Chapter 3 : Eric Pratama

Eric ...

Ya, namaku Eric Pratama. Aku adalah anak dari seorang Profesor yang bernama Enmo Pratama. Ibuku seorang keturunan murni Rusia yang imigran ke tanah air. Namanya adalah Maria Deslova. Dari mulai awal aku tumbuh diusia balita, aku sama sekali tidak pernah melihat sosok ayahku. Aku hanya tahu namanya, hanya sebatas nama yang ia tinggalkan untukku, selebihnya ibuku lah yang selama ini menghidupiku dari kekayaan harta warisan keluarganya Deslova.

Hari ini adalah hari di mana aku menghadapi takdirku sendiri, apakah takdirku akan berakhir di sini? atau takdirku akan terus berlanjut dan memiliki kisah yang panjang? itu semua tergantung diriku, aku yang menentukan nasibku sekarang.

.........

RING GHOSTTOWN

"Da Bai ... Da Bai ... Da Bai ...."

Banyak para tahanan yang bersorak dan mendukung Da Bai karena mereka sangat yakin Da Bai akan menang. Para tahanan berpikir bahwa Eric mustahil mengalahkan Da Bai. Eric hanyalah sebatas bocah ingusan yang tidak tau apa itu pertarungan. Tentu pemikiran semacam itu hanya teruntuk mereka para tahanan yang memandang Eric sebelah mata.

Sedangkan di atas, Nendra Basweda sang Polisi korup, masih teringat dengan apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu. Eric mampu memukul satu batang jeruji besi hingga hancur, "Mungkin saja setidaknya anak itu mampu meremukkan tulang rusuk Da Bai." pikir Nendra Basweda.

Tak lama kemudian Eric maju mendekati Da Bai dengan santainya. Para tahanan pun tertawa.

"Hahaha, bodoh! terompet pertarungan belum ditiupkan, kau sudah maju saja, benar-benar cari mati."

Teeettt ...!!!

Tiba-tiba terompet pertarungan pun ditiupkan sehingga membuat orang kegirangan semangat melihat aksi Da Bai menyentil bocah ingusan yang berani menerima tantangannya.

Tantangannya adalah jika ada yang bisa mengalahkan Da Bai, ia akan mendapatkan uang tunai 100 juta dan juga mendapatkan kebebasan masa tahanan, hal itu telah disepakati oleh Nendra dan juga Da Bai. Sebaliknya apabila lawannya kalah maka masa waktu kurungan bertambah, ia juga harus membayar 100 juta ke Nendra Basweda akibat kekalahannya. Bagi yang kalah juga akan menjadi alat untuk bertarung di Ring Ghosttown selama masa tahanannya. Itulah keuntungan yang Nendra dapatkan apabila orang yang menerima tantangan Da Bai kalah dalam pertarungan. Sebelumnya ia benar-benar tidak memberitahukan hal ini kepada Eric agar Eric masuk kedalam perangkap sapi perahnya.

"Aku tak akan mati untuk saat ini, aku akan segera membunuhmu!" ancam Eric kepada Da Bai.

"Kau pikir aku gentar dengan ancaman kecilmu itu, sama sekali tak menaikkan bulu kudukku hingga merinding," balas Da Bai seolah seram.

"Hahaha ..." Eric tertawa sangat keras sehingga membuat para penonton terdiam sesaat.

"Apakah itu yang diucapkan pembunuh sepertimu? tidak ada seram-seramnya," ejek Eric

"Kau ...!" emosi Da Bai menggelegar.

Nendra Basweda berteriak kepada Eric.

"Eric ...! jika kau kalah, kau memiliki hutang 100 juta rupiah denganku, peraturan ini sudah sah di atas matrai ring Ghosttown!"

Eric hanya diam tak menghiraukan, baginya membunuh orang yang ada di depannya yang paling utama untuk sekarang, namun ia sedikit berpikir bagaimana bisa seorang polisi ingin mendapatkan 100 juta dari seorang pelajar tepatnya seorang siswa, "Apakah dia bodoh, atau ingin memeras uang ibuku? entahlah!?" gumamnya.

Tiba-tiba Da Bai memasang raut wajah seram, ia berusaha menangkap Eric untuk dibanting, namun usahanya sia-sia, Eric sangat lincah menghindari tangkapan Da Bai.

"Hei bocah! lawanlah layak nya lelaki! Jangan kabur seperti itu!!!" teriak salah satu tahanan.

"Baiklah jika itu yang kalian mau!" gumam Eric pelan.

Eric pun berlari ke arah Da Bai dengan sangat cepat, kemudian ia melompat cukup tinggi dan mengepalkan tangannya erat membentuk tinju sekilas seperti sangat kuat. Namun, orang yang melihatnya dengan mata telanjang tidak akan menyadari betapa kuatnya hal itu. Eric melayangkan tinjunya ke arah wajah Da Bai.

Plakkk ... !!!

Suara pukulan yang sangat keras dan cukup menggema di Arena Ghosttown.

Orang-orang tak bisa mengedipkan mata mereka melihat apa yang barusan terjadi.

Da Bai dengan tubuh besarnya jatuh tersungkur. Dengan susah payah Da Bai berusaha berdiri, tahanan yang melihatnya terkejut tak percaya dengan apa yang terjadi, tampak rahang Da Bai bengkok akibat pukulan yang Eric layangkan.

"Kau ... weraninya kau ... !!! akue akann menghabisimuuu ... !!!" ancam Da Bai dengan aritme suara yang miring karena rahangnya bengkok.

Kini Da Bai Membuat tubuhnya terlihat lima kali lebih kuat dari sebelumnya. Ototnya benar-benar keluar bagaikan Hulk di film-film, namun ini versi dunia nyata. Da Bai dengan cepat melayangkan tinjunya ke arah Eric, kali ini Eric sangat penuh dengan kewaspadaan, Eric pun menangkap tinju besar Da Bai, ia memilintir tangan Da Bai dengan kaki, lalu menendang wajah Da Bai. Da Bai sedikit terpental kebelakang, sedangkan Eric Rolling ke belakang. Da Bai terus berusaha meraih Eric untuk dipukul. Namun, semua itu sia-sia, Eric melakukan Pola bertahan, menghindar dan menyerang. Itu adalah beladiri yang pernah ia pelajari saat duduk di bangku Smp. yaitu : Silat, KickBoxing, dan Taekwondo. Tiga beladiri itulah yang Eric pegang untuk digunakan saat dibutuhkan.

Kali ini keadaan benar-benar terbalik. orang-orang sekarang tak yakin apakah Eric bisa dikalahkan oleh Da Bai. Kemampuan Eric terlihat jauh di atas pemikiran mereka. Bagaimana bisa seorang pemuda 17 tahun, melawan pria dewasa yang sangat kuat. Pasalnya Da Bai merupakan petarung kuat di Ring Ghosttown, sudah 677 pertarungan yang ia hadapi tanpa pernah kalah sekalipun. Ini pertama kalinya Da Bai dibuat malu oleh seorang remaja berusia 17 tahun.

Kali ini Da Bai benar-benar marah,

tiba-tiba Nendra melemparkan pemukul bisbol ke arah Da Bai dan Da Bai pun menangkapnya.

"Jangan kecewakan aku! kalahkan dia agar aku mendapatkan 100 jutaku!" perintah Nendra kepada Da Bai

Da Bai pun mengerahkan semua tenaganya untuk memukul Eric. Kali ini Eric lebih berusaha menghindari serangan Da Bai, dengan sangat cepat dan penuh dengan tenaga, Da Bai berhasil memukul Eric. Namun, di balik keberhasilan itu Da Bai terkejut, tongkat bisbol itu hancur saat terkena tangkisan silang lengan yang dibuat oleh Eric.

"Kau ...! kau ini apa ...?" tanya Da Bai keheranan.

"Aku hanyalah manusia biasa yang berusaha untuk tetap hidup dan mencari ayahku!!"

"Benarkah? maka kau harus membunuhku terlebih dahulu!" ucap Da Bai menantang kepada Eric.

Eric langsung meninju tubuh Da Bai dengan tenaga dan kecepatan bertubi-tubi, Eric melakukan itu tanpa ampun, hal itu sukses membuat Da Bai termundur tanpa henti ke belakang.

Da Bai benar-benar tak mampu lagi menahan pukulan dari Eric, Da Bai pun jatuh berlutut. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa, yang tidak pernah ia alami sebelumnya.

"Aku akan mengakhiri penderitaan sakitmu itu!" ucap Eric sinis.

"Tendangan lingkar naga!" teriak Eric membuat arena mengeluarkan suara yang menggema.

Eric melakukan tendangan tersebut dengan berlari dan lompat berputar ke arah Da Bai, tendangan itu tepat mendarat di dada Da Bai.

Bugggggg ...!!!

Da Bai pun terpental ke belakang, membuat tubuhnya tertancap kawat berduri di tembok arena.

"Jlebbb ...!"

Da Bai pun mati.

Ini pertama kalinya Eric membunuh seseorang. Namun, ia tak merasa bersalah sedikitpun, kini Ia merasa heran dengan dirinya.

"Ada apa dengan jiwaku? kenapa aku tidak merasa bersalah, aku baru saja membunuh seseorang!"

"Mungkin karena aku telah membunuh seseorang yang jahat, makanya jiwaku tidak merasa bersalah." Gumam Eric dalam hati.

Kini para tahanan tercengang, diam-diam orang yang terpaksa memasang taruhan pada Eric kini merasa kegirangan di dalam hati. Pasalnya mereka sangat senang karena kenyataannya mereka memenangkan taruhan, yang kalah harus menerima kekalahan dan wajib membayarnya, jika mereka tidak membayar mereka akan disiksa oleh polisi korup. Itulah peraturan yang telah ditetapkan oleh UnderCover ring Ghosttown.

Nendra yang baru saja melihat kemenangan Eric dari atas pinggir ring mendenguskan nafasnya kasar.

"Sudahku duga!"

Depan Gerbang Penjara Ghosttown

Pintu kecil pada gerbang besar penjara Ghosttown dibuka oleh seseorang yang keluar dari pintu kecil gerbangnya. Ia adalah Eric yang menghirup udara bebas dengan membawa tas samping berisi uang di bawah pinggangnya.

"Ahh ... akhirnya aku menghirup udara kebebasan, setelah dua hari gak di rumah, jadi kangen sama ibu. Kali ini aku harus memikirkan alasan untuk menjelaskannya pada ibu!"

Terpopuler

Comments

dewa_curhat

dewa_curhat

like akan terus mendarat utk memberi dukungan dan semangat kepada author

2021-03-14

1

Sejahtera

Sejahtera

Semangat

2021-03-02

2

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like mendarat thor

2021-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : PROLOG
2 Chapter 2 : Trisakti High School
3 Chapter 3 : Eric Pratama
4 Chapter 4 : Natsumi Yuri
5 Chapter 5 : Selembar Surat
6 Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7 Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8 Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9 Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10 Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11 Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12 Chapter 12 : Eric Comeback To School
13 Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14 Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15 Chapter 15 : Empat Anak Katana
16 Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17 Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18 Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19 Chapter 19 : Pementasan Drama
20 Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21 Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22 Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23 Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24 Chapter 24 : Pulau Pantara
25 Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26 Chapter 26 : What The Hell?
27 Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28 Chapter 28 : Sinar Bulan
29 Chapter 29 : Sebuah Paket
30 Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31 Chapter 31 : Murid Baru Again
32 Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33 Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34 Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35 Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36 Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37 Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38 Chapter 38 : Desa KenRoshi
39 Chapter 39 : Kakek itu lagi
40 Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41 Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42 Chapter 42 : E-Ryu
43 Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44 Chapter 44 : Cerita Bayu
45 Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46 Chapter 46 : Bercampur Dendam
47 Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48 Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49 Chapter 49 : Why Always Dendam
50 Chapter 50 : Menebus kesalahan
51 Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52 Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53 Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54 Chapter 54 : Ready To War
55 Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56 Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57 Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58 Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59 Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60 Chapter 60 : EPILOG
61 Info (Mutant : Katana Holder)
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : PROLOG
2
Chapter 2 : Trisakti High School
3
Chapter 3 : Eric Pratama
4
Chapter 4 : Natsumi Yuri
5
Chapter 5 : Selembar Surat
6
Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7
Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8
Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9
Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10
Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11
Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12
Chapter 12 : Eric Comeback To School
13
Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14
Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15
Chapter 15 : Empat Anak Katana
16
Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17
Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18
Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19
Chapter 19 : Pementasan Drama
20
Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21
Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22
Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23
Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24
Chapter 24 : Pulau Pantara
25
Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26
Chapter 26 : What The Hell?
27
Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28
Chapter 28 : Sinar Bulan
29
Chapter 29 : Sebuah Paket
30
Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31
Chapter 31 : Murid Baru Again
32
Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33
Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34
Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35
Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36
Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37
Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38
Chapter 38 : Desa KenRoshi
39
Chapter 39 : Kakek itu lagi
40
Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41
Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42
Chapter 42 : E-Ryu
43
Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44
Chapter 44 : Cerita Bayu
45
Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46
Chapter 46 : Bercampur Dendam
47
Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48
Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49
Chapter 49 : Why Always Dendam
50
Chapter 50 : Menebus kesalahan
51
Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52
Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53
Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54
Chapter 54 : Ready To War
55
Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56
Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57
Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58
Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59
Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60
Chapter 60 : EPILOG
61
Info (Mutant : Katana Holder)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!