Di kesunyian malam sepinya kota Axel, tepat pukul 23:00. Eric berjalan pulang ke arah rumah selepas terbebas dari Penjara Ghosttown, di punggungnya terdapat tas yang berisikan uang tunai 100 juta. Tidak ada hambatan atau gangguan yang ia hadapi saat berada di perjalanan pulang. Tak lama kemudian ia sampai di depan sebuah rumah sederhana, berdindingkan kayu cat putih setengah beton. Desain yang cukup menarik untuk sebuah rumah sederhana, dengan halaman yang ditumbuhi rerumputan Jepang dan dihiasi oleh bunga-bunga yang cantik. Eric mengetok pintu ...
Tok ... Tok ... Tok ...
"Ibu, aku pulang!"
Tidak ada yang menyahut, sepertinya pintu rumah dikunci dari luar. Eric teringat kalau ia membawa kunci cadangan rumahnya, ia pun membuka pintu.
"Klik ..." suara kunci diputar berbunyi di kesunyian malam.
Eric pun langsung memasuki rumah. Ruangan dalam rumah sangat gelap, listrik sepertinya sedang padam. Eric melihat sebuah lentera kuning bersinar di meja belajarnya, posisi meja itu sedikit jauh dari Eric. Terlihat sepucuk surat terbentang di bawah lentera kuning itu, kemudian Eric melihat dan membacanya.
AXEL, 8 FEBRUARI 2021
Dear Eric Pratama
Ibu akan pergi untuk beberapa waktu yang lama ke Rusia, Ibu ingin mengambil beberapa harta yang kita butuhkan sekaligus mengunjungi makam kakek dan nenek kamu, uang Ibu sudah menipis di tempat tinggal kita ini. Ibu hanya bisa mengusahakan yang terbaik dengan cara ini. Ibu minta maaf hanya pamit dengan menuliskan surat. Ibu mengerti jika kamu khawatir dengan keselamatan Ibu. tapi, sebelum itu Ibu minta maaf kalau Ibu ada salah sama kamu. Ibu cuma ingin yang terbaik untuk masa depan kamu.
Ibu ingat hari ini kamu ulang tahun. Selamat ulang tahun yang ke 17 anakku tersayang, semoga kamu bahagia dan sehat selalu, Ibu mencintai mu.
I LOVE U
Ibu Tersayang
Maria Deslova
Eric menyadari kalau sekarang tanggal 11 Februari 2021. Ia sadar bahwa surat yang dibuat Ibunya sudah terlewatkan tiga hari yang lalu. Namun, meskipun terlambat membacanya, surat ini penuh makna bagi Eric. Eric benar-benar sangat menyayangi Ibunya. setelah membaca surat itu, Eric meneteskan air matanya, karena ia takut dan khawatir jika ibunya tidak kembali.
Kemudian Eric melihat tulisan kecil di sudut surat bertuliskan, "Usia kamu sudah 17 tahun, Jangan menangis! kamu sudah dewasa!"
Eric langsung tersenyum membaca tulisan kecil yang Ibunya buat, lalu Eric lanjut membaca tulisan berikutnya
"Baca tulisan yang ada di belakang kertas ini!"
Eric yang penasaran langsung memutar balik kertasnya.
Tertulis "Tulisan tangan Ayahmu, Enmo Pratama." Kemudian Eric mulai membacanya,
17 Tahun yang lalu ...
Sontak Eric bertanya-tanya di dalam hati "Di manakah Ayahku, bagaimana bisa tulisan tangannya sampai ke sini?"
Dengan raut wajah penasaran kemudian Eric membaca lanjutan tulisan tangan ayahnya tersebut. Sekilas seperti novel namun singkat.
Rusia
Moskow, 8 Februari 2004
Di jalanan raya yang cukup sepi ayah Eric, Enmo Pratama. Sedang berada dalam perjalanan menuju ke rumah megah bak istana dengan laju mobil yang maksimal. Saat itu Enmo Pratama sedang dikejar oleh Pemimpin Yakuza yang baru, yaitu Tatsumi Shojo beserta pengikutnya. Bukan hanya Yakuza, namun juga pemerintahan Rusia. bukan tanpa suatu alasan mengapa Enmo dikejar oleh mereka, dikarenakan Enmo memegang sebuah sampel berharga yang mereka inginkan.
Ayah Eric merupakan seorang Profesor handal dan ternama di Kota Moskow, hanya saja ia dimanfaat kan oleh beberapa pihak perusahaan untuk melakukan Proyek percobaan pada manusia, guna membentuk kekuatan tentara militer.
Enmo sampai di depan gerbang rumah bak istana tersebut. Itu adalah rumah keluarga mertuanya, ia buru-buru menyuruh penjaga gerbang membuka gerbang, dan dengan cepat ia menginjak pedal gas masuk ke halaman rumah.
Enmo pun turun dari mobil, beberapa penjaga dan pelayan rumah menyapa Enmo dengan mengucapkan "Selamat datang, tuan!" dalam bahasa Rusia,
"Laskavo prosymo, ser'!"
Namun Enmo tak menghiraukan mereka karena ia tengah terburu-buru menuju kamar Istrinya untuk melihat sang Istri melahirkan. Pintu demi pintu ia lewati hingga ia terhenti di depan sebuah kamar, terdengar suara isakan tangis Bayi. Beberapa Suster tampak tersenyum, lalu ia melihat Istrinya juga tersenyum terbaring lemas di kasur. Ia menatap wajah istrinya yang cantik terlihat bahagia, lalu Enmo menoleh ke Anaknya yang baru lahir sedang menangis. Sang Suster menghampiri Enmo dan memindah gendongan bayinya ke tangan Enmo.
"Vitayemo, ser, vasha dytyna - khlopchyk, yake imʺya vy daste svoyiy dytyni?"
"Selamat tuan, bayi anda laki-laki, apa nama yang akan anda berikan untuk anak anda?" tanya sang Suster kepada Enmo dalam bahasa Rusia
Lalu Enmo meminta pendapat istrinya, Maria Deslova. Tiba-tiba Maria menyebutkan nama bayinya, Eric.
"Eric, aku ingin namanya Eric, dengan nama belakang namamu, Eric Pratama."
Enmo pun tersenyum senang setelah memberi nama anaknya, seketika Maria pun pingsan, Enmo langsung meraut wajah khawatir.
"Bagaimana dengan Istriku? apakah dia akan baik-baik saja?" tanya Enmo dalam bahasa rusia kepada Suster
"Nyonya hanya kelelahan, dia akan baik-baik saja, tuan." Tenang Suster kepada Enmo.
Lalu Enmo bergegas membawa anaknya ke dalam ruang laboratorium pribadinya.
Ia membuka sebuah lemari baja dengan kunci loker berkode. Enmo memasukkan kode dan membukanya, terlihat ada banyak sekali sampel bewarna merah kebiruan.
Kemudian ia mengambil salah satu serum yang bertuliskan, "Sampel Abadi."
Sepertinya ini adalah sampel khusus yang sudah lama Enmo siapkan untuk tujuan tertentu, lalu ia memindahkan isi sampel itu ke dalam jarum suntik dan langsung menusukkan jarum itu kebagian dada kiri anaknya, tepat nya di jantung.
Anaknya yang sedari tadi terus menangis kini berhenti setelah Ayahnya menyuntikkan sampel itu, lalu ia meletakkan anak nya ke alat Ronsen. Enmo memperhatikan layar hologram yang terpampang di depannya, layar hologram itu menampilkan bagian dalam tubuh anaknya yang berada di dalam ronsen, ia menelusuri ke dalam tubuh anaknya lebih dekat, sekilas terlihat sel-sel manusia biasa tiba-tiba bermutasi menjadi berakar yang menjalar keseluruh tubuh sang bayi. Bentuknya hitam kebiruan, sepertinya ada tujuan tertentu yang ingin dilakukan Enmo pada anaknya, Eric.
Lalu tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar rumah mewah itu dengan bahasa Rusia
"Profesor Enmo Pratama! rumah keluarga Deslova telah kami kepung, serahkan diri anda atau korban jiwa akan berjatuhan hari ini."
Enmo yang terlihat panik kini kembali ke lemari loker yang berisikan semua sampel yang dia punya, lalu ia hancurkan dengan membakar semuanya, seketika hanya tinggal abu yang tersisa di dalam loker tersebut. Ia juga menghancurkan semua laboratorium begitu juga data-data hasil risetnya yang telah ia kumpulkan selama beberapa tahun terakhir.
Lalu ia membawa anaknya untuk diberikan ke istrinya, Maria Deslova. Enmo pun menuju ke arah kamar istrinya kembali.
Terlihat ibu Eric yang sudah sadarkan diri dari pingsannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Istrinya kepada Enmo
"Pemerintah menginginkan sampel yang telah aku ciptakan untuk membentuk tentara penakluk dunia, pemerintahan ingin menguasai seluruh wilayah daratan maupun lautan, aku tidak akan biarkan itu terjadi, aku hanya ingin serum yang aku ciptakan berguna untuk melindungi, bukan menaklukan,"
"Lalu bagaimana caramu menghadapi mereka sekarang?"
"Aku telah menyuntikkan sampel khusus untuk diriku dan anakku, sekarang aku memiliki kekuatan begitu juga Eric, aku ingin kamu merahasiakannya sampai ia berumur 17 nanti, karena pada umur 17 ke atas kekuatannya akan aktif"
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada anakmu? apa ini tidak berbahaya," tanya Maria dengan marah sekaligus khawatir.
"Kamu harus percaya padaku, kekuatan itu akan berguna untuk masa depan anak kita."
"Baiklah, aku percaya padamu!" ucap Maria dengan raut wajah khawatir kepada Enmo.
Lalu Enmo mencium kening Maria dan memeluk Maria. Enmo juga mencium anaknya,
"Aku akan melindungi kalian!" ucap Enmo menenangkan istrinya.
Tiba-tiba di luar rumah kembali terdengar suara seseorang dalam bahasa Rusia.
"Kami akan menghitung mundur, jika kau tak keluar juga maka kami akan melepaskan tembakan ke dalam rumah Deslova ...."
10 ...
9 ...
8 ...
7 ...
6 ...
5 ...
4 ...
ti-
Hitungan mundur itu terpotong ketika seseorang muncul dari balik pintu depan rumah Deslova. Tidak salah lagi, itu adalah Prof. Enmo Pratama.
"Kalian telah menantang Dewa!!!"
^^^Prof. E.P^^^
_____________________________________________
Eric yang membaca tulisan tangan ayahnya tersebut bertanya-tanya di dalam hati.
"Benda apa yang disuntikkan ayah kedalam diriku?"
"Dewa? hal gila apa ini?"
Kemudian ia teringat suatu hal ketika melawan Ardhias di sekolah dan juga Da Bai di ring Ghosttown. Ada yang tidak biasa dengan fisiknya, Eric merasakan kekuatan fisiknya lebih kuat dari biasanya.
"Aku harus mencari tau lebih dalam tentang ayah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
🎯™♋𝖌𝖆𝖓ͣ𝖙ᷫ𝖊ᷧ𝖓𝖌æ⃝᷍𝖒
boom like 5 dlu thor
like back ya
2021-02-27
1
bekok
Bagus ceritanya thor
2021-02-26
0
Dharma
Mantap..,👍👍👍👍
2021-02-18
1