Ke tiga manusia itu, kini tengah berkumpul di kamar Kevin, Raina dan Kevin sedang asik bermain game, sedangkan Ardan memilih tiduran di atas kasur. Dengan tiba tiba Ardin masuk ke dalam kamar langsung mengusir Ardan yang tengah rebahan itu.
"Eh, akhirnya mba pro player datang juga, kuy mabar" ajak Kevin seraya memainkan game.
"Ogah ah, males, capek, ngantuk, aku mau tidur saja" ucap Ardin malas.
"Kak, awas dong aku mau tidur nih, ngantuk berat" lanjut Ardin lagi.
"Udah PW(posisi wuenak) gak mau di ganggu" nada suara Ardan seperti anak kecil yang tak ingin mainan nya di rebut orang.
"Yaudah " bukannya bergeser pergi Ardin malah menjatuhkan badannya di samping Ardan
"Eh, bukannya pergi malah langsung tiduran aja" tampak sekali wajah Ardan kesal.
"Bagi bantalnya" langsung saja Ardin menarik bantal yang tengah di gunakan Ardan.
"Loh loh main rebut rebut aja sih, bocah " makin kesal sekali Ardan di buatnya.
"Berisik" malas mengoceh panjang lebar Ardin langsung terpejam. Ngantuk sekali rasanya apa lagi tadi bercerita banyak dengan Mama Ana dan Papa Salman di ruang Keluarga.
Diam diam Ardan memperhatikan wajah Ardin yang cantik natural, mulai dari bentuk wajahnya yang oval, alis yang lumayan tebal, bulu mata panjang walau tak lentik, hidung yang mancung, kulit bersih dan putih. Ahh sungguh sempurna maha karya Sang Tuhan. Ucap Ardan di dalam hati.
Karena terlalu fokus memperhatikan wajah Ardin yang berada tepat di samping nya, Ardan terpejerat mendengar ponsel berbunyi tanda ada panggilan masuk.
Tertera nama Putra sedang melakukan panggilan video call
"Apaan sih, Put, udah malam gini" Ardan asik mengomel.
"Ah sayang, aku merindukanmu" suaranya membuat siapa saja yang mendengar akan langsung muntah di saat itu juga.
"Jangan membuatku jijik ya" ingin sekali rasanya Ardan melemparkan benda keras ke kepala sahabatnya itu.
Hehehe maaf, jangan marah marah gitu dong" jawab Putra masih dengan suara mlehoynya.
"Kak Ardan kok bisa sih punya temen kaya gitu" sambung Raina di tengah tengah permainan game nya.
"Eh ada suara cewek tuh, wah jangan jangan kamu selingkuh ya beib" Wajah Putra berpura pura sedih. Bukannya terlihat lucu, Ardan malah semakin ilfel.
"Ehh gelo, itu temennya sih Kevin, nah lo kenapa gak datang di acara Mama Papa tadi, hayo lo" Ardan sedikit menyipitkan matanya.
"Ya maaf, sebagai dosen ganteng aku tuh selalu sibuk Ar, sorry" kali ini suaranya bener bener seperti laki laki sungguhhan.
"Eh tapi bentar, itu di sebelah siapa, kok ada cewek lagi, jangan.... "
Belum sempat Putra melanjutkan keburu di potong oleh Kevin.
"Itu juga temen ku Kak, cantik kan" ucap Kevin.
"*Y*a kamu benar, oh god betapa indah ciptaan mu, eh bukannya itu Ardin ya, dan kamu Kevin kenapa tidak memanggil saya dengan sebutan bapak" tanpa jeda Putra masih terus menyerocos.
"Iya itu memang Ardin, ada Raina juga, lagian aku udah alumni di sana Kak, jadi gak papa dong, samain manggil Kakak" jawab Kevin cengengesan. Sedangkan Raina hanya menjadi pendengar yang baik kala itu.
"Ya sudah ya, aku juga sudah terkena sihir nih, ngantuk banget" tanpa aba aba Ardan langsung saja mematikan sambungan video call tadi.
Tak selang beberapa lama, keduanya ikut ambruk juga, mereka tidur sudah seperti ayam tertabrak mobil, berantakan, tidur tidak tentu arah. Sesaat Mama Ana melihat hanya tersenyum melihat anak anaknya tengah tertidur pulas, damai sekali rasanya melihat pemandangan seperti itu. Walaupun kedua gadis itu bukanlah putri nya sendiri, namun sayangnya sama seperti ibu kandung. Ah mengharukan!.
Bersambung...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments