Chapter 12 : Eric Comeback To School

Trisakti High school

Beberapa hari yang lalu perkelahian murid di kelas 11 membawa pengaruh besar di kehidupan lingkungan sekolah, kabarnya pertarungan itu membuat keadaan di sekolah menjadi damai, Wolfstreet yang dulunya berbuat onar, kini hanya melakukan kegiatan mereka dengan berbuat baik kepada sesama murid, tajamnya taring keangkuhan mereka yang dulu, kini sudah dipatahkan oleh seseorang yang bernama Eric.

Di gedung kelas XI (11), Eric berjalan dengan Yuri di lorong yang cukup panjang, depan kelas demi depan kelas mereka lewati, sepanjang jalan mereka berdua diperhatikan oleh banyaknya murid, ternyata mereka semua sedang membicarakan Eric.

"Dia yang bernama Eric?"

"Wah ... ganteng banget ..." ucap salah satu gadis.

"Di sebelahnya itu siapa, Ya? dia sangat cantik!"

"Itu kaya nya anak baru yang masuk beberapa hari yang lalu!"

"Ehh! Itu Eric yang taklukan WolfStreet itu kan?"

"Iya, benar. Itu Eric ..."

Eric merasa risih saat semua murid di gedung kelas XI (11) yang memperhatikan dan membicarakan dirinya.

"Kenapa mereka semua gitu?"

"Semenjak kamu ngalahin Ardhias!" jawab Yuri

"Aneh ... emangnya Ardhias yang paling berpengaruh di sekolah ini?"

"Aku sih gak tau, aku kan masih anak baru," jawab Yuri dengan senyuman manis kepada Eric, sukses membuat hati Eric berbunga-bunga.

Tiba-tiba di depan mereka muncul sekumpulan murid lelaki menghentikan langkah kaki Eric dan Yuri, mereka semua berlutut menundukkan kepala mereka.

"Selamat datang, bos Eric!" teriak mereka serempak.

"Kami dengar bos Eric berulang tahun empat hari yang lalu, meski terlambat, kami semua berinisiatif memberi bos hadiah untuk menyambut kedatangan bos, karena bos Eric adalah bos baru kami."

"Mari silahkan bos Eric!" salah satu anggota WolfStreet itu mengarahkan Eric ke jendela.

Dari lantai dua gedung kelas itu, Eric melihat keluar jendela, diikuti dengan dikerubungi oleh Yuri dan murid-murid lainnya dari belakang, di bawah sana tampak sebuah benda cukup besar tertutupi kain hitam dan dibaluti pita warna-warni sekilas seperti kado.

Di sekeliling kado besar itu gadis-gadis sedang menari. Di setiap gerakan, mereka melakukan dance ala k-pop, gadis paling mencolok di antara gadis-gadis itu adalah Alena selaku pemimpin geng Trio Beauty, mereka melakukan tarian itu dengan eksotis, membuat lelaki yang melihatnya tak bisa mengedipkan mata.

Semua murid dari berbagai gedung, mulai dari gedung kelas X(10) maupun gedung kelas XII(12), mereka semua menonton Alena dan gadis-gadis yang menari di lapangan basket itu.

Alena melakukan dance k-pop ini semata-mata hanya untuk memberi surprise kepada lelaki yang dicintainya, lebih tepatnya adalah Eric Pratama.

"Wah, tarian mereka keren banget,"

"Uhh ...! estetik sekali!"

"Alena cantik banget!"

...........

Dari gedung kelas 12

"Aku baru tau ada gadis yang secantik itu di kelas 11, namanya siapa ya? kau tau?"

"Aku dengar namanya Alena, mereka punya geng perempuan bernama Trio Beauty di kelas XI (11)."

"Wah! sepertinya aku akan mengajaknya berkencan!"

"Hahaha, pasti bisalah, wajahmu kan tampan!"

"Huh ... biasa saja,"

Yang berbicara barusan adalah Bayu yang duduk di kelas XII-A, ia memiliki wajah tampan mirip seperti boyband korea, memiliki kulit putih dan gaya potongan rambut comma hair, ia terus memperhatikan Alena dari gedung kelas XII (12).

Eric yang melihat gadis-gadis menari itu dari lantai dua hanya memicingkan matanya menatap Yuri, Yuri sedang terfokus melihat tarian k-pop Alena dan anggotanya, kemudian Alena melanjutkan gerakan eksotisnya membuka kain yang menutupi kado itu, kibasan kain itu terdengar jelas dengan memperlihatkan kendaraan keren yang ada di dalamnya, "itu Motor Sport R-15."

Eric membuka matanya bulat-bulat, "Mereka memberi hadiah aku motor!!!" teriaknya dalam Hati.

"Ini bos, kunci motornya," salah satu anggota WolfStreet memberikan kunci kepada Eric.

Eric hanya terpaku menatap kunci motor yang ada di telapak tangannya saat ini, Eric bertanya kepada Yuri.

"Yuri, ada apa dengan sekolah ini?"

Yuri hanya tersenyum menjawab "nanti aku jelasin!"

...........

Di kelas XI-A

Semua murid menyapa Eric, keramahtamahan mereka membuat Eric sedikit risih, sekolah menjadi tidak seperti biasa baginya, Eric tidak bisa lagi memasang sifat dirinya yang cuek, mau tidak mau dia juga harus membalas sapaan teman-temannya tersebut.

Setelah itu, Yuri dan Eric duduk di bangku mereka masing-masing, sekilas Eric melihat bangku Ardhias yang kosong, membuat diri Eric melamun sesaat "Kenapa dia belum hadir di sekolah, apa dia belum keluar dari rumah sakit?" gumamnya dalam hati, seketika Yuri memecahkan keheningan Eric.

"Jadi hadiah motor itu merupakan hadiah dari semua anak kelas 11 untuk kamu!" jelas Yuri

"Benarkah? aku jadi gak enak sama mereka, mereka ngeluarin uang buatku."

"Justru merekalah yang gak enak sama kamu! kamu udah nyelametin kehidupan murid-murid di kelas 11, mereka berharap besar sama kamu untuk menang melawan Ardhias sampai kamu menanggung resiko masuk penjara!" jelas Yuri.

"Hmm, gitu! aku akan menghargai pemberian mereka, setidaknya mengucapkan terimakasih!"

Lalu seorang gadis lain menjawab, "Gak perlu ucapin terimakasih, cukup kamu bawa motor itu sehari-hari, mereka semua akan senang," ucap Alena menjelaskan kepada Eric dengan memperlihatkan kecantikan wajahnya, Alena duduk satu langkah di depan bangku meja Yuri.

Eric yang menatapnya biasa saja hanya mengangguk paham kepada Alena, Yuri yang sedari tadi tersenyum kepada Eric berteriak "Bu Helena datang!"

Sontak semua murid yang tadinya posisi mereka berserakan, kini kembali duduk rapi seperti biasanya.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi, Bu ..." ucap sekelas serempak.

"Wah, Eric comeback to school ya!!!" sapa Bu Helena.

Kegiatan belajar mengajar pun berlanjut sebagai mana biasanya.

..........

Bel istirahat berbunyi

Eric dan Yuri bergegas pergi ke kantin, begitu juga dengan murid-murid yang lain, beberapa murid memutuskan pergi ke aula untuk mengikuti seleksi pemilihan pemeran drama yang akan dipentaskan minggu depan, dan juga ada seleksi berbagai performance seperti bernyanyi, atraksi, dan menari. tampaknya Eric tidak tertarik untuk mengikuti seleksi itu meskipun kabarnya bagi yang berpenampilan di atas panggung akan dibawa jalan-jalan keluar kota.

Yuri yang sangat ingin ikut seleksi itu terus menerus mengajak Eric untuk ikut, namun apalah daya jika Eric tidak mau, sekali ia bilang tidak mau, dia akan kuat dengan pendiriannya.

Saat Eric dan Yuri sedang makan di kantin, tiba-tiba Alena, Helvi, dan Gea datang ikut serta makan di meja mereka, Alena langsung duduk di sebelah sisi kanan Eric, Yuri yang melihatnya tampak sedikit kesal, sedangkan Helvi dan Gea duduk di depannya berhadapan dengan mereka bertiga.

"Eric mau aku suapin?" tanya Alena dengan imut kepada Eric.

"Buka mulutnya! Aaaaaa ...!!!" bujuk Alena kepada Eric dengan membuka mulutnya juga.

"Tidak usah. Aku bisa makan sendiri," ucap Eric dengan dingin sambil menyuapkan makanannya sendiri ke mulut.

"Oh, yaudah deh, kita makan bareng aja!" sahut Alena.

Helvi dan Gea hanya nyengir-nyengir sendiri melihat Alena mencari perhatian kepada Eric, Yuri mulai bertambah kesal melihatnya.

Tiba-tiba seseorang mendatangi mereka berlima, ada lambang kelas 12 di bahu sebelah kirinya, wajahnya cukup tampan dengan style rambut comma hair.

"Aku boleh gabung makan bersama kalian?"

"Wah, Kakak kelas, gak apa-apa, ayo silahkan duduk, Kak!" ucap Helvi dengan ramah.

Jarang-jarang Helvi berbuat ramah kepada orang lain, satu-satunya hal kenapa Helvi tiba-tiba bersikap baik, karena ada orang tampan yang duduk di sekitarnya. Lelaki itu pun duduk di sebelah kanan Alena, Alena tidak terlalu menghiraukannya, kini empat orang cakep duduk berderet di salah satu kursi meja makan kantin itu.

"Kenalin nama aku Bayu Purbawingga," ucap Bayu dengan menyalami semua orang yang duduk di meja makan itu. Eric, Yuri, Alena, Helvi, dan Gea pun juga ikut menyalami dengan menyebutkan nama mereka masing-masing.

"Halo, Kak Bayu!" sapa Gea kepadanya.

"Halo." Sahut Bayu dengan senyuman ramah.

Suasana meja makan itu menjadi hening seketika, tidak ada satupun yang berbicara, mereka hanya melanjutkan makan mereka saja, Bayu pun memecahkan suasana keheningan dengan mengajak mereka berbicara.

"Tadi aku sempat mengikuti seleksi pentas drama minggu depan, terus aku terpilih menjadi pemeran pangeran di drama putri rapunzel, tapi pemeran utama putri rapunzel masih belum dapat pemeran yang cocok, sudah banyak gadis yang diseleksi, tapi guru narrator di drama itu merasa belum ada yang cocok. Akhirnya guru itu memutuskan aku yang mencari pasanganku sendiri di dalam drama itu, dengan cara aku yang akan merekomendasikan pemeran," jelas Bayu panjang lebar.

Eric, Yuri, Alena, Helvi, dan Gea bingung ingin merespon apa kepada kakak kelas mereka Bayu Purbawingga itu.

"Sepertinya ... gadis yang di sebelahku ini cocok menjadi pemeran rapunzel!" ucap Bayu kepada Alena.

Seketika Helvi dan Gea memperhatikan Alena dari ujung rambut hingga kaki.

"Iya betul! Alena cocok jadi pemeran putri rapunzel!" ujar Gea.

"Hehe, maaf Kak. Bukannya Alena gak mau, cuma aku udah lulus ikut seleksi untuk performance dance k-pop di acara itu nanti, aku gak bisa ikutan drama karena takut jam latihannya tabrakan!" jelas Alena.

"Yah ... iya juga ya, sayang sekali, tapi bagus. Aku sempat liat dance kamu di lapangan basket tadi pagi, kamu cocok banget jadi Idol k-pop!"

"Makasih kak!" balas Alena.

"Kalau kalian berdua gimana?" tanya Bayu kepada Gea dan Helvi.

Gea dan Helvi sama-sama menghadapkan wajah mereka satu sama lain.

"Maaf Kak. Kita sebenarnya juga mau ikut drama Putri Rapunzel, cuma kita udah ikut dance bareng sama Alena."

"Oh, yaudah gak papa."

"Kalau kamu? keliatannya kamu sangat cocok jadi pemeran rapunzel, mau ikut gak?" tanya Bayu kepada Yuri.

Eric mendengus napasnya pelan, sepertinya Eric tidak ingin Yuri ikut ke dalam drama Putri Rapunzel, apalagi Yuri menjadi pasangan Bayu di dalam drama putri Rapunzel itu.

"Tunggu sebentar ya kak! nanti aku putuskan!" ujar Yuri langsung menarik tangan Eric ke meja yang lebih jauh, cukup sepi dari murid-murid yang ada di dalam kantin itu.

Alena, Helvi, dan Gea hanya terheran melihat mereka pergi.

"Kenapa bawa aku kesini?" tanya Eric.

"Ayolah Eric, kamu harus ikut aku cari drama yang lain."

"Enggak, aku tidak mau ikut drama apapun!"

"Yaudah, aku ikut drama sama kakak itu ya."

"Yaudah, ikut aja gak papa."

"Yang bener???"

"Iya, aku bener, serius!!!"

Eric menjawabnya dengan berat hati, di satu sisi Eric tidak mau ikut masuk ke dalam drama apapun itu, di sisi lainnya Eric juga tidak mau Yuri menjadi lawan main Kakak kelasnya Bayu, namun karena Eric tidak ingin membuat hati Yuri patah semangat, Eric pun dengan lapang dada melepaskan Yuri untuk ikut drama putri rapunzel.

"Oh ... yaudah, tunggu sebentar!"

Yuri menghampiri Bayu untuk memberikan keputusannya.

"Kak, aku mau ikut jadi pemeran putri rapunzel."

"Syukurlah, akhirnya kami dapat pemeran putri rapunzel." Ucap Bayu itu tersenyum ramah.

Eric yang melihatnya hanya membuang wajahnya ke arah lain, Yuri pun kembali menghampiri Eric.

"Jalan-jalan yuk!" ajak Yuri kepada Eric dengan senyuman khasnya, hal itu berhasil membuat hati Eric yang cemburu menjadi luluh hatinya.

............

Di taman sekolah Eric dan Yuri sedang berkeliling untuk berjalan-jalan santai, di sisi pinggir jalanan taman itu dihiasi dengan bunga-bunga yang bermekaran indah di sekelilingnya, mereka berdua pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman sekolah itu untuk membicarakan sesuatu.

"Aku dengar ... ibu kamu pergi ke rusia ya?"

"Iya, Ibu aku pergi ke rusia saat aku masih di dalam penjara kemarin."

"Terus ibu kamu gak tau kalau kamu masuk penjara?"

"Kayanya sih gitu, lebih baik jangan sampai tau! hahaha ..." tawa lepas Eric

"Oh, gitu ...! yaudah sebaiknya kamu telpon ibu kamu, tanya kabarnya gimana!"

"Iya, aku baru kepikiran, nanti aja pas udah pulang sekolah,"

"Hmm.., eh! waktu kamu di penjara, kamu ketemu sama pembunuh bayaran itu!"

"Iya, aku sempat ketemu dan berkelahi dengannya."

"Kok bisa sampai berkelahi?"

"Jadi di dalam penjara itu, ada sebuah tempat yang namanya Ring Ghosttown, supaya aku bisa cepat keluar dari penjara itu, aku harus ngelawan dia dulu!"

"Terus kamu menang?"

"Bukan cuma menang, tanpa sengaja aku ngebu-"

Perkataan Eric dipotong oleh Yuri yang langsung melontarkan pertanyaan yang lain

"Kamu yang bunuh dia? kok bisa?"

"Jadi kamu tau soal ini?"

"Ya tau dong! aku kan baca berita terbaru, titlenya (Da Bai, pelaku pembunuhan Natsumi Hiro, tewas di dalam penjara pada pagi dini hari, penyebab tewasnya Da Bai karena terjadi saling baku hantam berdarah dengan salah satu tahanan sel)"

"Hahaha, beritanya gak tau kalau yang bunuh Da Bai itu a-"

lagi-lagi ucapan Eric terpotong oleh Yuri yang tiba-tiba menutup mulut Eric dengan tangan lembutnya. wangi tubuh Yuri tercium harum oleh Eric.

"Ngomongnya jangan keras-keras! nanti kamu bisa masuk penjara lagi lho!" bisik Yuri

"Kamu tenang aja, kasus itu akan segera ditutup, itulah dunia kepolisian di Kota Axel, tidak akan ada yang tahu fakta di balik jerujinya."

"Ahh, yang bener aja! jadi intinya kamu kok bisa bunuh dia?"

"Aku gak tau kenapa bisa gitu, pokoknya gak perlu diceritain gimana cara pembunuh bayaran itu mati, terlalu kejam untuk diingat, tapi intinya kamu senang kan? kalau dendam kakek kamu terbalaskan."

"Walaupun pembunuh itu mati, tetap aja dia itu cuma suruhan Tatsumi Shojo, dendam itu sama sekali belum terbalaskan, pokoknya Shojo harus membayar semuanya, ini baru permulaan yang dibantu sama kamu, mulai sekarang aku akan berlatih pedang samurai lebih giat lagi!!!" ujar Yuri penuh antusias

"Wah ... semangat mu itu ..." sebut Eric

_____________________________________________

Di kediaman rumah besar basweda

Seorang remaja berusia hampir tujuh belas tahun, sedang bermain game online duduk di sofa pribadi yang mewah dengan smartphone miliknya, game yang sedang ia mainkan merupakan game battle royale yang sedang hits pada masa kini, wajah remaja itu dibaluti perban putih yang menutupi seluruh wajahnya kecuali rambutnya yang berwarna coklat kemerahan berantakan, ia juga sedang mengenakan seragam sekolah.

Tiba-tiba seseorang datang mengagetkannya hingga ia kalah di dalam permainan itu.

"KAMU GAK SEKOLAH!!!" teriak Nendra sangat kencang kepada anaknya

"Astaga! aku jadi kalah, kenapa tiba-tiba mengagetkan ku seperti itu?"

"Apa game itu lebih penting daripada sekolah?"

"Aku hari ini tidak sekolah, karena belum siap untuk pergi!"

"Itu bukan alasan! mengapa hari ini kamu tidak sekolah?" bentak Nendra marah kepada anaknya.

"Aku hanya belum percaya diri untuk bersekolah dengan perban ini!"

"Hahaha, kamu malu memperlihatkan ketampananmu dengan semua orang di sekolahmu?" ejek Nendra kepada anak semata wayangnya itu.

"Jangan mengejekku! baiklah-baiklah, mulai besok aku akan sekolah dan tidak bolos lagi!"

"Nah gitu, belajar yang rajin! oh iya, Ayah lupa memberitahumu,"

"Memberi tahu apa?"

"Pamanmu Shojo di Tokyo meminta Ayah untuk berkunjung ke tempatnya!"

"Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya Ardhias antusias.

"Ayah tidak tahu, yang jelas sepertinya ada sesuatu yang sangat penting untuk ia beritahu!"

"Ayah sebaiknya berhati-hati! bukankah dia itu pemimpin Yakuza yang kejam, terus dia sempat membunuh ayah angkat Aya-?"

Ucapan Ardhias dipotong langsung dengan ucapan Ayahnya itu.

"Yang kamu katakan memang benar, tapi tetap saja dia itu dulu saudara angkat Ayah, besok tanggal 14 februari, orang suruhannya datang menjemputku, takutnya aku tidak sempat berpamitan dengan kamu," jelas Nendra dengan senyuman kepada anaknya Ardhias.

"Sering-sering lah melatih kekuatan fisik mu!suatu saat nanti kamu pasti membutuhkannya," pinta Nendra kepada Ardhias

"Sampai jumpa lagi dirumah kebanggaan kita ini!" ucap nendra sambil mengacak-acak rambut anaknya itu dengan telapak tangannya yang kasar.

Nendra pun berjalan ke arah pintu keluar rumah, Ardhias hanya menutupi rasa sedihnya sambil menatap punggung ayahnya yang mengenakan seragam polisi itu menghilang di telan pintu depan rumah Basweda.

Terukir rangkaian kata di lubuk hati Ardhias yang paling dalam

"Cepatlah kembali, Ayah ...!"

Terpopuler

Comments

Last Reader

Last Reader

Yuri😌

2021-02-23

0

Dia amanah

Dia amanah

keren kak semangat
Jangan lupa baca novel aku judulnya "Thanks"
Aku harap kita bisa saling support
Makasih kak

2021-02-15

1

Zhafira Nesya

Zhafira Nesya

😢😢😢

2021-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : PROLOG
2 Chapter 2 : Trisakti High School
3 Chapter 3 : Eric Pratama
4 Chapter 4 : Natsumi Yuri
5 Chapter 5 : Selembar Surat
6 Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7 Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8 Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9 Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10 Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11 Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12 Chapter 12 : Eric Comeback To School
13 Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14 Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15 Chapter 15 : Empat Anak Katana
16 Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17 Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18 Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19 Chapter 19 : Pementasan Drama
20 Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21 Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22 Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23 Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24 Chapter 24 : Pulau Pantara
25 Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26 Chapter 26 : What The Hell?
27 Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28 Chapter 28 : Sinar Bulan
29 Chapter 29 : Sebuah Paket
30 Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31 Chapter 31 : Murid Baru Again
32 Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33 Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34 Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35 Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36 Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37 Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38 Chapter 38 : Desa KenRoshi
39 Chapter 39 : Kakek itu lagi
40 Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41 Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42 Chapter 42 : E-Ryu
43 Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44 Chapter 44 : Cerita Bayu
45 Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46 Chapter 46 : Bercampur Dendam
47 Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48 Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49 Chapter 49 : Why Always Dendam
50 Chapter 50 : Menebus kesalahan
51 Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52 Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53 Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54 Chapter 54 : Ready To War
55 Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56 Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57 Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58 Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59 Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60 Chapter 60 : EPILOG
61 Info (Mutant : Katana Holder)
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : PROLOG
2
Chapter 2 : Trisakti High School
3
Chapter 3 : Eric Pratama
4
Chapter 4 : Natsumi Yuri
5
Chapter 5 : Selembar Surat
6
Chapter 6 : Profesor Muda, E. P
7
Chapter 7 : Tiket Eric ke Penjara
8
Chapter 8 : Eric dan Yuri mulai dekat
9
Chapter 9 : Ayah Eric, Enmo Pratama.
10
Chapter 10 : Ibu Eric, Maria Deslova.
11
Chapter 11 : Yuri Berkunjung Ke Rumah Eric
12
Chapter 12 : Eric Comeback To School
13
Chapter 13 : Hari minggu mau ngapain?
14
Chapter 14 : Ronin, Nendra Basweda
15
Chapter 15 : Empat Anak Katana
16
Chapter 16 : Ardhias Comeback To School
17
Chapter 17 : WolfStreet Vs Thunderdown
18
Chapter 18 : Ibu Eric pulang!!?
19
Chapter 19 : Pementasan Drama
20
Chapter 20 : Mambayar Tiket jalan-jalan
21
Chapter 21 : Membayar Tiket jalan-jalan 2
22
Chapter 22 : Perjalanan menuju dermaga Marina
23
Chapter 23 : Menuju Pulau Pantara
24
Chapter 24 : Pulau Pantara
25
Chapter 25 : Siapa Ayah Bayu?
26
Chapter 26 : What The Hell?
27
Chapter 27 : Suara Mengagetkan
28
Chapter 28 : Sinar Bulan
29
Chapter 29 : Sebuah Paket
30
Chapter 30 : Awal Mula Gangster WolfStreet
31
Chapter 31 : Murid Baru Again
32
Chapter 32 : WolfStreet Vs Thunderdown 2
33
Chapter 33 : Firasat Yuri/Eric
34
Chapter 34 : Cerita Ibu-nya Bayu
35
Chapter 35 : Persiapan yang terlambat
36
Chapter 36 : Ronin, Enmo Pratama.
37
Chapter 37 : Menjemput WolfStreet
38
Chapter 38 : Desa KenRoshi
39
Chapter 39 : Kakek itu lagi
40
Chapter 40 : Mata Berapi Biru
41
Chapter 41 : Ronin, Natsumi Oga. Dan Ninja, Hikari Yumeko.
42
Chapter 42 : E-Ryu
43
Chapter 43 : Kedatangan Mantan Marinir
44
Chapter 44 : Cerita Bayu
45
Chapter 45 : Semua ada di tangan Eric
46
Chapter 46 : Bercampur Dendam
47
Chapter 47 : Apa Itu Dendam?
48
Chapter 48 : Pak Walikota Disandra
49
Chapter 49 : Why Always Dendam
50
Chapter 50 : Menebus kesalahan
51
Chapter 51 : Ilmu dari Edward
52
Chapter 52 : Kecemburuan Yuri
53
Chapter 53 : The Hikari Ninja Clan
54
Chapter 54 : Ready To War
55
Chapter 55 : Dibendung Rasa Tak Terduga
56
Chapter 56 : Samurai, Fujiwara Satoru.
57
Chapter 57 : Bangkit Dari Keterpurukan
58
Chapter 58 : Di Ambang Perperangan Besar
59
Chapter 59 : Pertarungan Terakhir
60
Chapter 60 : EPILOG
61
Info (Mutant : Katana Holder)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!