Bab 6

Sudah hampir satu jam rasanya Kevin menghilang. Katanya mencari makanan tapi sampai sekarang belum kembali, mungkin nyasar itulah yang ada di fikiran kedua gadis itu. Tak lama mereka berfirasat buruk badboy itupun muncul dengan setumpuk berbagai macam makanan di depannya hingga iya susah berjalan dan tergopoh gopoh.

"Astaga kutu rebon, kamu beneran nyari sebanyak ini? Nemu di mana hah? " pertanyaan penuh intimidasi itu terlotar dari mulut Ardin.

"Atau jangan jangan lu jadi pungli makanan ya? " Raina ikut ikutan mengintimidasi.

"Nah begini, contohnya temen yang harusnya berada di laut bukan di darat, contoh teman buruk ya seperti ini" Kevin tampak kesal dengan tuduhan intimidasi kedua sahabatnya itu.

Kedua wanita itu masih tidak mengerti dan semakin menautkan alis mereka.

"Jadi tadi itu gue mau beli, terus karena ketampanan gue, ibu ibu pada berebut mau kasih gue makanan. Yaudah deh gue terima aja dari pada mubazir kan sayang" Kevin mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

"Cih, jual tampang" Raina segera meledak badboy itu.

"Hahaha" seketika tawa ku pecah "kerja anda cukup hebat tuan" Ardin ikut meledek dan mengacungkan kedua jempol nya.

Sedangkan yang di ledek hanya melirik dan menikmati makanan yang sedang di pegangnya. Setelah makanan habis mereka pulang ke rumah masing masing.

Ardin PoV

Aku kadang merasa heran dengan kedua sahabatku, terutama badboy Kevin, dia anak yang nakal, tapi kalau sudah bergabung dengan Aku dan Raina, dia akan berubah menjadi cowok gemulai, cowok lembek, sedikit sedikit ngambek, ada sifat cutenya di balik badboynya.

Aku tahu Kevin bukan benar benar lelaki badboy hanya kadang memang.

Kami bertiga terlahir dari keluarga yang terbilang keluarga yang berada, namun kami selalu merasa seperti orang yang sederhana, karena kami tau kekayaan itu milik orang tua kami bukan milik kami.

Author PoV

Pagi harinya tubuhnya Raina menggigil dia merasa tubuhnya panas, kepalanya sedikit pusing, tangannya banyak mengeluarkan keringat, peluh peluh bening mengalir deras di jidatnya.

Raina mencoba bangun mengambil ponselnya di nakas, dia memencet nomor telfon Ardin.

"hallo Ar, lo di mana sekarang? " tanya Raina dengan nada lemah.

"Eh, kamu kenapa Ra? Kamu baik baik aja kan, Ra?".

"Iya gue gak papa kok..... Belum sempat Raina menjelaskan keburu di potong Ardin.

"Gak papa gimana, suara kamu lemah banget gitu Ra, kamu sakit ya?".

"Kamu ada salah makan yaa? ".

"Atau kurang tidur?".

"Kurang banyak minum air putih? ".

"Aduh Ra, kan aku udah sering bilang sama kamu, harus pandai jaga kesehatan".

"Makanya dengerin gue sampai selesai bicara dulu Ar, main nyerocos aja" timpal Raina sedikit tertawa.

"*K*amu ih, buat orang khawatir tau".

Ardin sedikit kesal, terdengar jelas jadi suaranya.

"Iya gue lagi sakit, Ardin sayang, gue mau bilang sama lo, kalau gue gak bisa jemput kaya biasa, dan juga sampaikan sama dosen gue ga hadir" akhirnya Raina bisa menjelaskan dengan khidmat.

"*O*ke, cepat sembuh ya baby ku, nanti selesai kuliah aku ajak Kevin jenguk, yaudah istirahat ya. Jangan lupa minum obat" begitulah celetuk perhatiannya Ardin dengan Raina

Ardin mengakhiri sambungan telfonnya.

Ardin PoV

Aku terkejud saat mengangkat telfon dari sahabat ku suaranya terdengar begitu lemah, aku panik seketika. Aku terus menghujani begitu banyak pertanyaan karena sangking paniknya, sehingga Raina sulit untuk menjawab pertanyaan ku yang begitu banyak.

Bersambung............

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!