Author PoV
Ardin bukan anak tunggal melainkan anak bungsu, awalnya ia memiliki saudara perempuan, namun tuhan lebih sayang dengan sang kakak, kakak Ardin pergi lebih dulu di umurnya yang masih terbilang muda, 20 tahun, kakaknya meninggal akibat mengidap kanker hati sejak berusia 10 tahun, saat itu Ardin yang terbilang sudah cukup dewasa merasakan kepedihan yang mendalam, karena ada sang sahabat Ardin menjadi lebih baik sekarang.
Ardin memang terlahir dari keluarga yang terbilang kaya, usaha sang papa ada di mana mana, Tapi karena Ardin tipe anak yang Supel dan tidak sombong iya memiliki teman di mana mana, iya juga tidak menanggapi jika ada yang menjelek jelekan dirinya, ia hanya menganggap bahwa itu hanya suara kucing yang sedang kelaparan.
Raina PoV
"Gimana ada yang luka gak? " tanya ku kepada sahabatku yang selalu melakukan sesuatu tanpa hati hati.
"Ga ada sayang, aku udah sering kan jatuh kaya gini" jawab Ardin dengan santainya.
Aku sudah sering sekali mengatakan kepada sahabat ku ini kalau melakukan sesuatu harus hati hati, tapi bukan Ardin namanya kalau tidak bobrok.
Author PoV
Kedua sahabat itu melanjutkan jalannya ke arah parkir.
Untuk kali ini mereka bisa pulang bersama, karena kebetulan jam kelas mereka sama.
"Kita langsung pulang Ar? " tanya Raina kepada sahabatnya itu.
"Makan bakso di tempat kang Basro yu, udah lama nih ga makan di sana" ajak Ardin kepada Raina.
"Boleh juga tuh, kebetulan perut gue keroncongan" Raina memegang perutnya yang memegang sudah terasa lapar sejak Ardin jatuh di kelas tadi.
"Wah parah tu perut, bunyi nya udah kaya pake microfon kedengaran sampe kuping ku" jawab Ardin dengan kekehan kecilnya.
"Hahaha sial lo" Rania menjawab sambil memukul lengan Ardin pelan.
Wanita memang begitu, ada sesuatu yang lucu pasti tak luput dari yang namanya memukul, tangan yang kiri untuk menutup mulut dan yang kanan untuk memukul. Benar tidak?.
Perjalanan menuju warung bakso kang Basro memakan waktu sekitar 35 menit lumayan jauh dari kampus, Raina dan Ardin mengisi perjalanan dengan canda tawa. Mereka berdua bukan tipe cewek yang cuek melainkan tipe cewek yang humor.
Mereka berdua telah sampai di tempat bakso langganan mereka
"Kang pesen bakso seperti biasa ya 2" Raina segera menghapiri kang Basro
"Eh neng Raina, udah lama gak mampir ya, sama siapa nih? " sapa kang Basro dengan ramah.
"Iya Kang lagi sibuk untuk skripsi, itu sama Ardin" jawab Raina tak kalah ramah.
"Udah mau lulus aja ya neng" ucap kang Basro lagi.
"Hehehe doain aja Kang" jawab Raina masih dengan nada ramah.
"Duduk dulu neng, sebentar ya" kata kang Basro.
"Oke Kang" Raina mengacungkan dua jempolnya.
Tak lama berselang pesanan mereka berdua datang.
Kedua sahabat karib itu menikmati bakso favorit mereka, tak banyak yang berubah dari rasa bakso itu, suasananya juga masih sama ramai dengan pengunjung.
Terakhir mereka datang ke kedai bakso ini kira kira 4 bulan yang lalu, namun kang Basro selalu ingat dengan dua gadis cantik ini, gadis yang selalu ceria dan ramah saat datang berkunjung untuk makan bakso jualannya.
Selesai makan mereka berdua tak langsung pulang malinkan masih duduk di kedai bakso itu, walaupun tempatnya tidak sebagus suasana cafe, tapi ntah kenapa tempat itu membuat kedua gadis itu merasa nyaman saat sedang berkunjung.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments