

"Dari om Oga."

"Oga ...?? Natsumi Oga ...??" lagi-lagi Ibunya bertanya

"Iya om Oga, dia juga salah satu adik angkat ayah selain om Nendra, jadi keluarga om Oga itu baru pindah dari Jepang ke kota Axel, mereka menetap di sini." Jelas Eric lagi-lagi membuat Ibunya kaget dalam hati.

Kini apa yang selama ini dikhawatirkan oleh Maria benar-benar terjadi, ia tak menyangka Eric bisa mengetahui hal itu sampai sejauh ini tentang masa lalu ayahnya, seketika Maria melamun memikirkan hal itu.

"Ibu, Ibu kenapa melamun?" sahut Eric menyadarkan Maria dari lamunannya.

"Eh ..." kaget Maria tersadar dari lamunan.

"Jadi gimana? aku udah kasih tau kan? sekarang Ibu yang kasih tau aku kenapa ruangan bawah tanah itu tiba-tiba muncul?" tanya Eric antusias.

Maria kali ini hanya pasrah dengan pertanyaan anaknya, baginya Eric sudah terlanjur jauh mengetahui tentang ayahnya, mau tidak mau Maria juga harus memberitahukan semua tentang apa yang dirahasiakan Maria selama ini kepada Eric.

Maria mendenguskan nafasnya halus dan mulai bercerita kepada anaknya.

...........

Beberapa hari yang lalu ...

Maria sedang berkunjung ke pemakaman Ayah dan Ibunya, Ia membawakan bunga serta meletakkannya di atas kuburan Ayah dan Ibunya, tampak tulisan Rusia di batu nisan itu tertulis, "Di sini terbaring Avraam Deslova dan Revekka Zasha, Rest In Peace." Maria membaca tulisan itu dengan mengusap batu nisan mereka sambil menangis.

Tak lupa Maria juga mengunjungi pemakaman saudara-saudarinya di tempat yang sama tak jauh dari kuburan Ayah dan Ibunya.

Setelah itu Maria memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya pergi ke rumah lamanya yang besar, yaitu rumah keluarga Deslova, karena pada awalnya Maria berniat pergi dari tanah air ke rusia adalah ingin mengambil sesuatu yang tertinggal di rumah itu, yaitu harta warisan.

Setibanya Maria di sana, tampak rumah yang sangat besar, rumah itu terlihat usang dan terbengkalai, gerbangnya berkarat, bongkahan pecahan beton bangunan rumah itu berserak di mana-mana, begitu juga dengan pecahan kaca yang berserakan, sekilas terlihat rumah itu sangat seram, namun Maria hanya biasa saja dalam menanggapi rumah yang terlihat seram itu, karena baginya ini adalah rumah lamanya yang pernah ia tempati 17 tahun yang lalu, meskipun tragedi pembunuhan keluarga Deslova beserta pelayan-pelayan mereka pernah terjadi di rumah ini, di hati Maria tidak terbesit sedikitpun untuk takut memasuki kawasan rumah lamanya yang sudah usang itu, karena diri Maria tak percaya dengan yang namanya hantu.

Maria kini hanya menelusuri masuk ke dalam bangunan, ia tiba-tiba melihat orang yang sedang melakukan vlog dengan kamera vlogger di tangannya, ia sedang berbicara kepada kamera dalam bahasa rusia seperti layaknya vlogger yang ada di tanah air.

"Hello guys. Hari ini aku sedang berada di dalam rumah angker Deslova, kalian tau gak? rumah ini dulunya merupakan tempat tinggal sebuah keluarga bahagia yaitu keluarga Deslova, tapi pada suatu hari, keluarga mereka semuanya dibunuh oleh para Yakuza tanpa suatu alasan yang tak ada satupun orang yang mengetahuinya, liat nih guys! lantai-lantai ini dulunya penuh dengan darah, mayat para pelayan di lantai ini dulu sangat banyak bergelimpangan di mana-mana," tunjuk vlogger ke arah lantai sambil memutar-mutar kameranya ke arah yang lain hingga kameranya menangkap sosok sileut seorang wanita cantik memakai dress merah gelap, sontak vlogger itu terkejut.

"Astaga ...?? itu apa ...!!?? guys sepertinya aku harus kabur, sosok itu mirip seperti foto Maria Deslova. Ya, itu hantu MARIA DESLOVA!!!" teriak vlogger itu lari terbirit-birit keluar dari gedung rumah besar Deslova itu.

Maria yang melihat vlogger itu berlari langsung bergumam di dalam hati, "sampai segitunya!!? orang-orang di Rusia mengira keluargaku semuanya mati termasuk aku, padahal aku kan masih hidup. Tapi baguslah, jika orang-orang mengira aku mati, para Yakuza tidak akan tahu keberadaanku," gumam Maria pada dirinya sendiri sembari melanjutkan langkahnya masuk lebih dalam ke dalam bangunan.

Setibanya Maria di ruang tengah, ia mencoba mengingat kembali di mana letak ruangan harta rahasia, di dalam benaknya ia bergumam, "Sepertinya ke arah sini ..." gumamnya melihat sebuah dinding kokoh, lalu Maria mencoba melambaikan tangannya ke dinding kokoh itu, namun tidak terjadi reaksi apa-apa.

Maria kini bingung harus berbuat apa selanjutnya, ia tidak menemukan jalan keluar untuk membuka ruangan rahasia itu, tiba-tiba Maria dikejutkan dengan kedatangan sosok mahkluk aneh dengan senjata mesin di kedua tangannya, mahkluk itu pun langsung mengendus-ngendus dan menatap tubuh Maria, Maria yang melihatnya sontak ketakutan, lalu seketika mahkluk itu berubah menjadi manusia biasa yang berbadan kekar.

"Edward ...!!!" teriak Maria menyebutkan nama sahabat suaminya itu.

Sontak Edward langsung mendekap tubuh Maria hingga rapat ke dinding dan meletakkan tangannya ke dinding.

"Maria ..., ternyata kau masih mengingat diriku!" bisik Edward halus seketika muncul bunga mawar di mulutnya, ia mencoba menggoda Maria.

Tiba-tiba ...

Splashhhhhh...!!!!

Edward terpental ke arah samping kanannya menabrak sebuah dinding hingga hancur runtuh meninggalkan Maria yang kaget di sisi dinding yang lain. Pria itu membentak Edward,

"Edward ...!!!! jangan coba-coba menggoda istriku di belakangku ...!!!" suara beratnya terdengar lantang.

Maria langsung menolehkan wajahnya ke sumber suara, suara itu seperti familiar baginya, sedangkan Edward berusaha berdiri dari bongkahan beton yang hancur menindih tubuhnya.

"Hahaha ..., ayolah kawan! aku hanya bercanda ...!!!" jawab Edward langsung dengan cepat berpindah posisi ke depan pria itu dan mereka melakukan tos ala mereka berdua.

"Haha ..., my brother ...!!!" teriak mereka serempak sambil melakukan tos mereka.

Maria yang melihat mereka melakukan hal yang kekanak-kanakan tersebut langsung menyebutkan nama pria yang berada di hadapan Edward.

"Enmo ...!!!" teriak Maria

Enmo pun menoleh ke arah Maria dengan tersenyum lebar.

"Sayang ..., aku sangat merindukanmu," ucapan rayuan keluar dari mulut Enmo sembari menghampiri Maria, Enmo membuka tangannya lebar-lebar seakan ia ingin memeluk tubuh istrinya Maria,

Tiba-tiba...

Plak ...!!!

Suara tamparan cukup kencang menggema di seisi ruangan bangunan itu, Edward tak kuasa menahan tawa yang keluar terbahak-bahak dari mulutnya melihat Enmo yang baru saja ditampar oleh Istri cantiknya itu, sontak Enmo mengelus-ngelus pipinya yang berbekas lima jari oleh tamparan keras Maria.

"Kemana saja kamu selama ini? kamu pikir membesarkan anak sendirian gak capek ...??" ucap Maria marah-marah kepada suaminya.

"Maafkan aku sayang. Ini semuanya kan demi kebaika-"

"Demi kebaikan ..., demi kebaikan ..., tapi udahlah, mungkin kamu ada benarnya, ini semua demi kebaikan Eric." Ucap Maria perlahan-lahan seperti hendak menangis.

Enmo tertegun sesaat, ia tak mampu berkata apa-apa, padahal saat ini dia sangat rindu dengan istrinya Maria, tapi apalah daya, Maria tiba-tiba langsung menampar dirinya, karena selama ini Maria lah yang menanggung semua beban, terkadang Enmo merasa bersalah di masa lalu, ia tidak sempat menyelamatkan keluarga bahagianya Deslova.

Tiba-tiba Maria yang menangis langsung memeluk erat tubuh Enmo, kini Enmo yang menerima pelukan hangat Maria tersenyum kecil di sudut bibirnya, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat bersyukur bahwa tuhan mempertemukan dia kembali dengan istrinya walau hanya sesaat.

"Aku sangat merindukanmu, sayang." Ucap Maria kepada suaminya.

"Hmm..., aku juga," jawab Enmo singkat.

"Tapi kamu kenapa tiba-tiba datang ke sini!?" tanya Enmo dengan suara lembut.

"Uangku untuk memenuhi kebutuhan Eric sudah menipis, jadi aku memutuskan untuk mengambil uang di ruang rahasia penyimpanan harta Deslova, tapi aku bingung, ruangannya tidak bisa dibuka," ujar Maria sambil terisak-isak oleh tangis kecilnya.

"Baiklah, aku akan membantumu membukanya," ucap Enmo sambil melepas pelukannya dari Maria.

Kini Enmo mengerahkan kedua tangannya ke arah dinding besar yang kokoh itu, seketika gelombang magnetik besar muncul di permukaan telapak tangannya, dinding itu pun terbuka menyeka ke arah bawah, tampak sebuah ruangan dengan lorong yang cukup panjang. Di ujung lorong itu terdapat pintu masuk berbahan baja.

Enmo, Maria, dan Edward berjalan masuk menelusuri lorong itu, lalu Enmo berdiri di depannya, seketika pintu itu menyeka terbuka ke kanan dan ke kiri dengan sendirinya, tampak sebuah ruangan terang yang luas di penuhi dengan berbagai harta emas, dan bertumpuk-tumpuk uang ada di dalamnya, yaitu bermatakan uang rubel, rupee, rupiah, won, dollars, dan lain-lain.

Enmo pun menyuruh Maria masuk ke dalam ruangan itu.

"Kamu akan melakukan apa ...?" tanya Maria kepada suaminya.

"Aku akan memindahkan ruangan ini bersamamu, membuatnya menjadi ruang bawah tanah di bawah rumahmu yang ada di Negeri Tanah Air," jelas Eric.

"Kamu yakin ini tidak berbahaya?" tanya Maria seperti tak yakin.

"Percayalah padaku ...!!!" ucap Enmo

Enmo dan Edward pun mundur keluar dari lorong ke tempat awal mereka masuk tadi, kini pintu masuk baja ruangan itu kembali tertutup, membuat sileut seorang wanita cantik menghilang ditelan pintu itu.

Lalu Enmo mengkokohkan kuda-kuda di pergelangan kakinya, ia mengarahkan kedua tangannya ke depan, lebih tepatnya ke arah ruangan harta itu, Enmo membayangkan lorong yang cukup panjang itu akan menjadi tangga sekaligus pintu masuk ruang bawah tanah yang terhubung dengan kamar pribadi milik Maria, seketika gelombang magnetik tak kasat mata yang sangat besar muncul di permukaan telapak tangan Enmo, urat-urat tangan Enmo keluar menggeliat menahan kuatnya gelombang yang keluar dari tangannya, Enmo berteriak keras keluar dari mulutnya sembari menahan rasa sakit di tangannya, lengan baju putihnya yang panjang langsung robek oleh gelombang dahsyat itu, hingga permukaan lantai yang Enmo pijaki langsung hancur oleh tekanan gelombang, sedangkan sahabatnya Edward hanya menahan tubuhnya Erat agar tak ikut masuk ke dalam gelombang teleportasi itu.

Zlebbbb.......!!!!!!!!!!!!

Seketika ruangan itu menghilang, Enmo kini kelelahan karena tenaganya terkuras habis, Edward langsung menopang tubuh Enmo.

"Kau baru saja menghilangkan ruangan itu, sekarang bagaimana caranya kita berfoya-foya ...??" tanya Edward kepada sahabatnya kesal.

"Kita bisa mengambilnya di dalam bank yang ada di seluruh dunia, aku kan jumper terahli," ucap Enmo sedikit angkuh, sedangkan di dalam benaknya ia merasa sedih harus kembali berpisah dengan istrinya Maria Deslova.

............

Kini Eric sudah sangat mengerti dengan cerita Ibunya, semua pertanyaannya terjawab sudah oleh Ibunya tentang ruangan harta itu, kini Eric melihat jam sudah menunjukkan pukul 10:00 WIB

"Astaga! sekolah!!!" teriak Eric

"Kan ..., salah kamu nanya-nanya sama Ibu. Jadinya kamu telat ..." ujar Maria

"Gak papa kok, Bu. Lagian ini masih sempat, sekarang aku udah punya motor sendiri," ucap Eric

"Motor ...!!? kamu dapat uang dari mana beli motor?" tanya Ibunya keheranan.

"Aku bukan beli, tapi dikasih teman-teman, lain kali aku akan cerita sama Ibu," ujarnya tersenyum kepada Ibunya.

"Oh ... gitu, yaudah pergi ...!! nanti terlambat,"

"Aku pamit pergi sekolah dulu Ibu."

"Eh tunggu!! sini pipi kamu!" pinta Ibunya

"Kan ...!!! Ibu ..., aku sudah besar ..."

"Kalau gak mau, kamu Ibu tahan biar terlambat sekalian ..."

"Yaudah ..., nih ..."

Cup....!!!

Ibunya berhasil mencium pipi Eric, Eric pun langsung pamit pergi ke sekolah.

"Dah ... Ibu ..."

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut ..." ujar Ibunya Maria.

Eric langsung berjalan menuruni anak tangga teras dan naik ke sepeda motornya yang terparkir di dalam garasi sembari memutar pedal gas kencang membelah jalanan menuju ke arah sekolah.

Vroom ...!

Terpopuler

Comments

Aldi Jhon

Aldi Jhon

Enk kali lh thor, banyak duit di dalam ruang bwah tanah 💸💸💸💰💰💰

2021-02-03

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : PROLOG
2 Chapter 2 : Trisakti High School
3 Chapter 3 : Eric Pratama
4 Chapter 4 : Natsumi Yuri
5 Chapter 5 : Selembar Surat
6 Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7 Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8 Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9 Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10 Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11 Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12 Chapter 12 : Eric Comeback To School
13 Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14 Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15 Chapter 15 : Empat Anak Katana
16 Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17 Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18 Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19 Chapter 19 : Pementasan Drama
20 Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21 Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22 Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23 Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24 Chapter 24 : Pulau Pantara
25 Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26 Chapter 26 : What The Hell?
27 Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28 Chapter 28 : Sinar Bulan
29 Chapter 29 : Sebuah Paket
30 Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31 Chapter 31 : Murid Baru Again
32 Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33 Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34 Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35 Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36 Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37 Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38 Chapter 38 : Desa KenRoshi
39 Chapter 39 : Kakek itu lagi
40 Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41 Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42 Chapter 42 : E-Ryu
43 Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44 Chapter 44 : Cerita Bayu
45 Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46 Chapter 46 : Bercampur Dendam
47 Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48 Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49 Chapter 49 : Why Always Dendam
50 Chapter 50 : Menebus kesalahan
51 Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52 Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53 Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54 Chapter 54 : Ready To War
55 Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56 Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57 Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58 Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59 Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60 Chapter 60 : EPILOG
61 Info (Mutant : Katana Holder)
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : PROLOG
2
Chapter 2 : Trisakti High School
3
Chapter 3 : Eric Pratama
4
Chapter 4 : Natsumi Yuri
5
Chapter 5 : Selembar Surat
6
Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7
Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8
Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9
Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10
Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11
Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12
Chapter 12 : Eric Comeback To School
13
Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14
Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15
Chapter 15 : Empat Anak Katana
16
Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17
Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18
Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19
Chapter 19 : Pementasan Drama
20
Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21
Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22
Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23
Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24
Chapter 24 : Pulau Pantara
25
Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26
Chapter 26 : What The Hell?
27
Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28
Chapter 28 : Sinar Bulan
29
Chapter 29 : Sebuah Paket
30
Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31
Chapter 31 : Murid Baru Again
32
Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33
Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34
Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35
Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36
Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37
Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38
Chapter 38 : Desa KenRoshi
39
Chapter 39 : Kakek itu lagi
40
Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41
Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42
Chapter 42 : E-Ryu
43
Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44
Chapter 44 : Cerita Bayu
45
Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46
Chapter 46 : Bercampur Dendam
47
Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48
Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49
Chapter 49 : Why Always Dendam
50
Chapter 50 : Menebus kesalahan
51
Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52
Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53
Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54
Chapter 54 : Ready To War
55
Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56
Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57
Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58
Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59
Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60
Chapter 60 : EPILOG
61
Info (Mutant : Katana Holder)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!