Sepanjang perjalanan Feng May melihat begitu banyak tanaman herbal yang ada ditanam disana. "Yu Tu apa semua ini kau yang tanam?," tanya Feng May.
"Tidak kak! Mereka tumbuh sendiri dan akan tumbuh seiring dengan perkembangan latihan kakak," jawab Yu Tu. Feng May hanya mengangguk-angguk mengerti.
Sesampainya di depan ruangan pembuatan pil...
"Kakak ini adalah ruangan pembuatan pil obat," kata Yu Tu sambil membuka pintu besar itu.
"Ini adalah tungku apinya," sambungnya.
"Lalu yang ada disini adalah tanaman herbal yang sudah aku petik dan aku kumpulkan," kata Yu Tu.
"Iya baiklah aku mengerti," kata Feng May.
"Kau keluarlah jangan menggangguku sebelum aku yang keluar atau memanggil mu masuk. Mengerti?," kata Feng May tegas.
"Emm aku mengerti kak," jawab Yu Tu dengan sorot mata tegas.
"Bagus! Kalau begitu kau keluarlah lebih dulu," perintah Feng May. Yu Tu pun membungkuk memberi hormat dan setelahnya ia berjalan keluar dari ruangan.
Feng May mengambil semua bahan yang diperlukan untuk membuat pil darah yang berfungsi untuk menguatkan kekuatan fisik. Kemudian ia mulai pembuatan pil obatnya.
3 hari kemudian...
Feng May masih berkonsentrasi untuk memurnikan pil darah. Boomm... Yu Tu yang berada tak jauh dari tempat pembuatan pil langsung berlari masuk kedalam ruangan. Ia melihat sekeliling pil darah yang berhasil dimurnikan oleh Feng May.
"Kakak... Kakak sungguh bisa memurnikan pil darah?," tanya Yu Tu terkejut. Feng May hanya melihat kearah Yu Tu kemudian ia berjalan keluar.
"Yu Tu kau berlatihlah dengan tekun aku akan beristirahat sebentar," kata Feng May yang diangguki oleh Yu Tu.
"Kakak sungguh luar biasa hanya dalam waktu 3 hari kakak mampu membuat dan memurnikan 100 pil darah," gumam Yu Tu terkagum-kagum.
"Aku harus berlatih keras agar dapat membantu kakak nanti," kata Yu Tu dengan semangat 45.
Setelah beristirahat selama 2 jam akhirnya Feng May bangun dari tidurnya.
"Aku sudah tidur sangat lama dan sekarang tubuhku sudah fit kembali," gumam Feng May.
"Aku harus kembali berlatih besok aku akan kembali ke dunia nyata dan istirahat dikamar ku yang nyaman," gumam Feng May.
Ia kemudian duduk bersila dan mulai berkultivasi. Ia kembali berfokus pada latihannya.
Keesokan harinya...
Feng May bangun dan kemudian ia merenggangkan otot-ototnya.
"Sepertinya sudah malam di dunia nyata. Aku harus segera kembali," kata Feng May. Ia pun memandang sekitar mencari Yu Tu, setelah menemukannya ia berpamitan kepada bocah kecil itu.
Didalam kamar Feng May...
"Haah akhirnya sampai juga dikamar," gumam Feng May. Feng May hanya menatap sekitar, kemudian ia berjalan keluar dari kediaman dan menuju ke halaman belakang yang sepi dan tidak dijamah oleh siapapun.
"Tempat ini sepertinya sangat mengerikan. Banyak sekali rumor yang mengatakan bahwa tempat ini angker," gumam Feng May. Ia masih berjalan mengelilingi tempat itu, sampai ia mendengar suara kecapi dimainkan.
Feng May celingak-celinguk mencari asal suara kecapi sembari meresapi alunan nadanya. "Siapa yang bermain kecapi dimalam hari seperti ini. Alunan nadanya penuh kesepian," gumam Feng May sambil terus berjalan mencari sumber suara tersebut.
Feng May yang lelah berjalan pun akhirnya diam dan menghela nafas panjang. Alunan nada kecapi tersebut berganti lagi. "Sepertinya aku mengetahui lagu dari nada kecapi ini," gumam Feng May.
Feng May yang terbawa suasana pun akhirnya membuka suaranya, ia bernyanyi ditengah malam sendirian dengan ditemani oleh alunan nada dari musik kecapi yang dimainkan oleh seseorang yang tidak diketahui siapa ia.
Setelah musik berhenti dan Feng May menyelesaikan lagunya kedua orang itu sama-sama terdiam dan bertanya-tanya siapakah orang yang menemani mereka melewati malam sepi.
Ditempat yang tidak seberapa jauh dari hutan tersebut, ada seorang pria yang dengan anggun memainkan musik kecapi peninggalan mendiang ibunya. Saat ia memainkan musik yang disukai oleh ibunya, ia mendengar suara seorang wanita bernyanyi. Setelah ia menyelesaikan musiknya gadis itu pun menyelesaikan lagunya.
"Ren!," panggilnya pada pengawal pribadinya.
"Ya tuan," jawab orang tersebut.
"Menurut mu siapakah orang yang bernyanyi dengan suara merdu itu dan halus itu?," tanyanya.
"Hamba tidak tahu tuan," jawab pengawalnya tersebut.
"Aku ingin tahu siapa gadis itu," kata pria itu.
"Tuan setahu saya diujung hutan ini adalah kediaman dari putri ke-3 keluarga Feng. Ia terkenal bodoh dan lemah," kata pengawal itu.
"Yah mungkin gadis kecil itu. Aku akan menemuinya," gumam pria itu.
"Tapi tuan saya ras tidak mungkin dia. Yang saya dengar dari rumor adalah putri ke-2 dan ke-4 keluarga Feng lah yang berbakat," ucap Ren.
"Aku tidak yakin Ren! Yang aku yakini adalah nona ke-3 keluarga Feng itu yang aku curigai," kata pria itu.
"Kita kembali saja sekarang," perintah pria itu kepada pengawalnya. "Baik tuan," jawab Ren.
Ditempat Feng May...
Feng May diam saja setelah menyelesaikan lagunya. "Siapa sebenarnya orang yang tengah bermain musik ditengah malam begini?," gumam Feng May bertanya-tanya dalam hati.
"Haaah sebaiknya aku kembali ke kamar saja," kata Feng May kemudian bergegas kembali kedalam kamarnya.
Keesokan harinya...
Bibi Zou datang dan masuk kedalam kamar Feng May dengan tergesa-gesa.
"Nona...nona...nona ayo bangun sekarang!!," ucap bibi Zou sambil menaruh panci untuk mencuci muka dimeja. Bibi Zou menghampiri Feng May yang masih memeluk bantalnya dan membelai rambut gadis itu.
"Nona ke-3 Feng ayo bangun!! Hari ini adalah ulang tahun Nyonya tua! Nenek anda! Kita harus awal dan menyiapkan hadiah untuk beliau malam nanti," kata bibi Zou dengan sabar membangunkan Feng May.
Feng May mengerang bangun dan kemudian duduk ia masih mengantuk dan mengucek matanya. "Hmm bibi Zou May'er sudah bangun," ucapnya dengan suara serak.
"Ayo nona segera bangun," kata bibi Zou sambil membelai kepala gadis itu.
"Iya lihat May'er sudah bangun," jawab Feng May tapi dengan mata tertutup.
"Hahaha anda ini benar-benar menggemaskan ya," kata bibi Zou terasa kecil sambil mencubit gemas pipi Feng May.
"Ayo cepat cuci muka anda," kata bibi Zou sambil menuntun Feng May duduk didepan meja rias.
Feng May mencuci mukanya dengan dibantu bibi Zou. Karena Feng May langsung mencelupkan wajahnya kedalam panci, dan membuat bibi Zou tertawa dengan tingkah Feng May.
Setelah itu Feng May mandi dan dengan diburu oleh bibi Zou. "Nona ayo cepat selesaikan mandinya," kata bibi Zou.
"Iya bibi," jawab Feng May.
Setelah mandi bibi Zou membantu Feng May berpakaian, setelah itu paman Zou datang dengan membawa nampan berisi makanan. "Nona cepat makan sarapan anda. Setelah itu kita akan pergi ke pasar membeli hadiah untuk nyonya tua," mendengar kata pasar membuat Feng May langsung bersemangat.
Ia ingat, bahwa ia harus menyerahkan pil darah kepada orang-orang yang bekerja direstoran barunya dan juga merehab kembali restoran tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
maestuti dewi saraswati
lanjuttt
2021-06-14
8