"Hey..Apa kalian sangat lemah sampai menghadapi seorang pria saja harus keroyokan," teriaknya dengan lantang.
Mereka semua memandang ke arah Feng May. Mereka cukup terkejut karena sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
"Hay bocah kecil ini bukan taman bermain," ucap pembunuh A.
"Benar dan lagi kau sama sekali tidak memiliki kekuatan spiritual. Jadi bagaimana kau bisa mengalahkan kami?," kata pembunuh B.
"Hahahaha gadis lemah seperti mu ingin mengalahkan kami kah? Kau hanya akan mengantarkan nyawamu," ucap pembunuh C.
Feng May tersenyum sambil memiringkan kepalanya. Dengan gerakan cepat dan tanpa menimbulkan suara, ia berhasil menggulingkan semua pembunuh dan hanya menyisakan 3 pembunuh yang sebelumnya menghinanya.
Slash…… Slash…… Slash……
"Bagaimana aku yang lemah ini dapat membunuh semua rekanmu? Kalau aku lemah lalu kalian apa hah? Sampah??," ucapnya dengan senyum kearah mereka ber-3.
Slash…
Tanpa memberikan kesempatan kepada ke-3 pembunuh tersebut Feng May langsung bergerak kearah pembunuh C. Ia menusukan pisaunya kearah ulu hati orang tersebut.
Slash…… Slash……
Kemudian ia bergerak kearah pembunuh B dan memotong pergelangan tangan kanannya. Setelahnya ia bergerak kearah pembunuh A dan melukai kakinya tepat pada titik vitalnya.
"Kalian yang seperti ini masih berani jadi pembunuh? Sungguh memalukan," ucapnya.
Feng May mengambil pedang yang letaknya tidak jauh darinya. Ia mengambilnya dan langsung mengarahkan pedang itu untuk memotong kepala ke-3 pembunuh tersebut.
Srek…… Srek… Srek…
Baju yang dipakai oleh Feng May terkena cipratan darah dari ke-3 pembunuh tersebut. Kemudian ia berbalik dan memandang ke arah pemuda yang sedang terluka tersebut.
"Terima kasih sudah menolongku," katanya.
"Tapi kau melihatku membunuh mereka semua, jadi aku harus membunuhmu," ucapnya.
"Tidak-tidak nona kau bisa memegang janjiku. Aku tidak akan membocorkan kejadian hari ini," ucapnya meyakinkan gadis itu.
"Sayang sekali aku hanya percaya pada orang mati untuk menjaga rahasia," ucapnya.
"Kau bisa percaya padaku nona. Ambillah ini," ucapnya sambil menyodorkan sebuah lencana kearah Feng May.
"Apa ini? Apa kegunaannya?," tanyanya.
"Kau bisa menggunakan lencana ini untuk menemui ku. Aku tinggal di istana, jika kau memerlukan bantuan ku kau bisa datang kesana dan tinggal menunjukkan lencana ini," ucapnya menjelaskan.
"Oke..Tapi aku masih perlu jaminan bahwa kau tidak akan menipuku," katanya.
"Apa yang kau inginkan nona?," tanyanya.
Feng May memandang keseluruh tubuh pemuda itu. Kemudian pandangan matanya berhenti pada sebuah kartu yang digunakan untuk menyimpan uang.
"Aku ingin kartu ini sebagai jaminan," katanya sambil menunjuk kartu dipinggang pemuda itu.
"Nona kau jangan bercanda," ucapnya.
"Aku ingin kartu penyimpanan uang mu berserta isinya," ucapnya.
Laki-laki itu memandang tidak percaya kearah Feng May.
"Tapi...,” belum selesai pemuda itu berucap,pedang yang ada ditangan Feng May langsung diarahkan ke leher pemuda itu,
"Ooo baiklah ambillah ini," ucapnya sambil menyodorkan kartu penyimpanan uang miliknya.
Feng May mengambil kartu itu dengan cepat. Kemudian ia berbalik dan melangkah menjauh dari tempat itu.
"Tunggu…," teriak pemuda itu.
Feng May berbalik dan menaikkan salah satu alisnya.
"Aku sudah memberikan kartuku lalu bagaimana dengan lencana ku?," tanyanya.
"Lencana ini ( Sambil mengangkat lencana keatas) kau berikan agar aku percaya bahwa kau akan menjaga rahasiaku yang akan merahasiakan kejadian ini," ucapnya.
"Dan ini ( sambil mengangkat kartu penyimpanan uang) untuk jaminan bahwa kau tidak akan menipuku dengan lencana yang belum bisa dibuktikan kebenarannya ini," katanya sambil menyimpan lencana dan kartu itu dipinggangnya.
Setelah selesai mengatakan hal tersebut, ia segera berbalik dan pergi meninggalkan pemuda tersebut yang masih terbengong-bengong.
"Akh... Sial. Aku kehilangan semua uang ku dan sekarang lencana ku juga dibawa oleh gadis itu," teriaknya frustasi.
"Tapi bagaimana bisa ia memiliki kepandaian dan kelicikan diusianya yang masih sangat muda itu," katanya sambil mengingat-ingat wajah Feng May.
"Sebaiknya aku kembali keistana sekarang," ucapnya sambil berlalu pergi.
Disisi lain……
Feng May telah sampai dikediaman miliknya. Ia tinggal dikediaman belakang keluarga Feng. Karena dianggap sebagai aib karena tidak dapat membangkitkan kekuatan jiwa dan berlatih kekuatan spiritual, jadi ia tidak termasuk kedalam anggota keluarga Feng.
"Hah apa ni apa ni?," ucapnya dengan syok melihat kediaman yang akan ia tempati.
"Ini disebut kediaman. Lalu yang seperti apa yang dikatakan gubuk. Dasar orang-orang sialan," katanya dengan kesal.
"Huhuhu aku sudah hidup mewah saat dikehidupan sebelumnya, dan sekarang aku jadi orang fakir. Sungguh malang nasib ku," katanya.
"Untung saja tadi aku merampok uang orang tadi," katanya dengan gembira saat ingat dengan kartu penyimpanan uang yang disimpannya.
Ia masuk kedalam halaman rumahnya.
"Sepertinya ada yang selalu membersihkannya," katanya sambil masuk kedalam rumah.
"Nona...," teriak seseorang dari arah belakang.
Feng May menoleh dan mendapati seorang wanita yang sudah tua dan juga bapak tua sedang menghampirinya.
Wanita tua itu memeluk tubuh kecil Feng May. Feng May diam saja, ia mencoba mengingat-ingat siapa mereka berdua.
"Ah iya aku ingat mereka adalah paman dan bibi Zou," gumamnya dalam hati.
Setelah ingat ia pun membalas pelukan dari bibi Zou.
"Nona bagaimana keadaan anda?. Apa anda terluka? coba bibi lihat," tanya bibi Zou sambil memutari tubuh kecil tersebut.
Feng May hanya diam saja, kemudian ia tersenyum kearah kedua orang tua itu.
"Paman dan bibi tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja," katanya sambil tersenyum.
"Nona sungguh anda baik-baik saja?. Jika ada yang terluka saya akan meminta obat untuk anda," kata paman Zou.
"Setiap pemilik asli tubuh ini terluka, paman Zou pasti akan meminta obat kepada tetua pertama keluarga Feng atau kepada kepala keluarga keluarga Feng. Dan ia akan terus berlutut sampai mereka memberikan obat untukku," gumam Feng May dalam hati.
"Paman dan bibi tenang saja. Aku baik-baik saja," ucapnya lagi sambil tersenyum manis kearah kedua orang tua tersebut.
"Omong-omong paman bibi kapan kak Jing akan kembali kekediaman Feng bersama dengan kakak Feng Gu?," tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Lusa mereka akan kembali kekediaman keluarga Feng bersama dengan tuan muda pertama, ke-2 dan nona ke-2," jawab paman Zou.
Feng May hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kepalanya.
"Paman dan bibi istirahatlah aku juga akan langsung istirahat," katanya.
"Iya baiklah. Jika ada apa-apa kau bisa memanggil paman dan bibi," kata paman Zou sambil menggandeng tangan bibi Zou untuk pergi dan membiarkan Feng May istirahat.
"Aku harus langsung berlatih dan segera meningkatkan kekuatanku," gumam Feng May sambil masuk kedalam kamarnya.
Feng May memusatkan konsentrasinya dan mencoba menerobos untuk segera masuk ke tingkat pertama level pendekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Anggrek violet
knpa bisa si feng may ga berlatih langsung maen terobos2,,,,
2022-10-18
0
Anonymous
sbentar thor msh bingung.bukannya dy gk ada kultivasi,n br dihidupkn kembali.kok udah th cr kultivasi,bkny kl kultivasiny macet/disegel/diracuni,diobati dl.ini langsung bs kultivasi🤔
2021-11-13
5
Nur Istiqomah
yoo,, langsung tau tentang elemen . padahal dari masa depan.
2021-07-08
2