Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.

17 tahun yang lalu

Rusia

Moskow, 8 Februari 2004

Rumah keluarga besar Deslova

Seseorang sedang berdiri di depan pintu rumah Deslova. Ia dikepung oleh tentara militer rusia dan juga beberapa yakuza bekerja sama dengan mereka, mereka bertujuan menangkap seseorang tersebut. Ya, orang itu adalah Prof. Enmo Pratama. Enmo mengenakan baju lengan panjang bewarna putih polos dengan kancing baju terbuka di dadanya, celana dan sepatu hitam PDH menambah kesan elegan terhadap penampilan Enmo saat itu.

Sekilas Enmo melihat rumahnya di kelilingi oleh kendaraan berat dan juga kendaraan terbang, seperti Tank, Mobil Jeeb militer, Helikopter militer, dan beberapa Mobil hitam dari Yakuza.

"Serahkan semua serum itu jika ingin nyawamu tetap hidup!" yang baru saja berbicara adalah Hersi Bulga selaku pemerintahan Rusia pada masa itu. Sekaligus komando pasukan militer yang ia bawa saat ini, Hersi Bulga mengenakan seragam militer dan topi militer komandan.

Semua tentara melakukan tahan bidik senjata ke arah Enmo, jika Hersi bulga memerintahkan, "Tembak." Semua tentara yang membidik Enmo akan melepaskan tembakan mereka, senjata yang dipegang oleh tentara militer Rusia adalah M1944 (Senapan) dan Degtyarev DP-28 (Senjata Mesin).

Jangan lupakan fakta bahwa Enmo telah menyuntikkan serum sampel abadi ke tubuhnya, begitu juga dengan anaknya, dunia akan terkejut setelah mengetahui kekuatan besar itu. Namun jika sebelum itu terjadi, pemerintah Rusia tidak akan mempublikasikan hal tersebut, karena Hersi Bulga tidak ingin warga Rusia resah atau panik. Ia hanya ingin tentaranya menjadi kuat dan berhasil menaklukan wilayah yang ingin ditaklukan. Berbeda dengan keinginan Tatsumi Shojo, Shojo sangat terobsesi dengan serum itu, membuat dirinya memiliki impian agar seluruh dunia ini berada di dalam genggamannya. Ia ingin sekali membuat dirinya menjadi tuhan, namun sifat yang dimiliki Shojo itu salah besar. Shojo tidak pantas disandingkan dengan tuhan bahkan jika ia sekuat apa yang ada di luar akal pemikirannya.

Enmo pun maju beberapa langkah seraya berkata "Jangan membuat kekacauan di rumah Deslova, aku ingin kita semua menyelesaikannya di tempat lain."

"Apa kau bodoh?" hina Shojo kepada Enmo.

Bagaimana bisa Enmo berbicara santai saat dirinya ditodongkan ratusan senjata.

"Saudaraku, mengapa kau melakukan ini kepadaku? apa kau tidak segan lagi dengan ayah angkat kita Hiro?"

"Aku bukan saudaramu dan bukan anak dari tua bangka itu lagi! aku sudah muak dengan ikatan tali keluarga itu," teriak Shojo

Enmo hanya tersenyum sinis, angin berhembus menerpa wajah Enmo, rambutnya yang lebat berkibar, seolah wajahnya menerkam kobaran api di depannya, hanya satu kata yang terukir di dalam hatinya terhadap Shojo.

"Penghianat ...!!!"

Seluruh pasukan tentara keheranan melihat Enmo yang tak kunjung menyerahkan serum itu. Enmo yang mereka kenal kali ini adalah Enmo yang sangat pemberani. Namun, tetap saja bagi mereka itu adalah keberanian yang membodohi diri sendiri. sekarang mereka hanya memendam rasa kasihan.

Enmo yang menyadari tatapan remeh pun beraksi dengan menegapkan tubuhnya, tangannya mencengkram angin dan mendongakkan kepalanya ke atas. tiba-tiba Enmo menghilang dari depan pintu rumah Deslova, dan muncul di depan gerbang besar rumah yang terbuka lebar. semua orang yang berada di situ tercengang. Tidak percaya dengan apa yang mereka lihat barusan.

Hersi pun dengan cepat memerintahkan semua tentaranya, baik yang berada di dalam Helikopter, Mobil Jeeb militer, bahkan juga Tank ia perintahkan.

"Poymay yego!"

"Tangkap dia!" perintah Hersi kepada seluruh tentara

Begitu juga perintah Shojo pada yakuza

"Kare o tsukamaete, kare no atama o toru!"

"Tangkap dia, dan bawa kepalanya!"

"Yes, sir!!!" patuh para tentara dan Yakuza.

Tentara militer dan yakuza pun mengerahkan semua yang sudah mereka latih untuk mengejar Prof. Enmo. Enmo yang kini tersenyum sinis berlari. Kecepatan Enmo berlari kini jauh di luar fisik manusia asli, ia mampu melompat setinggi 60 kaki. Tiap-tiap hentakan kakinya meninggalkan retakan di tanah maupun di jalanan aspal, yang ia lakukan sekarang tidak terlepas dari tujuannya untuk memancing para tentara dan yakuza ke tempat medan yang lebih luas.

Tentu Enmo melakukan itu semata-mata karena tidak ingin keluarganya dalam bahaya. Jika saja terjadi baku tembakan di halaman rumah Deslova, keluarganya tidak akan selamat.

Hingga tibalah mereka di medan yang lebih luas, tanah luas nan gersang, tidak tampak ada pepohonan yang hidup di sana, hanya memperlihatkan beberapa batang pepohonan yang sudah mati tergeletak di beberapa sisi. cahaya matahari yang mulai terbenam pun sedikit menyinari luasnya medan gersang yang mereka pijaki.

Enmo pun menghentikan langkahnya di sana, hingga tentara militer dan Yakuza mengambil posisi siaga mengepung Enmo, mereka kini menjadi berhati-hati setelah melihat aksi Enmo yang memperlihatkan kekuatan fisiknya. Enmo bukanlah manusia biasa lagi bagi mereka, melainkan sosok monster yang baru saja terlahir.

"Tak kusangka Enmo menggunakan serum yang ia ciptakan, jelas itu merupakan serum yang sangat berharga, siapa yang tidak tergiur dengan kekuatan sebesar itu? bahkan jika ada rajanya para raja, ia akan rela menukarkan tahtanya demi mendapatkan serum itu!" ujar Hersi kepada semua orang

"Aku tidak akan membiarkan serum itu jatuh ke tangan yang salah, aku telah memusnahkan semua serum itu beberapa menit yang lalu," jelas Enmo

Sontak hal itu membuat Hersi dan Shojo penuh amarah. Mereka sangat membutuhkan semua serum itu untuk suatu tujuan. Namun kini mereka mendengar dari perkataan mulut Enmo bahwa semua serum itu lenyap dalam sesaat.

"Kau benar-benar egois, kau hanya memberikan serum itu kepada dirimu sendiri, jika memang semua serum itu kau hancurkan, mengapa kau membawa kami kesini? pastilah semua serum itu kau simpan di dalam rumah Deslova," ujarnya menumbuhkan rasa tak percaya pada Enmo.

Kini Enmo memasang raut wajah khawatir, dia takut keluarganya dalam bahaya. Ia berpikir dengan keras apa yang harus ia lakukan di saat genting seperti ini. Namun sia-sia, Enmo pasrah dan mulai berpikir bahwa dia akan kehilangan keluarga untuk selamanya, pasalnya Enmo memiliki satu keluarga bahagia yaitu keluarga Deslova, dan dia tidak lupa dengan seseorang yang berjasa untuknya sampai detik ini.

...........

Enmo dulunya merupakan anak yatim piatu yang tumbuh sebatang kara di Tanah Air. Awalnya Enmo anak yang tidak berguna, namun di balik kesulitan pastilah tuhan memberikan kemudahan.

Kala itu Enmo anak kecil yang hidup di jalanan, dia hanya memiliki satu baju lusuh yang ia pakai sehari-hari. Setiap kali Enmo lapar ia mengutip sisa makanan dari tong sampah restoran. Ketika Enmo membawa makanan itu dengan berjalan kaki, ia tak sengaja menabrak seorang pria dewasa berpakaian jas rapi berwarna Hitam, Enmo terjatuh hingga makanannya berserakan di jalan. Pria itu melihat Enmo dengan tatapan kasihan dan membantu Enmo berdiri.

"Kamu tidak apa-apa, nak?" tanya pria dewasa.

"Gak papa, Pak" jawab Enmo dengan wajah yang dekil akibat terkena debu jalanan, tubuhnya juga kumuh seperti tidak mandi beberapa hari.

Enmo pun kembali mengutip makanan yang berserakan, tiba-tiba beberapa anak lain lewat memperhatikan Enmo yang mengutip makanan, anak-anak itu berhenti. Mereka mengejek Enmo

"Hahaha, gelandangan miskin, taunya cuma ngutip sisa makanan." Ejek anak-anak itu.

Kehidupan Enmo saat itu tidak seberuntung kehidupan anak-anak yang mengejeknya. Tentu mereka masih memiliki kedua orang tua mereka masing-masing. Berbeda dengan Enmo, seorang anak yatim piatu yang tidak tau di mana orang tuanya, belum jelas asal-usul Enmo, di mana orang tuanya berada? tidak ada yang tau, Enmo hanya hidup sebatang kara dan dianggap yatim piatu oleh orang-orang yang hidup di sekitarnya.

Anak-anak itu menginjak-injak makanan yang berserakan sehingga membuat Enmo marah, Enmo memukul anak-anak itu hingga mereka menjauh lari. Enmo pun kembali mengutip makanannya meski makanan itu sudah di injak-injak.

Pria dewasa itu merasa iba melihat anak kecil yang terpampang di hadapannya. Ya, pria itu adalah Natsumi Hiro yang masih muda. kala itu Hiro hanya masih anggota biasa dari Yakuza. Hati kecil Hiro tidak menunjukkan sisi kejam gangster Yakuza, justru Hiro memiliki sifat manusiawi yang tak dapat di jelaskan bagi orang-orang seperti Hiro. Hiro pun memutuskan membawa Enmo ke jepang dan memberinya pendidikan serta kehidupan yang layak.

...........

Kembali di saat posisi Enmo tersudutkan oleh Pemerintahan Rusia dan Yakuza.

"Dasar kau warga asing! beraninya kau melawan pemerintah Rusia, kau akan tau akibatnya," ancam Hersi ke Enmo

"Sebagian pasukan militer dan Yakuza! pergilah kalian ke rumah Deslova !!! bunuh semua orang yang ada di dalamnya, dan cari semua serum itu!" titah Shojo

"Yes, sir!!!" patuh sebagian para tentara dan Yakuza. Mereka membentuk pasukan dan bergegas kembali ke arah rumah keluarga besar Deslova.

"Dan kau ...!!!" tunjuk Hersi kepada Enmo

"Kau akan melawan monster yang sama denganmu, keluarkan Edward Serge!!!" titah Hersi.

Dibukalah salah satu pintu mobil militer anoa, lalu keluar sosok pria bertubuh kekar, wajahnya berbentuk persegi dengan dagu yang tegas, berkulit merah serta mengenakan seragam kemiliteran. Mata coklat gelapnya menatap tajam sekelilingnya. Ya, itu adalah Edward Serge, sahabat Enmo sejak mengemban pendidikan tinggi di Rusia.

"Edward Serge!" panggil Hersi Bulga

"Ya, pak!" jawab Edward

"Aku perintahkan kau membunuh Prof. Enmo Pratama !!!" titah Hersi Bulga

"..."

Tidak ada sahutan dari Edward. Edward berjalan mendekat ke arah Enmo, sedangkan Enmo menatap Edward dengan tatapan waspada. Edward pun berbicara dalam bahasa rusia, suaranya yang berat keluar dari balik mulutnya

"Apa yang sudah kau lakukan kawan?"

"Maaf, aku tidak punya pilihan lain, hati kecilku berkata aku harus melakukan ini!"

Sontak keadaan di sana hening seketika

"Hmmm ..." Edward mendenguskan nafasnya kasar.

Kemudian Edward memutar balik tubuhnya menghadap ke arah seluruh tentara dan Yakuza.

"Kau pergilah! peringatkan keluargamu untuk pergi jauh dari sini sejauh mungkin! tanah Rusia bukan tempat yang aman lagi bagi mereka," pinta Edward ke Enmo.

Enmo yang tadi sudah pasrah kini kembali mendapatkan harapan dari sahabatnya yang setia, sahabatnya itu lebih memilih membantu Enmo daripada menjaga profesinya sebagai prajurit yang memihak pemerintahan rusia untuk membunuh sahabatnya sendiri, sungguh teman yang luar biasa, Enmo sangat beruntung memiliki sahabat seperti Edward Serge.

"Edward! apa yang kau lakukan, segera bunuh dia!" titah Hersi Bulga

Edward hanya diam tak menjawab. Para tentara yang masih mengarahkan sasaran senjatanya ke Enmo sekarang mulai tersadar, sepertinya Edward berada di pihak Enmo. Mereka tau jika Edward adalah sahabat Enmo sejak lama. Kini mereka menjadi sangat waspada, pasalnya yang mereka hadapi kali ini bukan satu monster, melainkan dua monster yang kekuatannya jauh dari mereka yang hanya sebatas manusia biasa.

Shojo pun memerintahkan anak buahnya untuk mengeluarkan senjata andalan mereka. 10 orang yakuza mengambil 10 Bazooka (Senjata roket) dari dalam mobil persenjataan mereka. Yakuza telah memiliki senjata itu dari beberapa tahun yang lalu, mereka membeli senjata itu di pasar pelelangan ilegal. Mereka pun mengambil posisi melakukan tahan bidik sasaran ke arah Edward dan Enmo.

"Ute ...!"

"Tembak kan ... !!!" perintah Shojo

10 Bazooka pun ditembakkan oleh Yakuza ke arah Edward dan Enmo, ledakan lontaran rudal granat itu pun terdengar berangsur-angsur.

Bang ...!

Bang ...!

Bang ...!

Rudal roket itu meluncur ke arah Edward dan Enmo, membuat Enmo menampilkan senyuman sinis terpatri di wajahnya,

Seketika di balik punggung Enmo muncul benda berbentuk sayap kalelawar hingga merobek bagian belakang baju putihnya

Zlashhh ...!!!

Enmo terbang ke atas dan melayangkan tubuhnya setinggi 20 kaki, seluruh tentara dan yakuza mendongakkan kepala mereka ke atas, begitu juga Hersi dan Shojo.

Enmo mengarahkan kedua tangannya ke depan, seketika muncul gelombang transparan yang memekakkan telinga, rudal roket yang tadinya meluncur ke arah Edward, berhenti mendadak dan membalikkan moncongnya ke arah seluruh tentara dan yakuza, seolah ada gelombang magnetik yang mengendalikan kesepuluh rudal roket itu.

Zlashhhh ...!!!

Rudal roket itu meluncur dengan cepat ke arah helikopter, tank, mobil jeeb militer, dan mobil-mobil Yakuza.

Booommmmmm ...!!!

Ledakan yang sangat besar terjadi di kala itu, banyak tentara dan yakuza mati berserakan akibat radiasi ledakan yang ditimbulkan oleh ledakan rudal roket tersebut, sebagian besar kendaraan darat dan udara hancur lebur karenanya.

Hersi bulga yang terkena ledakan kendaraan di dekatnya kini terbaring sekarat. Di sekujur kulitnya berbekas luka bakar yang masih panas, darah-darah meleleh dari wajahnya, sedangkan Shojo sedikit beruntung, posisinya cukup jauh dari kendaraan-kendaraan yang berpotensi meledak tersebut, namun tetap saja Shojo terkena dampak dari ledakan itu, di wajah kirinya terdapat luka bakar yang cukup parah. Setelah uap ledakan mulai sedikit mereda, Shojo memperhatikan keadaan sekitar, ia melihat dari kejauhan Hersi Bulga terbaring tak berdaya, ia berlari ke arah Hersi dan meletakkan kepala Hersi di pangkuannya.

"T-tolong! tolong ... hal ... ini ... jangan ... sampai ditau publik ...!" kata-kata terakhir yang keluar dari Hersi membuat Shojo menurutinya, itu permintaan terakhir Hersi sebelum ia mati.

Kemudian Shojo kembali menyandarkan kepala Hersi ke tanah, shojo berdiri membungkuk hormat ke jasad yang hangus itu.

Lalu Shojo menatap tajam ke mata Enmo, bukannya takut, Shojo malah mengancam Enmo yang terbang melayang itu.

"Kau akan membayar untuk ini!" teriak Shojo keras.

Enmo tak menghiraukannya dan segera menghilang menuju rumah Deslova,

sedangkan Edward kini memasang target ke pasukan tentara dan yakuza yang masih hidup, masih ada sekitar empat puluhan orang lagi.

Edward membentuk senjata Mesin di tangannya, tubuhnya berkontruksi, dan memproduksi peluru-peluru dari tulangnya yang telah berevolusi menjadi baja. kini Edward benar-benar tampak seperti monster senjata mesin di tangannya, Edward menembakkan semuanya ke arah seluruh tentara dan yakuza itu.

Trattttttatttttat!

Tratttttatttttttttat ...!!

Tratttttttatttttttttttat ...!!!

Beberapa mati, beberapa lagi bertahan, dan beberapa lagi mencari tempat perlindungan.

Shojo merasa dirinya tersudutkan, dan mencari perlindungan untuk bertahan. Ia bergumam pada dirinya sendiri.

"Apakah ini saat yang tepat untuk aku mengeluarkan kekuatan di tubuhku?"

Terpopuler

Comments

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like mendarat thor

2021-02-22

2

Last Reader

Last Reader

Erik bisa mirip kayak monster sasuke dung

2021-02-21

0

Zhafira Nesya

Zhafira Nesya

Kisah ayahnya erik sedih 😢

2021-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : PROLOG
2 Chapter 2 : Trisakti High School
3 Chapter 3 : Eric Pratama
4 Chapter 4 : Natsumi Yuri
5 Chapter 5 : Selembar Surat
6 Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7 Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8 Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9 Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10 Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11 Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12 Chapter 12 : Eric Comeback To School
13 Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14 Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15 Chapter 15 : Empat Anak Katana
16 Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17 Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18 Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19 Chapter 19 : Pementasan Drama
20 Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21 Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22 Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23 Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24 Chapter 24 : Pulau Pantara
25 Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26 Chapter 26 : What The Hell?
27 Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28 Chapter 28 : Sinar Bulan
29 Chapter 29 : Sebuah Paket
30 Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31 Chapter 31 : Murid Baru Again
32 Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33 Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34 Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35 Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36 Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37 Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38 Chapter 38 : Desa KenRoshi
39 Chapter 39 : Kakek itu lagi
40 Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41 Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42 Chapter 42 : E-Ryu
43 Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44 Chapter 44 : Cerita Bayu
45 Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46 Chapter 46 : Bercampur Dendam
47 Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48 Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49 Chapter 49 : Why Always Dendam
50 Chapter 50 : Menebus kesalahan
51 Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52 Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53 Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54 Chapter 54 : Ready To War
55 Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56 Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57 Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58 Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59 Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60 Chapter 60 : EPILOG
61 Info (Mutant : Katana Holder)
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : PROLOG
2
Chapter 2 : Trisakti High School
3
Chapter 3 : Eric Pratama
4
Chapter 4 : Natsumi Yuri
5
Chapter 5 : Selembar Surat
6
Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7
Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8
Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9
Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10
Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11
Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12
Chapter 12 : Eric Comeback To School
13
Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14
Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15
Chapter 15 : Empat Anak Katana
16
Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17
Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18
Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19
Chapter 19 : Pementasan Drama
20
Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21
Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22
Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23
Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24
Chapter 24 : Pulau Pantara
25
Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26
Chapter 26 : What The Hell?
27
Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28
Chapter 28 : Sinar Bulan
29
Chapter 29 : Sebuah Paket
30
Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31
Chapter 31 : Murid Baru Again
32
Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33
Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34
Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35
Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36
Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37
Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38
Chapter 38 : Desa KenRoshi
39
Chapter 39 : Kakek itu lagi
40
Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41
Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42
Chapter 42 : E-Ryu
43
Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44
Chapter 44 : Cerita Bayu
45
Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46
Chapter 46 : Bercampur Dendam
47
Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48
Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49
Chapter 49 : Why Always Dendam
50
Chapter 50 : Menebus kesalahan
51
Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52
Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53
Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54
Chapter 54 : Ready To War
55
Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56
Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57
Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58
Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59
Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60
Chapter 60 : EPILOG
61
Info (Mutant : Katana Holder)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!